
Seorang pria sedang melajukan mobilnya, terdengar pula suara
radio yang sedang membacakan berita. “Anggota Kongres Kim Gwang Se, calon
Menteri Infrastruktur menyatakan niat secara sukarela untuk datang ke kantor
kejaksaan malam ini”
Pria yang mengemudi itu Jang Tae Joo(Goo Soo), setelah
mendengar berita itu dia mematikan radionya.

Dilain tempat, seorang wanita sedang menelfon, dia Yeon Seol
Hee (Jang Shin Young). Dia baru selesai mandi dan sedang menelfon seseorang,
aku tak bisa menundanya lebih lama, dia akan pergi sekarang.
Taernyata, dia sedang menelfon Tae Joo, Tae joo menyuruhnya
untuk menemui seseorang itu sekali saja.
Tapi Seol Hee seperti tak ingin melakukannya, Tae joo-yah...
Tae Joo bertanya dengan dingin, apa Seol Hee tak mau, apa
dia pernah menolak tubuhmu?
Seol Hee terdiam, sakit hati mungkin dengan perkataan Tae
Joo, dia hanya mengusap kaca yang berembun di depanya. Seol Hee menatap
wajahnya sendiri.

Seorang Pria berumur yang sedang terduduk juga sedang
menelfon, dia Kim Gwang Se, dia menyuruh sekertaris Choi untuk menyelidiki
kasus Tae joo dari membuat pusat perbelanjaan bangkrut dan penggelapan uang.
“Benar, jangan lewatkan satu catatanpun dari Jang Tae Joo. Kumpulkan semuanya.
Lihatlah, Sekretaris Choi, apakah ini pertama kalinya kau bertransaksi di
Yeouido? Jerami adalah jaksa... Aku
pergi sekarang, tunggulah di depan Kantor Kejaksaan Seoul... “
Seol Hee keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang
melilit di tubuhnya, dia mendekati Gwang Se. Yeon Hee lalu membelai pundaknya
dan melepas pegangannya pada handuk, membiarkan lilitanya terlepas.
Gwang Se sedikit terkejut lalu menghentikan panggilannya.
Sedikit berfikir, Gwang Se melanjukan panggilannya, dia menyuruh memberitahukan
Jaksa Park untuk menunda pertemuan 30 menit. Yeon Hee yang berada dibelakang
Gwang Se hanya melihatnya dengan tatapan dingin.
Tae Joo menemui Gwang Se dan Seol Hee. Tae joo lalu
menyodorkan sebuah amplop yang berisi tiket penerbangan ke Macau dan berjanji
akan memberikan kunci bank yang harus ada 1 juta AS dalam tabungannya, “Jika
kau menggunakannya sebagai uang saku untuk saat ini, Aku akan segera
mengirimkan jumlah yang seharusnya. “
Gwang Se membuka amplopnya, dia bertanya kenapa hanya tiket
keberangkatan, mana tiket pulangnya?
Tae Joo menjawab kalau dia akan mempersiapkannya dalam dua
tahun. Gwang Se hanya tertawa, “Untuk anggota kongres dengan masa jabatan empat
tahun dan calon untuk Menteri Infrastruktur... kau menyarankan untuk melarikan diri
ke luar negeri?”
Dengan tegas Tae Joo mengatakan kalau dia harus tetap hidup,
“aku percaya ini akan diajukan di persidangan dan telah dibocorkan oleh kantor
kejaksaan. Dan tim investigasi keuangan dari pihak penuntut telah menyuruhmu
untuk menangkapku.”
Gwang Se seperti tak perduli, Jadi?
“Jadi .....Kau akan menangkapku” ucap Tae Joo
Gwang Se tetap tak mau karena dia masih memiliki mimpi untuk
memiliki negeri ini, Tae Joo menyela kalau dia akan membeli mimpi itu dengan
dua milyar won. Gwang terlihat kesal, Tae melanjutkan, “Untuk istrimu, aku
mempersiapkan sebuah pusat perbelanjaan mewah di Sogong-dong.”
Seol Hee sendiri menatap Tae Joo dengan dingin. Gwang se
agak kesal tetapi anehnya selang beberapa detik dia akhirnya tertawa lantang, Tae
Joo menatap Gwang Se pun ikut tertawa, puas.
Gwang Se menelfon Sekertaris Choi dan menyuruhnya untuk
membatalkan perjalananya ke kantor Kejaksaan, kemudian bakar semua dokumen
tentang Jang Tae Joo.
Tae Joo menatap Gwang Se dengan tersenyum. Gwang Se
mengakhiri panggilanya, dia meminta Tae Joo untuk datang ke Macau juga, Kau
mengerti aku dengan baik bukan?
Gwang Se mengulurkan tangannya. Tanpa menyambut uluran
tangan Gwang Se, Tae Joo mengatakan kalau orang yang dia tau dengan baik adalah
Sekertaris Choi.
Gwang Se terpaku mendengar perkataan Tae Joo. Tae Joo
membuktikannya dengan menelfon Sekertris Choi.
Tae joo bertanya pada Sekertaris Choi : Apakah kau menyukai apartemen barumu, Sekretaris Choi? . Apakah
kau mendapatkan telepon dari Anggota Kongres Kim tentang pembatalan
perjalanannya ke kejaksaan? Dan kau tidak mendapatkan perintah untuk membakar
semua dokumen? Tentu saja kau juga tidak mendengar apapun tentang mendapatkan
udara segar.
Tae Joo menatap tajam ke arah Gwang Se yang berdiri dengan
gemetar. Tae Joo sangat geram dan mengambil pisau buah yang ada di depannya.
Seol Hee yang sedari tadi duduk diam, sedikit khawatir dengan reaksi Tae Joo
meskipun Seol Hee tak berusaha menenangkan Tae Joo.
Tae Joo memojokkan Gwang Se ke dinding dan mencengkeram
lehernya. Tae Joo marah karena tak seharusnya Gwang Se berbohong, Kita
memutuskan untuk menipu dunia bersama-sama. Bahkan jika kau melemparkanku ke
selokan, jika kau menjadi menteri... kau hanya akan memilih siapa yang akan
menawarkanmu uang...
Gwang Se meyakinkan kalau dia pasti akan ke Macau. Tae Joo
tetap mencengkeram leher Gwang Se, ” Ketika politisi mengatakan 'percaya
padaku'... tidakkah itu berarti, 'tertipu sekali lagi '? Dengar baik-baik... aku
memiliki... apa yang kau miliki. aku punya mimpi... dan juga kekuasaan.”
Gwang Se terus mengatakan kalau dia akan pergi, Tae Joo
terlihat percaya sehingga melepaskan cengkramannya menyuruhnya pergi ketika dia
melambaikan tangan (menyuruhnya pergi).
Gwang Se ternyata Cuma menipu, dia mengambil pemukul golf
yang ada didekatnya untuk memukul tae Joo. Tapi dengan sigap Tae Joo berbalik
dan menusukkan pisaunya kearah Gwang Se.
Seol Hee yang duduk menyaksikan perdebatan mereka terkejut
melihat Tae Joo menusuk Gwang Se.
Pisau ditangan Tae Joo dilumuri begitu banyak darah. Sedikit
gemetar, Tae Joo menjatuhkan pisau ditanyannya. Seol Hee sangat terkejut,
sampai dia mengeluarkan air mata melihat Gwang Hee meninggal. Tae Joo pun juga
seperti terkejut akan tidakannya sendiri sehingga hanya berdiri terpaku.
Suara jam dinding membuyarkan keheningan, Tae Joo sedikit
kaget dengan suara jam itu. Dia celingukan takut ada yang melihatnya, sampai
akhirnya dia menatap kaca yang ada didepannya. Dia menatap lekat dirinya
sendiri, perlahan wajah yang tadinya cemas berubah tenang. Tae Joo lalu
mengambil pisau yang tadi menusuk Gwang Se.
Tae Joo menghampiri Seol Hee, dia langsung menatap Seol Hee
tajam, Anggota Kongres Kim Gwang Se memanggilmu ke sini untuk berbicara
dengamu. Dia mabuk. Dia menginginkanmu. kau menolak.
“Dia merobek bajumu.” Tae Joo pun merobek baju Seol Hee.
“Dia memukulmu...
dengan tangannya. Dengan stik golf. Dan kemudian... kau menikam Kongres Kim
Gwang Se!” Tanpa kasihan Tae joo menyerahkan pisau yang berlumuran darah
ketangan Seol Hee, Seol Hee hanya dapat menangis dan memanggil Tae Joo, Tae Joo
yah...
Tae Joo mengambil telefon ke 112, mungkin dia menghubungi
kantor polisi lalu dia menempelkannya pada Seol Hee. Seol Hee gemetar dan tak
mengucapkan apa-apa setelah tersambung.
Tae Joo melihat kecemasan Seol hee, Tae Joo seperti
meyakinkan dan mencium bibir Seol Hee. Tae Joo berbisik, Masukkan aku...
atau... masukkan dirimu sendiri.
Dengan terbata-bata, Seol Hee mengatakan kalau dia telah
membunuh seseorang. Agak berteriak Seol Hee mengulang kata-katanya. Beneran
miris liat Seol Hee nangis. Dia menangis kesal, takut, shock.
Seperti menguatkan, Tae Joo mendekap Seol Hee dalam
pelukannya.
Pembunuhan itu terjadi pukul 15.00
Lalu di jam 17.05, sepasang pengantin sedang mengucapkan
janji suci di sebuah gereja. Tak ada tamu disana hanya pasangan pengantin dan
pendeta.
Pasangan pengantin itu adalah Tae Joo dan Yoon Seo( Lee Yo Won), Setelah
janji suci diikrarkan, Tae Joo memakaikan cincin, dilanjutkan dengan Yoon Seo.
Tapi untuk Sesaat Yoon Seo terdiam karena melihat darah di jari Tae Joo, dia
menatap Tae Joo lekat meskipun begitu Tae Joo bersikap biasa saja.
Empire Of Golf
Episode 1~~
Ditahun 1990
Sebuah Tv sedang menayangkan variety Show, ada seorang anak
yang sedang bermain game dan Tae Joo. Ibu anak itu datang, dia meminta maaf
telah menguji Tae Joo karena tak semua mahasiswa Hukum kompeten. Tae Joo
mengangguk tak mempermasalahkan, dan ibu anak itu meminta untuk melakukan les
privat mulai minggu depan. Ibu itu lalu memerintahkan anaknya, Byung Soo yang
sibuk main game untuk mengambil uang untuk bayaran Tae Joo.
Tae Joo berjalan menuju gedung yang masih dalam proses
pembuatan, dia menemui ayahnya yang sedang sibuk mengelap papan nama toko
mie-nya. Ayah bertanya kenapa Tae Joosering datang, kau harus terus belajar.
Ayah bercerita tentang Toko mie yang ada di seberang jalan
sekolah Hee Joo, tempatnya bagus, bagaimana kalau kita memasang ini (Papan tanda)
disana. Tapi Tae Joo langsung menimpali kalau mereka tak punya uang.
Mereka lalu berdebat, intinya Tae Joo meminta ayahnya untuk
menyerah saja karena penggusuran toko mereka dan membuat bangunan baru tapi
sepertinya tak kunjung jadi untuk proyek negara. Meski mereka sudah membayar 90
juta won, tapi seperti penipuan mungkin negara hanya mengembalikan 10juta won
dengan alasan untuk keamanan uang deposit.
Tae Joo mengambil uang les yang ada disakunya, kemudian
menyerahkannya pada Ayah. Ayah menyuruh Tae Joo untuk mengembalikan uang itu,
bukankah kau ingin menjadi jaksa? Kau punya waktu untuk mengajar orang lain?
Kapan kau akan belajar untuk dirimu sendiri?
Tae Joo menyuruh ayahnya untuk membeli gerobak saja, Aku dan
Hee Joo akan membantu akhir pekan. Tapi ayahnya menolak karena dia sudah
melakukan itu selama 30 tahun sampai akhirnya dia bisa punya papan toko. Tae
Joo kesal ayahnya keras kepala untuk tetap mempertahankan gedung yang bahkan
mungkin pembuatnya sudah pergi dan hanya ayahnya yang tetap bertahan menunggu
gedung itu.
Tae Joo mengatakan
kalau dia akan mendapatkan toko, uang..
Ayah menunduk sedih dengan keadaannya kalau dia tak mau
menjadi beban untuk anaknya. Tae Joo dengan agak ragu mengatakan, bahkan
sekarang...bahkan sekarang.. kau menjadi beban.
Ayah memotong perkataan Tae Joo, dia mengatakan kalau tempat
ini adalah toko mie Busan, toko paling terkenal, saat berkencan dengan ibu Tae
Joo dia mengajaknya kesini tanpa uang seperserpun, mereka membeli mie dan
saling berbagi. Ayah berjanji akan membuka toko mie untuk ibu Tae Joo. Oleh
karena itu, ayah tak mau menatap Ibu sampai dia membuka toko.
Tae Joo menatap ayahnya , Para pemenang berhak untuk menilai
dunia ini.
Ayah : Apakah itu
benar? Jika itu terjadi, Tae Joo, aku akan mencoba untuk menang kali ini.
Seorang dokter sedang menerangkan tentang operasi steatoma
pada pasienya. Tapi si kakek itu tak mendengarkan, malah menyuruhnya pergi.
anaknya, itu Choi Yoon Seo (Lee Yo Won). Dia menerangkan mengenai
pabrik manufaktor mobil, Jika kau menandatanganinya setelah operasi....
ayahnya itu acuh, dan menyuruh mereka untuk mengakhiri
pertemuan mereka. Dokter dan Yoon Seo pun keluar dari kamar itu.
Yoon Seo bertanya pada dokter yang menangani ayahnya, dokter
pasti sudah mengatakan pada pers tentang operasi ayahnya. Yoon Seo menyuruh
dokter itu meningkatkan keamanan tim medis.
Dokter : Mengikuti
arahan Ketua, kami akan menjaga rahasia selama 24 jam... dalam kasus kematian,
eksekutif Direktur Park Jin Tae...
Mendengar kata kematian Yoon Seo terkejut, operasi apa yang
diterima ayahnya?
Dokter : Dia memiliki
astrocystoma. Kami harus mengangkat tumor di lobus frontal... namun angka
kelangsungan hidup setelah operasi adalah... sekitar 35%.
Mendengar penjelasan dokter, Yoon Seo hanya menghela
nafasnya. “kau tidak mampu menjaga kesehatan Ayah... tapi kau dapat menyimpan
rahasia, kan?”
Setelah dokter pergi, Yoon Seo tak bisa menahan kesedihanya.
Badannya pun limbung.
Seseorang sedang menelfon di dalam mobilnya.
Disampingnya juga ada Choi Min Jae, dia bertanya Dia mengatakan padamu untuk
melaporkan perjalanan ke Cina kepada Presiden?
Min Jae :
Pemerintah saat ini menempatkan bantuan pada diplomasi dengan China. Mengapa
dia membiarkanmu mengambil kredit untuk membangun hubungan...
orang itu menyela :
Cukup! Saudara dapat memberikan hadiah satu sama lain setelah mereka
bertengkar... Dia hanya memberiku sekantong emas... apa yang harus aku lakukan
untuknya?
Min Jae mendengarkan kata-kata orang itu dia tampak berfikir namun
entah apa itu.
Orang itu terus saja mengoceh, Presiden saat ini adalah temannya
saat wajib militer, 20 tahun lalu. Tapi kami masih jadi orang biasa saat itu.
Min Jae tak mendengarkan, dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
Ayah Yoon Seo dan ibunya sedang berbincang tentang Myung
Soo, Saat itu Yoon Seo masuk dan meminta waktu untuk berbicara berdua dengan
ayahnya tentang perusahaan, karena ini panjang dan membosankan membosankan.
Ibunya mengerti dan pergi, dia menyuruh memanggilnya jika butuh sesuatu.
Yoon Seo terdiam memandang lekat ayahnya, tanpa disadari
meneteskan air mata. Ayah tau kalau anaknya telah tau operasi yang ayahnya
berbahaya.
Ayah : Dr Park
tidak memiliki kompetensi dan tidak ada cara untuk membuatnya tetap diam. Ganti
bank utama. Teman dong Jin adalah ketua sana. Jangan menyentuh bisnis
elektronik. Jepang adalah langit dan Taiwan adalah gunung. Hidup dan asuransi
kebakaran adalah sapi kuno...
Yoon Seo mencoba tegar, dia mengatakan kalau dia akan
melakukan semua yang ayahnya suruh. Tapi ayah harus berjanji, untuk selamat dan
berhasil dalam operasi, “Baerjanjilah padaku..”
Ayah mengatakan kalau dia tak akan mati karena di hidup
untuk anak-anaknya. Jae Hee tak cukup otak, sedangkan kau masih begitu muda.
Jika aku mati sekarang separuh tubuhku akan jatuh.
Ayah tak tahan melihat Yoon Seo menangis, siapa sih ayah
yang tega liat anaknya nagis. Yoon Seo tertunduk, mencoba menutupi tangisnya.
Ayah menyurunya jangan menangis sambil mengulurkan tisu.
Ibu Yoon Seo dan sekertaris ayahnya datang, dia memberitahu
kalau Choi Dong Jin sudah pergi, dia akan ke Singapura dengan penerbangan
China. Ayah menyuruh sekertarisnya untuk membatalkan kontraknya, dia
menasehhati Yoon Seo untuk tetap fokus pada pekerjaanya. Ayah juga mengatakan
pada Ibu Yoon Seo, selama dia boleh pergi dia ingin menemui Won Jae bulan
depan.
Min Jae sedang keluar dari bandara, Sekertarisnya dengan
tergesa-gesa mengahmpiri Min Jae. Dia mengatakan kalau negosiasinya hancur.
Sekertaris :
Para pengunjuk rasa diminta untuk membayar sewa sementara mereka menempati
bangunan secara ilegal. aku yakin negosiasi itu dihancurkan dengan sengaja.
Min Jae menyuruh Sekertarisnya menghubungi Direktur Kim.
Sekertarisnya mengatakan kalau Direktur Kim pergi ke Pulau Jeju, sedangkan Direktur
Park dan Jo pergi ke Libya.
Min Jae geram mendengarkan laporan itu, “Dalam sepuluh tahun
terakhir... tidak ada yang berjalan seperti rencana Ketua.”
Seorang pria sedang berada di bus yang penuh berisi pekerja
yang sedang menonton tinju. Mereka sangan berisik. Tapi pria itu hanya diam,
dia Jo Pil Doo. Pil Doo membuka tirai busnya, menatap gedung yang penuh dengan
spanduk, sepertinya spanduk kecaman, kemarahan.
Ini Gedung tempat ayah Tae Joo.
Sekertaris Min Jae sedang menerangkan tentang para unjuk
rasa. Mereka berjumlah 24 dan kebanyakan berusia lanjut.
Min Jae menyuruhnya untuk ikuti aturan jika tak memiliki
alternative. Seketarisnya langsung menelfon seseorang.
Ternyata yang telfon adalah Pil Doo orang di dalam bus, dia menerima
panggilan itu lalu berdiri, “Ayo kita pergi bekerja.”
Dan orang-orang didalam bus itu yang tadinya aku kira para
pekerja ternyata preman, mungkin. Karena mereka langsung mengambil pemukul yang
disembunyikan mereka.
Min Jae memasuki gedung lalu bertanya pada sekertarisnya,
Apakah kita memiliki sisa waktu 20 menit sampai pertemuan dewan darurat?,
sekertarisnya meng-iyakan.
Yoon Seo juga memasuki gedung yang sama, dia sedang menelfon
seseorang berbicara mengenai pencuri skor, dan apa mereka termasuk perusak
perusahaan. “Tidak, kau tidak perlu menyelidiki siapa di balik itu.”
Sambil bertelefon dia menatap Min Jae seperti pandangan
sinis, tapi akhirnya dia memanggilnya dengan akrab, oppaa. Min Jae menyapa
balik, Yoon Seo yah...
Mereka lalu masuk kedalam lift bersama. Sedikit berbasa basi
awalnya, tapi Yoon Seo lalu mengatakan, “Dia meminta... kau dan aku berhenti. aku
mengatakan kepadanya... bahwa ini semua akan berakhir hari ini. Kami memiliki
10 menit sampai pertemuan darurat. Diantara kita, sepupu, jangan mempermalukan
diri di depan karyawan. Tim audit internal sedang menyelidiki proses penawaran
kompleks apartemen. Paman dan kau mungkin dituduh dengan bisnis malpraktek.”
“Makanan dan Distribusi Sung Jin... Hanya itu yang aku
miliki. Hanya itu yang bisa kuberikan untukmu. kau dapat menjaga keduanya... atau
kau dapat memberikan satu untuk Yong Jae. Mari kita selesaikan di sini. “
lanjut Yoon Seo.
Sekertaris Min Jae mendapat panggilan, dia ternyata bernama
Kang Ho Yeon dan aku akan memanggilnya sekertaris Kang. Dia agak terkejut, tapi
entah kenapa. Orang yang menelfonya pun tak nampak mukanya. Dia memakai cincin
besar. Sek.Kang pun mengangguk, baik.
Min Jae memejamkan matanya, merasa bersalah. Dia berniat
mengatakan sesuatu, Yoon Seo yah.. tapi belum sempat melanjutkan, dia melihat
Sek.Jo yang menggelengkan kepala.
Min Jae : Ayahku mewawancarai para eksekutif ketika mereka
pertama kali mendapatkan pekerjaan di sini... dan aku mempromosikan mereka. Ini
tidak akan terjadi sesuai rencana Ketua.
Yoon Seo mengatakan kalau mereka telah berubah pikiran. Min
Jae tersenyum, Mari kita lihat pada saat pertemuan... bagaimana orang-orang
mengubah pikirannya.
Yoon Seo diam terpaku mendengar penuturan Min Jae. Min Jae
lalu tersenyum lagi, dan menepuk pundak Yoon Seo yang masih diam. Min Jae pun
keluar dari lift meninggalkan Yoon Seo.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar