Minggu, 13 Oktober 2013

Drama Korea Empire Of Gold Episode 2 Part 2






Min Jae menatap Tae Joo marah, siapa kau?
Tae Joo berdiri dengan santai, aku adalah kelelawar yang ingin keluar ke dunia ddengan sebuah kacamata orang yang sudah mati. Seekor anjing liar yang ingin menghasilkan uang dari kata-kata terakhir yang tidak dia dengar?

Min Jae mengatakan kalau adiknya meninggal, Tae Joo mendekati Min Jae lalu memotong kata-kata Min Jae bahwa semua orang akan mati.
Tae Joo menatap Min Jae tajam, beberapa orang mati dipenjara karena sesak..dan beberapa mati karena melindungi toko mie dari kebakaran.


Mereka berdua saling bertatapan tajam, berdebat mengenai kematian orang-orang terdekat mereka. “Oh kau bertanya siapa aku? Aku adalah Jang Tae Joo anak Jang Bong Ho, orang yang mati kebakaran karena melindungi toko mie” ucap Tae Joo dengan penuh penekanan.
Tae Joo berterimakasih karena Min Jae telah mengirimkan buket bunga. Tae Joo mengatakan kalau seharusnya Min Jae juga bertanggung jawab.
Min Jae membalikkan kata-kata Tae Joo, semua orang akan mati. Ada yang meninggalkan warisan ada yang meninggalkan kemiskinan. “Lalu apa yang dia(Ayah Tae Joo) berikan padamu?”




Min Jae menyalahkan Tae Joo karena dia tak cepat dalam mengatakannya dan tak menuruti kata-katanya karena dia akan memberikan uangnya 10 kali lipat, “Lalu ini salah...”
Tae Joo memotong perkataan Min Jae , Kau tak bisa menilai yang salah. Yang menang bisa memutuskan. “Aku akan menang kali ini” Tae Joo mengucapkan itu dengan yakin dan tersenyum meremehkan Min Jae.


Tae Joo mengusap jas Min Jae, dia tersenyum dengan sinisnya pada Min Jae. Tae Joo berjalan pergi meninggalkan Min Jae denga tatapan marah Min Jae pada Tae Joo.



Tae Joo pulang kerumah menatap adik dan ibunya yang sedang memasak dari kejauhan. Tae Joo memanggil mereka berdua, Hee Joo melihat kakaknya dia langsung melambai gembira melihat kakak yang sudah lama tak ditemuinya.
Tae Joo, Hee Joo dan ibu makan bersama. Ibu mengajak Tae Joo untuk pergi kesebuah desa Anchang karena desa itu cocok untuk mereka yang miskin, mereka pasti bisa bertahan hidup dengan menjual selai buah ek.



Tae Joo menolak, dia berjanji akan menemukan uang sewa. Ibu menunduk sedih, bukan uang masalah utamanya tapi karena ingatan ibu tentang ayah yang sangat mengganggunya.



Tae Joo tertunduk sedih mendengar kegundahan ibunya, tak terkecuali Hee Joo yang menatap ibunya.
Ibu menangis tertunduk mengingat bagaimana ayah ketika terkena api, dia terisak dalam diam.



Malam hari Tae Joo, Hee Joo dan ibu tidur dalam satu kamar. Hee Joo tertidur dengan sangat pulas, berbeda dengan Tae Joo dan ibu yang masih terjaga. Tae Joo mengatakan kalau dia akan membuat keringat ayah di Kereta bawah tanah dan di konstruksi terbayar. juga membuat Hee Joo belajar di perguruan tinggi.
Ibu bertanya dari mana Tae Joo mendapat uang sebanyak itu. Tae Joo yakin kalau pria yang besar akan menghasilkan uang yang besar. Aku akan jadi pria yang besar. Tae Joo berjanji pada ibunya.


Direktur Choi berteriak menyuruh Sek Yoon Seo untuk menyingkirkan catatan ekspor lama Sung Jin dan salinan surat kredit. Direktur juga menyuruh untuk menyuap para reporter lalu di-iyakan oleh sekertaris Yeon Seo. Direktur bertanya bagaimana dengan reporter investigasi?
Sek Yoon Seo menjawab kalau Jaksa mengatakan kalau tak akan menyampuri urusan keluarga perusahaan. “Tapi anggota kongres mengadakan sidang umum bersama pemerintah minggu depan. Menghalangi media dan jaksa tidak akan memecahkan...”





Yoon Seo memotong perkataan Sekertarisnya, dia mengajukan diri untuk melakukan itu. Yoon Seo mengatakan kalau akan ada upacara peresmian perusahaan manufaktur besok. Sekretaris jenderal dari kedua belah pihak akan berada di sana.
Direktur Choi sedikit berfikir, dia menyuruh sek. Yoon Seo untuk memperisapkan pertemuan dengan sekertaris jendral itu.
Yoon Seo : aku juga akan bertemu dengan Sekretaris Senior Urusan Sipil. Sulit untuk mendapatkan sampul buku akuntansi Min Jae di bawah bisnis hukum. Aku akan melihat UU khusus tentang penambahan denda dan melihat apakah hal itu dapat diterapkan. Aku juga akan menelepon pengurus rapat pemegang saham, Ayah.
Direktur Choi terpaku mendengar penuturan anaknya dengan segala kegigihan Yoon Seo.




Disebuah rumah sakit, Min Jae sedang duduk bersama seseorang, Dia Yoon istri Min Jae. Min Jae menggenggam tangan Yoon sambil mengelusnya, menceritakan kalau Ji Yong(Anak Yong Jae) bisa berbicara tapi mereka harus menunda pesta ulang tahunnya.
Yoon meminta izin pada suaminya untuk mengatakan sesuatu, dia meminta izin untuk mengadopsi Ji Young karena di keluarganya dia(Ji Young) dianggap sebagai beban.
Min Jae tersenyum senang dengan kebaikan Yoon, dia pasti mengizinkan. Yoon tersenyum dia mengatakan kalau dia hanya ingin membuat suaminya bangga meski hanya sekali.



Yoon Seo mengunjungi Yoon dirumah sakit, dia melongok melihat Yoon, Eonnie. Dia tersenyum dengan ceria, cantik. Yoon mengerti maksud kedatangan Yoon Seo dan menyuruh suaminya untuk berbicara dengan Yoon Seo. Min Jae menatap Yoon Seo kurang suka, ayo kita bicara diluar.



Min Jae dan Yeon Seo duduk ditaman rumah sakit, Yoon Seo menatap seorang anak kecil yang sedang bermain dengan anjing dan teringat kenangannya bersama denga Yong Jae, Young Jae yang kuminta menggambar seekor anjing tapi malah menggambaar seperti seekor cacing.
Min Jae mengatakan kalau Young Jae bahkan belajar dirumah untuk menggambar anjing. Yoon Seo terlihat merubah mimik wajahnya menyesal, dia menyesal tak menemui Yong Jae dipenjara karena tak bisa melihat Yong Jae memakai seragam penjara.





Yeon Seo memberitahu Min Jae kalau dia baru menemui Sekretaris Senior Urusan Sipil. Min Jae akan mendapatkan hukuman dan itu akan sulit untuk menghindar. Min Jae meminta waktu untuk sebulan. Yoon Seo tetap pada keputusannya untuk menjatuhkan gugatan. “dan aku akan menyerahkan saham perusahaan dengan harga yang wajar...  Aku menyesalinya.  Jika aku sedikit lebih kuat saat pertemuan eksekutif... dan jika aku memecat Paman dan kau... Yong Jae masih akan bahagia bersama Ji Yong... “
Min Jae mencoba memnuju Yoon Seo, tapi Yoon Seo sendiri sudah ada pada keputusannya. Yoon Seo memberitahu kalau Min Jae dan Doo Jin akan diberhentikan dari direksi. Yoon Seo pamit dan berterimakasih pada Min Jae yang sudah bekerja keras di Sungjin Grup.





Min Jae berjalan tergesa-gesa memasuki ruang kerja ayahnya, Dong Jin senang anaknya datang. Min Jae tanpa basa-basi memberitahukan kalau rapat umum pemegang saham telah dilakukan.
Min Jae : Ada tanah kosong seluas 2.100 pyung di Zona B. Ada 1.200 pyung lain yang dekat dengan tanah federal. Dan jika kita membeli 700 pyung lain dari lahan pribadi milik tetangga... kita dapat membangun pusat perbelanjaan terbesar di Asia.  Ketika pembelian lahan selesai, Aku akan mendapatkan hak untuk bisnis kita. Dengan menggunakan hak bisnis sebagai jaminan, Aku akan mendapatkan pinjaman.
Sek.Kang mengatakan kalau mereka tak punya banyak waktu namun pembelian tanah paling cepat satu bulan, tapi dengan tegas Min Jae menyuruh melakukannya selama seminggu. Sek.Kang tentu saja terkejut.



Min Jae akan membeli saham seharga dua kali lipat,jika mereka mempunya 800 miliar mereka akan menjadi pemimpin rapat pemegang saham. Sek.Kang masih tak yakin, Dong Jin malah menyuruh Sek.Kang keluar kalau ingin menghalangi. Dong Jin bertanya apa yang harus dia lakukan?
Min Jae menyuruh ayahnya menghubungi pejabat perijinan.
Min Jae mengungkapkan rencananya : Kita punya waktu satu bulan sampai pelaksanaan rapat umum. Satu minggu untuk pembelian tanah... Seminggu lagi untuk pengamanan hak bisnis dan mendapatkan pinjaman... dan mengurus penawaran untuk membeli kembali saham dalam sisa waktu dua minggu.
Dong Jin sangat semangat menanggapi rencana Min Jae, “Baiklah, mari kita menyeberangi Sungai Han sekali lagi!”


Sek.Kang menemui Pil Doo, dia sepertinya menyuruh Pil Do untuk menyebarkan rumor mengenai tanah yang akan Min Jae beli sehingga harga tanah akan meroket tapi sebelum rumor itu terdengar dia akan menbeli tanah itu dulu.


Min Jae menemui seseorang, dia rekan bisnisnya. Min Jae menyerahkan amplop kontra. Dia menawarkan kalau putri orang tadi dapat mendapatkan pemandangan indah sungai han. Tapi orang tadi bahkan tak melihat kontrak yang dibawa Min Jae. Min Jae yang tadinya tersenyum ramah merubah ekspresinya.



Sek.Kang melapor kalau mereka sudah membeli 50 persen luas tanah tapi sepertinya mustahil untuk menyelesaikannya. Min Jae yakin tak ada yang mustahil karena Sek.Kang masih punya waktu 2 hari.


Yeon Seo sedang menatap keluar jendela kantornya, Sekertarisnya datang melapor kalau Min Jae membeli tanah 1200 Pyung dibawah kontrak pribadi. Tapi Sek.Yeon Seo yakin kalau itu tak akan mudah.
Yoon Seo mengingatkan kalau Min Jae bukan orang sembarangan dia menyuruh untuk menghentikan Min Jae mendapat hak bisnis.



Seol Hee sedang bertelefon dengan seseorang, disana ternyata juga ada Choon Ho dan Tae Joo. Seol Hee mengatakan pada wanita yang ditelfonnya kalau banyak wanita menyesal setelah menikah tapi tidak akan ada yang menyesal telah membeli tanah.
Seol Hee mematikan telfonnya lalu membuat panggilan baru, Seol Hee menyuruh orang dalam telfon kalau wanita itu(Wanita yang ditelfon sebelumnya) jangan sampai tahu kalau bangunan yang dibelinya tak berlisensi lalu Dapatkan salinan notaris palsu dari pendaftaran yang sudah siap. Oke.


Seol Hee menengadahkan tangannya pada Tae Joo, Tae Joo lalu mengambil buku tabungannya, itu adalah uang kompensasi ayah Tae Joo. Seol Hee menatap tabungan itu dengan terkejut, ini 5 juta. Tae Joo mengatakan kalau dia menginginkan uang.
Tae Joo : Apa itu pemilik toko kecantikan Nonhyun-dong? Orang yang baru saja kau ajak bicara? Uang yang dia simpan sepanjang hidupnya berasal dari toko kecantikan... akan sulit kehilangan bangunan yang tidak memiliki izin.  Tidakkah kau setuju?
Seol Hee mengatakan kalau Tae Joo sudah dewasa karena tau bagaimana cara mengancam, “Bayar jaminan dengan uang lima juta  untuk mengajukan penawaran sebuah apartemen dari 12 pyung. Bayar saldo dengan pinjaman pribadi... Bagi saham setengahnya dan kau memiliki dua kepemilikan tempat parkir. Bayar kembali pinjaman pribadi dengan salah satunya dan miliki sisanya.”
Seol Hee melanjutkan kalau Tae Joo beruntung karena memiliki teman yang baik sepertinya.


Seol Hee, Choon Ho dan Tae Joo menuju ke rumah wanita yang dimaksud tadi, dalam perjalanan mereka semua hanya dia. Seol Hee sepertinya ragu, lalu melirik kearah Tae Joo yang sepertinya tegang. Seol Hee melihat Tae Joo dengan pandangan khawatir.
Seol Hee mengajak bicara Tae Joo, aku akan mengantarmu ke tempat lelangan lalu ke kantor pinjaman, “Kau harusnya berterimakasi”
Tae Joo menanggapi dingin Seol Hee, 'Berterimakasih' adalah untuk seseorang  yang peduli terhadap sebuah permintaan. “
Mereka sampai ketempat tujuan, Tae Joo turun dari mobilnya sendiri, Seol Hee memandang Tae Joo dari belakang dengan agak ragu.



Tae Joo berjalan ke ruang itu, dia mengetuk pintunya tapi tak ada jawaban. Tapi sebuah tangan menariknya, dua orang bertubuh kekar langsung memukulinya. Tae Joo dibawa keruangan, dia dipukuli oleh banyak orang seperti digilir, sampai akhirnya Pil Doo datang. Pil Doo bertanya pada asistennya, berapa dia harus makan makanan rumah sakit?
Sang Goo menjawab kalau dia harus makan selama 8 minggu. Pil Doo lalu menyuruh anak buahnya membuat Tae Joo berada dirumah sakit untuk beberapa tahun.



 Sang Goo menelfon seseorang, dia berterima kasih telah mengirim Tae Joo. Orang yang ditelfon adalah Seol Hee, dia meng-iya-kan dan mengakhiri kesalah pahaman diantara mereka. Kapa kau akan memberikan penawaran lagi?
Choon Hoo yang duduk dikursi belakang mendengar pembicaraan mereka berdua terkejut, dia lalu bertanya apa Seol Hee menyerahkan Tae Joo pada Pil Doo. Tanpa rasa bersalah Seol Hee mengatakan kalau dia sangat merindukan Tae Joo. Choon Ho tanpa pikir panjang langsung membuka pintu mobil yang sedang melaju sehingga dia terguling kejalan.
Seol Hee menggerutu seharusnya Choon Ho menutup pintunya.




Tae Joo sudah lemas karena dipukuli, Pil Doo menatap Tae Joo dingin dan mendekatinya. Pil Doo menyuruh Tae Joo untuk menjadi bagian dari keluarganya, dia mengatakan itu sambil memegang korek untuk menyulut rokoknya.
Tae Joo menatap korek itu lalu dengan cepat Tae Joo mengambil pisau yang ada dibelakangnya dan menodongkannya pada Pil Do. Pil Do mencoba tetap tenang dan menyuruh Sang Goo memesan rumah sakit dan rumah duka untuk Tae Joo.



Mendengar perintah Pil Doo, Tae Joo menurunkan pisaunya meski dengan keadaan waspada. Dia menatap tangan Pil Do yang memegang korek, secepatnya dia berbalik lalu memotong pipa gas yang ada dibelakangya, dia memegang tangan Pil Do yang memegang korek mencoba menyalakannya. Pil Do mengarahkan gas itu kearah Pil Do.



Tae Joo mengancam anak buah Pil Do dengan mendekapnya dari belakang, rokok tak baik bagi kesehatan jadi kau harus berhenti. Tae Joo berjalan mendekati pintu dengan Pil Do yang disanderanya. Tae Joo lalu mendorong Pil Do dan dia berlari, anak buah Pil Do langsung mengejar Tae Jo. Tae Joo terus berlari saat sampai diluar gedung tepat sekali dengan datangnya Choon Ho yang membawa motor. Tae Joo tak membuang waktu dan naik membonceng Choon Ho.



Tae Joo memasuki ruangan Seol Hee, Seol Hee terkejut melihat Tae Joo baik-baik saja. Tae Joo tak berbasa-basi, dia memperlihatkan pemilik lahan untuk pusat pebelanjaan. Apakah aku bisa mendapatkan uang dari ini?
Choon ho marah melihat sahabatnya , kenapa dia masih saja mau berhubungan dengan Seol Hee padahal Seol Hee sudah menjebaknya. Tae Joo mengatakan kalau dia tak butuh orang yang jujur, dia butuh orang seperti Seol Hee.
Seol Hee tersenyum mengatakan kalau Tae Joo bisa mendapatkan banyak uang dari daftar itu.



Han Jung Hee (ibu Yoon Seo / Sung Jae) masuk ke ruang kerjaSung Jae. Jung Hee mengatakan kalau dia menyukai krisan putih jadi ingat itu. Sung Jae ingin mengatakan sesuatu, ibu...hari ini..
Jung Hee memotong, “Ini hari ulang tahunnya.Apa hadiah yang lebih baik daripada dirimu sendiri?”
Sung Jae seperti ingin mengeluh, tapi Jung Hee tersenyum menenangkan mungkin. Kau telah tumbuh, anakku.



Jung Hee menemui suaminya dengan membawa tonic untuknya. Jung Hee mengingatkan kalau besok harus kerumah sakit untuk pemeriksaan. Direktur Choi berkata pada Jung Hee kalau dekan Yoon Seo memberitahu kalau Yoon Seo akan melanjutkan gelar doktor, tolong katakan padanya untuk jangan pergi, dia biasanya mendengar perkataanmu.
Jun Hee tersenyum, dia tak akan pergi karena dia anakmu. Berikan dia sedikit waktu, mungkin dia terpukul dengan kematian Yeong Jae. Direktur Choi bertanya berapa lama dia harus menunggu.. Jung Hee menjawab 2 atau 3 tahun.
Jung Hee beranjak pergi, Direktur Choi menyuruhnya menyiapkan makan malam, “rumah terasa sepi, jadi suruh Sung Jae untuk datang”

Ditempat lain, orang Sung Jae sedang berada disebuah makam. Dia menaruh bunga krisan putih dimakam itu. Sung Jae tampak tertunduk sedih, “Selamat ulang tahun.....ayah”
What.. kenapa? Bukankah dia anak Direktur Choi. Misteri


Sek.Kang sedang melapor pada Min Jae mengenai proyek mereka. Sek.Kang memberitahukan kalau tinggal sedikit lagi, tinggal 2 pyung. Mereka akan segera menyelesaikan masalah pembayaran.
Min Jae menatap Sek.Kang tajam, menyisakkan dua pyung sama saja kurang 1 pyung.  Min Jae berkata kalau mereka harus membeli semua tanah untuk mendapat hak bisnis.
“Tapi pemilik tanah itu....” Sek.Kang menggantung perkataannya.



Seol Hee juga sedang merundingkan masalah yang sama dengan Tae Joo. “pemilik tanah ada dipenjara” ucap Seol Hee sambil melemparkan foto pemilik tanah.  Tae Joo terkejut, dimana penjaranya?


Seol Hee dan Tae Joo menemui sipir penjara Tae Joo yang menyuruhnya membuat tesis. Sipir itu mengatakan kalau sulit menemui seseorang di penjara isolasi. Seol Hee memandang sipir mengancam, “Jika layanan pemasyarakatan mencari tahu tentang tesis kepala yang ditulis oleh Tae Joo...”
Tae Joo sepertinya sudah tidak sabar dengan cara Seol Hee yang bertele-tele. Dia mengambil uang yang ada didompet Seol Hee. Tentu saja Seol Hee kesal dengan Tae Joo, tapi Tae Joo tak perduli malah dia berjanji akan memberikan lebih jika sang sipir mengijinkannya menemui orang itu.


Tae Joo berhasil menemui pemilik tanah dipenjara. Pemilik tanah juga sudah menandatangi surat penyerahan tanah, Seol Hee memandang surat itu dengan girang.
Tae Joo bertanya pada pemilik tanah itu mengenai kontak istrinya.


Tae Joo sekarang menemui istri si pemilik tanah, nyonya itu mengatakan kalau ‘dia’ menelfon mereka beberapa kali. Orang itu memberikan kartu nama nya pada Tae Joo, itu kartu nama sek. Kang.


Dikantornya, Sek.Kang sedang menelfon seseorang dan berjanji akan bertemu jam 7. Sek.Kang memberitahu Min Jae kalau orang itu mau menjual tanahnya dan ingin mengatakannya secara pribadi. Min Jae tak masalah akan membeli entah 5 kali bahkan 10 kali.




Seol Hee mengusulkan sesuatu pada Tae Joo, bagaimana kalau kita menjadi partner. Tae Joo sedang serius melihat kartu nama Sek.Kang, Tae Joo menjawab kalau dia tak ingin ber-partner.
Seol Hee mengatakan kalau nanti pembagiannya lima puluh lima puluh. Seol Hee bergumam menghitung harga tanahnya, dua pyung kira-kira 10 juta.
Tae Joo yang dari tadi tak terlalu memperdulikan Seol Hee, menyadari kedatangan seseorang, Sek.Kang. Tae Joo tersenyum, “Kau dapat menyimpan dua ratus juta”
Tae Joo berdiri menyambut kedatangan Sek.Kang. Sek.Kang yang tadinya tak memperhatikan waja Tae Joo kaget setelah menyadari kalau itu Tae Joo.



Di kantornya, Dong Jin sedang berbincang dengan Min Jae, dia mengatakan kalau mereka akan segera mendapatkan hak bisnis. “Kita akan mendapatkan 800 milyar besok. Kita memiliki sisa lima belas hari  sampai rapat umum. Saudaraku memiliki kehidupan yang baik sebagai Ketua di lapangan permainan yang aku bangun. Kali ini, aku akan mencoba bermain di lapangan permainan yang dibangun saudaraku... “


Sebuah panggilan masuk ditengah perbincangan Min Jae dan Dong Jin, Min Jae menjawab panggilan itu, “Apakah kau membelinya?”
Sek.Kang meminta waktu sebentar, dia memberikan ponselnya pada Tae Joo.
Tae Joo : Ini adalah Jang Tae Joo. Total penjualan dari tahun lalu adalah 970 milyar, laba bersihnya adalah 87,2 milyar. Presiden Choi Min Jae dari Konstruksi Sung Jin menempati peringkat keempat untuk sub-kontrak dalam negeri. Seseorang yang datang dengan pesananmu mengatakan ini... Dia akan memberiku sepuluh kali lipat. Tapi itu terlalu buruk... aku tidak akan menjual tanah ini kepadamu!


Tae Joo segera memutus telfonnya, Min Jae mengepalkan tangannya kesal.




Yoon Seo sedang berdiskusi tentang Min Jae juga. Ponsel Sek. Yoon Seo berbunyi, sepertinya orang di telfon meminta untuk berbicara dengan Yoon Seo.
Yoon Seo menjawab panggilan itu, seseorang menawarkan lahan yang sedang diincar oleh Min Jae, siapa lagi kalau bukan Tae Joo. Tae Joo mengatakan kalau dia akan memberikan tanah itu pada Yoon Seo. Yoon Seo terkejut, Yoon Seo langsung meminta bertemu segera.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar