*note : Tulisan miring menandakan percakapan seseorang yang terdengar
bersamaan dengan adegannya. L untuk suara cowo, P untuk yang cewe*
Sebuah
biji meluncur tepat mengenai dahi seorang wanita (Im Seung-hee) dengan pakaian
hanboknya, si pelempar terus-terusan melempar kacang itu pada Seung-hee
beberapa kali. Seung-hee itu tak melawan, dia diam dengan terkejut menerima
lemparan itu.
Si
pelempar melihat biji terakhir yang ada di genggamannya, itu sangat besar untuk
ukuran sebuah biji. Seung-hee dan suami yang ada disampingnya terkejut melihat
ukuran biji terakhir, tapi seorang gadis di sebelahnya malah tersenyum sinis
menatap biji itu.
P : “Sebuah kejadian dari seorang wanita yang
baru menjadi pengantin mulai diperkenalkan, sang Mertua mulai bertingkah. “
Ayah
mertua Seung-hee tadi pun benar-benar melemparkan biji yang besar itu. Entahlah
apa yang terjadi,~~~~
Seung-hee
membawa beberapa pakaian, dia berpapasan dengan ayah mertuanya yang hendak
pergi kesuatu tempat. “ayah mau pergi kemana?” Seung-hee bertanya dengan ramah.
Namun ayah mertuanya malah menyuruh Seung-hee untuk menyingkir dari hadapannya.
Karena kesal jalannya di halangi, ayah mendorong Seung-hee sampai jatuh
berguling di tangga.
Suara
laki-laki : “kenapa dia sangat
membencinya?”
P: “di rumah sakit, dia adalah ketua. Dia tak
suka jika anak pertamanya menyukai
seorang assisten perawat”
L : “ah aku tau, dia seharusnya melarang dari
awal.”
P : “iya benar”
Ayah
mertua Seung-hee tak memiliki rasa kasian, dia malah melihat tubuh Seung-hee
tadi dengan wajah sinisnya lalu menginjak pergelangan tangannya itu dan pergi. Seung-hee
bangun selepas kepergian ayah mertuanya dan mengelap darah yang mengalir di
hidungnya, pasrah.
Scene berpindah ke sebuah pesta.
P : “ngomong-ngomong, adegan paling penting
adalah saat pesta ulang tahun ayah mertuanya.”
Sang
ayah mertua tengah berbincang dengan rekan-rekannya dengan sesekali tertawa
lepas.Seung-hee mencoba menyapa mereka dengan seramah mungkin. Anyeonghaseyo.
Hening.
Tak ada seorang pun yang merespon, mereka malah pergi meninggalkan Seung-hee.
P : “Semua orang menunjuk-nunjuk wanita itu.
Jadi, wanita itu tak lagi bisa menerima itu semua dan meledaklah amarahnya.”
L : “Meledak? Apakah dia membuat rumahnya penuh
dengan permusuhan?”
P : “tunggu sebentar, ‘Aku tidak bisa menerima
ini semua’, ‘jika kau tak bisa menerimaku. Aku akan memberikan suamiku dan
bercerai’”
Seung-hee
menangis bertemu dengan ayah mertuanya, dia benar-benar sudah gila dengan
perlakuan ayahnya itu. Seung-hee menutup wajahnya dan menangis, Namun tak
disangaka sang ayah malah memegang pundak Seung-hee, dan segera memeluknya.
Ternyata alasan dibalik tak sukanya si ayah karena dia juga menyukai Seung-hee.
Seung-hee benar-benar terkejut.
Seung-hee
kembali kerumah dengan keterkejutannya, dia tak menyangka ayah mertuanya malah menyatakan perasaannya seperti tadi.
P :
“Tapi ketika dia kembali kerumah untuk menenangkan diri,”
Dari
dalam kamarnya, tersengar suara cekikan seorang perempuan. Seung-hee terkejut,
dia perlahan membuka pintu kamarnya, dan betapa terkejutnya ia melihat adik
iparnya dan suaminya sendiri sedang bercumbu. Seung-hee tanya bagaimana seorang
kakak dan adik melakukan hal seperti ini.
Adik
iparnya beralasan kalau mereka bukan saudara sekandung yang sebenarnya, mereka
hanyalah saudara yang terpaksa menjadi saudara, mereka tak memiliki pilihan.
Seung-hee benar-benar terkejut menghadapi kenyataan ini, suaminya hanya meminta
maaf dan kembali bermesraan dengan adiknya. Sedang Seung-hee, Dia menangis...
menangiss.. menangiss.. lebay..
L :
“Pengakuan cinta ayah mertua, dan kisah cinta antara suami dan adik iparnya
menjadi puncaknya. Ini agresif”
Seung-hee
mendengar perkataan si ‘L’, dia bertanya ke screen, apa kau pernah mendengar
sebelumnya?
***
Kembali
keduania nyata, karena tadi adalah dunia drama. Drama dalam drama.
Seseorang
menjawab pertanyaan Seung-hee, iya aku sudah mendengarnya satu tahun yang lalu.
Yang lain tanya apakah mereka telah membuatnya. Produser Lee menyuruh Seung-hee
untuk mengecek dulu materi yang akan diberikan. Seung-hee mencoba mencari jalan
lain, dia menyarankan untuk mengubah jalan cerita kalau suami bercerai karena
menyukai pria lain. Tapi seorang yang lain mengatakan kalau sudah ada membuat
cerita yang seperti itu.
Mereka
benar-benar frustasi, Produser Lee berkata pada Seung-hee. “bagaimana kau tak
tau apa yang asisten penulis lakukan? Dengarkan. Kita menirunya secara
keseluruhan, bagaimana kau menjadi plagiat? Kau harusnya paling tidak memiliki
pendirian sebagai penulis.”
Seung-hee
menghela nafas, sedih.
~~~
Suara
ketikan keyboard komputer terdengar di seluruh ruangan, Sunbae Seung-hee
mendekatinya dan mengerti kenapa keyboard Seung-hee sering rusak. Seung-hee
mengeluh, bagaimana didunia yang serba modern mereka menggunakan komputer
seperti ini. Sunbae itu bertanya apakah Seung-hee tersinggung dengan ucapan
Produser Lee. Seung-hee cuek, kau juga mengatakan hal yang buruk tentangku.
Sunbae
mengelak, dia hanya mendengarkan. Seung-hee menatap Sunbaenya aneh, apa yang
kau inginkan dariku?
Sunbae
tersenyum senang, “Jika kau menulis dengan cepat, kau akan menjadi penulis yang
bagus. Mari kita buat program pilot bersama.”
Tanpa
pikir panjang, Seung-hee langsung menolak ajakan itu. Sunbae mengeluh,
bagaimana kalau Seung-hee berkata ‘aku tak bisa ingin terlalu cepat’. Kau tak
pernah mendengarkanku.
Seung-hee
kesal, kau tak seperti kau membayarku lebih jika aku bekerja lebih. Kau
meyakinkanku dengan hanya bayaran biasa dan memberi gaji. “jadi bagaimana kau
menyuruhku untuk melakukan semuanya?”
Rekan
perempuan Seung-hee melongok dari balik komputernya, “tapi kau tetap mendapat
empat asuransi. Aku tetap mendapat asuransi kesehatan orang tuaku.”
“Dia
benar. Sejak kau menjadi anggota dari Botari Production, aku benar-benar
perhatian padamu.” Ucap Sunbae setuju.
“Jika
kau lebih perhatian, aku bisa menjadi gelandangan” Seung-hee masih cuek.
Sunbae
mengatakan kalau dia telah mengembangkan perusahaan dan memberi bantuan pada
Seung-hee. Seung-hee melotot memandang Sunbae, akankah kau memiliki hutang
untuk pesta?
Sunbae
menyuruh Seung-hee untuk berhenti mengoceh, apa kau lupa apa motto perusahaan
kita?
Mereka
pun menatap papan motto perusahaan ‘kita melakukannya untuk keuntungan meski
hanya satu sen’
“Kau
membuatnya dan benar-benar persis satu sen” sindir Seung-hee.
“Produksi
semuanya adalah sebuah investasi. Kalau yang satu ini bisa mendapat jadwal
regular, aku akan memberimu peningkatan besar” bujuk Sunbae.
Seung-hee
menyuruh Sunbaenya untuk membayar tepat waktu. Sunbae itu langsung tersenyum
cerah karena artinya Seung-hee menyetujui kerjasama itu. Sunbae mengatakan program
itu tentang pengundangan kembali sebuah kasus penipuan. Seung-hee tak begitu tertarik,
dia mengajak untuk segera membuat episode pertama.
Sunbae
kesal, “Penulis Im, Kau tak tau aku menyiapkan sesuatu untukmu. Kau
mengatakannya ketika kau pertama masuk kesini. Kau berkata ingin menjadi Ratu
Drama. Aku mencoba membuatmu menjadi ratu drama, Jadi aku menyiapkan rencana.
Bukanlah pengundangan kembali, tapi sebuah drama mini series.
Sunbae
menyuruh untuk membuat program pilot menjadi yang terbaik. Dia lalu permisi
pergi untuk kembali menilai dramanya. Seung-hee tanya tentang apa, Sunbae
mengatakan kalau itu tentang casino, judi, dan tujuan manusia.
Sunbae
akan pergi tapi sebelumnya dia menatap Seung-hee, dan mengepalkan kedua
tangannya dengan berapi-api. Cheers up.
Sedang
Seung-hee hanya menatap datar, drama....
~~~
Seung-hee
pulang kerumahnya, dia menyalakan lampu tapi sepertinya dia melihat ada yang
aneh. Ternyata benar, ada seseorang yang berada di dapur. Itu Moon Seon-joo.
Seung-hee tanya bukannya dia ada di provinsi Gangwon untuk menulis. Seon-joo
mengatakan kalau tempatnya tak begitu bagus, dia kemudian melihat ekspresonya
telah habis. Dia kesal pada Seung-hee yang telah menghabiskan semuanya.
Seung-hee
cuek, yaa aku menghabiskannya. Seon-joo tanya habis darimana Seung-hee jam
segini baru kembali.
Aku
dari pertemuan untuk tukar pendapat di kantor, jelas Seung-hee. Seon-joo tanya
apakah Seung-hee sudah di konfirmasi. Dengan cemberut Seung-hee menuturkan
kalau cerita yang ia buat sudah ada sebelumnya.
“Ya
Tuhan. Kenapa kau melakukan kesalahan seperti ini. Ini adalah dasar.” Ucap Seon-joo.
Seung-hee membenarkan. Tapi menurut Seon-joo Seung-hee tetaplah beruntung,
karena biasanya untuk sebuah mini-series seseorang akan lebih sensitiv.
Seung-hee
berdiri dengan kesal, tapi pada akhirnya dia malah dengan ramah bertanya pada
Seon-joo, apakah kau ingin kopi. Seung-hee berterimakasi dan sangat
menghargainya, tapi dia dalam mood yang buruk. Seung-hee mencoba tersenyum tapi
masam, oohh... maaf tapi aku akan minum.
Seung-hee
pun pergi dengan kesal.
~~~
Seung-hee
minum sendirian, dengan terus menjilati kaki cumi-cumi lalu kemudian
mencelupkannya lagi ke kopi. Pasangan anak sekolah melihat yang dilakukan
Seung-hee mereka berkomentar dan mengatai Seung-hee jorok dan sepertinya dia
sudah gila.
Seung-hee
mendengarnya berbalik menatap pasangan itu, nyali mereka langsung menciut dan
pergi. Seung-hee yang sedang bad mood tambah kesal.
FLASHBACK
Seung-hee
: “Ketika kami pertama diterima kerja,
kesempatan datang padaku”
Seung-hee
dan Seon-joo mereka sama-sama bersaing untuk kontes skenario untuk semester
kedua tahun 2010. Mereka berdua membuat skenario mereka masing-masing, namun
Seung-hee lebih bersinar dari pada Seon-joo yang sepertinya sama sekali tak
memiliki inspirasi bahkan sesekali melirik Seung-hee.
Namun
sebuah kejadian membuat tangan Seung-hee terluka dan terpaksa di gips, dia
hanya duduk cemberut. Tak bisa mengetik sama sekali, Seon-joo memberikan obat
untuk Seung-hee meskipun sebenarnya dia senang akan penderitaan yang dialami
sahabatnya itu.
Keadaan
mulai berbalik, Seon-joo lebih bersinar dalam membuat skenario dan awan kelam
menyelimuti Seung-hee.
Ternyata
kejadian itu membuat dampak yang sangat besar pada masa yang akan datang,
Seon-joo telah menjadi penulis yang terkenal, sedangkan Seung-hee masih belum
menemukan apapun. Dia bingung saat menulis skenarionya.
Seung-hee
: “Meskipun seperti itu, aku tak membenci
Seon-joo. Pada faktanya, semua ketidak beruntunganku karena b*jingan itu.”
Jong-dae
(Nam Goong-min) berjalan dengan tergesa-gesa, ada seseorang yang terus
memanggilnya namun Jong-dae seolah tak mendengar dan terus berlalu pergi
menaiki eskalator. Seung-hee ikut mengejarnya tapi karena eskalator penuh dan tergesanya
Seung-hee, sepatu hak tingginya terpeleset. Seung-hee terkejut... dannn
FLASHBACK END
Seung-hee
menggelengkan kepalanya, dia sepertinya tak ingin menyesali sesuatu yang telah
terjadi padanya. Ponsel Seung-hee berdering, dia segera mengangkatnya. Itu dari
eonni.
Eonni
bertanya apakah Seung-hee ada dirumahnya, dia akan menginap. Seung-hee bertanya
apakah kakanya bertengkar dengan suaminya. Eonni kesal mengatakan kalau
Seung-hee tak perlu lagi harus membuat cerita, dan buatlah saja cerita tentang
dirinya. Karena kisahnya sangatlah sempurna. Suaminya pergi kesebuah salon tapi
saat dia ditanya malah mengatakan kalau dia sedang berselingkuh dengan gadis.
Eonni benar-benar kesal.
Seung-hee
menyuruh eonninya untuk pulang saja,
Seung-hee
tak percaya bagaimana Eonninya selalu ke Seoul dari Daejeon setiap kali
bertengkar dengan suaminya. “Dia tak memperhatikanmu karena kau selalu membawa
anak-anak. Kau harus meninggalkan anak-anakmu dan dia akan memperhatikanmu
karena ini akan sulit untuk mengurus mereka”
Eonni
kesal karena suaminya tak memiliki kualifikasi menjadi ayah. jika dia
meninggalkan anaknya, akan menjadi sebuah pelajaran buruk bagi anak-anak.
Seung-hee
tanya bukankah dibelakang eonninya juga ada anak-anak, apa yang dikatakan
unninya juga sebuah pelajaran yang buruk.Unni mengatakan kalau dia akan tetap
ke rumah Seung-hee. Seung-hee merengek, bagaimana dia bisa datang bahkan untuk
tinggal dia saja sempit. Unni kembali menyemprot Seung-hee, mereka adalah
saudara yang hidup tanpa orang tua, apakah Seung-hee tega membiarkannya tinggal
di jalan.
Seung-hee
mengelak, bukannya dia menyuruh unni untuk tinggal di jalan tapi untuk jangan
tinggal di tempatnya saja.
Anak
unni menyuruh ibunya untuk kembali saja, tapi unni tak perduli. Dia tetap keras
kepala ingin pergi dan tak bisa kembali seperti ini. “aku akan kesana”
Seung-hee
akan menolak tapi panggilan telah berakhir, Seung-hee merengek sendirian.
“jangan di tempatku.. jangan ditempatku”
~~~
Mereka
berempat ternyata memutuskan untuk tinggal bermalam di sauna, Unni tanya kenapa
Seung-hee tak bisa menggunakan tempat tinggalnya sendiri. Seung-hee mengatakan
kalau Seon-joo sangat senitive dengan kebisingan.
Unni
merasa kalau Seon-joo tak memiliki tata krama tapi saat menulis drama itu
sangat bagus. Unni menyuruh Seung-hee juga melakukan itu. Seung-hee pasrah, aku
tak bisa karena aku memiliki tata krama.
Seung-hee
tanya bukankah unninya itu update tentang berita, apakah kau mengetahui sesuatu
yang ada pada tetanggamu untuk menjadi materi. Unni membenarkan, dia menyuruh
Seung-hee untuk baik padanya karena ide yang didapat Seung-hee berasal darinya.
Unni menyuruh Seung-hee mencarikan 3 telur rebus, dia mengatakan dengan gaya
cacingnya. Seung-hee menirukan gerakan kakaknya dengan wajah mengejek, “carikan
aku tiga telur rebus”
Seung-hee
celingukan melihat keadaan sekitar, unni tanya apa yang Seung-hee lihat.
Seung-hee mengatakan untuk meneruskan hidup, dia butuh ide. Unni cemas dengan apa yang akan Seung-hee lakukan, tapi
Seung-hee biasa saja dan berjalan pergi.
Segerombolan
ibu tengah menggosipkan tetangganya yang meminjam uang 30 juta tapi belum
mengembalikan. Seung-hee melihat mereka, dia pun berjalan dengan terus
mendengarkan apa yang mereka bicarakan dan mencari tempat yang pas untuk
menguping.
Gosip
mereka kembali berlanjut dan mengatakan kalau tetangganya itu mendapatkan tumor
karena adik iparnya. Mereka mengatakan kalau stres memang menyebabkan penyakit,
karena suami tetangganya juga melakukan perselingkuhan.
Seung-hee
tersenyum mendengarkan cerita mereka dan mendekati mereka secara perlahan.
Gerombolan
penggosip itu kembali bercerita tentang keluarga Min-soo, kenapa mereka pindah?
Salah
satu ibu menjelaskan alasan mereka pergi karena ibu Min-soo memiki affair
dengan senamnya. Pelatih senamnya memang tampan tapi jangan sampai dia membuka
mulutnya.Ibu-ibu langsung ingin ikut bertemu dengan pelatih renang itu dan
mereka tertawa bersama tak terkecuali Seung-hee yang tengah menguping. Ibu
penggosip mengatakan kalau suami Min-soo menangkap basah mereka dan akan segera
bercerai. SI ibu satunya tanya, bagaimana mereka bisa tertangkap?
Ibu
penggosip berbisik-bisik, Seung-hee yang sedang menunggu jawaban ibu itu jadi
penasaran. Seung-hee mencoba membesarkan telinganya tapi percuma, dia belum
bisa mendengar perbincangan mereka. Karena ke-kepo-an yang semakin menggebu,
Seung-hee berguling dan ikut nimbrung grombolan ibu-ibu penggosip.
Jelas
saja si ibu penggosip heran, siapa kau. Seung-hee kebingungan harus menjawab
apa. Belum sempat menjawab, Ibu penggosip mengira kalau Seung-hee akan pergi ke
kolam Dolgorae. Tanpa pikir panjang, Seung-hee membenarkan. Seung-hee malah
jadi mengarang cerita, “aah, aku tahu pelatih itu juga dan seseorang yang aku
kenal pergi dengannya dan mereka putus. Aku terkejut dia melakukan ini lagi”
Ibu-ibu
itu benar-benar tak percaya kalau pelatih itu adalah seorang playboy. Mereka
kasak-kusuk lagi. Seung-hee dengan hati-hati bertanya bagaimana ibu Min-soo
tertangkap oleh suaminya.
Salah
satu ibu berbisik pada Seung-hee dan membuatnya membulatkan mulut ‘O’.
~~~
Sunbae
sedang berada di tempat judi, dia mencoba untuk bermain. Tapi gagal dan berniat
pergi, namun saat akan beranjak. Di bangku yang lain beberapa orang bersorak
gembira karena bisa memenangkan game itu.
Sunbae
menatap mereka dan menganggap kalau itu penelitian untuk drama, dia melihat
kantongnya yang tersisa satu lembar uang dan kembali duduk untuk bermain.
~~~
Seung-hee
dan ibu penggosip tengah beradaa di kursi pijat, Seung-hee memuji ibu itu
sebagai sumber informasi dan mengajak untuk bertemu lagi suatu saat. Ibu itu
menyetujui dan bertanya dimana Seung-hee tinggal. Seung-hee mengatakan kalau
dia tinggal tak jauh, hanya dua komplek dari sauna. Ibu itu mengatakan kalau
dia tinggal di komplek ini, dan mengajak untuk bertemu minum kopi. Seung-hee
terkejut, ternyata mereka satu komplek. Apeeess.
Ibu
itu tanya dimana SD anak Seung-hee, hahaha. Seung-hee terkejut mengatakan kalau
anaknya sedang tak disana. Ibu gosip tanya kenapa. Seung-hee beralasan kalau
anaknya menderita atopic eczema, jadi ibu mertuanya merawat di luar kota.
Seung-hee
merasa
merana, dia harus kena batu karena bo’ong sama ibu pencari informasi
alias tukang gosip yang gak taunya tinggal di satu komplek.
~~~
Seung-hee
dan unninya tengah makan di sauna,
“Seorang
wanita single mengaku sebagai wanita yang telah menikah untuk mencari ide” unni
tak percaya. Seung-hee menyuruhnya untuk menganggap sebagai sebuah
profesionalism. Unni menyuruh Seung-hee mengubah nomor telefonnya, tapi
Seung-hee menolak dan meyakinkan kalau dia tak akan tertangkap. Unninya tak
yakin sebenernya.
Unni
bertanya kenapa Seung-hee tak berhenti menjadi penulis dan bekerja sebagai
instruktur. “temanku bekerja di akademi menulis privat. Kau mau aku
menghubunginya?”
Seung-hee
menyuruh untuk jangan mencampuri hidupnya, tapi unni mengatakan kalau Seung-hee
menjadi instruktur, dia bisa hidup sebagai manusia sebagai layaknya. Seung-hee
kesal..
Suami
unni datang, dia segera memanggil anaknya. Sedangkan unni hanya bisa
menampakkan wajah kesal, tapi berbeda dengan manusia yang satu itu. Seung-hee
tersenyum cerah dengan kedua tangan yang mengisyaratkan sesuatu, suami unninya
mengerti. Dia segera mengambil dompet dan memberi Seung-hee uang, Unni
melihatnya mengatai Seung-hee bad girl karena telah mengatakan keberadaan
mereka.
Seung-hee
tersenyum tapi dengan kesal unni mengambil satu lembar uang Seung-hee.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar