Senin, 16 September 2013

Drama Korea Empire Of Gold Episode 1 Part 2



Yoon Seo menghela nafas, melihat kepergian Min Jae. Sekertarisnya mengatakan kalau Min Jae akan terus meyakinkan para eksekutif sampai akhir. Yoon Seo memerintahkan asistennya untuk menyuruh para eksekutif siaga di ruang rapat dan memotong semua sarana komunikasi dirumah.


Tae Joo berlari mengejar seorang murid SMA, dia lalu mengaggetkannya. Gadis itu terlonjak kaget, Tae Joo tertawa senang melihat Hee Joo si gadis tadi, adiknya.
Hee Joo berbanding terbalik malah menatap Tae Joo sebal, siapa Hee Joo?
“Saudara perempuan yang tidak bisa mencuci wajahnya karena saudaranya mengalami diare?” tanya Hee Joo.


Mendengar ocehan adiknya, Tae Joo mengatupkan mulut adiknya agar jangan terus bicara lalu mengajak adiknya pergi.



Tae Joo menarik tangan Hee Joo, tapi Hee Joo menarik tangannya tak mau pergi. Hee bertanya pada kakaknya, kau makan ketika kau laparkan?
Tae Joo meng-iyakan. Hee Joo bertanya lagi, tapi kenapa kau tak meminta maaf ketika kau salah?
Tae Joo menjawab bijak, kalau kadang sebelum kau makan kau menunggu sebentar kan, itu sama halnya dengan meminta maaf. Kadang kita harus mencariwaktu yang tepat.


Sebuah angkutan datang, Tae Joo pun mengajak Hee Joo pergi. Mereka akhirnya harus berlari mengejar angkutan itu.



Mereka ternyata menuju kepasar untuk membeli baju. Namun Hee Joo terlihat tak senang dan menunduk. Hee Joo mengajak kakaknya untuk pulang dulu karena sangat memalukan kepasar dengan memakai seragam.
Tae Joo tersenyum melihat adiknya, tapi kau terlihat yang tercantik. Hee Joo yang tadinya cemberut dan terdiam tersenyum semangat mendengar pujian oppa-nya. Hee Joo bergumam, baju apa yang cocok untuk ayahnya?



Rapat akan sudah dimula, Min Jae duduk tenang mendengarkan materi rapat yang dibacakan sekertaris Yoon Seo.
Sekertaris Yoon Seo membacakan materi rapat mereka hari ini  : Hingga April 1990, di antara uji kompleks di lima kota baru... satu-satunya tanah yang tidak rusak adalah Konstruksi Sung Jin kami. karena negosiasi dengan penyewa di gedung telah gagal.



Yeon Seo selama rapat itu berlangsung, terus saja menatap Min Jae tajam. Yoon Seo bertanya pada sekertarisnya, berapa kerugiannya?
Sekertaris Yoon Seo : 1,27 miliar dari penundaan awal konstruksi... Dan 2,53 miliar untuk estimasi kerugian dari agresifitas penawaran harga rendah, dan...


Min Jae memotong penjelasan Sek. Yoon Seo dan melanjutkannya, “1,47 miliar dari kenaikan biaya material dan tenaga kerja dengan mengerjakan proyek-proyek ganda...”


Belum selesai Min Jae berbicara, disela lagi oleh Yoon Seo, Jika penawaran dibatalkan karena keterlambatan dalam konstruksi... Sung Jin akan jatuh ke status terendahsebelum ledakan di Timur Tengah.



Sek. Yoon Seo melanjutkan lagi penjelasannya, dia mengatakan karena berbagai masalah yang telah diberikan. Mereka akan mendapat surat pemecatan, Dong Jin dan Choi Min Jae. Oleh karena itu dia akan melakukan voting untuk mendapat suara mayoritas.
Yoon Seo sedikit gugup sepertinya dengan hasil voting nanti. Diapun meminum air dengan agak gemetar.



Min Jae menginterupsi, tunggu. Min Jae lalu menghubungi seseorang, dia dokter park. Mendengar nama dokter Park, Yoon Seo terkejut dan langsung memandang tajam Min Jae.


Min Jae menelfon dokter Park sambil memandang kearah Yoon Seo, pandangan meremehkan.
Min Jae : Setelah operasi ketua... bagaimana tingkat kelangsungan hidupnya?
Dok. Park : Penghapusan steatoma adalah operasi yang sangat sederhana...



Mendengar berita Direktur Choi akan dioperasi, anggota rapat mulai kasak-kusuk.
Min Jae menyela perkatan Dok. Park : Aku mendengar dari Direktur Choi. Aku hanya ingin mengkonfirmasi denganmu.



Mengerti arah pembicaraan mereka, Yoon Seo mencoba mengalihkan, dokter Park, kita bicara nanti...
Belum sempat Yoon Seo merampungkan kalimatnya, Dokter Park sudah mengatakan kalau peluang hidupnya hanya 35%. Dokter juga mengatakan kalau ini karena usia Direktur Park sudah lanjut. Yoon Seo kecewa dan menunduk, sesuatu yang coba ditutupinya terbongkar.


Min Jae bertanya : Apakah ada contoh kasus tentang keberlangsungan hidup setelah operasi di Korea?
Dokter Park : ... kita tidak memiliki satu contoh kasuspun. Namun, kami akan melakukan yang terbaik...


Min Jae mengakhiri panggilannya meskipun Dokter Park belum selesai bicara, Yoon Seo sangat geram dengan sikap Min Jae.



Min Jae menyuruh sekertaris Yoon Seo untuk melanjutkan, Sek. Yoon Seo sendiri agak bimbang, mengingat situasi sekarang semua berpihak pada Min Jae. Sekertaris Yoon Seo menyuruh untuk mengangkat tangan bagi yang setuju.


Dari delapan anggota rapat, tak satupun yang mengangkat tangannya.



Mengerti situasi sudah memihak pada Min Jae, Sekertaris Kang berdiri. Sekertaris Kang mengingatkan kalau perusahaan dalam keadaan darurat, mengenai kemungkinan kecelakaan pada operasi Direktur Choi. Sekertaris kang menyrankan untuk mendelegasikan semua hak untuk modal, personil, dan tugas eksternal pada direktur Choi Min Jae.



Yoon Seo tak setuju, dia meyakinkan pada anggota rapat kalau operasi akan sukses, Min Jae menimpali, “Harusnya seperti itu.”
“Ayah akan kembali bekerja” ucap Yoon Seo.
“Kami berharap seperti itu”
“Ayah Telah berjanji”
“Ayah”


Yoon Seo tersulut emosinya, dia menatap Min Jae dengan tajam sebaliknya Min Jae terus bersikap tenang.


Min Jae menyindir kalau setiap ayah pasti akan mengerti, “Dia ingin menutup lubang dan memindahkan batu di depan anak-anaknya. “


Min Jae menatap anggota rapat : Jadi itu sebabnya ia mengirim Wakil Ketua ke China... Dan para eksekutif yang peduli tentang perusahaan dikirim ke luar negeri... dan proses negosiasi yang sedang berlangsung telah digagalkan.


“Tapi....” Min Jae berbalik arah menatap Yeon Soo dan menaruh kasar cangkir yang dipegangnya.” Aku tidak bisa memaafkan Ketua Choi Dong Sung dari Sung Jin Group.”



Yeon soo sangat..sangat geram menatap Min Jae, dia memanggilnya, Oppa?
Min Jae pun tak kalah dan dengan berteriak, President!*diperusahaan dia bukan Oppa’nya Yoon Seo.


“Presiden Choi Min Jae dari Konstruksi Sung Jin.” Tegas Min Jae sambil menunjuk dirinya sendiri. Begitu emosional. Yeon terus saja menatap Min Jae tajam.


Tapi sepersekian detik, Min Jae merubah eksperi wajahnya lembut dan mengatakan kepada semua anggota rapat, “Direktur Choi Yoon Seo, perusahaan bukanlah toko dimana kau dapat pergi untuk melakukan tugas ayah. kau dapat fokus pada pekerjaan yang Ayah perintahkan padamu untuk kau lakukan di rumah. Tiga puluh karyawan dalam Konstruksi dan 20.000 karyawan di seluruh kelompok. Masa depan keluarga Jin Sung akan ditentukan sekarang. “
Min Jae meminta pada anggota sekarang untuk memberikan keputusan mereka.


Sekertaris Kang berdiri dan meminta anggota untuk memberikan vote mereka, “Jika kalian setuju untuk mendelegasikan semua hak(pada Min Jae), silahkan angkat tangan kalian.”


Satu persatu anggota mulai mengangkat tangan mereka. Dan semua anggota rapat mengangkat tangannya.


Min Jae maju kedepan, dia mengatakan kalau seluruh dana harus sampai padanya pada pukul 16.00 dan akan mengembil keputusan dibawah tingkat direktur.
Min Jae menatap Yeon Soo yang sedari tadi hanya diam menahan kekesalannya. Min Jae lalu berbalik pada sekertaris Kang, Ambil alih semua tugas di bawah Direktur Choi Yoon Seo. Lalu di-iyakan oleh Sekertris Kang.


Para gerombolan preman dan Pil Doo dengan busnya sampai ke tempat construksi. Para polisi ada disana tapi tak mampu untuk menghalangi mereka. Mereka menjadi membabi buta menyerang orang yang ada di sana dan memukul segala apa yang ada di depan mata.
Narasinya Min Jae ini, jadi aku miringkan tulisanyya. “Buat permintaan resmi kepada polisi sebagai Konstruksi Sung Jin. Untuk meruntuhkan gedung perbelanjaan hari ini. Sewa semua orang dari kantor polisi untuk dipekerjakan. “


Pil Doo menatap para anak buahnya beraksi, tapi dari atas gedung ada seorang yang menyalakan sumbu botol yang berisi bensin dan melemparnya kearah para preman itu. Tempat itu menjadi terbakar, para preman berhamburan meninggalan tempat construksi.
“konstruksi akan dimulai sebagai awal rencana. Dan tidak akan ada masalah dalam menjual tempat dan mendanai konstruksi Sepuluh persen dari dua juta apartemen di kota baru.. Lebih dari 200.000 apartemen di kompleks akan dibangun oleh Konstruksi Sung Jin.”


Tae Joo dan Hee Joo sedang makan di sebuah restouran sambil mengobrol. Tae Joo menyuruh Hee Joo untuk membelikan kemeja untuk Ayah dan mengatakan pada ibu kalau dia akan pergi seminggu menjadi tutor.


Hee Joo tertunduk seding, kita semua terpisah....keluarga kita.
Tae Joo tersenyum dan berjanji akan lulus, mendapat sewa jangka panjang, membuatkan Hee Joo kamar sendiri dan mendirikan sebuah toko mie.


Hee Joo dengan antusian mengatakan kalau dia akan menjadi kasirnya saja. Tae Joo melarang, tidak... kau harus kuliah dan belajar sebelum terlambat.



Hee Joo sedikit terkejut menatap sesuatu tak lagi mendengarkan kakaknya, dia melihat berita yang berada di TV kalau Protes di pusat perbelanjaan baru. Kebakaran terjadi selama tindakan tegas.


Tanpa mengalihkan pandangan dari TV, Hee Joo memanggil Tae Joo, Oppa.
Tae Joo menatap Hee Joo dan mengikuti arah pandangnya. Tae Joo melihat berita di TV, dia kaget dan berdiri, Hee Joo ikut berdiri tapi jalannya limbung. Kaget, sedih, khawatir dan takut.


Tae Joo menyuruh Hee Joo pulang, jangan sampai ibu melihat berita ini dan kau masih punya obat jantungnya kan?
Hee Joo menangis mengkhawatirkan ayahnya. Bagaimana keadaan ayah?
Tae Joo meyakinkan kalau ayah tak akan kenapa-napa, aku yang akan kesana.
 Hee Joo tetap tak bisa menahan perasaannya dan menangis, tentu saja terus khawatir. Tae Joo pun menyuruhnya tetap pulang.



Ibu dan Hee Joo bergebas masuk kedalam ruang di rumah sakit, meneliti nametag setiap pasien disana. Mereka tampak sangat khwatir,sampai mereka menemukan sebuah papan nama bertuliskan Jang Bong Ho, itu ayah Tae Joo. Ibu segera menghambur, menangis disamping Ayah, Hee Joo juga ikut menangis didekatnnya. Seluruh tubuh ayah sekarang terbakar dengan perban menutupinya.


Tae Joo menemui dokter yang menangani Ayahnya, dokter menerangkan kalau ayahnya mengalamu kerusakan di lapisan epidermis dengan kerusakan 80%, setelah luka bengkak mengempes akan dilakukan operasi mencangkokan kulit dengan biaya 30 juta won.
Tae Joo terkejut mendengar nominal yang harus dibayarnya.


Seorang perawat berlari menyuruh dokter yang sedang berbicara pada Tae Joo untuk cepat karena akan ada operasi. Dokter sebelum pergi menyarankan untuk cepat melakukan karena semakin lama semakin memburuk. Tae Joo mengatakan kalau dia akan membayar nanti setelah dia ada uang, tapi tolong lakukanlah operasi terlebih dulu.



Dokter menolak karena rumah sakit memiliki aturan. Tae Joo menarik tangan dokter marah, dia menganggap dokter lebih mementingkan uang padahal ada satu nyawa yang akan melayang. Perawat tadi datang, dia membentak Tae Joo, “ Apa yang kau lakukan?”
Tae Joo menjawab kalau dia hanya punya satu ayah. Dokter akan pergi, sebelumnya dia mengatakan kalau dia memberi waktu 48 jam kalau tidak ayah akan mati karena Sepsis dan edema paru.


Para Korban kebakaran itu sedang melakukan orasi sendiri, mereka akan menuntuk karena mereka tak akan mendapat kompensasi rumah sakit sampai mereka mati. Mereka juga menyuruh semua orang untuk tutup mulut dan akan membayar uang pemakaman nanti. Para korban mengatakan kalau mereka akan terus berjuang(mendapat kompensasi) sampai akhir.


Tae Joo berdiri memandang semua orang yang hadir, sampai kapan? Sampai kapan akan menunggu?
Tae Joo dengan emosional, apa kalian semua akan terus meminta dan menunggu orang yang ada di ICU sampai mereka mati. Apa satu dua tahun akan cukup? Jangan konyol... setiap orang yang mempunyai uang juga akan seperti mereka, kalian juga mungkin seperti itu jika mempunyai uang.


Salah seorang menyuruh untuk menyeret Tae Joo keluar, Tae Joo yang memang  sedang dkuasai amarah tak dapat diam begitu saja. Tae Joo terus berteriak untuk uang ayahnya operasi dan memaki yang lain.


Tapi pandangan Tae Joo teralih, dia melihat sudah ada sebuah foto berbingkai yang menandakan kalau sudah ada korban yang meninggal. Tae Joo perlahan tek meronta lagi, dia tertunduk sambil diseret ketika seorang anak terisak memeluk foto ibunya yang sudah meninggal.


Tae Joo sedang duduk ditepi jalan, seorang temannya menyodorkan minum dan duduk disampingnya. Dia mengatakan kalau ada tempat privat tapi tidak berbayar, kalau tidak dia mengajak Tae Joo untuk menemui Seol Hee, katanya Seol Hee bisa menghabiskan 100 juta won untuk belanja barang ber merk.


Tae Joo meninggalkan temannya dan datang kerumah seseorang, dia mengunjungi seorang kakek. Mungkin kakek itu salah seorang yang yang kaya. Tae Joo mulai menjelaskan tentang masalah yeng dihadapinya saat ini, tentang ayahnya. dia lalu memohon agar dia dapat meminjaminya uang, aku akan membalas kebaikan tuan.



Kakek itu lalu mengatakan, “ayo lakukan itu”
Kakek melanjutkan kata-katanya, aku akan mendoakannya setiap pagi karena berarti aku juga sudah melakukan kebaikan dan akan disurga.
Tae Joo merasa dipermainkan, tapi apa daya dia hanya dapat mengepalkan tangan pertanda amarahnya naik.


Tae Joo bersama temannya datang kesebuah kantor, dia menemui Seol  Hee. Seol Heememberikan buku tentangnya sendiri yang dikatakannya hadiah. Tae Joo sepertinya datang kesana untuk meminjam uang. Seol Heesendiri sepertinya enggan karena masalah lampaunya dengan Tae Joo, “Seorang teman yang mengutukku ketika dia punya uang datang mencariku ketika dia kehabisan uang.”

Seol Heemengatakan kalau semua terlambat karena bis (perumpamaan) sudah berangkat. Tae Joo tegas mengatakan akan menghentikan bus-nya. Seol Heetersenyum, bus berhenti jika kau mampu membawa seorang anak dari kematian. Tae Joo setuju, beri aku pujian jika aku melakukannya.




Seol Hee bercerita, “Aku mengangkat salib belum lama ini. Banyak agama digunakan di lokasi pengembangan lahan. Dan rasio ditentukan oleh hukum.”


Setiap atap rumah dihiasi oleh salih, Seol Hee berada disebuah gereja ikut beribadah disana. Dia terlihat begitu damai.
Seol Hee : Jika ada atap untuk meningkatkan salib... orang-orang yang bahkan belum membaca Kitab tetang Asal Usul pembangunan gereja, Mereka berhati-hati pada orang yang memiliki iman dengan menempatkan beberapa pemandu tunawisma dari Stasiun Seoul Aku menghabiskan banyak uang.”


Seol Hee mengunjungi gereja yang di danainya, melihatnya berantakan. Ternyata dirusak oleh para preman, bahkan Seol Hee diseret menuju ketua mereka, Pil Doo.
Seol Hee : Hibur aku. Gereja yang aku danai dengan begitu banyak usaha, runtuh pekan lalu


Seol Hee dibawa kehadapan Pil Doo, dia memandang sebentar dan mengatur jam tangan emasnya. Pil Doo memakainyya dan dengan enteng dia memukul wajah Seol Hee.
Seol Hee : Jo Pil Doo dari Layanan Han Gang. anak gangster bangsat yang memiliki kartu nama. Mereka mengoleskan tinta merah pada jariku yang indah untuk memperluas gereja mereka.


Seol Hee seperti acuh memainkan jarinya, Tae Joo bertanya apa yang harus aku lakukan?
Seol Hee menjawab kalau dia ingin sesuatu, gigi dibalas gigi, tinta merah dibalas tinta merah. Seol Hee menginginka Tae Joo menjadi gangster.
 Teman Tae Joo mengajaknya pergi karena menurutnya reunian sudah selesai. Dia mengatakan pada Seol Hee, aku merasa ingin sepertimu. Tapi teman Tae Joo itu sangat kecewa dengan sikap Seol Hee karena sebelumnya mengatakan akan membatu nemun sekarang dia menjerumuskan Tae Joo menjadi gangster, bagaimana nasib Tae Joo nanti?



Seol Hee dengan santai, seharusnya khawatir tentang hal yang sudah terjadi, tapi kenapa kau khawatir tentang hari esok?
Teman Tae Joo semakin kesal, dia menarik lengan Tae Joo lagi. Tae Joo masih terus menatap Seol Hee dan melepas pegangan tangan temannya, tenang aku akan baik-baik saja Choon Ho.


Tae Joo serius meminta untuk mengajarinya bagaimana mendapat uang ilegal 30juta won dalam semalam. Choon Ho benar-benar frustasi, dia mengacak rambutnya kesal, kesal dengan keputusan temannya dan memikirkan bagaimana nasibnya nanti.


Min Jae, Dokter Park dan Yoon Seo sedang melakukan pertemuan, Dokter Park sendiri sedang menjelaskan tentang bagaimana kondisi kesehata Ayah Yeon Seo dan tingkat kesulitan operasi.
Min Jae bertanya bagaimana prediksinya. Dokter Park mengatakan kalau selama 24 jam tidak bangun maka akan dikatakan mengalami kematian otak.


Min Jae bertanya apakah dia didiagnosa otak mati, dokter park meng-iyakan. Yeon Seo menunduk sedih, dia juga sepertinya sudah jengah dengan adanya Min Jae dan mengusirnya halus, kau harus pergi sekarang. kau telah mendengar apa yang ingin kau dengar.


Min Jae berdiri lalu mendekati ibu, dia menyerahkan sebuah hadiah yang dia katakan didapat saat perjalanan ke Australia karena dia mendengar ibu Yeon Seo terkena anemia. Ibu tak perduli dengan hadiahnya mungkin, malah bertanya kalau ada dokter dari eropa di Tokyo dan ibu ingin menanyakan diagnosa direktur Choi tapi karena masalah penerbangat tak bisa datang ke Korea. Ibu meminta untuk membuat penerbangan ke Prancis.


Min Jae menolaknya, dia berdalih kalau pesawat hanya digunakan untuk perjalanan bisnis, ini merupakan perinta ketua. Min Jae langsung menunduk dan pergi.


Seseorang yang sedari tadi ikut menjenguk Ayah Yoon Seo berdiri, dia sepertinya adik Min Jae bernama Sung Jae.
Sung Jae berjalan mendekati Yoon Seo dan menggenggam tangannya dan meminta maaf. Tapi Yoon Seo tetap diam malah melepaskan pegangan Sung Jae. Sung Jae pun akhirnya pergi.


Yoon Seo menatap ibunya yang sedang memandang ayahnya sedih. Yoon Seo pun menghampiri ibu, ibu mengatakan kalau dia merasa ayah orang yang paling pintar tetapi sekarang orang yang paling menyedihkan karena terbaring di tempat tidur. Bagaimana dia menyembunyikan ketidak rukunannya dengan adiknya dan keponakannya?


Yoon Seo juga mengatakan kalau dia mengetahuinya ketika ayah akan dioperasi, ibu memandang putrinya. Terlihat mencemaskan keadaan putrinya yang bekerja keras untuk ayah dan perusahaan serta menanggung beban lainnya.





Ibu lalu memeluk putrinya, memintanya untuk mengatakkan beban yang sedang dipikulnya dan jangan menutupinya. Mereka pun menangis dalam haru, dalam pelukan kasih sayang ibu dan anak. Tapi disini kita melihat cincin yang dipake ibu itu sama dengan cincin yang dipake orang yang menelfon Sekertaris kang yang membuatnya kaget.


Pil Doo berada dalam mobil bersama seorang anak, dia ternyata anak Pil Do. Pil Do yang sedari tadi tidur pun terbangun dan meraba jasnya mencari dompet/pisau yah (?). Pil Do langsung curiga pada anaknya, isshhh. Anaknya yang sedang makan burger dengan jujur dia diperintah ibu mengambil uang jajan didompet ayah, tapi jangan sampai menyentuh pisaunya. Supir mengatakan kalau sepertinya jatuh di tempat menari.


Walau preman, Pil Do ayah yang baik sepertinya. Mengantar anaknya kesekolah dan menasehatinya,


Pil Do memandang anaknya memasuki gerbang sekolah, sampai ada suara yangmemanggilnya. Pil Do berbalik, tanpa kata ada seorang yang memukul wajahnya, Pil Do pun pingsan. Ternyata yang memukulnya Tae Joo, Tae Joo llu bergegas masuk kedalam mobil dan membawa Pil Do pergi. Dikejauhan Seol Hee mengawasi Tae Joo.


Pil Do memandangi wajah Tae Joo dari spion, dia bertanya siapa yang mengirim Tae Joo. Tae Joo tak menjawab, Pil Do mencoba memancing kemarahan Tae Joo, liat wajahmu, kau seperti habis memencet jerawat.


Tae Joo tak terpengaruh, wajahnya sama datarnya tapi kecepata mobilnya ditambah menjadi sangat kencang. Pil Do melihatnya sedikit takut, Tae Joo membawa mobilnya dikecepatan maksimal.
Tae Joo menyetir bak belut, belok kanan Kiri sampai sampai Pil Do sangat taku. Dia bertanya apa yang diinginkan Tae Joo?
Tae Joo, pertama..selamatkan gereja-gereja itu.



DI tempat yang berbeda Seol Hee sedang menandatangani sesuatu. Dia begitu senang.
Tae Joo masih mengendarai mobilnya sangat kencang sampai mbilnya terbalik. Entah desengaja, atau karena Pil Do. Tae Joo pun keluar dari mobil lewat jendela dengan penuh darah, dia berjalan sempoyonga. Saat ada polis datang dia bergegas mencari mobil. Dia menghentikan sebuah mobil seorang kakek.


Kakek yang ditumpangi oleh Tae Joo melirik Tae Joo Takut-takut. Tapi Tae Joo tak perduli dan malah terus mengusap darah yang mengalir dikepalanya.
Ditempat kejadian kecelakaan, polisi sudah menolong pil Do dengan luka luka. Sampai seorang polisi menemukan dompet Tae Joo di tempat kejadian.


Hee Joo berjalan bersama dua orang pria, dia polisi yang sedang mencari Tae Joo. Hee Joo mengatakan pada mereka kalau mereka pasti salah orang. Tiba tiba Tae Joo datang kerumah sakit dan membawa uang. Hee Joo berteriak agar  Tae Joo lari tapi dia tak menggubris dan berjalan ke resepsionis, dia meminta pengoprasian pada ayahnya, SEGERA OPERASI JANG BONG HO!!
Tae Jo dibawa keluar rumah sakit oleh polisi itu. sedang Hee Joo mengejar kakaknya, meronta meminta kakaknya jangan dibawa oleh polisi.



Ditempat lain, Min Jae sedang melihat sesuatu dengan sekertarisnya, Yoon Seo bergegas dirumah sakit. Sebuah alat penangkap detak jantung berhenti, entah itu siapa ayah Tae Joo ataupun Yoon Seo. Tapi keduanya sama-sama terkejut.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar