Yi
Soo menuju Gangneung menggunakan mobil Do Jin. Di tengah jalan ia
melihat seorang pemuda meminta tumpangan, yah itu Collin. Yi Soo
menghentikan laju mobilnya.
Yi Soo bertanya apa Collin murid SMA. Colin mengangguk. Yi Soo tanya lagi apa Collin kabur dari rumah. Collin menjawab liburan.
Yi
Soo ingin tahu Collin mau kemana, ia mengatakankalau ia seorang guru
SMA dan mengaku kalau baru saja ia mencuri mobil ini. Apa itu tak
apa-apa kalau ia memberikan tumpangan untuk Collin.
Collin : “Aku kaki tangan yang baik. Tapi kau tak punya senjata kan?”
Kita ke lapangan baseball.
Tae
San akkhirnya tahu kalau semua berangkat menumpang mobilnya Yoon
kecuali Yi Soo. Yoon berpendapat kalau Do Jin melakukan semua ini
kemungkinan karena dia memang serius dengan Yi Soo. Tae San juga
berfikiran demikian tapi ia tak tahu kenapa ia merasa tak nyaman dengan
semua ini. (wohoho)
Se
Ra menghubungi Tae San menanyakan keberadaan Tae San. Tae San berkata
kalau ia sedang berada di lapangan baseball dan bertanya dimana Se Ra.
Se Ra mengatakan kalau ia berada di arena golf. Ia memberi tahu kalau Yi
Soo mengatakan padanya akan pergi ke Gangneung untuk pertandingan
baseball, “Apa kau disana?”
Tae San : “Apa Yi Soo melakukan
pertandingan? Apa dia ke Gangneung? Kalau Yi Soo pergi ke pertandingan
maka aku tertangkap tangan. Aku saat ini sedang memegang ponsel dengan
kedua tanganku.”
“Im Tae San apa kau pemain baseball?” tanya Se Ra karena Tae San selalu mengedepankan baseball.
Tae San berkata kalau ia seorang
insinyur. Se Ra ngomel-ngomel karena Tae San selalu bermain baseball
tiap akhir pekan. Tapi Tae San berjanji kalau minggu depan ia tak akan
melakukannya.
Tae San : “Kalau dua minggu
berturut-turut apa itu masih insinyur namanya, itu sudah jadi pemain
baseball. Minggu depan baiknya kita melakukan apa? Apa ciuman? Apa
sentuhan kulit?” hahaha. (maksudnya kalau Tae San bermain baseball
dua minggu berturut-turut barulah ia disebut sebagai pemain baseball dan
ia berjanji minggu depan akan kencan dengan Se Ra)
Se Ra kesal dan mematikan
teleponnya. Tae San bergumam kenapa ia menyinggung masalah ciuman. Apa
ia terlalu egois. (Wakakaka....) Yoon membenarkan karena pada umumnya
setelah sentuhan kulit datanglah ciuman.
“Panampilanku bagaimana?” seru Meari bergaya chiliders.
Yoon merbisik pelan ke Tae San kalau Meari juga salah satu kreasinya Do Jin.
“Kakak
semangat!” teriak Meari jingkrak-jingrak menari ala chiliders. Yoon dan
Tae San ke pinggir lapangan menutupi wajahnya menahan malu. Meari terus
menari-nari jejingkrakan. Hahaha....
Do Jin sampai di Gangneung dan mendelik marah pada Yi Soo karena membawa mobilnya, ia tanya dimana mobilnya.
Yi Soo akan memberi tahu dimana
mobil Do Jin tapi dengan syarat. Jangan ungkit-ungkit lagi soal
kesalahan-kesalahannya bersama Do Jin, termasuk insiden yang sudah tak
ia ingat. (padahal Yi Soo kan ingat) Yi Soo menyerahkan kunci mobil
milik Do Jin.
Salah satu anak buah Do Jin meminta Yi Soo segera ke lapangan kalau sudah siap. Tapi ia terkejut melihat presdirnya ada disana.
“Aku mencintaimu Presdir.”
serunya sambil memperagakan tanda love hahaha. Ini ia lakukan karena itu
hukuman untuk kesalahan yang dibuatnya dalam pekerjaan.
Do
Jin memberi tahu Yi Soo kalau setiap ia bertatapan mata bawahannya
harus menunjukan kekaguman padanya. Ia pun memperagakan lagi menatap
anak buahnya.
“Kau benar-benar tampan presdir.” sahut anak buah Do Jin sambil memberikan jempol untuk Do Jin hahahaha.
Yi Soo tak menyangka akan senorak ini.
Do Jin kembali menatap Yi Soo,
“Tapi kapan kau akan melakukan sesuatu yang pantas untuk menerima
hukuman seperti ini? Dimana mobilku?”
Mobil
Kim Do Jin ada di ujung dermaga di tepi laut. Lha kok di parkir disitu
ya haha. Do Jin melongo melihat mobil kesayangannya ada disana. Ia
bergegas lari melihat kondisinya apa ada yang penyok atau tergores.
Do Jin berputar-putar mengelilingi mobilnya untuk memastikan tak ada kerusakan atau goresan apapun.
Ia
membukan pintu mobilnya dan ugghhh.... bau tak sedap menyeruak menusuk
hidungnya. Disana tergantung cumi-cumi kering, “Betty!” sebutnya...
wakakakak...
Arghhh.... Do Jin berteriak kencang kesal karena ada benda yang membuat si Betty, mobil kesayangannya jadi berbau tak sedap.
Do
Jin membawa cumi-cumi kering itu ke kamar Yi Soo. Ia memasukkannya ke
tas pakaian Yi Soo. Tak sampai disitu ia ingin agar pakaian yang ada di
tas Yi Soo semuanya beraroma cumi-cumi kering. Ia melihat sekeliling
mencari tempat yang kira-kira bisa membuat aroma itu tersebar.
Do
Jin membuka tirai jendela dan membiarkan tas Yi Soo terkena sinar
matahari agar aroma cumi-cumi itu menempel di semua pakaian Yi Soo. Do
Jin menyeringai puas.
Ok sekarang saatnya pertandingan baseball.
Yoon
jadi pelempar pertama. Bola berhasil dipukul lawan dan dengan tangkas
Tae San berhasil menangkapnya. Do Jin tersenyum melihat penampilan sang
wasit alias Seo Yi Soo. Ia sendiri tak ikut bermain.
Meari
dipinggir lapangan terus berteriak-teriak histeris menyemangati dan
menari-nari. Sampai-sampai Yoon tak tahan mendengar teriakannya hingga
terpeleset. Tae San menduga adiknya sudah gila haha. Tapi Meari tak
peduli ia terus berteriak menyemangati Yoon.
Dan bakkkk Tae San melakukan pukulan homerun... Blue Cat menang. Pertandingan usai.
“Oppa....” Meari berteriak berlari ke arah Yoon. Tepat saat itu Tae San melempar bola ke arah Yoon.
Tapi bola terlalu tinggi Yoon tak bisa menangkapnya.. dan pong... bola mengenai wajah Meari wakakaka... kasihan Meari.
Meari tergelatak di lapangan. Semua berlari ke tengah lapangan melihat kondisi Meari.
Perlahan
Meari membuka matanya dan terbangun terbelalak kaget. Tae San
mencemaskan adiknya ia melihat wajah Meari dan bertanya apa Meari
baik-baik saja, dimana yang terkena. Mata Meari lebam, ia mendelik ke
arah kakaknya, marah.
“Apa kau baik-baik saja? Apa kau bisa melihatku?” tanya Yoon ikut cemas.
“Aku
tak baik.” sahut Meari tersenyum manis menatap Yoon. Ia merebahkan
badannya perlahan ke tanah, “Sepertinya kau harus menggunakan ketulusan
dan cintamu perlahan-lahan untuk membantuku sembuh.”
“Kau bisa lihat ini? Berapa ini?” tanya Tae San menunjukkan jemarinya.
“Aku tak bisa melihat... Kak Yoon.” sahut Meari pelan nan manja sambil tersenyum.
Tae
San akan membawa Meari pulang. Yoon menyarankan lebih baik ke rumah
sakit dulu untuk memeriksakan mata yang terkena bola. Tapi Meari menolak
pergi dengan kakaknya, ia ingin pergi dengan Yoon.
Meari : “Pengacara Choi, aku ingin mengajukan gugatan. Kita bicarakan sambil jalan ke rumah.”
Do
Jin setuju biarkan Yoon yang mengantar Meari, Tae San tinggal sebentar
dan mengurus masalah disini. Yi Soo menawarkan kalau Tae San khawatir ia
bisa ikut pergi bersama Meari dan Yoon.
“Apa yang kau lakukan guru, tak
akan ada yang terjadi. Tapi syukurlah aku terluka.” sahut Meari tak
ingin ada yang mengganggu dirinya berdua dengan Yoon. Yi Soo mengerti
dan meminta keduanya pergi lebih dulu. Meari menitipkan tasnya pada Yi
Soo dan segera masuk ke mobil Yoon.
Tae San minta maaf karena sudah merepotkan Yoon. Yoon tak masalah dan akan menghubungi Tae San nanti.
Anggota tim Blue Cat yang lain
mencemaskan Meari. Tae San berkata kalau adiknya tak apa-apa, dia tak
akan meninggal. Ia meminta anak buahnya menuju tempat istirahat dan
membolehkan yang ingin mandi silakan, yang mau makan juga boleh.
Yi
Soo ke kamarnya akan berganti pakaian. Ketika ia membuka tasnya bau tak
sedap pun keluar dari dalam tasnya. Ia terkejut melihat cumi-cumi
kering bersarang di dalam tasnya. Ia berteriak keras, arghhhhhh.....
Tim
Blue Cat yang tengah makan pun kaget. Tae San tahu kalau teriakan itu
berasal dari kamar Yi Soo, ia akan melihatnya tapi Do Jin melarang dan
berkata kalau Yi Soo memanggilnya. Teriakan itu kode rahasia antara
dirinya dengan Yi Soo.
Yi
Soo mencium semua pakaiannya. Ia mendesis kesal karena semuanya bau. Do
Jin mengetuk pintu kamar Yi Soo dan masuk dengan santainya. Yi Soo
kesal dan membanting bajunya. Ia bertolak pinggang, “Saat ini apa kau
memancing pertengkaran denganku?”
Do Jin : “Kau yang memancingku lebih dulu bagaimana cumi-cuminya?”
Yi Soo berkata kalau ia sudah menghancurkannya berkeping-keping. Do Jin melihat di lantai ada potongan cumi-cumi kering.
Yi
Soo sungguh kesal pria seperti apa Do Jin ini. Saat ia memberikan kunci
mobil bukankah sudah setuju untuk tak mengungkit masa lalu lagi. Do Jin
bertanya apa yang membuat Yi Soo berfikiran kalau ia menyetujui
perjanjian itu.
Yi Soo berkata itu karena Do Jin seorang pria lebih tepatnya pria terhormat.
Do Jin : “Apa aku terlihat seperti pria terhormat di matamu? Aku sungguh minta maaf, aku bukan pria terhormat.”
Yi Soo mendesah kesal, “Kenapa? Apa kau tak bersikap terlalu kritis pada dirimu sendiri? Kau akan... menempati janjimu kan?”
Do Jin : “Kau benar-benar bodoh. Kau juga payah terhadap kejelian pria.”
Yi Soo tak paham.
Do Jin berkata apa pria yang berdiri
di hadapan Yi Soo sekarang menurut Yi Soo apa dia tidak lebih baik
daripada pria di jalanan. Khususnya pada wanita yang menyembunyikan
perasaan hatinya dengan pernyataan palsu. Bukannya menangani ini dengan
benar malah wanita ini membuat situasi menjadi lebih sulit. “Bagaimana
bisa dari mencuri pulpen langsung mencuri mobil? Seo Yi Soo kau
perampok.”
Yi
Soo beralasan waktu pertandingannya sangat mendesak. Kemudian ia
tersadar dengan ucapannya dan menantang, “Jadi apa yang kau inginkan?”
Do Jin : “Kau lihat kan yang dilakukan pegawaiku tadi?”
Yi Soo : “Pegawaimu?” (kalau seseorang melakukan kesalahan harus terang-terangan memuji haha)
Yi Soo jelas tak mau melakukan hal yang norak kayak gitu.
Do
Jin : “Lain kali saat aku meneriakkan ‘Seo Yi Soo’ tak menghiraukan
kapan, dimana, apa dan kenapa kau harus memujiku. Kau harus menggunakan
kata-kata sanjungan.”
Yi Soo bertanya bagaimana kalau ia tak melakukannnya apa Do Jin akan mengatakan semuanya pada Tae San.
Yoon
mengantar Meari pulang. Meari melihat matanya lewat kaca mobil. Ia
menilai kalau memar di matanya akan butuh waktu berminggu-minggu untuk
sembuh dan juga harus membutuhkan waktu yang lama agar ia bisa
mendapatkan uang perdamaian. “Mulai sekarang aku adalah klienmu. Dan
kakak adalah pengacaraku.”
“Apa
kita tersesat?” tanya Yoon sambil melihat jalanan di depannya. Meari
melihat kalau jalanan yang mereka lalui benar menuju Seoul.
“Tak
ada pendarahan, penglihatan baik. Aku rasa kau tak butuh pengacara tapi
sebutir telur.” Ujar Yoon tahu kalau mata Meari tak apa-apa.
Meari
merengut dan pura pura merasakan sakit di matanya, “Aku harus
bagaimana? Mataku bengkak dan sakit. Mataku jadi hitam. Rasanya seperti
mau loncat keluar.” Meari akan berbaring sebentar. Yoon tersenyum-senyum
ia tahu kalau Meari hanya berbohong.
Meari
berbaring di dalam mobil. Karena ia mengenakan rok mini pahanya pun
terlihat. Yoon melihatnya, ia gugup dan mengalihkan pandangan ke depan.
Sambil
terus menyetir Yoon mengambil jaket dan menutupkannya pada kaki Meari.
Meari tersenyum senang atas perhatian Yoon. Tapi Meari menariknya dan
kembali terlihat kaki mulusnya dan itu kembali membuat Yoon gugup tak
tenang. (gimanapun yang namanya naluri lelaki ya gitu segimanapun alim
orangnya hahaha)
Tim
Blue Cat harus pulang. Mereka semua terkejut dan terkesima dengan
pakaian yang dikenakan Yi Soo. Yi Soo memakai baju Meari lengkap dengan
rok mininya. Wahaha mata Do Jin pun tak berkedip.
Yi Soo berusaha menurunkan rok
yang sudah tak bisa lagi turun karena ukurannya segitu. Ia merasa tak
nyaman apalagi tatapan mata pria-pria ini membuatnya kikuk.
Yi
Soo menyerahkan tas milik Meari pada Tae San. Tae San tersenyum dan
bertanya apa baju yang dipakai Yi Soo itu punya Meari. Yi Soo
membenarkan dan mengatakan kalau tadi sudah terajadi sedikit kecelakaan.
Tae San tak menyangka kalau Yi soo memiliki sisi lain seperti ini (sisi
feminim haha)
Tae
San menyarankan lebih baik Yi Soo pulang dengan Do Jin karena ia harus
menemui Se Ra. Yi Soo menolak ia ingin ikut dengan Tae San. Do Jin
menyela bukankah Yi Soo bilang ingin pulang ke rumah. Bukankah Yi Soo
bilang mereka berdua akan tinggal disini dulu. Yi Soo kaget kapan ia
mengatakan itu.
Do Jin minta Yi Soo jangan malu.
Tae San juga pasti mengerti. Bukankah Yi Soo bilang karena sudah
jauh-jauh datang ke sini Yi Soo ingin mencoba Sashimi dulu. Karena
itulah ia mengatakannya ia setuju makan Shasimi dulu. Do Jin mendelik ke
arah Yi Soo. Tae San mengerti, ia akan kembali lagi nanti.
Melihat Do Jin menyebut nama dan
mendelik padanya Yi Soo harus menjawab dengan ungkapan sanjungan seperti
anak buah Do Jin. Tapi ia bingung harus mengatakannya bagaimana, kalau
ia tak mengungkapkan sanjungan Do Jin akan mengatakan semuanya pada Tae
San.
Akhirnya
Yi Soo berbisik ke telinga Do Jin. ‘Kepandaian Kim Do Jin sudah diakui
tanpa pengecualian’ itulah ungkapan sanjungan Yi Soo untuk Do Jin. Do
Jin tersenyum mengangguk-angguk.
Do Jin berseru kalau Yi Soo masih sangat pemalu.
Tae San : “Sejujurnya aku bisa
mendengarnya. ‘Aku akan membelikanmu ayam’ apa dia mengatakan itu? (haha
Do Jin paling ga suka sama ayam bahkan orang yang bershio ayam pun tak
mau didekatinya hahaha)
Do Jin akan mengatakannya keras-keras tapi ia menilai Yi Soo masih malu-malu. Ia berkata kalau Yi Soo bahkan memujinya.
Do
Jin menarik Yi Soo pergi. Seperti kejadian baju rajutan Yi Soo yang
terurai, kali ini pun Do Jin berjalan di belakang Yi Soo menutupi rok
mini yang Yi Soo kenakan.
Anggota
tim Blue Cat yang juga pegawai Do Jin berseru kalau Yi Soo tampak
berbeda, cantik dan keren. Tae San memarahi mereka dan berkata Yi Soo
lebih cantik kalau dilihat dari depan, ini juga mengejutkannya.
Bagaimana bisa mereka terlihat begitu serasi? Gumamnya.
“Hati-hati dengan pria tengik itu Yi Soo!” teriak Tae San.
Do
Jin mengajak Yi Soo makan di warung makan di tepi laut. Tapi Yi Soo
diam saja tak makan. Yi Soo menanyakan apa benar hanya karena Sashimi
alasan Do Jin hingga membuatnya tetap tinggal.
(karena saya belum pernah
nyobain makanan jepang sempet mikir apa bedanya sashimi dengan sushi,
kan sama2 daging mentah. Setelah googling ternyata kalau sashimi itu
makan daging dicocol pake sausnya n kalau shushi pake sekepal nasi
haha.. maklum belum pernah makan daging mentah)
Do Jin : “Bagaimana mungkin seperti itu?”
Yi Soo : “Lalu apa?”
Do Jin : “Apa kau belum pernah jatuh cinta sebelumnya?”
Yi Soo tertawa dan mengatakan kalau ia
itu dianggap sebagai anak jenius, teritama jenius dalam cinta. Kini
giliran Do Jin yang tertawa dan berkata seharusnya Yi Soo tahu alasan
seorang pria menahan seorang wanita di pantai yang jauh dan asing. Yi
Soo mengeraskan suaranya itulah kenapa ia bertanya, sebenarnya apa
alasan Do Jin.
Do
Jin menilai Yi Soo sangat memalukan kalau tak mengetahui maksud dari
situasi seperti ini apalagi diusia Yi Soo yang sekarang. Do Jin ingin Yi
Soo yang mengemudi ketika pulang ke Seoul nanti. Yi Soo mendesah, Do
Jin bergumam kelihatannya Yi Soo kecewa dengan permintaannya. Apa Yi Soo
menginginkan sesuatu yang lain.
Yi
Soo mendelik, Do Jin seakan tahu apa yang akan dilakukan Yi Soo. Ya, Yi
Soo menolak mengemudi. Keduanya bersamaan mengambil minuman. Do Jin
mengira Yi Soo akan mengambil gelas soju tapi ia salah Yi Soo mengambil
sebotol soju yang ada di dekat Do Jin. Yi Soo tersenyum seolah menang
dan mengambil sojunya. Ia langsung meneguknya. Yi Soo ingin membuat
dirinya mabuk.
Do
Jin : “Apa kau sungguh ingin tidur disini bersamaku? Aku sih siap-siap
saja.” (kalau mabuk berarti kan ga pulang otomatis menginap disana
hahaha)
Yi Soo jelas tak mau itu terjadi
ia mengeluarkan lagi soju yang diminumnya. Do Jin jijik melihatnya
(huek jorok ah masa yang udah diminum dikeluarin lagi di botolnya)
Keduanya
berdiri di tepi pantai. Do Jin ingin tahu sebagai seorang wanita kenapa
Yi Soo tak menentukan pandangan untuk jangka waktu panjang. Belum
sempat Yi Soo menjawab angin pantai menyingkap rok-nya, ia pun berusaha
keras menahannya.
Do Jin tersenyum menatap Yi Soo yang sibuk melindungi rok-nya, “Masalah wanita ini selalu ada di bagian bawah pakaiannya!”
Yi Soo cukup kesulitan membuat agar rok-nya tak tersingkap karena angin.
Do
Jin melepas jaket miliknya dan memakaikannya untuk menutupi rok Yi Soo
yang tersingkap karena angin. Yi Soo cukup terkejut atas apa yang
dilakukan Do Jin padanya. Yi Soo terdiam terpaku.
“Terima
kasih, kau baik sekali!” Do Jin mengucapkan kalimat yang seharusnya
diucapkan Yi Soo. Yi Soo tertawa mendengarnya dan berujar kalau Do Jin
ternyata cukup gigih juga.
Yi Soo : “Walaupun aku masih merasa kalau kita berdua sama-sama bersalah tapi bagaimanapun... terima kasih.”
Do Jin : “Pengakuan yang cukup mengagumkan!”
(apa Yi Soo mengatakan kalau ia mengingat kejadian hari ketika rok-nya terurai)
Do Jin tiba-tiba menanyakan kenapa Yi Soo menjadi seorang wasit baseball. Mengajar anak-anak saja sudah cukup melelahkan.
Yi Soo menjelaskan kalau
disamping mengajar anak-anak, ia sangat mencintai baseball. “Dan aku
juga menyukai pemain baseball, Im Tae San!”
Yi
Soo minta maaf karena sudah membuat Do Jin merasa tak nyaman karena
ungkapan perasaannya. Ia berharap Do Jin mengerti kalau sekarang dirinya
bahkan sudah kehilangan kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
Do Jin terdiam tak menyahut apapun. Keduanya menikmati pemandangan laut bersama.
(adegan ini diiringin lagu Big Baby Driver-You Are Everywhere romantis deh)
Musim
semi bunga-bunga bermekaran. Do Jin mencari inspirasi untuk
rancangannya, ia memotret semua hal yang dilaluinya. Do Jin harus
merenovasi sebuah toko roti. Ia mengatakan kalau ia akan menjadwalkan
pekerjaan konstriksinya minggu depan. Si pemilik toko bertanya berapa
usia Do Jin. Do Jin tersenyum dan menjawab kalau usianya 41 tahun.
Do
Jin menyusuri jalanan yang sama ketika mambantu rok Yi Soo yang
terurai. Ia berhenti disalah satu penjual aksesoris. Ia tersenyum
mengingat kejadian itu dan memandang taplak mejanya.
“Sebagai orang yang berusia 41
tahun, jawaban ini adalah saat kau tak membiarkan dirimu dirugikan dan
dipatahkan hatinya lagi. Sekarang sudah bulan Maret, dimana bunga-bunga
musim semi bermekaran. Ini adalah musim yang paling cocok untuk pria
berbunga-bunga sepertiku. Meskipun beberapa wanita mungkin akan tertawa
akan hal ini.”
Tahun ajaran baru pun dimulai.
Yi
Soo menuliskan namanya dipapan tulis. Yi Soo tahu kalau semua murid di
kelas itu sudah mengenalnya sebagai dewi etika. Semua bersorak senang.
Yi
Soo melihat disana ada Kim Dong Hyub, si murid bengal yang tersenyum
padanya. Ia hanya bisa mendesah tahun sekarang ia harus kembali bertatap
muka dengan Dong Hyub lagi.
Di
jam istirahat sekolah Kim Dong Hyub CS asyik bercanda. Kemudian mereka
berempat mendengar keluhan beberapa murid yang tak suka dengan mata
pelajaran Yi Soo.
“Dewi
apanya? Ini sungguh buang-buang waktu. Ini bukan bahasa China, Inggris
atau Matematika. Dia hanya seorang guru BP. Pelajaran BP bahkan tak
masuk dalam ujian perguruan tinggi. Apa gunanya mengikuti kelasnya.”
Dong Hyub mendengarnya dan
meminta temannya untuk diam. Ia mendatangi mereka. Mereka sepertinya
takut dengan Dong Hyub CS dan gemetaran ketika berhadapan dengan Dong
Hyub.
“Maaf tapi apa boleh kau ulang apa yang baru saja kau katakan tadi?” Pinta Dong Hyub.
“Apa yang kukatakan?” kata si murid berkacamata gemetaran.
“Apa
kau tak mau? Kau bahkan tak bisa melakukannya untuk temanmu?
Mengecewakan sekali.” Dong Hyub menendang kaki si murid berkacamata
hingga meringis kesakitan. Ia bahkan mengeluarkan umpatannya. (yang dari
sananya udah disensor)
Dong
Hyub mengatakan kalau ini kekerasan yang paling umum terjadi di
sekolah-sekolah di Korea dan lain kali ia akan menunjukan yang versi
Chinanya, “Jadi jangan meremehkan dia.” (Guru Seo)
Si murid berkaca mata mengangguk mengerti sambil memegangi kakinya yang sakit.
Lee
Jung Rok meninjau kafenya. Ia bertanya pada anak buahnya apa semua
berjalan lancar. Anak buahnya melaporkan kalau tak ada masalah dengan
kafe tapi sepertinya ada masalah dengan Jung Rok.
Jung Rok : “Aku? Kenapa?”
“Sebelumnya nyonya datang dan mengambil tagihan kartu kredit.”
Jung Rok kaget, ia marah kenapa
baru mengatakan padanya sekarang. Memangnya ia menggaji pegawainya hanya
untuk menjual kopi saja. Ia tanya sudah berapa lama istrinya pergi dan
pergi kemana dia.
Jung
Rok menemui istrinya di tempat fitnes. Ia membawa bunga untuk istrinya.
Ia melihat istrinya tengah bersama seorang pria, pelatih fitnes.
Jung Rok memandang kesal dan
memarahi si pelatih fitnes agar menjaga jarak dengan istrinya. Min Suk
mengenalkan kalau pria ini orang yang berbagi daftar keluarga dengannya.
“Kakak apa kau sudah menikah?” tanya pelatih fitnes.
“Jangan khawatir. Aku rasa kami akan segera memeiliki kartu keluarga yang berbeda.” sahut Min Suk.
Jung Rok : “Sayang, bagaimana bisa kau mengatakan lelucon yang mengerikan begitu. Apalagi didepan pria asing?”
Min Suk : “Kalau kau datang karena masalah tagihan kartu kredit, maka katakan padaku alasan yang sudah kau siapkan.”
Jung Rok pura-pura tak mengerti,
“Tagihan karu kredit? Oh jadi kau yang mengambilnya.” Ia mencubit manja
pipi istrinya tapi Min Suk menepis tangan suaminya dan menanyakan
mengenai kimbab seharga 2 juta won. Apa suaminya sedang mengelola bisnis
kimbab.
Jung Rok gelagapan, “Kau bicara
apa? Itu apa?” ia pun memlimpahkan alasan ke tim Baseball Tae San, Blue
Cat. Ia mengatakan kalau ia membelikan mereka semua makan siang dan
mereka makan sangat banyak.
Min Suk membenarkan mereka
memang makan sangat banyak. Masing-masing dari mereka makan kimbab 1000
won sebanyak 165ribu won. Jung Rok terkejut dan menjatuhkan bunganya.
Si pelatih fitnes ikut menyahut
kalau sekarang-sekarang ini banyak klub malam atau tempat semacamnya
yang akan menggunakan nama toko lain di kwitansi bukti pembayaran
mereka. Jung Rok membentakn dan meminta jangan ikut campur.
Min Suk : “Apa kau ingin pergi ke surga? Apa kau ingin kukirim kesana sekarang?”
“Tidak.”
kata Jung Rok. Ia ingat istrinya menyukai bunga. Ia memberikan bunga
yang dibawanya. Min Suk mendelik diam. Jung Rok bersikap semanis
mungkin.
“Pergilah ke surga dan berikan pada bidadari. Bukankah bidadari itu wanita?” Min Suk tak mempedulikannya.
Jung Rok mengejar istrinya, “Yobo, honey, kekasihku, Min Suk Noona!”
Yi
Soo ke toko buku. Ia mengambil buku tentang benang merah. Disana juga
ada majalah arsitek yang covernya Kim Do Jin. Ia pun membeli dan
membacanya.
Yi Soo membaca majalah arsitek yang
dibelinya di sebuah restouran sambil menunggu Se Ra. Artikel yang ia
baca tentu saja wawancara Kim Do Jin.
‘Pandangan arsitek Kim Do Jin terhadap arsitektur modern Korea’

“Apa alasannya kau memutuskan untuk menjdsi seorang arsitek?” Yi Soo membaca pertanyaan yang ada di artikel wawancara.
Ia pun membaca jawaban Kim Do
Jin, “Karena selama tahun 90-an usia kapitalisme... orang tuaku ingin
aku menjadi seorang yang profesional. Aku berusaha keras bahwa seorang
arsitek juga merupakan pekerjaan profesional.”
Kemudian terdengar suara Kim Do
Jin, bukan hanya suara Kim Do Jin juga seolah sedang duduk di sebelah Yi
Soo menjawab pertanyaan itu bersamaan dengan yang dibaca Yi Soo.
“Jadi dengan membawa semangat
generasi-X aku memilih menjadi arsitek, itu pendapat resmiku. Sebenarnya
aku hanya memilih bedasarkan ujian masukku.”
Pertanyaan, “Apa ada sebuah arsitek gedung yang ingin kau lihat sebelum meninggal?”
Kim Do Jin : “Kenapa aku harus melihat sebuah arsitek gedung sebelum meninggal? Waktu itu sangat berharga.”
Pertanyaan : “Lalu kau ingin melihat apa? Apa wajah istrimu yang tercinta?”
Kim Do Jin : “Aku seorang penganut lajang.”
Pertanyaan : “Itu sangat tak terduga apa ada alasan khusus?”
Kim
Do Jin : “Rasanya aku tidak akan bisa hidup dengan seorang wanita
seumur hidupku. Aku rasa aku juga tidak bisa hanya mencintai satu
wanita. Aku tidak ingin berbagi uang yang kuhasilkan dengan seorang
istri atau anak.”
Setelah Presidr Kim Do Jin menyelesaikan wawancaranya dia menambahkan komentar.
“Tolong pindahkan itu untukku,” uca Kim Do Jin sambil menunjuk sesuatu.
Yi
Soo tertawa membacanya ia menilai kalau Do Jin itu pria yang jujur tapi
ada apa dengan pria ini ia merasa seperti mendengar suara Do Jin ketika
membaca artikelnya. Suara klakson mobil Se Ra membuyarkan bacaannya. Ia
pun pulang bersama Se Ra.
Di
dalam mobil Se Ra menyebut Yi Soo wanita yang malang. Ia mengerti kalau
tak ada pria yang mengantar Yi Soo pulang, tapi bagaimana bisa bahkan
pria untuk menemani Yi Soo minum kopi saja tak ada. “Apa kau dan Do Jin
bener-benar sudah selesai?”
Yi Soo berkata kalau ia tak ada
hubungan apa-apa dengan Do Jin. Se Ra menyarankan kalau lebih baik Yi
Soo berkencan saja dengan Yoon. Walaupun Yoon sudah pernah menikah tapi
nilai jualnya tinggi dan tampan. Tapi jujur menurutnya Yoon terlalu baik
untuk Yi Soo. Dia bahkan seorang pengacara.
Se Ra kembali menyarankan bagaimana
kalau Yi Soo pergi saja kencan buta. Ia mengenal seorang senior yang
baik di tim golfnya. Tapi Yi Soo tak mau. Se Ra menebak apa ini karena
pria 20 detik yang Yi Soo sebut sebelumnya. Yi Soo diam sejenak kemudian
berkata bukan karena pria itu. Se Ra penasaran siapa dia. Apa dia
seseorang yang ia kenal. Yi Soo akhirnya setuju untuk pergi kencan buta.
Se Ra tak menyangka Yi Soo akan setuju, “Tapi dengan usia kita ini, itu akan seperti pertemuan pernikahan, kau tahu kan?”
Yi Soo tahu itu dan bertanya kapan ia harus bertemu dengan pria itu.
Meari
janjian dengan kakaknya. Ia melihat kakaknya sendirian. Tae San bilang
kalau mereka sudah sampai. Meari menebak apa itu dengan Yi Soo. Tae San
tanya apa Meari sangat menyukai Yi Soo.
Meari : “Benar. Kalau aku seorang pria aku ingin menikahinya. Semoga seseorang seperti dia menjadi kakak iparku.”
Tae San berkata kalau Se Ra juga
baik. Tapi Meari tak suka, apa bagusnya Se Ra. Kakaknya saja yang
berfikiran begitu. Tae San kesal, gadis yang dihidup di Amerika
bagaimana bisa berfikiran joseon. Apa seperti itu bersikap Meari
terhadap calon kakak ipar.
Se
Ra datang ia mendengar namanya di sebut. Kenapa, apa Meari bicara buruk
tentangnya. Meari tanya dimana gurunya. Se Ra mengatakan kalau Yi Soo
pergi kencan buta. Tae San kaget. Meari tanya lagi kenapa gurunya pergi
kencan buta padahal ada seseorang yang dia sukai.
Se Ra : “Siapa? Do Jin? Kelihatannya dia sudah didepak.”
Tae San : “Didepak? Oleh Do Jin?”
Meari ingin tahu dimana tempat
gurunya kencan buta. Se Ra tanya kenapa Meari ingin tahu. Meari harus
menyeret gurunya keluar dari sana seperti di film-film.
Se Ra : “Siapa? Kita bertiga?”
Tae San meminta dua wanita ini memesan makanan duluan ia harus menghubungi seseorang. Tae San menyingkir.
Setelah
Tae San pergi Se Ra ingin tahu obrolan apa yang Meari katakan pada Tae
San. Meari mengatakan kalau itu hanya obrolan tak jelas antara kakak dan
adik.
Se Ra : “Kenapa kau sangat membenciku?”
Meari : “Apa kau sungguh ingin tahu?”
Se Ra : “Awalnya aku tak peduli tapi sekarang aku sedikit penasaran.”
Meari menjelaskan semuanya,
ketika Se Ra ke New York dengan kakaknya untuk menemui dirinya dan waktu
itu Se Ra dan kakaknya baru saja mulai berkencan. Kakaknya pergi
menonton liga utama baseball. “Hari itu aku melihatmu mencium pria yang
baru kau temui di klub. Aku tak pernah memberi tahu kakakku. Karena
itulah aku sangat membencimu.”
Se Ra : “Jadi begitu, kau memang punya
alasan tertentu, tentu saja kau membenciku. Aku mengakuinya. Tapi aku
harus bagaimana? Aku sudah menciumnya. Haruskah aku tinggal disini atau
pergi? Lakukan yang membuatmu merasa nyaman.”
Kim
Do Jin berada di kantor Yoon. Ia menerima telepon dari Tae San yang
mengatakan kalau Yi Soo tengah melakukan kencan buta. “Dia bilang dia
didepak olehku?”
Yoon tanya apa itu telepon dari Tae San, “kenapa?”
“Seorang gadis pergi kencan buta.” sahut Do Jin.
“Siapa?” tanya Yoon ingin tahu.
“Kenapa? Apa kau khawatir kalau itu Meari?” tanya Do Jin.
Do
Jin mengalihkan pembicaraan ia bertanya apa yang dikatakan pemilik
gedung. Yoon menjelaskan kalau dia bilang tak seorangpun yang mengatakan
padanya tentang penggantian pipa. Tapi karena dia berkata begitu ini
jadi jauh lebih mudah untuk kita.
Do Jin : Kenapa?
Yoon : “Recordermu. Kau merekamnya kan? Kau memiliki semua filenya kan?”
Do Jin tersenyum jadi itu bisa juga digunakan untuk ini. Kalau begitu sudah beres. Apa Yoon mau minum kopi dengannya.
Yoon : “Apa Guru Seo, wanita yang akan pergi kencan buta?”
Do Jin terdiam.
Yoon : “Haruskan aku meyakinkanmu untuk tinggal diam saja? Atau memaksamu pergi?”
Do Jin berfikir.
Yi
Soo menunggu pasangan kencan butanya di sebuah restouran mewah. Ada
seseorang yang datang dan langsung duduk di hadapannya. Dia bukan pria
kencan butanya tapi Kim Do Jin.
Do Jin melihat pakaian yang
dikenakan Yi Soo, “Jadi kau berpakaian seperti ini saat bertemu dengan
pria? Apa tak mencoba tampil cantik?”
Yi Soo terdiam ia masih terkejut Do Jin tiba-tiba berada disana.
Do Jin : “Sudah lama tak bertemu. Begitu lamanya hingga musim telah berubah.”
Yi Soo menyampaikan kalau ia disini untuk berkencan dan masih ada sisa 10 menit sebelum waktu janjiannya.
Do
Jin : “Kau terlalu awal datang. Kenapa aku harus menyelamatkan seorang
wanita yang sangat antusias melakukan kencan buta? Tae San menyuruhku
untuk pergi menyelamatkanmu, Seo Yi Soo.”
Yi Soo terkejut, “Apa Tae San mengatakan itu?”
Do
Jin : “Apa hanya itu saja yang tertarik di dengar telingamu? Aku tak
perlu datang tapi aku tetap datang. Apa kau tak merasakan apapun?”
Yi Soo : “Kau tak perlu datang, jadi kenapa kau datang?”
Do Jin : “Aku memutuskan untuk memulai cinta bertepuk sebelah tangan.”
Yi Soo : “Pada siapa?”
Do Jin : Kau.
Yi Soo : “Kau siapa? Aku?”
Do Jin : “Kau tak boleh menolakku.”
Yi
Soo jelas terkejut dengen pengakuan ini. Do Jin akan memulai cinta
bertepuk sebelah tangan dengan Yi Soo. Sama seperti cinta bertepuk
sebelah tangannya Yi Soo dengan Tae San.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar