Senin, 16 September 2013

Drama Korea Empire Of Gold Episode 2 Part 1






Hee Joo tertunduk sedih menggunakan baju berkabung, dia sedang menemui Tae Joo.Jadi, orang yang meninggal kemarin adalah ayah Tae Joo. Hee Joo mengatakan kalau ayahnya telah dikremasi, ibu mengatakan padanya kalau ayah orang Busan jadi menyukai laut. Jadi akhirnya mereka memakamkan di pier.





Tae Joo tetap diam namun akhirnya tak bisa menahan haru dan menghapus air matanya, Hee Joo yang tadinya tegar pun runtuh pula. Hee Joo memberitahu kalau Chan Ho akan menemukan pengacara,”aku akan keluar sekolah, dan bekerja direstauran. Mereka memberiku uang dan...makan”



Tae Joo tetap diam seribu bahasa, Hee Joo menangisi nasibnya mungkin. Dia bertanya, “bukankah oppa berjanji akan menjaganya, rumah, toko mie. Kau mengatakan akan menjaga itu semua.”
Tae Joo tetap diam tak berkomentar, tapi matanya merah dan hampir menangis. Hee Joo memanggilnya, oppa...oppa yah..


Tae Joo dipenjara terus duduk terpekur menenggelamkan kepalanya. Bahkan ketika makan datang pun dia tak perduli.



Sampai sebuah suara menyadarkannya, sebuah tangan menyodorkan makanan. Padangan Tae Joo melembut, dia memanggilnya, “Ayah”
Ayah menyuapi Tae Joo makan, Tae Joo menatap ayahnya penuh kepedihan, ayah aku minta maaf.



Ayah menatap anaknya sayang, “Ayah yang seharusnya minta maaf, telah menjadi bebanmu.  Ayah telah hidup kurang lebih 60 tahun dengan kebodohan. Aku minta kau menang walau hanya sekali, aku percaya kau bisa karena kau anakku”
Ayah berjalan pergi meninggalkan Tae Joo, Tae Joo berteriak memanggil ayahnya tanpa henti.  Dia terus berteriak menangisi kepergian ayahnya, seperti layaknya anak kecil.

Episode 2


Direktur Choi (Ayah Yeon Seo) sedang menaiki mobil bersama dengan istrinya. Dia sedang menatap sebuah koran yang memberitakan tentang penangkapan Choi Yoon Jae. Direktur hanya dapat menghela nafas, sedang istrinya yang bersama disampingnya terlihat khawatir.


Seorang petugas lapas sedang menelfon seseorang, dia mengatakan kalau tesisnya akan selesai besok. Petugas memanggil seseorag, “Hey 4192”
Orang yang dipanggil ternyata itu Tae Joo yang sedang mengerjakan tesis milik anak atasan petugas tadi.



Petugas itu melemparkan sebungkus rokok, dia berjanji akan memberikan lebih jika tesisnya sudah selesai. Tae Joo tek lepas fokus dari tesisnya, dan terus mengetik.
Petugas mengatakan kalau banyak orang yang beruntung bekerja hanya dengan jarinya. Tae Joo tek perduli, dia mengatakan kalau dia hanya harus menyelesaikan tesiskan?
Petugas itu kemudian mengatakan akan mengambilnya besok lalu dia berlalu pergi.



Setelah petugas pergi, Tae Joo menghentikan ketikannya dan menatap sekeliling. Kemudia matanya tertuju pada sesuatu dilemari, itu seperti obat. Tae Joo menatapnya dan tersenyum sinis.



Dua buah mobil memasuki sebuah rumah mewah dengan kebun yang sangat luas, itu Direktur Choi, istrinya dan Yoon Seo. Direktur keluar mobil dan tersenyum kepada dua anaknya, Choi Jung Yun dan Choi Sung Jae. Jung Yun memeluk ayahnya dengan manja, ayah aku khawatir padamu.
 Direktur kemudian menatap Sung Jae dan menjewer kedua telinga Sung Jae. Yoon Seo sendiri hanya berdiri dari kejauhan menatap kebahagiaan keluarganya. Dia seperti sengaja tak ikut bergabung, entah apa alasannya.
Direktur Choi  kemudian menatap Yoon Seo, pandangan mereka bertemu namun akhirnya Yoon Seo menunduk.





Tae Joo di penjara sedang membawa sekotak tofu kedapur penjara. Dia lalu menaruhnya kedepan seseorang. Orang itu membalik tofunya, tampau seperti bungkusan obat yang dilihatnya di tempat petuga lagi*Apa itu narkoba?*
Mereka saling berbalik, menatap satu sama lain dan menggangguk.



Tae Joo berjalan menuju pengukusan. Seorang pria berkaca mata menghampiri Tae Joo dan menatapnya, tae Joo bertanya deposit?
Pria itu menjawab akan mengirimnya, dengan kepalanya Tae Joo menunjung tofu tadi. Pria kacamata itu lalu mengambil obatnya dan pergi.


Disebuah restaurant, Min Jae dan ayahnya, Dong Jin sedang saling mengobrol.
Dong Jin menyuruh anaknya agar membersihkan selimut Young  Jae.
Lalu seseorang mendekat, itu Anggota Kongress Kim.


Dong Jin sangat senang menyambut kedatangan Kongress Kim, tapi segera berubah ketika Anggota Kongres Kim(aku buat Gwang Se aja yah) melaporkan kalau Grasi khusus pada Hari Konstitusi akan sulit.



Dong Jin bertanya Sekretaris Urusan Sipil meneleponku dan mengatakan bahwa nama Yong Jae termasuk...  belum selesai mengatakan Gwang Se menyela, Dia dipecat hari ini. Sekretaris baru adalah Wakil Menteri Min Byung Gi dan Kim Byung Gi berada dipihak Direktur.
 Min Jae berfikir lalu mengatakan kalau dia akan memeriksa uang jaminan kesehatan dan berbicara dengan jaksa. Gwang Se melanjutkan kalau penasehan klinik memberitahu kalau Young Jae sanggup menjalani hukuman.
 Dong Jin setengah berteriak, dia bertanya apa dengan Uang, kekuasaan tak bisa membuat Young Jae nya keluar?
Gwang Se hanya menunduk minta maaf. Dong Jin sangat kesal, tak bisa mengeluarkan anaknya dari penjara.


Dong Jin pulang, dia bergegs keluar dari lift menuju ke kamar kerjanya. Min Jae menenangkan ayahnya yang sangat emosi karena tak bisa membebaskan Young Jae. Min Jae mengusulkan akan mengganti  kuasa hukum dengan teman-teman sekolahnya..



Dong Jin seperti tak mengindahkan perkataan Min Jae lalu mengambil pistol yang ada dilacinya, dia mengatakan akan membunuh satu orang yang dibencinya, dan memakannya sendiri. Dong Jin terus saja memasukkan peluru kedalam pistolnya.



Hee Joo ditemani oleh Chon Ho mendatangi Tae Joo di penjara, Hee Joo memberitahu kalau ibunya sudah cek jantung, dia sekarang sudah mendapat perawatan.
Tae Joo menyuruhnya mengambil CT scan juga dan menemukan penyebab sakit didadanya.  Tae Joo juga menyuruh Hee Joo kembali sekolah dan masuk kematematik dan b.inggris karena Hee Joo sudah baik disastra korea.


Hee Joo tetap tak mau, dengan tegas menolak karena biaya kuliah mahal sedang Tae Joo di penjara dan ibunya sedang sakit.


Tae Joo menasehati adiknya : Saat kau mulai sekolah bisnis karena beasiswa... Ayah menangis sepanjang malam. Karena ia sangat menyesal. kau bisa pergi ke sekolah biasa... kau bisa pergi ke perguruan tinggi juga... Dia tidak bisa mengirimmu ke perguruan tinggi hanya dengan mendorong gerobak. Itu sebabnya ia mulai membuka toko mie.


Tae Joo juga meminta bantuan Choon Ho untuk membantunya menjaga adiknya ketika pulang kuliah sudah larut. Choon Ho mengatakan dengan pasti kalau dia akan menjaganya dan membeli motor Jepang, apa yah namanya...
Choon Ho bingung sendiri, mereka semua pun tertawa. *Seneng liat Goo Soo ketawa, ganteng...






Direktur Choi sedang memakaikan dasi untuk Sung Jae, Ibu masuk dan meminta mereka keluar.Direktur Choi berbisik pada Sung Jae, Jangan mengikuti kebiasaanku ibumu akan khawtir.
Sung Jae tersenyum lebar mendengar perkataan ayahnya, Sung Jae lalu melirik ibunya dari kaca yang sedang tersenyum. Tapi kemuadian beberapa saat senyum Sung Jae memudar.*Sebenernya apa sih rahasia keluarga ini?


Yoon Seo sudah menunggu direktur Choi, mereka bertemu namu tatapan Direktur Choi tak seperti tatapannya pada Sung Jae.
Dong Jin lalu datang pula kerumah Direktur Choi.


Disana ternyata sedang mengadakan peringatan kematian ibu dan ayah mereka. Dong Jin langsung saja ketempat upacara, dengan keras dia mengatakan, “Ayah dan Ibu, putramu yang menyedihkan, Dong Jin di sini. Min Jae juga ada di sini. Tapi... Yong Jae tidak bisa datang.”
Dong Jin mengatakan itu sambil melirik kearah Direktur Choi.


Dong Jin menyodorkan bungkusan pada Direktur Choi : Di tengah peperangan... ketika aku menyemir sepatu dan membayar uang kuliahmu... Aku menyemir dua, tiga ketika orang lain hanya menyemir satu. Jika aku menyemir satu sepatu lagi, saudaraku bisa membeli buku. Jika aku menyemir satu lagi, saudaraku bisa membayar biaya sekolah. Aku menyemir sepatu dengan begitu cepat...



Bungkusan kotak itu dibuka, itu ternyata pistol yang tadi dipersiapkan Dong Jin, Direktur Choi menatap Dong Jin. Dong Jin meminta keluarnya Sung Jae entah itu karena kebebasa khusus atau karena sakit. Dong Jin mengancam kalau dia tak mau maka dia akan menembaknya satu kali.
Direktur Choi tidak terlihat gugup apalagi taku, dia mengambil telefon dan memanggil seseorang.





Diruang keluarga semua menunggu dengan cemas, apa yang Direktur Choi dan Dong Jin lakukan.


Direktur Choi menelfon Direktur Park, dia menyuruh untuk tugas cover diserahkan pada urusan sipil karena Min Jae akan terluka, “Apa yang bisa aku lakukan?Dia seharusnya sudah menjalankan bisnis sesuai dengan hukum.”


Direktur menyodorkan kembali bungkusan itu, Dong Jin berteriak kesal, Dong Sung !!
Direktur Choi : Kau dan aku mungkin akan pergi... tetapi dokumen yang dikirim ke Sekretaris Urusan Sipil akan tetap ada. Ketika Blue House membuat pergerakan, akan sulit untuk bertahan tanpa ayahnya.
 Direktur Choi juga menyuruh Dong Jin menjaga Min Jae, Dong Jin sendiri mendengar kata-kata adiknya hanya bisa dia ter paku ditempat.


Dong Jin keluar dari ruangan Direktur Choi, dia keluar dengan kecewa atau mungkin juga putus asa. Dia berjalan menuju tempat persembahan dan mengatakan kalau dia tak berjanji akan datang tahun depan. Dong Jin pun pulang denga Min Jae.


Min Jae menatap keluar jendela, dia mengatakan pada seseorang kalau dia akan keluar minggu depan dihari pengampunan. Ayah dan aku akan pergi ke Amerika.
Dia yang diajak bicara adalah Yong Jae, adik Min Jae dan juga pria kacamata yang membeli obat pada Tae Joo.

Dia dengan senang mengatakan akan ikut, dia lalu bertanya apakah anaknya sudah akan berjalan. Dia sepertinya sangat senang. Min Jae lalu berkata agar Yong Jae hidup dengan tenang karena mereka telah memberikan saham Min Jae dan Dong Jin sebagai jaminan.


Min Jae marah, dia setengah berteriak menasehati Yong Jae : Jangan dengarkan temanmu untuk berinvestasi di luar negeri. Jangan menyentuh dana perusahaan untuk menebus kerugian. Dan jangan memanipulasi harga saham untuk menebus dana perusahaan!


Yong Jae sepertinya agak tertekan, dia menghirup obat asmanya. Dia meminta agar kakaknya janga pergi, dia tak apa disini. Min Jae mengatakan kalau ayahnya datang ke penjara 3 kali seminggu dan pasti Yong Jae merengek minta keluar. Yong Jae tersenyum sedih, mianhae hyung. Min Jae tetap pada ekspresi dinginnya.



Min Jae menyuruh sekertaris Kang untuk melakukan rencana B pada mall, Tapi Sek.kang tak mendengarkan malah memberitahukan kalau Tapi Sek.kang tak mendengarkan malah memberitahukan kalau Yong Jae mengkonsumsi impramine, obat depresi. Maka dia harus dirawat dirumah sakit. Ini masalah serius.


Min Jae melihat obat itu, itu sama seperti obat yang dibeli Yong Jae pada Tae Joo.


Dipenjara, seseorang menuangkan obat yang sama, dia Yong Jae yang terduduk depresi mengingat masalahnya. Dia menggambil obat asmanya disaku, membuka tutupnya lalu membuang isinya.



Yong Jae membuka pintu pengukusan dan terus terbatuk-batuk. Dia terbatuk kehabisan nafas, sampai-sampai terjatuh kelantai. Tae Joo melihatnya, mencoba menolong. Temannya mulai berdatangan, mereka mencari bantuan.


Tae Joo hanya berdua denga Yong Jae, dia meraba denyutnya yang ada dileh tetapi sepertinya tak teras, Tae Joo mundur beberapa langkah. Tae Joo menatapnya takut, apakah dia merasa kalau Yong Jae seperti ini karena obat yang dibawanya?



Tae Joo mendekati Yong Jae nan mengecek nafasnya, tangannya gemetaran. Dia perlahan dengan gemetar pula mengambil kacamata Yong Jae, entah apa maksudnya.



Hari pembebasan Tae Joo tiba, dia keluar penjara. Entah kenapa dia dijemput oleh Sek. Kang. Apa masudnya?


Yoon Seo berjalan menuju kantor seseorang, akan mengunjungi Min Jae sepertinya. Yoon Seo akan mengetuk pintu kantornya tapi dia menahan tangannya. Sek Yoon Seo mengatakan Min Jae tak mau menerima tamu, bahkan ketika dia sudah bangun. Yoon Seo mengurungkan niatnya berkunjung, dia mengatakan untuk membiarkan kantor Yong Jae tetap seperti semula.




Sepertinya Dong Jin sudah amat sangat kesal dengan masalahnya, dia sepertinya akan menyerah. Min Jae mendekati ayahnya dia meminta ayahnya untuk menunggu sebentar lagi. Ayah mengatakan kalau dia sudah menunggu selama 3 tahun. Dong Jin akan menangis, dia mengatakan kalau dia melihat Dong Jin akan menangis dalam mimpinya.


Dong Jin menatap kearah lukisan Direktur Choi, dia menatap benci, AKU AYAH CHOI YONG JAE.
Min Jae bertanya bagaimana kalau mereka melakukan sesuatu yang diinginkan Yong Jae diakhir hidupnya. Min Jae menyerahkan kacamata yang diambil Tae Joo ituloh, ada yang mendengar permintaan terakhirn Yong Jae.




Tae Joo  dan Sek.Kang sampai di kantor.  Tae Joo menatap gedung tinggi di hadapannya lalu tersenyum tipis.
Dalam perjalanan dia bertemu dengan Yoon Seo. Kedua tak saling perduli, tapi Yoon Seo sedikit penasaran dengan Tae Joo dan berbalik, begitu pula dengan Tae Joo. Mereka bertemu pandang, meski hanya sekilas.



Tae Joo berada dikantor dengan membaca koran, Min Jae datang. Min Jae mencoba bersikap baik pada Tae Joo dengan tersenyum ramah dan akan menjabat tangannya,
Tae Joo acuh tak membalas : Total penjualan dari tahun lalu adalah 970 milyar, laba bersih 87,2 milyar... Presiden Konstruksi Sung Jin, berada di peringkat keempat dalam sub-kontrak dalam negeri...  Kata-kata terakhir dari satu-satunya saudara... Harga itu[Harga rata-rata apartemen di Seoul melampaui seratus juta.]....


Tae Joo giliran mengulurkan tangannya, tapi Min Jae giliran menolak, apakah harus segitu?
Tae Joo mengatakan kalau Min Jae tipe yang tak tepat janji, dia akan memberi waktu. Tae Joo juga memperingatkan kalau ingatannya lemah jadi akan lupa dalam 2 atau 3 hari.(Ngancem)


Min Jae tak kalah pintar, dia tau adiknya dari kecil saat asma untuk bernafas saja suli bagaimana dengan mengucapkan kata terakhir?
Min Jae memberikan apa yang dia mau uang jika uang, tempat jika tempat, pekerjaan jika pekerjaan. “aku akan menghubungimu jika aku butuh”




Tae Joo sedikit terkejut, mengetahui tebakn Min Jae tepat. Sek.kang mendekat, dia memberitahu imigran menaiki menara baja.
Min Jae menyuruhnya mengumpulkan semua orang dan memusnahkan bangunan itu. Min Jae menatap Tae Joo, Rekonsiliasi dengan Paman, Ketua Choi Dong Sung...
 Tae Joo mengerti dan akan  melakukannya.




Tae Joo menemui Dong Jin, Tae Joo menceritakan kalau Yong Jae tak banyak berkata karena asma. Tae Joo melirik Min Jae, Min Jae sedikit mengangguk.
Tae Joo : Dia meminta untuk membalas dendam padanya.  Dia ingin ayahnya menghapus air matanya. Buat Paman menangis seperti air mata yang dia tumpahkan. Itulah yang Yong Jae katakan.


Mendengar kata-kata Tae Joo sebenernya Min Jae sedikit kaget dan tegang. Entah bagian mana kata-kata Tae Joo yang tak sesuai rencana.



Dong Jin bergegas kemejanya, dan mengambil sesuatu. Sepertinya itu pistol yang kemarin deh. Dia Min Jae mencoba menahannya tapi keinginan ayahnya tak bisa ditahan. Akhirnya dia membiarkan ayahnya pergi.


Sek.Kang panik apa yang harus dilakukan Min Jae menyuruhnya menghubungi  Menteri Kim Gap So. Tae Joo sih tenang..tenang aja duduk. Min Jae lalu menatapnya, “Siapa Kau?”