Yoon Seo menghela nafas, melihat kepergian Min Jae.
Sekertarisnya mengatakan kalau Min Jae akan terus meyakinkan para eksekutif
sampai akhir. Yoon Seo memerintahkan asistennya untuk menyuruh para eksekutif
siaga di ruang rapat dan memotong semua sarana komunikasi dirumah.
Tae Joo berlari mengejar seorang murid SMA, dia lalu
mengaggetkannya. Gadis itu terlonjak kaget, Tae Joo tertawa senang melihat Hee
Joo si gadis tadi, adiknya.
Hee Joo berbanding terbalik malah menatap Tae Joo sebal,
siapa Hee Joo?
“Saudara perempuan yang tidak bisa mencuci wajahnya karena
saudaranya mengalami diare?” tanya Hee Joo.
Mendengar ocehan adiknya, Tae Joo mengatupkan mulut adiknya
agar jangan terus bicara lalu mengajak adiknya pergi.
Tae Joo menarik tangan Hee Joo, tapi Hee Joo menarik
tangannya tak mau pergi. Hee bertanya pada kakaknya, kau makan ketika kau
laparkan?
Tae Joo meng-iyakan. Hee Joo bertanya lagi, tapi kenapa kau
tak meminta maaf ketika kau salah?
Tae Joo menjawab bijak, kalau kadang sebelum kau makan kau
menunggu sebentar kan, itu sama halnya dengan meminta maaf. Kadang kita harus
mencariwaktu yang tepat.
Sebuah angkutan datang, Tae Joo pun mengajak Hee Joo pergi.
Mereka akhirnya harus berlari mengejar angkutan itu.
Mereka ternyata menuju kepasar untuk membeli baju. Namun Hee
Joo terlihat tak senang dan menunduk. Hee Joo mengajak kakaknya untuk pulang
dulu karena sangat memalukan kepasar dengan memakai seragam.
Tae Joo tersenyum melihat adiknya, tapi kau terlihat yang
tercantik. Hee Joo yang tadinya cemberut dan terdiam tersenyum semangat
mendengar pujian oppa-nya. Hee Joo bergumam, baju apa yang cocok untuk ayahnya?
Rapat akan sudah dimula, Min Jae duduk tenang mendengarkan
materi rapat yang dibacakan sekertaris Yoon Seo.
Sekertaris Yoon Seo membacakan materi rapat mereka hari ini : Hingga April 1990, di antara uji kompleks di
lima kota baru... satu-satunya tanah yang tidak rusak adalah Konstruksi Sung
Jin kami. karena negosiasi dengan penyewa di gedung telah gagal.
Yeon Seo selama rapat itu berlangsung, terus saja menatap
Min Jae tajam. Yoon Seo bertanya pada sekertarisnya, berapa kerugiannya?
Sekertaris Yoon Seo : 1,27 miliar dari penundaan awal
konstruksi... Dan 2,53 miliar untuk estimasi kerugian dari agresifitas
penawaran harga rendah, dan...
Min Jae memotong penjelasan Sek. Yoon Seo dan
melanjutkannya, “1,47 miliar dari kenaikan biaya material dan tenaga kerja
dengan mengerjakan proyek-proyek ganda...”
Belum selesai Min Jae berbicara, disela lagi oleh Yoon Seo,
Jika penawaran dibatalkan karena keterlambatan dalam konstruksi... Sung Jin
akan jatuh ke status terendahsebelum ledakan di Timur Tengah.
Sek. Yoon Seo melanjutkan lagi penjelasannya, dia mengatakan
karena berbagai masalah yang telah diberikan. Mereka akan mendapat surat
pemecatan, Dong Jin dan Choi Min Jae. Oleh karena itu dia akan melakukan voting
untuk mendapat suara mayoritas.
Yoon Seo sedikit gugup sepertinya dengan hasil voting nanti.
Diapun meminum air dengan agak gemetar.
Min Jae menginterupsi, tunggu. Min Jae lalu menghubungi
seseorang, dia dokter park. Mendengar nama dokter Park, Yoon Seo terkejut dan
langsung memandang tajam Min Jae.
Min Jae menelfon dokter Park sambil memandang kearah Yoon
Seo, pandangan meremehkan.
Min Jae : Setelah operasi ketua... bagaimana tingkat
kelangsungan hidupnya?
Dok. Park : Penghapusan steatoma adalah operasi yang sangat
sederhana...
Mendengar berita Direktur Choi akan dioperasi, anggota rapat
mulai kasak-kusuk.
Min Jae menyela perkatan Dok. Park : Aku mendengar dari
Direktur Choi. Aku hanya ingin mengkonfirmasi denganmu.
Mengerti arah pembicaraan mereka, Yoon Seo mencoba
mengalihkan, dokter Park, kita bicara nanti...
Belum sempat Yoon Seo merampungkan kalimatnya, Dokter Park
sudah mengatakan kalau peluang hidupnya hanya 35%. Dokter juga mengatakan kalau
ini karena usia Direktur Park sudah lanjut. Yoon Seo kecewa dan menunduk,
sesuatu yang coba ditutupinya terbongkar.
Min Jae bertanya : Apakah ada contoh kasus tentang
keberlangsungan hidup setelah operasi di Korea?
Dokter Park : ... kita tidak memiliki satu contoh kasuspun. Namun,
kami akan melakukan yang terbaik...
Min Jae mengakhiri panggilannya meskipun Dokter Park belum
selesai bicara, Yoon Seo sangat geram dengan sikap Min Jae.
Min Jae menyuruh sekertaris Yoon Seo untuk melanjutkan, Sek.
Yoon Seo sendiri agak bimbang, mengingat situasi sekarang semua berpihak pada
Min Jae. Sekertaris Yoon Seo menyuruh untuk mengangkat tangan bagi yang setuju.
Dari delapan anggota rapat, tak satupun yang mengangkat
tangannya.
Mengerti situasi sudah memihak pada Min Jae, Sekertaris Kang
berdiri. Sekertaris Kang mengingatkan kalau perusahaan dalam keadaan darurat,
mengenai kemungkinan kecelakaan pada operasi Direktur Choi. Sekertaris kang
menyrankan untuk mendelegasikan semua hak untuk modal, personil, dan tugas
eksternal pada direktur Choi Min Jae.
Yoon Seo tak setuju, dia meyakinkan pada anggota rapat kalau
operasi akan sukses, Min Jae menimpali, “Harusnya seperti itu.”
“Ayah akan kembali bekerja” ucap Yoon Seo.
“Kami berharap seperti itu”
“Ayah Telah berjanji”
“Ayah”
Yoon Seo tersulut emosinya, dia menatap Min Jae dengan tajam
sebaliknya Min Jae terus bersikap tenang.
Min Jae menyindir kalau setiap ayah pasti akan mengerti,
“Dia ingin menutup lubang dan memindahkan batu di depan anak-anaknya. “
Min Jae menatap anggota rapat : Jadi itu sebabnya ia
mengirim Wakil Ketua ke China... Dan para eksekutif yang peduli tentang
perusahaan dikirim ke luar negeri... dan proses negosiasi yang sedang
berlangsung telah digagalkan.
“Tapi....” Min Jae berbalik arah menatap Yeon Soo dan
menaruh kasar cangkir yang dipegangnya.” Aku tidak bisa memaafkan Ketua Choi
Dong Sung dari Sung Jin Group.”
Yeon soo sangat..sangat geram menatap Min Jae, dia
memanggilnya, Oppa?
Min Jae pun tak kalah dan dengan berteriak,
President!*diperusahaan dia bukan Oppa’nya Yoon Seo.
“Presiden Choi Min Jae dari Konstruksi Sung Jin.” Tegas Min
Jae sambil menunjuk dirinya sendiri. Begitu emosional. Yeon terus saja menatap
Min Jae tajam.
Tapi sepersekian detik, Min Jae merubah eksperi wajahnya
lembut dan mengatakan kepada semua anggota rapat, “Direktur Choi Yoon Seo,
perusahaan bukanlah toko dimana kau dapat pergi untuk melakukan tugas ayah. kau
dapat fokus pada pekerjaan yang Ayah perintahkan padamu untuk kau lakukan di
rumah. Tiga puluh karyawan dalam Konstruksi dan 20.000 karyawan di seluruh
kelompok. Masa depan keluarga Jin Sung akan ditentukan sekarang. “
Min Jae meminta pada anggota sekarang untuk memberikan
keputusan mereka.
Sekertaris Kang berdiri dan meminta anggota untuk memberikan
vote mereka, “Jika kalian setuju untuk mendelegasikan semua hak(pada Min Jae), silahkan
angkat tangan kalian.”
Satu persatu anggota mulai mengangkat tangan mereka. Dan
semua anggota rapat mengangkat tangannya.
Min Jae maju kedepan, dia mengatakan kalau seluruh dana
harus sampai padanya pada pukul 16.00 dan akan mengembil keputusan dibawah
tingkat direktur.
Min Jae menatap Yeon Soo yang sedari tadi hanya diam menahan
kekesalannya. Min Jae lalu berbalik pada sekertaris Kang, Ambil alih semua
tugas di bawah Direktur Choi Yoon Seo. Lalu di-iyakan oleh Sekertris Kang.
Para gerombolan preman dan Pil Doo dengan busnya sampai ke
tempat construksi. Para polisi ada disana tapi tak mampu untuk menghalangi
mereka. Mereka menjadi membabi buta menyerang orang yang ada di sana dan
memukul segala apa yang ada di depan mata.
Narasinya Min Jae ini, jadi aku miringkan tulisanyya. “Buat permintaan resmi kepada polisi sebagai
Konstruksi Sung Jin. Untuk meruntuhkan gedung perbelanjaan hari ini. Sewa semua
orang dari kantor polisi untuk dipekerjakan. “
Pil Doo menatap para anak buahnya beraksi, tapi dari atas
gedung ada seorang yang menyalakan sumbu botol yang berisi bensin dan
melemparnya kearah para preman itu. Tempat itu menjadi terbakar, para preman
berhamburan meninggalan tempat construksi.
“konstruksi akan
dimulai sebagai awal rencana. Dan tidak akan ada masalah dalam menjual tempat
dan mendanai konstruksi Sepuluh persen dari dua juta apartemen di kota baru..
Lebih dari 200.000 apartemen di kompleks akan dibangun oleh Konstruksi Sung
Jin.”
Tae Joo dan Hee Joo sedang makan di sebuah restouran sambil
mengobrol. Tae Joo menyuruh Hee Joo untuk membelikan kemeja untuk Ayah dan
mengatakan pada ibu kalau dia akan pergi seminggu menjadi tutor.
Hee Joo tertunduk seding, kita semua terpisah....keluarga
kita.
Tae Joo tersenyum dan berjanji akan lulus, mendapat sewa
jangka panjang, membuatkan Hee Joo kamar sendiri dan mendirikan sebuah toko
mie.
Hee Joo dengan antusian mengatakan kalau dia akan menjadi
kasirnya saja. Tae Joo melarang, tidak... kau harus kuliah dan belajar sebelum
terlambat.
Hee Joo sedikit terkejut menatap sesuatu tak lagi mendengarkan kakaknya, dia melihat berita
yang berada di TV kalau Protes di pusat perbelanjaan baru. Kebakaran terjadi
selama tindakan tegas.
Tanpa mengalihkan pandangan dari TV, Hee Joo memanggil Tae
Joo, Oppa.
Tae Joo menatap Hee Joo dan mengikuti arah pandangnya. Tae
Joo melihat berita di TV, dia kaget dan berdiri, Hee Joo ikut berdiri tapi
jalannya limbung. Kaget, sedih, khawatir dan takut.
Tae Joo menyuruh Hee Joo pulang, jangan sampai ibu melihat
berita ini dan kau masih punya obat jantungnya kan?
Hee Joo menangis mengkhawatirkan ayahnya. Bagaimana keadaan
ayah?
Tae Joo meyakinkan kalau ayah tak akan kenapa-napa, aku yang
akan kesana.
Hee Joo tetap tak bisa menahan perasaannya dan menangis,
tentu saja terus khawatir. Tae Joo pun menyuruhnya tetap pulang.
Ibu dan Hee Joo bergebas masuk kedalam ruang di rumah sakit,
meneliti nametag setiap pasien disana. Mereka tampak sangat khwatir,sampai
mereka menemukan sebuah papan nama bertuliskan Jang Bong Ho, itu ayah Tae Joo.
Ibu segera menghambur, menangis disamping Ayah, Hee Joo juga ikut menangis
didekatnnya. Seluruh tubuh ayah sekarang terbakar dengan perban menutupinya.
Tae Joo menemui dokter yang menangani Ayahnya, dokter
menerangkan kalau ayahnya mengalamu kerusakan di lapisan epidermis dengan
kerusakan 80%, setelah luka bengkak mengempes akan dilakukan operasi
mencangkokan kulit dengan biaya 30 juta won.
Tae Joo terkejut mendengar nominal yang harus dibayarnya.
Seorang perawat berlari menyuruh dokter yang sedang
berbicara pada Tae Joo untuk cepat karena akan ada operasi. Dokter sebelum
pergi menyarankan untuk cepat melakukan karena semakin lama semakin memburuk.
Tae Joo mengatakan kalau dia akan membayar nanti setelah dia ada uang, tapi
tolong lakukanlah operasi terlebih dulu.
Dokter menolak karena rumah sakit memiliki aturan. Tae Joo
menarik tangan dokter marah, dia menganggap dokter lebih mementingkan uang
padahal ada satu nyawa yang akan melayang. Perawat tadi datang, dia membentak
Tae Joo, “ Apa yang kau lakukan?”
Tae Joo menjawab kalau dia hanya punya satu ayah. Dokter
akan pergi, sebelumnya dia mengatakan kalau dia memberi waktu 48 jam kalau
tidak ayah akan mati karena Sepsis dan edema paru.
Para Korban kebakaran itu sedang melakukan orasi sendiri,
mereka akan menuntuk karena mereka tak akan mendapat kompensasi rumah sakit
sampai mereka mati. Mereka juga menyuruh semua orang untuk tutup mulut dan akan
membayar uang pemakaman nanti. Para korban mengatakan kalau mereka akan terus
berjuang(mendapat kompensasi) sampai akhir.
Tae Joo berdiri memandang semua orang yang hadir, sampai
kapan? Sampai kapan akan menunggu?
Tae Joo dengan emosional, apa kalian semua akan terus
meminta dan menunggu orang yang ada di ICU sampai mereka mati. Apa satu dua
tahun akan cukup? Jangan konyol... setiap orang yang mempunyai uang juga akan
seperti mereka, kalian juga mungkin seperti itu jika mempunyai uang.
Salah seorang menyuruh untuk menyeret Tae Joo keluar, Tae
Joo yang memang sedang dkuasai amarah
tak dapat diam begitu saja. Tae Joo terus berteriak untuk uang ayahnya operasi
dan memaki yang lain.
Tapi pandangan Tae Joo teralih, dia melihat sudah ada sebuah
foto berbingkai yang menandakan kalau sudah ada korban yang meninggal. Tae Joo
perlahan tek meronta lagi, dia tertunduk sambil diseret ketika seorang anak
terisak memeluk foto ibunya yang sudah meninggal.
Tae Joo sedang duduk ditepi jalan, seorang temannya
menyodorkan minum dan duduk disampingnya. Dia mengatakan kalau ada tempat
privat tapi tidak berbayar, kalau tidak dia mengajak Tae Joo untuk menemui Seol
Hee, katanya Seol Hee bisa menghabiskan 100 juta won untuk belanja barang ber
merk.
Tae Joo meninggalkan temannya dan datang kerumah seseorang,
dia mengunjungi seorang kakek. Mungkin kakek itu salah seorang yang yang kaya.
Tae Joo mulai menjelaskan tentang masalah yeng dihadapinya saat ini, tentang
ayahnya. dia lalu memohon agar dia dapat meminjaminya uang, aku akan membalas
kebaikan tuan.
Kakek itu lalu mengatakan, “ayo lakukan itu”
Kakek melanjutkan kata-katanya, aku akan mendoakannya setiap
pagi karena berarti aku juga sudah melakukan kebaikan dan akan disurga.
Tae Joo merasa dipermainkan, tapi apa daya dia hanya dapat
mengepalkan tangan pertanda amarahnya naik.
Tae Joo bersama temannya datang kesebuah kantor, dia menemui
Seol Hee. Seol Heememberikan buku
tentangnya sendiri yang dikatakannya hadiah. Tae Joo sepertinya datang kesana
untuk meminjam uang. Seol Heesendiri sepertinya enggan karena masalah lampaunya
dengan Tae Joo, “Seorang teman yang mengutukku ketika dia punya uang datang
mencariku ketika dia kehabisan uang.”
Seol Heemengatakan kalau semua terlambat karena bis
(perumpamaan) sudah berangkat. Tae Joo tegas mengatakan akan menghentikan
bus-nya. Seol Heetersenyum, bus berhenti jika kau mampu membawa seorang anak
dari kematian. Tae Joo setuju, beri aku pujian jika aku melakukannya.
Seol Hee bercerita, “Aku mengangkat salib belum lama ini.
Banyak agama digunakan di lokasi pengembangan lahan. Dan rasio ditentukan oleh
hukum.”
Setiap atap rumah dihiasi oleh salih, Seol Hee berada
disebuah gereja ikut beribadah disana. Dia terlihat begitu damai.
Seol Hee : Jika ada
atap untuk meningkatkan salib... orang-orang yang bahkan belum membaca Kitab
tetang Asal Usul pembangunan gereja, Mereka
berhati-hati pada orang yang memiliki iman dengan menempatkan beberapa pemandu
tunawisma dari Stasiun Seoul Aku menghabiskan banyak uang.”
Seol Hee mengunjungi gereja yang di danainya, melihatnya
berantakan. Ternyata dirusak oleh para preman, bahkan Seol Hee diseret menuju
ketua mereka, Pil Doo.
Seol Hee : Hibur aku.
Gereja yang aku danai dengan begitu banyak usaha, runtuh pekan lalu
Seol Hee dibawa kehadapan Pil Doo, dia memandang sebentar
dan mengatur jam tangan emasnya. Pil Doo memakainyya dan dengan enteng dia
memukul wajah Seol Hee.
Seol Hee : Jo Pil Doo
dari Layanan Han Gang. anak gangster bangsat yang memiliki kartu nama. Mereka
mengoleskan tinta merah pada jariku yang indah untuk memperluas gereja mereka.
Seol Hee seperti acuh memainkan jarinya, Tae Joo bertanya
apa yang harus aku lakukan?
Seol Hee menjawab kalau dia ingin sesuatu, gigi dibalas
gigi, tinta merah dibalas tinta merah. Seol Hee menginginka Tae Joo menjadi
gangster.
Teman Tae Joo mengajaknya pergi karena menurutnya reunian
sudah selesai. Dia mengatakan pada Seol Hee, aku merasa ingin sepertimu. Tapi
teman Tae Joo itu sangat kecewa dengan sikap Seol Hee karena sebelumnya
mengatakan akan membatu nemun sekarang dia menjerumuskan Tae Joo menjadi
gangster, bagaimana nasib Tae Joo nanti?
Seol Hee dengan santai, seharusnya khawatir tentang hal yang
sudah terjadi, tapi kenapa kau khawatir tentang hari esok?
Teman Tae Joo semakin kesal, dia menarik lengan Tae Joo
lagi. Tae Joo masih terus menatap Seol Hee dan melepas pegangan tangan
temannya, tenang aku akan baik-baik saja Choon Ho.
Tae Joo serius meminta untuk mengajarinya bagaimana mendapat
uang ilegal 30juta won dalam semalam. Choon Ho benar-benar frustasi, dia
mengacak rambutnya kesal, kesal dengan keputusan temannya dan memikirkan
bagaimana nasibnya nanti.
Min Jae, Dokter Park dan Yoon Seo sedang melakukan
pertemuan, Dokter Park sendiri sedang menjelaskan tentang bagaimana kondisi
kesehata Ayah Yeon Seo dan tingkat kesulitan operasi.
Min Jae bertanya bagaimana prediksinya. Dokter Park
mengatakan kalau selama 24 jam tidak bangun maka akan dikatakan mengalami
kematian otak.
Min Jae bertanya apakah dia didiagnosa otak mati, dokter
park meng-iyakan. Yeon Seo menunduk sedih, dia juga sepertinya sudah jengah
dengan adanya Min Jae dan mengusirnya halus, kau harus pergi sekarang. kau
telah mendengar apa yang ingin kau dengar.
Min Jae berdiri lalu mendekati ibu, dia menyerahkan sebuah
hadiah yang dia katakan didapat saat perjalanan ke Australia karena dia
mendengar ibu Yeon Seo terkena anemia. Ibu tak perduli dengan hadiahnya
mungkin, malah bertanya kalau ada dokter dari eropa di Tokyo dan ibu ingin
menanyakan diagnosa direktur Choi tapi karena masalah penerbangat tak bisa
datang ke Korea. Ibu meminta untuk membuat penerbangan ke Prancis.
Min Jae menolaknya, dia berdalih kalau pesawat hanya
digunakan untuk perjalanan bisnis, ini merupakan perinta ketua. Min Jae
langsung menunduk dan pergi.
Seseorang yang sedari tadi ikut menjenguk Ayah Yoon Seo
berdiri, dia sepertinya adik Min Jae bernama Sung Jae.
Sung Jae berjalan mendekati Yoon Seo dan menggenggam
tangannya dan meminta maaf. Tapi Yoon Seo tetap diam malah melepaskan pegangan
Sung Jae. Sung Jae pun akhirnya pergi.
Yoon Seo menatap ibunya yang sedang memandang ayahnya sedih.
Yoon Seo pun menghampiri ibu, ibu mengatakan kalau dia merasa ayah orang yang
paling pintar tetapi sekarang orang yang paling menyedihkan karena terbaring di
tempat tidur. Bagaimana dia menyembunyikan ketidak rukunannya dengan adiknya
dan keponakannya?
Yoon Seo juga mengatakan kalau dia mengetahuinya ketika ayah
akan dioperasi, ibu memandang putrinya. Terlihat mencemaskan keadaan putrinya
yang bekerja keras untuk ayah dan perusahaan serta menanggung beban lainnya.
Ibu lalu memeluk putrinya, memintanya untuk mengatakkan
beban yang sedang dipikulnya dan jangan menutupinya. Mereka pun menangis dalam
haru, dalam pelukan kasih sayang ibu dan anak. Tapi disini kita melihat cincin
yang dipake ibu itu sama dengan cincin yang dipake orang yang menelfon
Sekertaris kang yang membuatnya kaget.
Pil Doo berada dalam mobil bersama seorang anak, dia
ternyata anak Pil Do. Pil Do yang sedari tadi tidur pun terbangun dan meraba
jasnya mencari dompet/pisau yah (?). Pil Do langsung curiga pada anaknya,
isshhh. Anaknya yang sedang makan burger dengan jujur dia diperintah ibu
mengambil uang jajan didompet ayah, tapi jangan sampai menyentuh pisaunya.
Supir mengatakan kalau sepertinya jatuh di tempat menari.
Walau preman, Pil Do ayah yang baik sepertinya. Mengantar
anaknya kesekolah dan menasehatinya,
Pil Do memandang anaknya memasuki gerbang sekolah, sampai
ada suara yangmemanggilnya. Pil Do berbalik, tanpa kata ada seorang yang
memukul wajahnya, Pil Do pun pingsan. Ternyata yang memukulnya Tae Joo, Tae Joo
llu bergegas masuk kedalam mobil dan membawa Pil Do pergi. Dikejauhan Seol Hee
mengawasi Tae Joo.
Pil Do memandangi wajah Tae Joo dari spion, dia bertanya
siapa yang mengirim Tae Joo. Tae Joo tak menjawab, Pil Do mencoba memancing
kemarahan Tae Joo, liat wajahmu, kau seperti habis memencet jerawat.
Tae Joo tak terpengaruh, wajahnya sama datarnya tapi
kecepata mobilnya ditambah menjadi sangat kencang. Pil Do melihatnya sedikit
takut, Tae Joo membawa mobilnya dikecepatan maksimal.
Tae Joo menyetir bak belut, belok kanan Kiri sampai sampai
Pil Do sangat taku. Dia bertanya apa yang diinginkan Tae Joo?
Tae Joo, pertama..selamatkan gereja-gereja itu.
DI tempat yang berbeda Seol Hee sedang menandatangani
sesuatu. Dia begitu senang.
Tae Joo masih mengendarai mobilnya sangat kencang sampai
mbilnya terbalik. Entah desengaja, atau karena Pil Do. Tae Joo pun keluar dari
mobil lewat jendela dengan penuh darah, dia berjalan sempoyonga. Saat ada polis
datang dia bergegas mencari mobil. Dia menghentikan sebuah mobil seorang kakek.
Kakek yang ditumpangi oleh Tae Joo melirik Tae Joo
Takut-takut. Tapi Tae Joo tak perduli dan malah terus mengusap darah yang
mengalir dikepalanya.
Ditempat kejadian kecelakaan, polisi sudah menolong pil Do
dengan luka luka. Sampai seorang polisi menemukan dompet Tae Joo di tempat
kejadian.
Hee Joo berjalan bersama dua orang pria, dia polisi yang
sedang mencari Tae Joo. Hee Joo mengatakan pada mereka kalau mereka pasti salah
orang. Tiba tiba Tae Joo datang kerumah sakit dan membawa uang. Hee Joo
berteriak agar Tae Joo lari tapi dia tak
menggubris dan berjalan ke resepsionis, dia meminta pengoprasian pada ayahnya,
SEGERA OPERASI JANG BONG HO!!
Tae Jo dibawa keluar rumah sakit oleh polisi itu. sedang Hee Joo
mengejar kakaknya, meronta meminta kakaknya jangan dibawa oleh polisi.
Ditempat lain, Min Jae sedang melihat sesuatu dengan
sekertarisnya, Yoon Seo bergegas dirumah sakit. Sebuah alat penangkap detak
jantung berhenti, entah itu siapa ayah Tae Joo ataupun Yoon Seo. Tapi keduanya
sama-sama terkejut.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar