Hee Joo tertunduk sedih menggunakan baju berkabung, dia
sedang menemui Tae Joo.Jadi, orang yang meninggal kemarin adalah ayah Tae Joo.
Hee Joo mengatakan kalau ayahnya telah dikremasi, ibu mengatakan padanya kalau
ayah orang Busan jadi menyukai laut. Jadi akhirnya mereka memakamkan di pier.
Tae Joo tetap diam namun akhirnya tak bisa menahan haru dan
menghapus air matanya, Hee Joo yang tadinya tegar pun runtuh pula. Hee Joo
memberitahu kalau Chan Ho akan menemukan pengacara,”aku akan keluar sekolah,
dan bekerja direstauran. Mereka memberiku uang dan...makan”
Tae Joo tetap diam seribu bahasa, Hee Joo menangisi nasibnya
mungkin. Dia bertanya, “bukankah oppa berjanji akan menjaganya, rumah, toko
mie. Kau mengatakan akan menjaga itu semua.”
Tae Joo tetap diam tak berkomentar, tapi matanya merah dan
hampir menangis. Hee Joo memanggilnya, oppa...oppa yah..
Tae Joo dipenjara terus duduk terpekur menenggelamkan
kepalanya. Bahkan ketika makan datang pun dia tak perduli.
Sampai sebuah suara menyadarkannya, sebuah tangan
menyodorkan makanan. Padangan Tae Joo melembut, dia memanggilnya, “Ayah”
Ayah menyuapi Tae Joo makan, Tae Joo menatap ayahnya penuh
kepedihan, ayah aku minta maaf.
Ayah menatap anaknya sayang, “Ayah yang seharusnya minta
maaf, telah menjadi bebanmu. Ayah telah
hidup kurang lebih 60 tahun dengan kebodohan. Aku minta kau menang walau hanya
sekali, aku percaya kau bisa karena kau anakku”
Ayah berjalan pergi meninggalkan Tae Joo, Tae Joo berteriak
memanggil ayahnya tanpa henti. Dia terus
berteriak menangisi kepergian ayahnya, seperti layaknya anak kecil.
Episode 2
Direktur Choi (Ayah Yeon Seo) sedang menaiki mobil bersama
dengan istrinya. Dia sedang menatap sebuah koran yang memberitakan tentang
penangkapan Choi Yoon Jae. Direktur hanya dapat menghela nafas, sedang istrinya
yang bersama disampingnya terlihat khawatir.
Seorang petugas lapas sedang menelfon seseorang, dia
mengatakan kalau tesisnya akan selesai besok. Petugas memanggil seseorag, “Hey
4192”
Orang yang dipanggil ternyata itu Tae Joo yang sedang
mengerjakan tesis milik anak atasan petugas tadi.
Petugas itu melemparkan sebungkus rokok, dia berjanji akan
memberikan lebih jika tesisnya sudah selesai. Tae Joo tek lepas fokus dari
tesisnya, dan terus mengetik.
Petugas mengatakan kalau banyak orang yang beruntung bekerja
hanya dengan jarinya. Tae Joo tek perduli, dia mengatakan kalau dia hanya harus
menyelesaikan tesiskan?
Petugas itu kemudian mengatakan akan mengambilnya besok lalu
dia berlalu pergi.
Setelah petugas pergi, Tae Joo menghentikan ketikannya dan
menatap sekeliling. Kemudia matanya tertuju pada sesuatu dilemari, itu seperti
obat. Tae Joo menatapnya dan tersenyum sinis.
Dua buah mobil memasuki sebuah rumah mewah dengan kebun yang
sangat luas, itu Direktur Choi, istrinya dan Yoon Seo. Direktur keluar mobil
dan tersenyum kepada dua anaknya, Choi Jung Yun dan Choi Sung Jae. Jung Yun
memeluk ayahnya dengan manja, ayah aku khawatir padamu.
Direktur kemudian menatap Sung Jae dan menjewer kedua
telinga Sung Jae. Yoon Seo sendiri hanya berdiri dari kejauhan menatap
kebahagiaan keluarganya. Dia seperti sengaja tak ikut bergabung, entah apa
alasannya.
Direktur Choi kemudian
menatap Yoon Seo, pandangan mereka bertemu namun akhirnya Yoon Seo menunduk.
Tae Joo di penjara sedang membawa sekotak tofu kedapur
penjara. Dia lalu menaruhnya kedepan seseorang. Orang itu membalik tofunya,
tampau seperti bungkusan obat yang dilihatnya di tempat petuga lagi*Apa itu
narkoba?*
Mereka saling berbalik, menatap satu sama lain dan
menggangguk.
Tae Joo berjalan menuju pengukusan. Seorang pria berkaca
mata menghampiri Tae Joo dan menatapnya, tae Joo bertanya deposit?
Pria itu menjawab akan mengirimnya, dengan kepalanya Tae Joo
menunjung tofu tadi. Pria kacamata itu lalu mengambil obatnya dan pergi.
Disebuah restaurant, Min Jae dan ayahnya, Dong Jin sedang
saling mengobrol.
Dong Jin menyuruh anaknya agar membersihkan selimut
Young Jae.
Lalu seseorang mendekat, itu Anggota Kongress Kim.
Dong Jin sangat senang menyambut kedatangan Kongress Kim,
tapi segera berubah ketika Anggota Kongres Kim(aku buat Gwang Se aja yah)
melaporkan kalau Grasi khusus pada Hari Konstitusi akan sulit.
Dong Jin bertanya Sekretaris Urusan Sipil meneleponku dan
mengatakan bahwa nama Yong Jae termasuk...
belum selesai mengatakan Gwang Se menyela, Dia dipecat hari ini.
Sekretaris baru adalah Wakil Menteri Min Byung Gi dan Kim Byung Gi berada
dipihak Direktur.
Min Jae berfikir lalu mengatakan kalau dia akan memeriksa
uang jaminan kesehatan dan berbicara dengan jaksa. Gwang Se melanjutkan kalau
penasehan klinik memberitahu kalau Young Jae sanggup menjalani hukuman.
Dong Jin setengah berteriak, dia bertanya apa dengan Uang,
kekuasaan tak bisa membuat Young Jae nya keluar?
Gwang Se hanya menunduk minta maaf. Dong Jin sangat kesal,
tak bisa mengeluarkan anaknya dari penjara.
Dong Jin pulang, dia bergegs keluar dari lift menuju ke
kamar kerjanya. Min Jae menenangkan ayahnya yang sangat emosi karena tak bisa
membebaskan Young Jae. Min Jae mengusulkan akan mengganti kuasa hukum dengan teman-teman sekolahnya..
Dong Jin seperti tak mengindahkan perkataan Min Jae lalu
mengambil pistol yang ada dilacinya, dia mengatakan akan membunuh satu orang
yang dibencinya, dan memakannya sendiri. Dong Jin terus saja memasukkan peluru
kedalam pistolnya.
Hee Joo ditemani oleh Chon Ho mendatangi Tae Joo di penjara,
Hee Joo memberitahu kalau ibunya sudah cek jantung, dia sekarang sudah mendapat
perawatan.
Tae Joo menyuruhnya mengambil CT scan juga dan menemukan
penyebab sakit didadanya. Tae Joo juga
menyuruh Hee Joo kembali sekolah dan masuk kematematik dan b.inggris karena Hee
Joo sudah baik disastra korea.
Hee Joo tetap tak mau, dengan tegas menolak karena biaya
kuliah mahal sedang Tae Joo di penjara dan ibunya sedang sakit.
Tae Joo menasehati adiknya : Saat kau mulai sekolah bisnis
karena beasiswa... Ayah menangis sepanjang malam. Karena ia sangat menyesal. kau
bisa pergi ke sekolah biasa... kau bisa pergi ke perguruan tinggi juga... Dia
tidak bisa mengirimmu ke perguruan tinggi hanya dengan mendorong gerobak. Itu
sebabnya ia mulai membuka toko mie.
Tae Joo juga meminta bantuan Choon Ho untuk membantunya
menjaga adiknya ketika pulang kuliah sudah larut. Choon Ho mengatakan dengan
pasti kalau dia akan menjaganya dan membeli motor Jepang, apa yah namanya...
Choon Ho bingung sendiri, mereka semua pun tertawa. *Seneng
liat Goo Soo ketawa, ganteng...
Direktur Choi sedang memakaikan dasi untuk Sung Jae, Ibu
masuk dan meminta mereka keluar.Direktur Choi berbisik pada Sung Jae, Jangan
mengikuti kebiasaanku ibumu akan khawtir.
Sung Jae tersenyum lebar mendengar perkataan ayahnya, Sung
Jae lalu melirik ibunya dari kaca yang sedang tersenyum. Tapi kemuadian
beberapa saat senyum Sung Jae memudar.*Sebenernya apa sih rahasia keluarga ini?
Yoon Seo sudah menunggu direktur Choi, mereka bertemu namu
tatapan Direktur Choi tak seperti tatapannya pada Sung Jae.
Dong Jin lalu datang pula kerumah Direktur Choi.
Disana ternyata sedang mengadakan peringatan kematian ibu
dan ayah mereka. Dong Jin langsung saja ketempat upacara, dengan keras dia
mengatakan, “Ayah dan Ibu, putramu yang menyedihkan, Dong Jin di sini. Min Jae
juga ada di sini. Tapi... Yong Jae tidak bisa datang.”
Dong Jin mengatakan itu sambil melirik kearah Direktur Choi.
Dong Jin menyodorkan bungkusan pada Direktur Choi : Di
tengah peperangan... ketika aku menyemir sepatu dan membayar uang kuliahmu... Aku
menyemir dua, tiga ketika orang lain hanya menyemir satu. Jika aku menyemir
satu sepatu lagi, saudaraku bisa membeli buku. Jika aku menyemir satu lagi,
saudaraku bisa membayar biaya sekolah. Aku menyemir sepatu dengan begitu
cepat...
Bungkusan kotak itu dibuka, itu ternyata pistol yang tadi
dipersiapkan Dong Jin, Direktur Choi menatap Dong Jin. Dong Jin meminta
keluarnya Sung Jae entah itu karena kebebasa khusus atau karena sakit. Dong Jin
mengancam kalau dia tak mau maka dia akan menembaknya satu kali.
Direktur Choi tidak terlihat gugup apalagi taku, dia
mengambil telefon dan memanggil seseorang.
Diruang keluarga semua menunggu dengan cemas, apa yang
Direktur Choi dan Dong Jin lakukan.
Direktur Choi menelfon Direktur Park, dia menyuruh untuk
tugas cover diserahkan pada urusan sipil karena Min Jae akan terluka, “Apa yang
bisa aku lakukan?Dia seharusnya sudah menjalankan bisnis sesuai dengan hukum.”
Direktur menyodorkan kembali bungkusan itu, Dong Jin
berteriak kesal, Dong Sung !!
Direktur Choi : Kau dan aku mungkin akan pergi... tetapi
dokumen yang dikirim ke Sekretaris Urusan Sipil akan tetap ada. Ketika Blue
House membuat pergerakan, akan sulit untuk bertahan tanpa ayahnya.
Direktur Choi juga menyuruh Dong Jin menjaga Min Jae, Dong
Jin sendiri mendengar kata-kata adiknya hanya bisa dia ter paku ditempat.
Dong Jin keluar dari ruangan Direktur Choi, dia keluar
dengan kecewa atau mungkin juga putus asa. Dia berjalan menuju tempat
persembahan dan mengatakan kalau dia tak berjanji akan datang tahun depan. Dong
Jin pun pulang denga Min Jae.
Min Jae menatap keluar jendela, dia mengatakan pada
seseorang kalau dia akan keluar minggu depan dihari pengampunan. Ayah dan aku
akan pergi ke Amerika.
Dia yang diajak bicara adalah Yong Jae, adik Min Jae dan
juga pria kacamata yang membeli obat pada Tae Joo.
Dia dengan senang mengatakan akan ikut, dia lalu bertanya
apakah anaknya sudah akan berjalan. Dia sepertinya sangat senang. Min Jae lalu
berkata agar Yong Jae hidup dengan tenang karena mereka telah memberikan saham
Min Jae dan Dong Jin sebagai jaminan.
Min Jae marah, dia setengah berteriak menasehati Yong Jae :
Jangan dengarkan temanmu untuk berinvestasi di luar negeri. Jangan menyentuh
dana perusahaan untuk menebus kerugian. Dan jangan memanipulasi harga saham
untuk menebus dana perusahaan!
Yong Jae sepertinya agak tertekan, dia menghirup obat
asmanya. Dia meminta agar kakaknya janga pergi, dia tak apa disini. Min Jae
mengatakan kalau ayahnya datang ke penjara 3 kali seminggu dan pasti Yong Jae
merengek minta keluar. Yong Jae tersenyum sedih, mianhae hyung. Min Jae tetap
pada ekspresi dinginnya.
Min Jae menyuruh sekertaris Kang untuk melakukan rencana B
pada mall, Tapi Sek.kang tak mendengarkan malah memberitahukan kalau Tapi
Sek.kang tak mendengarkan malah memberitahukan kalau Yong Jae mengkonsumsi
impramine, obat depresi. Maka dia harus dirawat dirumah sakit. Ini masalah
serius.
Min Jae melihat obat itu, itu sama seperti obat yang dibeli
Yong Jae pada Tae Joo.
Dipenjara, seseorang menuangkan obat yang sama, dia Yong Jae
yang terduduk depresi mengingat masalahnya. Dia menggambil obat asmanya disaku,
membuka tutupnya lalu membuang isinya.
Yong Jae membuka pintu pengukusan dan terus terbatuk-batuk.
Dia terbatuk kehabisan nafas, sampai-sampai terjatuh kelantai. Tae Joo
melihatnya, mencoba menolong. Temannya mulai berdatangan, mereka mencari
bantuan.
Tae Joo hanya berdua denga Yong Jae, dia meraba denyutnya
yang ada dileh tetapi sepertinya tak teras, Tae Joo mundur beberapa langkah.
Tae Joo menatapnya takut, apakah dia merasa kalau Yong Jae seperti ini karena
obat yang dibawanya?
Tae Joo mendekati Yong Jae nan mengecek nafasnya, tangannya
gemetaran. Dia perlahan dengan gemetar pula mengambil kacamata Yong Jae, entah
apa maksudnya.
Hari pembebasan Tae Joo tiba, dia keluar penjara. Entah
kenapa dia dijemput oleh Sek. Kang. Apa masudnya?
Yoon Seo berjalan menuju kantor seseorang, akan mengunjungi
Min Jae sepertinya. Yoon Seo akan mengetuk pintu kantornya tapi dia menahan
tangannya. Sek Yoon Seo mengatakan Min Jae tak mau menerima tamu, bahkan ketika
dia sudah bangun. Yoon Seo mengurungkan niatnya berkunjung, dia mengatakan
untuk membiarkan kantor Yong Jae tetap seperti semula.
Sepertinya Dong Jin sudah amat sangat kesal dengan
masalahnya, dia sepertinya akan menyerah. Min Jae mendekati ayahnya dia meminta
ayahnya untuk menunggu sebentar lagi. Ayah mengatakan kalau dia sudah menunggu
selama 3 tahun. Dong Jin akan menangis, dia mengatakan kalau dia melihat Dong
Jin akan menangis dalam mimpinya.
Dong Jin menatap kearah lukisan Direktur Choi, dia menatap
benci, AKU AYAH CHOI YONG JAE.
Min Jae bertanya bagaimana kalau mereka melakukan sesuatu
yang diinginkan Yong Jae diakhir hidupnya. Min Jae menyerahkan kacamata yang
diambil Tae Joo ituloh, ada yang mendengar permintaan terakhirn Yong Jae.
Tae Joo dan Sek.Kang
sampai di kantor. Tae Joo menatap gedung
tinggi di hadapannya lalu tersenyum tipis.
Dalam perjalanan dia bertemu dengan Yoon Seo. Kedua tak
saling perduli, tapi Yoon Seo sedikit penasaran dengan Tae Joo dan berbalik,
begitu pula dengan Tae Joo. Mereka bertemu pandang, meski hanya sekilas.
Tae Joo berada dikantor dengan membaca koran, Min Jae
datang. Min Jae mencoba bersikap baik pada Tae Joo dengan tersenyum ramah dan
akan menjabat tangannya,
Tae Joo acuh tak membalas : Total penjualan dari tahun lalu
adalah 970 milyar, laba bersih 87,2 milyar... Presiden Konstruksi Sung Jin, berada
di peringkat keempat dalam sub-kontrak dalam negeri... Kata-kata terakhir dari satu-satunya
saudara... Harga itu[Harga rata-rata apartemen di Seoul melampaui seratus
juta.]....
Tae Joo giliran mengulurkan tangannya, tapi Min Jae giliran
menolak, apakah harus segitu?
Tae Joo mengatakan kalau Min Jae tipe yang tak tepat janji,
dia akan memberi waktu. Tae Joo juga memperingatkan kalau ingatannya lemah jadi
akan lupa dalam 2 atau 3 hari.(Ngancem)
Min Jae tak kalah pintar, dia tau adiknya dari kecil saat asma
untuk bernafas saja suli bagaimana dengan mengucapkan kata terakhir?
Min Jae memberikan apa yang dia mau uang jika uang, tempat
jika tempat, pekerjaan jika pekerjaan. “aku akan menghubungimu jika aku butuh”
Tae Joo sedikit terkejut, mengetahui tebakn Min Jae tepat.
Sek.kang mendekat, dia memberitahu imigran menaiki menara baja.
Min Jae menyuruhnya mengumpulkan semua orang dan memusnahkan
bangunan itu. Min Jae menatap Tae Joo, Rekonsiliasi dengan Paman, Ketua Choi
Dong Sung...
Tae Joo mengerti dan akan
melakukannya.
Tae Joo menemui Dong Jin, Tae Joo menceritakan kalau Yong
Jae tak banyak berkata karena asma. Tae Joo melirik Min Jae, Min Jae sedikit
mengangguk.
Tae Joo : Dia meminta untuk membalas dendam padanya. Dia ingin ayahnya menghapus air matanya. Buat
Paman menangis seperti air mata yang dia tumpahkan. Itulah yang Yong Jae
katakan.
Mendengar kata-kata Tae Joo sebenernya Min Jae sedikit kaget
dan tegang. Entah bagian mana kata-kata Tae Joo yang tak sesuai rencana.
Dong Jin bergegas kemejanya, dan mengambil sesuatu.
Sepertinya itu pistol yang kemarin deh. Dia Min Jae mencoba menahannya tapi
keinginan ayahnya tak bisa ditahan. Akhirnya dia membiarkan ayahnya pergi.
Sek.Kang panik apa yang harus dilakukan Min Jae menyuruhnya
menghubungi Menteri Kim Gap So. Tae Joo
sih tenang..tenang aja duduk. Min Jae lalu menatapnya, “Siapa Kau?”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar