Eun jung, Won Jae, Yoo Jin dan Min Jae sedang makan bersama
disebuah restaurant.
Seperti biasa-biasanya Won Jae selalu ribut saat makan,
dia terus saja membahas tentang bisnis kartu.
Won Jae bertanya pada Yoo Jin : Yoo Jin, kau harus tahu dengan
baik dari bisnis senimu. Orang-orang yang tidak bisa melukis menjadikan tangan
mereka penuh dengan cat air. Seo Yoon persis seperti itu sekarang.
Min Jae bertanya apakah benar bisnia kartu ditolak. Won Jae
meng-iyakan, Seo Yoon memblokirnya.
“Tentu saja. Ketika kau membuat kartu bisnis, uang tunai
akan masuk. dan kau akan membeli saham dengan uang tunai. maka Seo Yoon akan
berada dalam kesulitan.”
Won Jae ingin mengatakan sesuatu tapi dia ragu untuk
mengatakannya.
Eun Jung menyela : Dia di sini untuk meminta pinjaman. kau
harus ingat, apakah itu lima tahun yang lalu? Ketika kau sedang bertengkar
dengan suamiku. Dia mendirikan sebuah perusahaan swasta palsu untuk
mengumpulkan dana bisnisnya. Ayah menentangnya, sehingga dia mengambil alih
dengan pinjaman. Akhirnya Ayah tidak punya pilihan selain menulis surat kuasa. Aku
kira itulah yang juga akan dia lakukan saat ini.
Won Jae mencoba menghentikan kata-kata Eun Jung. Eun Jung
menjawab kalau dia sudah mengatakan apa yang ingin Won Jae katakan.
Won Jae memohon kalau dia akan membayarkan uang muka dulu,
apa yang harus aku lakukan?
Min Jae menjawab kalau akan sulit karena ayah mertuanya akan
meninjau terlebih dahulu, Won Jae terlihat kecewa.
“sebesar 7 persen dari Konstruksi Sung Jin yang kau miliki, yang
harus cukup untuk mendapatkan 200 miliar yang kau butuhkan untuk memulai bisnis
kartu.”
Yoo Jin meminta maaf karena dia tak bisa pergi ke konser
London Philharmonic karena akan bertemu Seo Yoon. Seo Yoon ingin minta maaf
karena tak bisa hadir di pernikahan mereka. Seo Yoon juga ingin mengajukan
pertanyaan dan itu membuat Yoo Jin penasaran. Min Jae dan Won Jae agak
terkejut.
Won Jae yang lagi benci sama Seo Yoon langsung menenggak
habis wine-nya, Min Jae, aku akan menyetorkan saham. Berikan aku 200 miliar
besok.
Min Jae tersenyum, semua akan berjalan baik. Aku akan
membantumu.
Tibalah mereka akan berpisah. Won Jae mengucapkan sampe
jumpa, Eun Jung juga mengucapkannya. “Sampai jumpa lagi, sepupu baru.”
Eun Jung mengucapkan kata ‘sepupu baru’ memiliki penekana
yang berbeda. Sepertinya sebelum ini mereka memiliki konflik.
Setelah Eun Jung dan Won Jae pergi, Yoo Jin mengatakan pada
Min Jae, “Tahun lalu, dengan lukisan artis Park Soo Geun, Aku mengalami kerugian
sekitar 7 milyar won karena cincin palsu. Aku membenci mereka lebih dari siapa
pun di dunia, tapi sekarang tidak lagi, setelah hari ini. Wanita itu berada di
atas.”
Min Jae bertanya tentang panggilan Seo Yoon, Yoo Jin berkata
akan menemuinya suatu hari nanti.
Yoo Jin mengucapkan kalau dia mencintai Min Jae, Min Jae
mengucapkan terima kasih.
Yoo Jin memeluk Min Jae : Akan datang suatu hari, kan? Hari
dimana kau mengatakan padaku kau mencintaiku dan aku menjawab dengan mengatakan
'terima kasih'. aku berharap hari itu segera datang.
Min Jae tak menjawab, dia tetap diam juga tak membalas
pelukan Yoo Jin.
~~~
Seo Yoon menemui Seol Hee di sebuah cafe dengan Sek.Park
yang memperhatikan di meja sebelahnya. Seol Hee menceritakan kalau Tae Joo adik
kelasnya dua tahun dan sudah bekerja sama selama 4 tahun. “Ini bukan jenis
hubungan yang bisa dibeli hanya dengan beberapa sen. Aku penasaran.”
“Mengapa kau berlari ke sini setelah menerima satu panggilan
jika hubunganmu hanya seperti itu?” tanya Seo Yoon.
Seol Hee merasa penasaran berapa uang untuk itu?
Seo Yoon menjawab kalau itu adalah harga Jang Tae Joo.
Seol Hee tahu pasti harga Tae Joo-nya sangat mahal.
Seo Yoon mengambil teko menaruhnya kedepan Seol Hee: Ada sebuah
cerita di Arabian Nights. Ketika kau menggosok lampu, sesuatu bernama Jin akan
muncul. Dia membangun sebuah istana dan
memindahkan gunung dalam semalam. Lampu itu ada di depanmu sekarang.
Seol Hee sedikit berfikir dengan memalingkan wajahnya,
Sek.Park memperhatikan setiap gerak gerik Seol Hee.
Seol Hee : Pembangunan untuk kereta api express telah
dimulai. Pembangunan tujuh stasiun kereta
dan pusat perbelanjaan. Jika kau memberiku hak perwakilan untuk menjual mereka.
mungkin aku bisa menyumbang beberapa pemikiran.
Dengan tegas Seo Yoon mengatakan tentu.
Seol Hee sedikit terkejut karena keuntungannya miliaran, Seol hee sepertinya gak bener-bener niat
minta itu. Kita tahu kan kalau Seol Hee suka sama Tae Joo jadi kayaknya gak
mungkin kalau dia menghianati Tae Joo.
Seo Yoon memanggil Sek.Park untuk membuat kontrak.
Seo Yoon pada Seol Hee : Setelah masa kontrak, transfer atau
jual berapapun sendiri... apa pun yang kau ingin lakukan. Pelaksanaan pemilu
adalah pukul 11 besok pagi. Datang ke kantorku pada pukul 9. Kau tahu benar apa
yang harus kau bawa, kan?
Seol Hee sedikit terlihat tak percaya atau ragu, gak terlalu
jelas.
~~~
Jam menunjukkan pukul sembilan. Sek.Park sudah gusar, dia
mengingatkan Seo Yoon kalau mereka kalah maka Won Jae akan melakukan rapat
eksekutif. Seo Yoon dengan tetap teguh mengatakan kalau Seol Hee akan datang.
~~~
Choon Ho memberitahu Tae Joo kalau ada yang aneh dengan Seol
Hee.
Choon Ho : Dia mendapat telepon di tengah makan malam
terakhir. Dia terlihat sangat terkejut, dia hanya mengatakan, 'Ya? Ya? ' dan
menjatuhkan beberapa lobak. Dia melirik padaku kemudian dia pergi. Sejak itu,
aku belum bisa menghubunginya.
Tae Joo yakin kalau Seol Hee sedang sibuk, tapi menurut
Choon Ho Seol Hee bukan tipe orang seperti itu.
Seol Hee tiba-tiba datang, meminta maaf pada semua karena telah
membuat khawatir. Seol Hee lalu menabok lengan Choon Ho, jangan pernah
mencurigaiku.
Choon Ho tanya darimana Seol Hee, Seol Hee mengatakan
entahlah. “pikiranku kekanan tapi kakiku berjalan kekiri”
Seol Hee mengetu-ngetuk kepalanya dengan jari, aku gila.
Tae Joo memberitahu kalau mereka akan menang dengan suara
lebih dari 60%. Seol Hee memberi selamat.
Didepan Seol Hee ada teko yang mirip dengan yang di ajukan
Seo Yoon semalam, Choon Ho, singkirkan semua teko didepanku selama setidaknya
satu tahun.
Seol Hee menggeleng-gelengkan kepala, benar-benar gila.
Tae Joo : Kita harus mengadakan pesta perayaan malam ini
untuk memenangkan tender rekonstruksi.
~~~
Sek.Park cemas. Suara ketukan pintu membuat Seo Yoon
tersenyum, “siapa diantara keduanya?”
Seorang masuk, itu Sang Goo. Jadi Seo Yoon memberikan tawarannya sama Sang Goo dan Seol Hee.
Sang Goo masuk dengan sedikit ragu. Sang Goo menanyakan apa
yang dijanjikan kemarin.
Sek.Park : Ini akan disimpan saat ini. kau dan enam rekanmu.
Semuanya akan disewa dan bekerja sebagai pengawal divisi perencanaan strategis.
Sang Goo memberikan dokumen yang dibawanya.
Sang Goo : Mempekerjakan pembunuh bayaran, mendirikan situs
perjudian, dan transaksi narkoba di masa lalu. Dia berurusan dengan
shabu-shabu.
Sek.Park mengatakan Itu cukup untuk membuat Jo Pil Doo
mengundurkan diri.
~~~
Benar saja, Tae Joo menerima panggilan yang memberitahukan
pengunduran diri Pil Doo. Tae Joo sangat marah. Pil doo masuk keruangan Tae
Joo. Tae Joo menyuruh Pil Doo untuk menunda pemilihan. Pil Doo berkata kalau
dia telah memberikan surat pengunduran ke panitia.
Tae Joo : Hubungi orang-orangmu dan beritahu mereka untuk
mengambil kembali surat pengunduran diri!
Pil Doo : Teman-temanku pergi ke Konstruksi Sung Jin untuk
mencari nafkah bagi diri mereka sendiri. Pembunuh bayaran, perjudian, dan shabu.
Jika aku tidak mengundurkan diri, aku akan mendapatkan setidaknya 10 tahun. Bahkan
jika aku menang, itu akan dibatalkan.
Tae Joo memukul Pil Doo.
Tae Joo : Kita kehilangan segalanya. Aku bekerja seperti
anjing selama empat tahun terakhir. aku kehilangan semua uang karena kau, Jo
Pil Doo!
Seol Hee menatap Tae Joo sedih, mengingat kerja keras Tae
Joo selama ini. Dia sekarang harus kehilanggannya dalam sekejap.
Ponsel Pil Doo berdering, dia mengangkatnya mencoba menahan
kekesalannya, itu dari Sang Goo. Pil Doo menyuruh Sang Goo untuk tak usah
berbicara formal karena mereka bukan lagi keluarga.
Pil Doo : Apakah Konstruksi Sung Jin memberikanmu banyak? Ibu
Chul Jae sakit, beri dia lebih. Aku akan datang menemuimu dalam beberapa tahun.
Ketika saudara membuat kesalahan, aku harus mengajar mereka.
Pil Doo memutus panggilannya, Pil Doo meminta maaf pada Tae
Joo. “Mari kita selesaikan hutang antara kau dan aku di sini.”
Seol Hee seperti hendak menangis, Tae Joo, sekarang kita....
Tae Joo bertanya, apa yangharus kita lakukan?
~~~
Sek.Park melaporkan kalau Jae han menang dengan polling 57
persen.
Seo Yoon : Terapkan untuk manajemen dan izin disposisi. Sebelum
pergantian kepala wilayah dan walikota dalam pemilihan tahun depan. cepat dan
mulai pembangunan.
Seo Yoon meminta maaf pada Sek.Park, karena Sek.Park harus
mengikuti keinginan Dong Sung disaat dia mempunyai menantu anaknya, Won Jae.
Sek.Park terlihat sedih mengutarakan keinginannya.
Sek.Park : Ketika Ketua meninggal akankah kau mengembalikan
putriku Eun Jung padaku? Dia selalu banyak tersenyum. aku belum melihat
senyumnya dalam beberapa tahun terakhir. Jika dia bukan menantu Ketua, Aku akan membawanya kembali sudah sejak lama.
Seo Yoon tampak ragu.
Ponsel Seo Yoon berdering, itu dari Eun Jung yang
memberitahukan kalau Won Jae masuk keruangan perpustakaan ayahnya. Seo Yoon cemas
bertanya dimana ibu.
Eun Jung tersenyum tak mencegah Won Jae masuk keruang
perpustakaan, malah terkesan dia ingin melihat apa yang akan terjadi nanti. “Dia
pergi ke yayasan beasiswa. Dan Sung Jae pergi ke sekolah. Apa yang harus kulakukan... aku juga tidak
melihat perawat. Won Jae membuka pintu perpustakaan.”
Seo Yoon berkata kalau dia akan segera datang.
~~~
Won Jae masuk keruangan Dong Sung. Dong Sung langsung
menyuruhnya keluar, tapi Won Jae malah meminta ayahnya mengatakan jika anaknya
salah maka katakan kesalahannya.
“Meja makan sudah cukup untuk amarahmu” ucap Dong Sung.
Dong Sung menyuruh Won Jae untuk berdiskusi masalah bisnis
dengan Seo Yoon.
Ponsel Won Jae berdering, dari Seo Yoon yang menyuruh
kakaknya untuk meninggalkan Dong Sung dan berbicara dengannya.
Won Jae sinis mengatakan apa yang adik perempuannya bisa
ajarkan padanya, “aku akan belajar langsung pada ayah”
Won Jae mengeluh pada ayahnya.
Won Jae : Ayah, bahkan penjaga keamanan perusahaan
membungkuk pada Seo Yoon dulu saat itu. Kemarin, mobilku dan mobil Seo Yoon
tiba pada waktu yang sama. dan mereka memarkir mobil Seo Yoon terlebih dahulu.
Dong Sung diam, dia memanggil Won Jae lalu menepuk kursi
disebelahnya, menyuruh Won Jae duduk.
Won Jae sedikit heran lalu duduk disebelah ayahnya, “Masalah
subkontrak ketika Seo Yoon menjadi direktur Konstruksi... Aku bahkan tidak bisa
memulai. Aku tidak mengatakan sepatah kata pun karena dia adikku.”
Dong Sung meminta maaf pada Won Jae. Won Jae heran lagi.
Dong Sung menggenggam tangan Won Jae membuat Won Jae tambah-tambah heran tapi
itu bisa membuat kemarahan Won Jae berkurang.
Dong Sung merasa seharusnya memarahi Won Jae. Melarangnya bergabung
dengan artis, ganja, bergaul dengan orang kaya. Dong Sung merasa kalau dia
sudah menutupi kejadi suap, konstruksi yang buruk. “aku pikir aku telah
memberimu bantuan. Itu adalah kesalahanku, Won Jae.”
Won Jae seperti memohon, ayah...
Dong Sung melanjutkan kata-katanya, “Pada hari pertamamu
sekolah SMP, ibumu meninggal akibat kecelakaan mobil. dan kau juga dirawat
dirumah sakit selama lebih dari setahun, kan? kau melihat Ibumu meninggal tepat
di depan matamu. Aku merasa bersalah tentang goncangan hebat yang kau alami. jadi
aku hanya memikirkan cara untuk menyingkirkan batu dari jalanmu. Aku
membesarkanmu dengan salah, Won Jae. Kau sudah berusia 40 tahun. Sudah
terlambat untuk memperbaiki dan menggunakannya, Won Jae.”
Won Jae memohon, Dong Sung melepaskan genggamannya pada Won
Jae lalu menyuruhnya membicarakan bisnis dengan Seo Yoon.
Won Jae pergi, tapi Dong Sung menyuruhnya makan dulu. Won
Jae sedikit heran. Dong Sung menyuruhnya makan dan kembali kesekolah setelah
menyemir sepatu. Tapi kata-kata itu ditujukan bukan pada Won Jae, itu untuk
Dong Jin (kakek pikunnya kumat)
Won Jae benar-benar terkejut, menjatuhkan dokumennya.
Seo Yoon berlari memasuki ruangan ayahnya. Dia melihat tak
ada Won Jae. Seo Yoon terlihat lega.
Dong Sung menggeleng menatap Seo Yoon, “Aku tidak ingat. Aku
ingin tahu apa yang Won Jae melihat... bahwa ia meninggalkan ini di sini(berkas yang dibawa Won Jae tadi)?”
Seo Yoon terkejut tepi mencoba menutupinya, Dong Sung masih
menggeleng menatap Seo Yoon.
Seo Yoon mendekati Dong Sung, menepuk pundahnya menenangkan.
Seo Yoon berkata akan mengembalikan saham Won Jae di band Daehan yang dijadikan
jaminan lalu membuat perusahaan induk.
Dong Sung memohon. Seo Yoon tersenyum meng-iya-kan, kembali
menepuk punggung ayahnya.
Aku beneran suka
negliat bagaimana Seo Yoon mencoba selalu membuat ayahnya tidak khawatir,
gimana sayangnya Seo Yoon sama Dong Sung..
~~~
Tae Joo mengadakan pertemuan dengan Gwang Se, Tae Joo ingin
meminjam uang 3 miliyar untuk 3 bulan.
Tae Joo : Aku akan mengamankan lokasi pusat perbelanjaan di
dekat sungai Saeman. Kau hanya perlu mengenalkanku dengan eksekutif serikat
kredit. Aku akan mengurus sisanya
Gwang Se tertawa melihat Tae Joo memohon padanya. Gwang Se
merasa pernah melihat wajah seperti Tae Joo, sepuluh tahun yang lalu ada
seorang yang memintaku membantunya. Saat
itu aku jadi sekertaris di Blue House. “aku pikir itu hanya rumor, bahwa
perusahaanmu berada dalam kesulitan.”
Tae Joo berjanji akan memberikan setengah keuntungan penjualan.
Gwang Se tak mau, harus pembayaran tunai dan pelac*r.
Tae Joo keliatan kesal, Gwang Se tertawa lalu melirik kearah
Seol Hee dan melihat dadanya. Tae Joo mengikuti arah pandang Gwang Se.
Tae Joo mengatakan pada Gwang Se kalau dia sudah melakukan
banyak hal untuknya.
Gwang Se : Presiden Jang. Apakah kau tahu bagaimana cara
mempercepat pembangunan jembatan? Bangunlah dari kedua ujungnya. Satu batu dari sisi ini, dan satu dari sisi
yang lain.
Gwang Se menyuru Seol Hee mengambil handuk basah. Seol Hee
pergi mengambilnya.
Gwang Se merasa dapat membantu kalau dia dibiarkan bicara
dengan Seol Hee. Tae Joo ragu mengingat uang perusahaan yang sangat menipis.
Seol Hee kembali dengan membawa handuk basah. Tae Joo melihatnya, tersenyum
tipis. (tolong jangan!!)
Tae Joo berdiri membungkuk meminta maaf karena meminta
terlalu banyak. Dia akan kembali jika
Tae Joo bisa memberi bantuan.
Tae Joo segera membawa Seol Hee keluar, Seol Hee terkejut,
bagaimana dengan kerjasamanya?
~~~
Tae Joo keluar dari mobil, Seol Hee meminta kunci mobilnya
dan akan berbicara dengan Gwang Se. Tae Joo menolak.
Seol terus bertanya apa yang diminta Gwang Se. Tae Joo terus
berjalan. Seol Hee bertanya lagi, “apa yang diminta Gwang Se?”
Tae Joo berhenti, menoleh menatap Seol Hee tajam. Kekerasan
kepala Seol Hee luntur menyadari kalau yang diinginkan Gwang Se adalah dirinya.
Tae Joo dan Seol Hee berdiri disuatu tempat (ini kaya bukit chingu, jadi berdiri disini
bisa lihat pemandangan lampu dikota)
Tae Joo : Satu lampu neon di sebuah ruangan kecil, satu
lampu di dapur, satu TV hitam-putih. Tapi kami membayar jumlah yang sama untuk
tagihan listrik sebagai pemilik rumah. Pemilik
rumah memiliki dua kamar dan mereka menggunakan rice cooker. Mereka bahkan
menggunakan dua kipas angin di musim panas. Ibu mematikan lampu di ruang dan
dapur pukul sembilan. Dia ingin memberitahu pemilik... bahwa kami tidak
menggunakan listrik.
Tae Joo mengatakan kalau dia tak suka gelap jadi bermimpi
suatu saat dapat memiliki semua lampu yang ada disana. Tae Joo menjulurkan
tangannya, seperti akan menggenggam semua lampu yang terlihat didepannya.
Seol Hee tersenyum : Jadi aku bertanya-tanya mengapa Tae Joo
tidak berlutut di depan Anggota Kongres Kim?
Tae Joo : Sekalipun jika aku harus berlutut. Seol Hee, aku
hanya akan berlutut kepada satu orang.
Seol Hee menantika kata-kata siapa orang itu. Tapi sebuah
panggilan masuk, dari Min Jae yang meminta bertemu dengan Tae Joo.
~~~
Tae Joo bertemu dengan Min Jae, dipantai dimana dulu Tae Joo
menabur uangnya. (ingat?)
Min Jae tau kalau Tae Joo sedang ada masalah perusahaan,
bahkan dia juga tahu kalau Tae Joo membuat pinjaman dengan jaminan toko mie dan
rumah. “Apakah aku salah?”
Tae Joo tersenyum : Haruskah aku sarankan untuk membeli
lokasi pusat perbelanjaan bersama-sama? Haruskah aku meminta pinjaman tiga
miliar melalui Bank Daehan? Satu miliar... tidak, haruskah aku meminta pinjaman
seratus juta saja? aku memikirkan hal itu, Tapi aku bertemu dengan ayahku di
sini. aku tidak bisa berjabat tangan denganmu.
Tae Joo berbalik pergi, Min Jae meminta maaf. Tapi bukan
pada Tae Joo melainkan ayah Tae Joo. Tae Joo berbalik melihat Min Jae menunduk/membungkuk
kearah pantai.
Min Jae meminta sebuah kerjasama dengan Tae Joo. Tae Joo
menyuruh Min Jae mencari orang lain.
Min Jae : Kau satu-satunya yang telah mengalahkan aku. Ketua
Choi Dong Sung dari Sung Jin Group. Dia memutuskan investasi senilai triliunan
dengan satu tanda tangan dan memindahkan uang tunai miliaran dengan satu kata. Pemilik
pusat perbelanjaan berubah di tengah-tengah makan malam. Bahkan setelah
kehilangan puluhan miliar, teguran keras dari Ayah akan menjadi akhirnya. Aku
datang dari sana. Dan aku akan kembali kesana.
Min Jae mengajak Tae Joo untuk bekerja sama, “Tae Joo, mari
kita pergi bersama-sama ke kerajaan emas.”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar