Won Jae benar-benar tak percaya dengan apa yang terjadi
sekarang, aku sendiri yang akan menemui ayah. Seo Yoon menolak karena tak ada
yang boleh menemui ayah, Seo Yoon menatap Sek.Memberi tanda.
Sek. Seo Yoon mengerti, dia menjelaskan kalau Untuk setiap
persetujuan, Direktur utama juga harus hadir. Won Jae masih tak percaya. Seo
Yoon seperti memberi tahu, dia melirik kebawah menatap pulpen yang diberikan
ayah padanya.
Won Jae terhenyak. Won Jae menyuruh Sek. Yoon Seo (ternyata sekertaris ini adalah ayah dari Eun
Jung. Jadi dia mertua Won Jae) untuk membatalkan tim perencanaan strategis.
Sek. Yoon Seo mengatakan kalau dia sudah bekerja dengan
presdir selama 30 tahun dan juga sampai nanti. “Aku akan menjadwalkan pertemuan
pertama dari tim perencanaan strategis besok pagi.”
Won Jae pulang kerumah langsung memuji istrinya dan
mengatakan kalau dia sudah mengiri Jin Sook keluar negeri. Dia lalu memuji
istrinya yang sedang membaca koran mengatakan kalau dia sangat cantik. Tapi
akhirnya Won Jae meminta Eun Jung untuk menghubungi ayah mertua agar bisa
berunding dengan ayahnya mengenai pembubaran sekertaris.
Eun Jung tak perduli, dia berdiri akan pergi. Won Jae
menahannya, dia memohon. Eun Jung, “Yoo Ja Young, mantan bintang porno. Dia
sekarang menjadi model untuk Iklan elektronik Sung Jin.”
Won Jae bingung menjelaskan, Won Jae merayu Eun Jung dengan
mengatakan kalau dia mencintai Eun Jung.
Eun Jung : Aku juga mencintaimu. Jangan biarkan dua kekasih
kita saling mengganggu satu sama lain.
Eun Jung berjalan meninggalkan Won Jae yang sangat frustasi
hari ini.
Dilantai atas juga terlihat Jung Hee yang memperhatikan
mereka heran, dia tampak berfikir.
Sek.Kang sedang menelfon seseorang, Dia memberitahu kalau
mereka membutuhkan dana 2 miliar. Orang diujung telefon itu ternyata Jung Hee,
dia mengatakan untuk biarkan saja. Sek.Kang sedikit memperingatkan kalau
pembangunan runtuk maka rencanamu.....
Jung Hee membertahu kalau ada yang bisa mengatasi masalah
Min Jae.
Jung Hee mengakhiri panggilannya dengan Sek.Kang.
Jung Hee memasuki ruangan Sung Jae, Min Jae sekarang
memiliki sayap. “Keduanya akan membutuhkan sahamku di yayasan beasiswa... Tangan
siapa yang harus aku pegang agar bermanfaat bagi Sung Jae?”
Sung Jae diam seolah tak perduli. Jung Hee, “Apakah aku
sudah memberitahumu apa kata-kata pertama Raja Jungjo setelah penobatannya?”
Sung Jae : "Aku adalah anak dari Putra Mahkota yang
tragis."
Jung Hee : Sung Jae... jika kau mengatakannya setelah kau
menjadi Ketua, betapa orang akan terkejut. Dan ayahmu akan sangat senang.
Sung Jae hanya menghela nafas melihat ambisi ibunya.
Min Jae dan Dong Jin akan melakukan pertemuan dengan Ketua
Jung. Dong Jin sepertinya begitu gugup sampai-sampai dia membetulkan posisi
sendok yang miring di meja depannya.
Min Jae menyuruh ayahnya untuk jangan terlalu berharap.
Ketua Jung datang
bersama seorang perempuan, itu Yoo Jin. Min Jae sedikit terkejut melihat Yoo
Jin ikut bersama mereka. Yoo Jin tersenyum menyapa, “Aku merindukanmu, Min Jae.”
Mereka duduk, Yoo Jin menawarkan diri untuk memilih menu.
Yoo Jin memesan Chateau Lyonnat, Yoo Jin bertanya pada Min Jae, “kau baik-baik
saja hari ini, kan? kau mabuk setelah kita berbagi sebotol anggur saat Natal
tahun lalu.”
Min Jae terlihat kaget.
Ketua Jung bertanya apa mereka sudah bertemu sejak kembali
ke Korea. Yoo Jin tak menggubris melanjutkan memesan sup brokoli. “Apa kau
ingat kita memakan sup ini dari layanan kamar keesokan harinya?”
Min Jae memanggil Yoo Jin. Yoo Jin tak perduli lanjut memesan
pepper steak untuk hidangan utama.
“Mari kita menikah Min Jae” ajak Yoo Jin.
Ketua Jung menyuruh anaknya menikah dengan orang uang
mencintainya. Yoo Jin sudah merasakannya sekali menikah dengan orang yang
mencoba berperilaku baik, mereka seperti hewan peliharaan. Yoo Jin mengatakan Jika kau mendapat pegangan
dariku, maka pinjaman dari Bank Daehan tidak akan menjadi masalah.
Kedua orang tua sama-sama menatap anaknya.
Min Jae tak terpengaruh dengan tawaran Yoo Jin dan akan
terus menjaga janji pernikahannya dengan Yoon. Yoo Jin sedikit menunduk
mendapat penolakan, Min Jae langsung berdiri mohon diri.
Yoo Jin terus menatap Min Jae yang berjalan menuju pintu
dengan sedih.
Min Jae sudah dikantornya, disambut dengan laporan Sek.Kang.
“Mereka sedang mengembangkan penyelidikan pajak. Tidak ada cara untuk
menghindari kebangkrutan di Pembangunan Sung Jin.”
Min Jae teringat dengan tawaran Yoo Jin mengenai pinjaman
dari Bank Daehan jika Min Jae mau menikah denga Yoo Jin. Min Jae sedikit
mengerjapkan matanya penuh dengan kebimbangan,
Min Jae berbalik, “lakukan itu, sebagai upaya terakhir”
Choon Ho mengibaratkan pemilu seperti sebuah parade karpet
merah Tuan Park. Choon Ho menganggap kalau pemilu ini akan seperti pemilihan
ketua kelas, “semua orang memilihmu kecuali kau, jadi dengan mudah kita akan
mendapat suara mayoritas”
Tae Joo sepertinya tak mau menganggap remeh : Rekonstruksi
adalah pertarungan panjang. Jika kita menang karena suara mayoritas... akan ada
beberapa orang yang membuat keributan di setiap langkah yang kita ambil.
Seol Hee masuk memberitahu Tae Joo kalau menunda pertemuan
30 menit. “Apakah kabar buruk atau kabar baik... temui dia dulu.”
Lalu Seol Hee membiarkan seseorang masuk, dia Min Jae.
Min Jae memuji atau basa-basi, kau sesekali tampil di surat
kabar. Tae Joo tak perduli malah menyuruh seseorang menyiapkan mobil untuknya
pergi. Min Jae menatap tingkat Tae Joo yang terkesan sok dengan geram, tapi
coba menahannya.
Min Jae : Setelah aku mendapatkan rekonstruksi pembangunan,
aku juga akan mencoba membangunnya. aku akan membentuk konsorsium dengan
beberapa perusahaan konstruksi besar... Jang Tae Joo... itu juga akan menjadi
kesempatan bagimu.
Tae Joo yakin kalau dia bisa menghasilkan peluang sendiri.
Min Jae menyuruh Tae Joo mengundurkan Tuan Park, “Setelah Jo
Pil Doo menjadi kepala asosiasi, aku akan beralih ke metode pelapisan geladak. Biaya
konstruksi akan dikurangi sebesar 20 persen dan laba kita setidaknya akan
meningkat dua kali lipat...”
Tae Joo yakin bisa menghasilkan uang sendiri.
Tae Joo : Ada sesuatu yang disebut 'sindrom peluru tombol'. Prajurit
yang duduk di ruang peluru mewah... menyeruput kopi dan menekan tombol... tanpa
menyadari bahwa dia telah membunuh orang. Bahkan ketika begitu banyak orang
terluka dan mati karena peluru... ia mengklaim bahwa dirinya hanya menekan
sebuah tombol. Itu sama denganmu. Kali ini, aku menekan tombol.
Min Jae merasa kalau mereka tak ada bedanya. Tae Joo
mengingat ayahnya yang setiap hari berharap bisa mendirikan toko mie dengan
papan toko didepannya.
“Karena aku sadar. aku sadar bahwa orang tak berdaya bisa
terluka saat aku menekan tombol. aku tahu bahwa mereka juga memiliki keluarga
dan impian. aku tidak pernah menyakiti siapa pun seperti sakit yang dialami
ayahku.”
Seol Hee memberitahu kalau mobil sudah siap.
Min Jae menawarkan 1/3 bagian saham. Tae Joo mengatakan
kalau pelurunya melesat disamping Min Jae. Tae Joo merentangkan tangannya,
“BAAMM”
Tae Joo meninggalkan Min Jae, berbisik pada Seol Hee, “kabar
baik”
Seol Hee tersenyum mendengarnya.
Min Jae memasuki sebuah gedung, dia berjalan dengan mata
yang memerah menahan tangis. Mengingat ketika dirumah sakit dia memotong kuku
istrinya, permintaan istrinya merawat anak Yong Jae. Semua terekam jelas
diingatannya.
Min Jae terus berjalan dengan langkah yang semakin cepat.
Min Jae melihat seorang wanita yang sedang menatap sebuah
lukisan. Yoo Jin lah yang ditemui Min Jae. Yoo Jin berbalik menatap Min Jae
dengan senyum penuh kemenangan.
Tae Joo sedang menemui seseorang, orang itu bertanya apa Tae
Joo berada dipihak Tuan Park Jae Chul?
Tae Joo tersenyum, tapi khawatir melihat Seol Hee yang khawatir
panggilannya pada Tuan Park tak diangkat.
Tuan Park sedang mengadakan pertemuan dengan Sek.Seo Yoon.
Tuan Park terlihat begitu gugup.
Sek.Park (setelah aku
melihat nama panjang Eun Jung itu Park Eun Jung berarti marga ayahnya park.
Jadi aku panggil dia Sek.Park.OK^^) membawakan Park Jae Chul uang. “Bagaimanapun
kami akan menang. Bukankah kau mengalaminya selama pembongkaran pusat
perbelanjaan?”
Seol Hee kesal merasa dihianati Tuan Park dan menganggapnya
telah berpaling ke Sung Jin.
Tae Joo : Konstruksi Sung Jin menawarkan cek kosong padanya
empat tahun yang lalu. Jika negosiasi
mencapai kesepakatan, mereka akan memberikan jumlah yang ia inginkan. Ia menolak dan berjuang sampai akhir. Tuan
Park yang aku tahu adalah orang yang baik.
Seol Hee : Tae Joo, Tuan Park tahu... apa yang akan terjadi
jika ia melawan Konstuksi Sung Jin.
Tae Joo baru sadar, kalau Tuan Park telah tau bagaimana
kuatnya Sung Jin saat ini.
Tae Joo ketempat kampanye Tuan Park. Tae Joo melihat Tuan
Park yang sedang beramah-tamah dengan orang yang datang. Tae Joo tersenyum
melihat Tuan Park. Tapi Tuan Park membalas dengan melambai penuh kecanggungan.
Tuan Park dan Tae Joo berbicara berdua.
Tuan Park : Ketika aku mengatakan kepada anggota tentang
Eden... ada masalah dengan Kepala sebelumnya... mereka tidak akan menyukai
itu... jadi aku akan mencoba melaksanakan kampanye pemilu-ku sendiri. Tapi Tae
Joo, setelah aku terpilih, aku akan bekerja denganmu. kau percaya padaku, kan?
Tae Joo mengangguk percaya pada Tuan Park.
Tuan park mendapat panggilan, dia undur diri sebentar.
Panggilan itu mengatakan kalau dia mendapat perintah dari
Sek.Park kalau dia harus membawa uang sebesar 200 juta untuk kampanye dalam bentuk
tunai jam 03.00 PM. Mereka nantinya akan menggrebek Tae Joo dengan tuduhan
penyuapan.
Ternyata disamping pria penelfon ada Seol Hee, jadi
sepertinya mereka sedang menguji dipihak siapa Tuan Park Ini.
Tuan Park melihat Tae Joo serba salah.
Tae Joo akan pergi, Tuan Park memanggilnya meminta dana 200
juta untuk besok jam 3.
Tae Joo memejamkan matanya penuh kekecewaan, orang yang
dianggapnya baik malah menusuknya dari belakang.
Tae Joo menelfon Gwang Se : Calon kepala asosiasi memintaku
untuk mendanai kampanye. aku juga punya
rekaman untuk membuktikannya. Berhati-hatilah mulai hari ini.
Tae Joo ternyata dari tadi membuat rekaman pembicaraannya
dengan Tuan Park. Tuan Park meminta maaf pada Tae Joo, takut.
Tae Joo benar-benar merasa kecewa,,, bahkan sangat-sangat
kecewa. Setengah menangis dia berteriak...kenapa?
Seo Yoon melihat berita penangkapan Tuan Park. Sebuah
panggilan masuk, dari Tae Joo. Seo Yoon bertanya kenapa Tae Joo melakukan hal
sejauh ini?
Tae Joo : Aku menata meja untuk rekonstruksi. Kaulah yang
menaruh sendok di atasnya... Aku yang menjadikan Tuan Park. kaulah yang
menggoyahkannya. Yang paling ingin kau lindungi... ang paling kau percayai...
akan mengkhianatimu. Aku akan membuat hal itu terjadi.
Tae Joo galau mengingat penghianatan orang kepercayaannya,
bahkan dari cara pandang Tae Joo sepertinya dia menganggap Tuan Park seperti
sosok ayahnya.
Min Jae menemui Yoon yang terus membicarakan tentang cuaca
dan bagaimana dengan penerbangan?
Min Jae menyodorkan jeruk yang sudah dikupasnya. Yoon tak
menerimanya, “kemana kau akan bulan madu?”
Min Jae tak menjawab. Yoon, “Yoo Jin kan? Dia selalu
mengikutimu. Bahkan dia tak mengucapkan selamat padaku(ketika menikah dengn Min
Jae). Jadi aku tak bisa mengucapkan selamat”
Yoon memegang pipi Min Jae. Yoon ingin melihat bagaimana
kamarnya, kamar yang penuh kenangan mungkin. Sprei yang dibuat ibunya dinding
yang di cat oleh ayahnya, sprei dan kenopi yang dibeli mereka. “kemana aku
harus menyimpannya?”
Tangan Yoon bergetar, dia tidak sanggup melihat suami yang
disayanginya menikah dengan wanita lain. “jangan tinggalkan aku. Aku...akan
sembuh”
Yoon berjanji membuatkan rebusan kedelai kesukaan Min Jae,
pergi ke jepang dan memberikan anak untuk Min Jae. “Tunggulah satu tahun”
Yoon memegang tangan Min Jae. Min Jae meminta maaf.
“Aku mencintaimu” ucap Yoon
“Aku Mencintaimu, Yoon”
Min Jae benar-benar tak luluh dengan semua permintaan
istrinya. Yoon pasrah melepas genggamannya pada tanga Min Jae, sama artinya
melepas suaminya pergi.
Min Jae pergi meninggalkan Yoon yang menangis terisak.
Meratapi nasib buruk yang menimpanya. Sakit, ditinggal suami, tak ada anak yang
menemani. (Poor Yoon)
Seol Hee menemui Tae Joo : Anggota Kongres Kim ingin menunda
pertemuan sampai audit kongres selesai. Politisi tidak bisa mencium bau busuk
di tubuh mereka sendiri...
Seol Hee bergumam bagaimana mereka membayar karyawan bulan
ini.
Tae Joo menyuruh mencari pinjaman. Seol Hee meminta Tae Joo
untuk berhenti dan kembali seperti dulu sebelum bertemu dengan temannya yang
cantik ini(gkgkg)
Tae Joo bertanya apa kau bisa kembali sekarang? Jika kau
takut pergilah.
Seol Hee minta maaf, dia berterimakasih karena Tae Joo telah
membuatnya memiliki mimpi beberapa tahun ini.
Sebuah telfon masuk. Tae Joo mengangkatnya, diseberang
terdengar suara “Tae Joo, apa yang harus
aku lakukan? Young Ran...”
Hee Joo menunggu kepulangan Tae Joo, Tae Joo datang dengan
Choon Ho. Tae Joo langsung menghampiri Young Ra yang menangis. Young Ra
langsung melabrak Tae Joo memarahinya karena Tae Joo telah mengajak ayahnya menjadi
calon kepala asosiasi tapi malah membuatnya dipenjara. Tae Joo mencoba
berkelit, Tae Joo bertanya pada Choon Ho, “Cari tahu... apakah ada karyawan
yang terlibat dalam kampanye Tuan Park.”
Young Ra tetap tak percaya kalau bukan Tae Joo yang memenjarakan
ayahnya. Young Ra mengambil uang yang diberikan Tae Joo padanya, kau sama saja
dengan Baji**an itu(Sung Jin Grup)?
Young Ra pergi, Tae Joo teringat saat dia melempar uangnya
dulu pada Min Jae. Sejenak Tae Joo mematung.
Tae Joo mendekati ibunya : Aku tidak pernah melakukan
apa-apa. Jangan khawatir. Dan akan tetap seperti itu di masa depan.
Ibu sedikit bingung tapi dia akhirnya berkata kalau Tae Joo
pasti lapar lalu menuju dapur.
Tibalah hari pernikahan Min Jae. Min Jae menyuruh Sek.Kang
memeriksa semua tamu VIP.
Tapi Sek.Kang dengan ragu mengatkan kalau Yoon meninggal,
Min Jae tak menampakkan wajah terkejut.
Sek.Kang : Dia meninggalkan kata-kata terakhir untukmu... untuk
mengkremasinya bersama dengan sprei dan lukisan.
Mata Min Jae memerah mendengar kata-kata terakhir istrinya.
Dia sejenak tampak ragu.
Tae Joo datang keacara pernikahan Min Jae. Tae Joo berjalan
dengan tergesa menuju keruangan.
Tae Joo : Janjimu tentang dua pertiga dari saham
rekonstruksi... hak untuk konstruksi dan pembangunan bersama... Aku akan
menerimanya.
Min Jae terus menunduk tak menjawab. Setelah dia menegakkan
kepalanya ternyata dia sedang menangis, berderai airmata.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar