Min Jae menatap Tae Joo marah, siapa kau?
Tae Joo berdiri dengan santai, aku adalah kelelawar yang
ingin keluar ke dunia ddengan sebuah kacamata orang yang sudah mati. Seekor
anjing liar yang ingin menghasilkan uang dari kata-kata terakhir yang tidak dia
dengar?
Min Jae mengatakan kalau adiknya meninggal, Tae Joo
mendekati Min Jae lalu memotong kata-kata Min Jae bahwa semua orang akan mati.
Tae Joo menatap Min Jae tajam, beberapa orang mati dipenjara
karena sesak..dan beberapa mati karena melindungi toko mie dari kebakaran.
Mereka berdua saling bertatapan tajam, berdebat mengenai
kematian orang-orang terdekat mereka. “Oh kau bertanya siapa aku? Aku adalah
Jang Tae Joo anak Jang Bong Ho, orang yang mati kebakaran karena melindungi
toko mie” ucap Tae Joo dengan penuh penekanan.
Tae Joo berterimakasih karena Min Jae telah mengirimkan
buket bunga. Tae Joo mengatakan kalau seharusnya Min Jae juga bertanggung
jawab.
Min Jae membalikkan kata-kata Tae Joo, semua orang akan
mati. Ada yang meninggalkan warisan ada yang meninggalkan kemiskinan. “Lalu apa
yang dia(Ayah Tae Joo) berikan padamu?”
Min Jae menyalahkan Tae Joo karena dia tak cepat dalam
mengatakannya dan tak menuruti kata-katanya karena dia akan memberikan uangnya
10 kali lipat, “Lalu ini salah...”
Tae Joo memotong perkataan Min Jae , Kau tak bisa menilai
yang salah. Yang menang bisa memutuskan. “Aku akan menang kali ini” Tae Joo
mengucapkan itu dengan yakin dan tersenyum meremehkan Min Jae.
Tae Joo mengusap jas Min Jae, dia tersenyum dengan sinisnya
pada Min Jae. Tae Joo berjalan pergi meninggalkan Min Jae denga tatapan marah
Min Jae pada Tae Joo.
Tae Joo pulang kerumah menatap adik dan ibunya yang sedang
memasak dari kejauhan. Tae Joo memanggil mereka berdua, Hee Joo melihat
kakaknya dia langsung melambai gembira melihat kakak yang sudah lama tak
ditemuinya.
Tae Joo, Hee Joo dan ibu makan bersama. Ibu mengajak Tae Joo
untuk pergi kesebuah desa Anchang karena desa itu cocok untuk mereka yang
miskin, mereka pasti bisa bertahan hidup dengan menjual selai buah ek.
Tae Joo menolak, dia berjanji akan menemukan uang sewa. Ibu
menunduk sedih, bukan uang masalah utamanya tapi karena ingatan ibu tentang
ayah yang sangat mengganggunya.
Tae Joo tertunduk sedih mendengar kegundahan ibunya, tak
terkecuali Hee Joo yang menatap ibunya.
Ibu menangis tertunduk mengingat bagaimana ayah ketika
terkena api, dia terisak dalam diam.
Malam hari Tae Joo, Hee Joo dan ibu tidur dalam satu kamar.
Hee Joo tertidur dengan sangat pulas, berbeda dengan Tae Joo dan ibu yang masih
terjaga. Tae Joo mengatakan kalau dia akan membuat keringat ayah di Kereta
bawah tanah dan di konstruksi terbayar. juga membuat Hee Joo belajar di
perguruan tinggi.
Ibu bertanya dari mana Tae Joo mendapat uang sebanyak itu.
Tae Joo yakin kalau pria yang besar akan menghasilkan uang yang besar. Aku akan
jadi pria yang besar. Tae Joo berjanji pada ibunya.
Direktur Choi berteriak menyuruh Sek Yoon Seo untuk
menyingkirkan catatan ekspor lama Sung Jin dan salinan surat kredit. Direktur
juga menyuruh untuk menyuap para reporter lalu di-iyakan oleh sekertaris Yeon
Seo. Direktur bertanya bagaimana dengan reporter investigasi?
Sek Yoon Seo menjawab kalau Jaksa mengatakan kalau tak akan
menyampuri urusan keluarga perusahaan. “Tapi anggota kongres mengadakan sidang
umum bersama pemerintah minggu depan. Menghalangi media dan jaksa tidak akan
memecahkan...”
Yoon Seo memotong perkataan Sekertarisnya, dia mengajukan
diri untuk melakukan itu. Yoon Seo mengatakan kalau akan ada upacara peresmian
perusahaan manufaktur besok. Sekretaris jenderal dari kedua belah pihak akan
berada di sana.
Direktur Choi sedikit berfikir, dia menyuruh sek. Yoon Seo
untuk memperisapkan pertemuan dengan sekertaris jendral itu.
Yoon Seo : aku juga akan bertemu dengan Sekretaris Senior
Urusan Sipil. Sulit untuk mendapatkan sampul buku akuntansi Min Jae di bawah
bisnis hukum. Aku akan melihat UU khusus tentang penambahan denda dan melihat
apakah hal itu dapat diterapkan. Aku juga akan menelepon pengurus rapat
pemegang saham, Ayah.
Direktur Choi terpaku mendengar penuturan anaknya dengan
segala kegigihan Yoon Seo.
Disebuah rumah sakit, Min Jae sedang duduk bersama
seseorang, Dia Yoon istri Min Jae. Min Jae menggenggam tangan Yoon sambil
mengelusnya, menceritakan kalau Ji Yong(Anak Yong Jae) bisa berbicara tapi
mereka harus menunda pesta ulang tahunnya.
Yoon meminta izin pada suaminya untuk mengatakan sesuatu,
dia meminta izin untuk mengadopsi Ji Young karena di keluarganya dia(Ji Young)
dianggap sebagai beban.
Min Jae tersenyum senang dengan kebaikan Yoon, dia pasti
mengizinkan. Yoon tersenyum dia mengatakan kalau dia hanya ingin membuat
suaminya bangga meski hanya sekali.
Yoon Seo mengunjungi Yoon dirumah sakit, dia melongok
melihat Yoon, Eonnie. Dia tersenyum dengan ceria, cantik. Yoon mengerti maksud
kedatangan Yoon Seo dan menyuruh suaminya untuk berbicara dengan Yoon Seo. Min
Jae menatap Yoon Seo kurang suka, ayo kita bicara diluar.
Min Jae dan Yeon Seo duduk ditaman rumah sakit, Yoon Seo
menatap seorang anak kecil yang sedang bermain dengan anjing dan teringat
kenangannya bersama denga Yong Jae, Young Jae yang kuminta menggambar seekor
anjing tapi malah menggambaar seperti seekor cacing.
Min Jae mengatakan kalau Young Jae bahkan belajar dirumah
untuk menggambar anjing. Yoon Seo terlihat merubah mimik wajahnya menyesal, dia
menyesal tak menemui Yong Jae dipenjara karena tak bisa melihat Yong Jae
memakai seragam penjara.
Yeon Seo memberitahu Min Jae kalau dia baru menemui Sekretaris
Senior Urusan Sipil. Min Jae akan mendapatkan hukuman dan itu akan sulit untuk
menghindar. Min Jae meminta waktu untuk sebulan. Yoon Seo tetap pada
keputusannya untuk menjatuhkan gugatan. “dan aku akan menyerahkan saham
perusahaan dengan harga yang wajar... Aku
menyesalinya. Jika aku sedikit lebih
kuat saat pertemuan eksekutif... dan jika aku memecat Paman dan kau... Yong Jae
masih akan bahagia bersama Ji Yong... “
Min Jae mencoba memnuju Yoon Seo, tapi Yoon Seo sendiri
sudah ada pada keputusannya. Yoon Seo memberitahu kalau Min Jae dan Doo Jin
akan diberhentikan dari direksi. Yoon Seo pamit dan berterimakasih pada Min Jae
yang sudah bekerja keras di Sungjin Grup.
Min Jae berjalan tergesa-gesa memasuki ruang kerja ayahnya,
Dong Jin senang anaknya datang. Min Jae tanpa basa-basi memberitahukan kalau
rapat umum pemegang saham telah dilakukan.
Min Jae : Ada tanah kosong seluas 2.100 pyung di Zona B. Ada
1.200 pyung lain yang dekat dengan tanah federal. Dan jika kita membeli 700
pyung lain dari lahan pribadi milik tetangga... kita dapat membangun pusat
perbelanjaan terbesar di Asia. Ketika
pembelian lahan selesai, Aku akan mendapatkan hak untuk bisnis kita. Dengan
menggunakan hak bisnis sebagai jaminan, Aku akan mendapatkan pinjaman.
Sek.Kang mengatakan kalau mereka tak punya banyak waktu
namun pembelian tanah paling cepat satu bulan, tapi dengan tegas Min Jae
menyuruh melakukannya selama seminggu. Sek.Kang tentu saja terkejut.
Min Jae akan membeli saham seharga dua kali lipat,jika
mereka mempunya 800 miliar mereka akan menjadi pemimpin rapat pemegang saham.
Sek.Kang masih tak yakin, Dong Jin malah menyuruh Sek.Kang keluar kalau ingin
menghalangi. Dong Jin bertanya apa yang harus dia lakukan?
Min Jae menyuruh ayahnya menghubungi pejabat perijinan.
Min Jae mengungkapkan rencananya : Kita punya waktu satu
bulan sampai pelaksanaan rapat umum. Satu minggu untuk pembelian tanah...
Seminggu lagi untuk pengamanan hak bisnis dan mendapatkan pinjaman... dan
mengurus penawaran untuk membeli kembali saham dalam sisa waktu dua minggu.
Dong Jin sangat semangat menanggapi rencana Min Jae,
“Baiklah, mari kita menyeberangi Sungai Han sekali lagi!”
Sek.Kang menemui Pil Doo, dia sepertinya menyuruh Pil Do
untuk menyebarkan rumor mengenai tanah yang akan Min Jae beli sehingga harga
tanah akan meroket tapi sebelum rumor itu terdengar dia akan menbeli tanah itu
dulu.
Min Jae menemui seseorang, dia rekan bisnisnya. Min Jae
menyerahkan amplop kontra. Dia menawarkan kalau putri orang tadi dapat
mendapatkan pemandangan indah sungai han. Tapi orang tadi bahkan tak melihat
kontrak yang dibawa Min Jae. Min Jae yang tadinya tersenyum ramah merubah
ekspresinya.
Sek.Kang melapor kalau mereka sudah membeli 50 persen luas
tanah tapi sepertinya mustahil untuk menyelesaikannya. Min Jae yakin tak ada
yang mustahil karena Sek.Kang masih punya waktu 2 hari.
Yeon Seo sedang menatap keluar jendela kantornya,
Sekertarisnya datang melapor kalau Min Jae membeli tanah 1200 Pyung dibawah
kontrak pribadi. Tapi Sek.Yeon Seo yakin kalau itu tak akan mudah.
Yoon Seo mengingatkan kalau Min Jae bukan orang sembarangan
dia menyuruh untuk menghentikan Min Jae mendapat hak bisnis.
Seol Hee sedang bertelefon dengan seseorang, disana ternyata
juga ada Choon Ho dan Tae Joo. Seol Hee mengatakan pada wanita yang ditelfonnya
kalau banyak wanita menyesal setelah menikah tapi tidak akan ada yang menyesal
telah membeli tanah.
Seol Hee mematikan telfonnya lalu membuat panggilan baru,
Seol Hee menyuruh orang dalam telfon kalau wanita itu(Wanita yang ditelfon
sebelumnya) jangan sampai tahu kalau bangunan yang dibelinya tak berlisensi
lalu Dapatkan salinan notaris palsu dari pendaftaran yang sudah siap. Oke.
Seol Hee menengadahkan tangannya pada Tae Joo, Tae Joo lalu
mengambil buku tabungannya, itu adalah uang kompensasi ayah Tae Joo. Seol Hee menatap
tabungan itu dengan terkejut, ini 5 juta. Tae Joo mengatakan kalau dia
menginginkan uang.
Tae Joo : Apa itu pemilik toko kecantikan Nonhyun-dong?
Orang yang baru saja kau ajak bicara? Uang yang dia simpan sepanjang hidupnya
berasal dari toko kecantikan... akan sulit kehilangan bangunan yang tidak
memiliki izin. Tidakkah kau setuju?
Seol Hee mengatakan kalau Tae Joo sudah dewasa karena tau
bagaimana cara mengancam, “Bayar jaminan dengan uang lima juta untuk mengajukan penawaran sebuah apartemen
dari 12 pyung. Bayar saldo dengan pinjaman pribadi... Bagi saham setengahnya
dan kau memiliki dua kepemilikan tempat parkir. Bayar kembali pinjaman pribadi
dengan salah satunya dan miliki sisanya.”
Seol Hee melanjutkan kalau Tae Joo beruntung karena memiliki
teman yang baik sepertinya.
Seol Hee, Choon Ho dan Tae Joo menuju ke rumah wanita yang
dimaksud tadi, dalam perjalanan mereka semua hanya dia. Seol Hee sepertinya
ragu, lalu melirik kearah Tae Joo yang sepertinya tegang. Seol Hee melihat Tae
Joo dengan pandangan khawatir.
Seol Hee mengajak bicara Tae Joo, aku akan mengantarmu ke
tempat lelangan lalu ke kantor pinjaman, “Kau harusnya berterimakasi”
Tae Joo menanggapi dingin Seol Hee, 'Berterimakasih' adalah
untuk seseorang yang peduli terhadap
sebuah permintaan. “
Mereka sampai ketempat tujuan, Tae Joo turun dari mobilnya
sendiri, Seol Hee memandang Tae Joo dari belakang dengan agak ragu.
Tae Joo berjalan ke ruang itu, dia mengetuk pintunya tapi
tak ada jawaban. Tapi sebuah tangan menariknya, dua orang bertubuh kekar
langsung memukulinya. Tae Joo dibawa keruangan, dia dipukuli oleh banyak orang
seperti digilir, sampai akhirnya Pil Doo datang. Pil Doo bertanya pada
asistennya, berapa dia harus makan makanan rumah sakit?
Sang Goo menjawab kalau dia harus makan selama 8 minggu. Pil
Doo lalu menyuruh anak buahnya membuat Tae Joo berada dirumah sakit untuk
beberapa tahun.
Sang Goo menelfon
seseorang, dia berterima kasih telah mengirim Tae Joo. Orang yang ditelfon
adalah Seol Hee, dia meng-iya-kan dan mengakhiri kesalah pahaman diantara
mereka. Kapa kau akan memberikan penawaran lagi?
Choon Hoo yang duduk dikursi belakang mendengar pembicaraan
mereka berdua terkejut, dia lalu bertanya apa Seol Hee menyerahkan Tae Joo pada
Pil Doo. Tanpa rasa bersalah Seol Hee mengatakan kalau dia sangat merindukan
Tae Joo. Choon Ho tanpa pikir panjang langsung membuka pintu mobil yang sedang
melaju sehingga dia terguling kejalan.
Seol Hee menggerutu seharusnya Choon Ho menutup pintunya.
Tae Joo sudah lemas karena dipukuli, Pil Doo menatap Tae Joo
dingin dan mendekatinya. Pil Doo menyuruh Tae Joo untuk menjadi bagian dari
keluarganya, dia mengatakan itu sambil memegang korek untuk menyulut rokoknya.
Tae Joo menatap korek itu lalu dengan cepat Tae Joo
mengambil pisau yang ada dibelakangnya dan menodongkannya pada Pil Do. Pil Do
mencoba tetap tenang dan menyuruh Sang Goo memesan rumah sakit dan rumah duka
untuk Tae Joo.
Mendengar perintah Pil Doo, Tae Joo menurunkan pisaunya meski
dengan keadaan waspada. Dia menatap tangan Pil Do yang memegang korek,
secepatnya dia berbalik lalu memotong pipa gas yang ada dibelakangya, dia
memegang tangan Pil Do yang memegang korek mencoba menyalakannya. Pil Do
mengarahkan gas itu kearah Pil Do.
Tae Joo mengancam anak buah Pil Do dengan mendekapnya dari
belakang, rokok tak baik bagi kesehatan jadi kau harus berhenti. Tae Joo
berjalan mendekati pintu dengan Pil Do yang disanderanya. Tae Joo lalu
mendorong Pil Do dan dia berlari, anak buah Pil Do langsung mengejar Tae Jo.
Tae Joo terus berlari saat sampai diluar gedung tepat sekali dengan datangnya
Choon Ho yang membawa motor. Tae Joo tak membuang waktu dan naik membonceng
Choon Ho.
Tae Joo memasuki ruangan Seol Hee, Seol Hee terkejut melihat
Tae Joo baik-baik saja. Tae Joo tak berbasa-basi, dia memperlihatkan pemilik
lahan untuk pusat pebelanjaan. Apakah aku bisa mendapatkan uang dari ini?
Choon ho marah melihat sahabatnya , kenapa dia masih saja
mau berhubungan dengan Seol Hee padahal Seol Hee sudah menjebaknya. Tae Joo
mengatakan kalau dia tak butuh orang yang jujur, dia butuh orang seperti Seol
Hee.
Seol Hee tersenyum mengatakan kalau Tae Joo bisa mendapatkan
banyak uang dari daftar itu.
Han Jung Hee (ibu Yoon Seo / Sung Jae) masuk ke ruang
kerjaSung Jae. Jung Hee mengatakan kalau dia menyukai krisan putih jadi ingat
itu. Sung Jae ingin mengatakan sesuatu, ibu...hari ini..
Jung Hee memotong, “Ini hari ulang tahunnya.Apa hadiah yang
lebih baik daripada dirimu sendiri?”
Sung Jae seperti ingin mengeluh, tapi Jung Hee tersenyum
menenangkan mungkin. Kau telah tumbuh, anakku.
Jung Hee menemui suaminya dengan membawa tonic untuknya.
Jung Hee mengingatkan kalau besok harus kerumah sakit untuk pemeriksaan.
Direktur Choi berkata pada Jung Hee kalau dekan Yoon Seo memberitahu kalau Yoon
Seo akan melanjutkan gelar doktor, tolong katakan padanya untuk jangan pergi,
dia biasanya mendengar perkataanmu.
Jun Hee tersenyum, dia tak akan pergi karena dia anakmu.
Berikan dia sedikit waktu, mungkin dia terpukul dengan kematian Yeong Jae.
Direktur Choi bertanya berapa lama dia harus menunggu.. Jung Hee menjawab 2
atau 3 tahun.
Jung Hee beranjak pergi, Direktur Choi menyuruhnya
menyiapkan makan malam, “rumah terasa sepi, jadi suruh Sung Jae untuk datang”
Ditempat lain, orang Sung Jae sedang berada disebuah makam.
Dia menaruh bunga krisan putih dimakam itu. Sung Jae tampak tertunduk sedih,
“Selamat ulang tahun.....ayah”
What.. kenapa? Bukankah dia anak Direktur Choi. Misteri
Sek.Kang sedang melapor pada Min Jae mengenai proyek mereka.
Sek.Kang memberitahukan kalau tinggal sedikit lagi, tinggal 2 pyung. Mereka
akan segera menyelesaikan masalah pembayaran.
Min Jae menatap Sek.Kang tajam, menyisakkan dua pyung sama
saja kurang 1 pyung. Min Jae berkata
kalau mereka harus membeli semua tanah untuk mendapat hak bisnis.
“Tapi pemilik tanah itu....” Sek.Kang menggantung
perkataannya.
Seol Hee juga sedang merundingkan masalah yang sama dengan
Tae Joo. “pemilik tanah ada dipenjara” ucap Seol Hee sambil melemparkan foto
pemilik tanah. Tae Joo terkejut, dimana
penjaranya?
Seol Hee dan Tae Joo menemui sipir penjara Tae Joo yang
menyuruhnya membuat tesis. Sipir itu mengatakan kalau sulit menemui seseorang
di penjara isolasi. Seol Hee memandang sipir mengancam, “Jika layanan
pemasyarakatan mencari tahu tentang tesis kepala yang ditulis oleh Tae Joo...”
Tae Joo sepertinya sudah tidak sabar dengan cara Seol Hee
yang bertele-tele. Dia mengambil uang yang ada didompet Seol Hee. Tentu saja
Seol Hee kesal dengan Tae Joo, tapi Tae Joo tak perduli malah dia berjanji akan
memberikan lebih jika sang sipir mengijinkannya menemui orang itu.
Tae Joo berhasil menemui pemilik tanah dipenjara. Pemilik
tanah juga sudah menandatangi surat penyerahan tanah, Seol Hee memandang surat
itu dengan girang.
Tae Joo bertanya pada pemilik tanah itu mengenai kontak
istrinya.
Tae Joo sekarang menemui istri si pemilik tanah, nyonya itu
mengatakan kalau ‘dia’ menelfon mereka beberapa kali. Orang itu memberikan
kartu nama nya pada Tae Joo, itu kartu nama sek. Kang.
Dikantornya, Sek.Kang sedang menelfon seseorang dan berjanji
akan bertemu jam 7. Sek.Kang memberitahu Min Jae kalau orang itu mau menjual
tanahnya dan ingin mengatakannya secara pribadi. Min Jae tak masalah akan
membeli entah 5 kali bahkan 10 kali.
Seol Hee mengusulkan sesuatu pada Tae Joo, bagaimana kalau kita
menjadi partner. Tae Joo sedang serius melihat kartu nama Sek.Kang, Tae Joo
menjawab kalau dia tak ingin ber-partner.
Seol Hee mengatakan kalau nanti pembagiannya lima puluh lima
puluh. Seol Hee bergumam menghitung harga tanahnya, dua pyung kira-kira 10
juta.
Tae Joo yang dari tadi tak terlalu memperdulikan Seol Hee,
menyadari kedatangan seseorang, Sek.Kang. Tae Joo tersenyum, “Kau dapat
menyimpan dua ratus juta”
Tae Joo berdiri menyambut kedatangan Sek.Kang. Sek.Kang yang
tadinya tak memperhatikan waja Tae Joo kaget setelah menyadari kalau itu Tae
Joo.
Di kantornya, Dong Jin sedang berbincang dengan Min Jae, dia
mengatakan kalau mereka akan segera mendapatkan hak bisnis. “Kita akan
mendapatkan 800 milyar besok. Kita memiliki sisa lima belas hari sampai rapat umum. Saudaraku memiliki
kehidupan yang baik sebagai Ketua di lapangan permainan yang aku bangun. Kali
ini, aku akan mencoba bermain di lapangan permainan yang dibangun saudaraku...
“
Sebuah panggilan masuk ditengah perbincangan Min Jae dan
Dong Jin, Min Jae menjawab panggilan itu, “Apakah kau membelinya?”
Sek.Kang meminta waktu sebentar, dia memberikan ponselnya
pada Tae Joo.
Tae Joo : Ini adalah Jang Tae Joo. Total penjualan dari
tahun lalu adalah 970 milyar, laba bersihnya adalah 87,2 milyar. Presiden Choi
Min Jae dari Konstruksi Sung Jin menempati peringkat keempat untuk sub-kontrak
dalam negeri. Seseorang yang datang dengan pesananmu mengatakan ini... Dia akan
memberiku sepuluh kali lipat. Tapi itu terlalu buruk... aku tidak akan menjual
tanah ini kepadamu!
Tae Joo segera memutus telfonnya, Min Jae mengepalkan
tangannya kesal.
Yoon Seo sedang berdiskusi tentang Min Jae juga. Ponsel Sek.
Yoon Seo berbunyi, sepertinya orang di telfon meminta untuk berbicara dengan
Yoon Seo.
Yoon Seo menjawab panggilan itu, seseorang menawarkan lahan
yang sedang diincar oleh Min Jae, siapa lagi kalau bukan Tae Joo. Tae Joo
mengatakan kalau dia akan memberikan tanah itu pada Yoon Seo. Yoon Seo
terkejut, Yoon Seo langsung meminta bertemu segera.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar