Musim panas 1997
Lee Soo Yeon (Kim So Hyun) berjalan menunduk ketika ia pulang dari
sekolah. Terdengar suara gonggongan anjing yang membuatnya celingukan
kesana kemari. Ia tetap tetap menunduk dan rambut panjangnya terurai
menutupi wajah cantiknya.
Soo Yeon masuk ke rumahnya tapi sekali lagi ia melirik ke arah suara
anjing yang menggonggong. Ia masuk ke rumahnya dan masih dengan wajah
yang menunduk. Langkahnya terhenti katika ia mendengar ada yang pecah
dari dalam rumahnya.
Soo Yeon perlahan membuka pintu kamar mencari ibunya. Tapi tiba-tiba ada
yang membekap mulutnya. Siapa? Ayahnya. Ayah Soo Yeon meminta putrinya
diam. Ia bertanya apa di luar ada orang. Soo Yeon menggeleng dalam
bekapan ayahnya.
Ayah Soo Yeon membanting Soo Yeon ke lantai. Soo Yeon gemetaran
ketakutan, ayahnya kembali menatap menggancam bahwa Soo Yeon akan mati
kalau berbohong padanya. Ayah Soo Yeon bertanya sambil mengancam akan
menampar, “Dimana ibumu?”
Soo Yeon menangis ketakutan, “Aku minta maaf. Aku salah.”
Ayahnya kembali mengancam apa Soo Yeon mau dipukuli dulu sebelum bicara, ayahnya kembali bertanya dimana ibu.
Soo Yeon mundur ketakutan dan menjawab dengan nada suara gemetaran kalau ia tak tahu dimana ibunya.
Ayah hilang kesabaran dan kembali mendorong Soo Yeon hingga tersungkur. Ayah mengambil selimut dan menutupi tubuh Soo Yeon.
Terlihat seorang wanita dengan tangan gemetaran mengintip dari luar
jendela. Itu ibu Soo Yeon, ia mendengar jeritan putrinya. Apa yang
terjadi pada Soo Yeon sampai dia menjerit.
Ternyata Soo Yeon dipukuli dan diinjak oleh ayahnya. Soo Yeon berteriak
kesakitan dibalik selimut. Ayah dengan kejam terus menginjak Soo Yeon.
Soo Yeon berteriak kesakitan.
“Sakit? Keadaan lebih baik kalau kau tak ada.” Ayah terus menginjak dan
menendang Soo Yeon, ia terus bertanya dimana Ibu Soo Yeon berada.
Ibu gemetaran ketakutan mendengar kemarahan suaminya. Ia mengendap-endap pergi dari sana menghindari kemarahan suaminya.
(Ya ampun Bu itu Soo Yeon kasihan ditinggal sendirian dipukuli dan diinjak kayak gitu)
Ayah Soo Yeon sepertinya sudah lelah menyiksa putrinya. Ia minum soju
untuk melampiaskan kemarahannya. Soo Yeon masih terdiam dibalik selimut.
Tiba-tiba ada seorang pria datang, dia seorang polisi. Detektif Kim
Seung Ho. “Lee Tae Soo!” panggil Detektif Kim pada ayah Soo Yeon.
Lee Tae Soo (ayah Soo Yeon) terkejut melihat kedatangan si polisi. Ia
melempar botol soju ke arah Detektif Kim dan tepat mengenai kepala
Detektif Kim. Kepala Detektif Kim langsung mengeluarkan darah, ia marah
dan menendang ayah Soo Yeon yang akan kabur.
Ayah Soo Yeon melawan ia mengambil kunci inggris sebagai senjata tapi
Detektif Kim tak mudah dilumpuhkan. Sebaliknya, ayah Soo Yeon lah yang
dengan mudah dilumpuhkan oleh Detektif Kim. “Lee Tae Soo kau ditahan
atas kasus pembunuhan.” Ucap Detektif Kim memborgol tangan ayah Soo
Yeon.
Beberapa polisi masuk membawa ayah Soo Yeon. Ayah Soo Yeon meronta dan
bilang kalau ia tak membunuhnya.
Detektif Kim merasakan sakit di kepalanya. Ia melihat sekeliling dan
terkejut melihat gundukan yang ada di bawah selimut, ia pun membukanya.
Detektif Kim mencoba membangunkan Soo Yeon yang setengah tak sadarkan
diri. Soo Yeon bergumam, aku salah aku salah dengan suara gemetaran dan
ketakutan.
Di luar rumah sudah ramai orang berkumpul yang menginginkan ayah Soo
Yeon segera ditangkap. Pihak keluarga korban marah terhadap ayah Soo
Yeon tapi polisi mengamankan pelaku dari amukan massa.
Ibu Soo Yeon mengendap-endap akan masuk ke rumahnya. Di depan rumahnya
ia berpapasan dengan Detektif Kim yang menggendong Soo Yeon. Ibu Soo
Yeon berkata bukankah ia sudah bilang untuk menangkap suaminya
diam-diam, bagaimana ia bisa tinggal di daerah ini sekarang.
Detektif Kim berkata kalau Soo Yeon terluka. Ibu Soo Yeon bilang kalau
luka yang didapat putrinya itu tak akan membunuhnya. Ia pun segera masuk
ke rumah.
Detektif Kim memanggil ibu Soo Yeon. Ibu berkata kalau Detektif Kim
khawatir dengan putrinya lebih baik bawa saja dan besarkan dia. Detektif
Kim menghela nafas panjang.
Dan kita akan diperlihatkan dengan adegan seperti yang ada di teaser.
Ada karakter dewasa dimana Hyung Joon (Yoo Seung Hoo) duduk menangis
berpegangan pada tongkat di depan tubuh seseorang yang tergeletak
berlumuran darah.
Di tempat lain Han Jung Woo (Park Yoo Chun) berlari menyelamatkan Lee
Soo Yeon (Yoon Eun Hye) dari kejaran polisi. Jung Woo menodongkan pistol
ke arah polisi. Ia menggapai tangan Soo Yeon dan menariknya untuk lari
secepatnya.
Terdengar suara tembakan, Han Jung Woo tergeletak di tanah dengan mata meneteskan air mata.
Kemudian terlihat dua orang anak berjalan bergandengan tangan, tapi salah satu diantaranya tiba-tiba menghilang.
Musim gugur 1998 di Amerika
Han Jung Woo (Yeo Jin Go) bermain rugby (Football-nya Amerika nih) ia
berlari membawa bola menghindari hadangan lawan. Tapi salah seorang
lawan menjatuhkannya. Jung Woo meringis kesakitan.
Seseorang datang memanggil Jung Woo memberi tahu kalau ayah Jung Woo
datang. Jung Woo langsung melepas penutup kepalanya. Ia tersenyum senang
mendengar kedatangan ayahnya.
Jung Woo kembali ke asramanya (hmm sepertinya asramanya deh) tapi apa
benar ayahnya yang datang ternyata bukan. Senyum ceria Jung Woo
menghilang ketika ia tahu siapa yang datang, sepertinya ini asisten
ayahnya.
Asisten ayahnya berkata kalau Jung Woo sekarang terlihat seperti seorang
pria. Jung Woo bertanya dimana ayahnya. Asisten menjawab kalau ayah
Jung Woo sibuk dengan pekerjannya.
Asisten ayah memberikan formulir Ivy Leageu Camp tour. Ia menyuruh Jung
Woo untuk melihat-lihat daftar nama universitas. Ia ingin Jung Woo
memutuskan universitas mana yang Jung Woo inginkan. Jung Woo bilang
kalau ia bukan anak jenius. Ia belum bisa masuk universitas karena
usianya masih 15 tahun.
Asisten berkata kalau Nyonya yang meminta dirinya melakukan itu. Ia
berharap Jung Woo bisa mencari beberapa teman saat masuk universitas
nanti.
Jung Woo heran dan bertanya apa ayahnya masih hidup. Ia menyuruh asisten
ayahnya menyampaikan pada Nyonya bahwa ia akan menikmati tour ini.
Di sebuah bandara terlihat beberapa mobil datang. Asisten ayah Jung Woo
telah kembali ke Korea. Mobil itu berhenti. Asisten ayah Jung Woo
memberi hormat pada seorang wanita yang berada di dalam mobil. Wanita
ini istri Han Tae Joon yang bernama Hwang Mi Ran. Han Tae Joon adalah
ayah Jung Woo.
Asisten berkata kalau wartawan juga akan datang kenapa Nyonya tidak
menunggu di rumah saja. Hwang Mi Ran berkata kalau sudah enam bulan
berlalu dari terakhir kali ia melihat suaminya. Ia mengajak semuanya
berangkat sebelum mereka terlambat.
Ada seseorang membawa boneka beruang besar mendekati mobil itu, Han Jung
Woo. Ia bertanya ia akan naik mobil yang mana. Si asisten terkejut
melihat Jung Woo ada di sebelahnya. Bahkan Hwang Mi Ran pun terkejut
melihat putranya.
Hwang Mi Ran tanya apa yang Jung Woo lakukan. Jung Woo ikut masuk ke
mobil Hwang Mi Ran sambil membawa boneka beruangnya.
Hwang Mi Ran berkata kalau ada hal-hal tertentu yang tak ingin dikatakan
orang tua kepada anaknya. “Kau harusnya tahu ada alasan tertentu kenapa
Ibu tak meneleponmu. Anak cerdas sepertimu bagaimana bisa kau tak
menyadari hal seperti ini?”
Jung Woo melihat-lihat keluar, tiba-tiba tatapannya tertuju pada satu
arah. Ia melihat seorang berdiri sendirian menunggu seseorang dengan
wajah tertunduk dan rambut yang menutupi wajahnya. Ya itu Lee Soo Yeon.
Jung Woo menatap penasaran.
Dimanakah itu, ternyata itu di depan penjara. Banyak wartawan yang sudah
menunggu disana.
Asisten ayah Jung Woo menyuruh Hwang Mi Ran tetap berada di mobil saja.
Tapi Mi Ran bertanya apa ia sudah berbuat dosa untuk apa ia berdiam diri
di dalam mobil katanya sambil memakai kacamata hitamnya. Tapi sebelum
itu ia mengajak Jung Woo keluar juga. Ia yakin kalau ayah Jung Woo akan
senang melihat Jung Woo. Tapi asisten ayahnya menyuruh Jung Woo tetap di
dalam mobil.
Seperti para kebanyakan istri para pejabat yang menjenguk suaminya di
penjara, Hwang Mi Ran menutupi wajahnya agar tak terekspos wartawan.
Beberapa kamera mengarah padanya dan berbagai pertanyaan keluar dari
mulut para wartawan.
Jung Woo menatap heran. Ia bosan berada di dalam mobil, ia melihat
sekeliling dan kembali pandangannya tertuju pada seorang gadis yang
berdiri terdiam.
Jung Woo membuka kaca mobilnya penasaran ingin tahu siapa gadis yang
selalu menunduk dan wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya. Rambut Lee
Soo Yeon bergerak ditiup angin. Jung Woo penasaran ingin melihat dengan
jelas wajah Soo Yeon.
Han Tae Joon pun keluar dengan kursi roda dalam keadaan lemas. Wartawan memberondong dengan berbagai pertanyaaan.
Jung Woo melihat ayahnya dalam kondisi yang tak baik, ia pun berlari
keluar menghampiri ayahnya yang akan masuk ke mobil ambulans. Jung Woo
ikut masuk ke mobil ambulans. Mobil ambulans pun meninggalkan kantor
polisi melewati Soo Yeon yang masih berdiri diam disana.
Kenapa Soo Yeon berdiri di luar penjara, siapakah yang ia tunggu.
Tiba-tiba ada suara yang berkata kalau semuanya sudah berakhir dan mengajak Soo Yeon pergi. Siapa itu? Ibu Soo Yeon.
Soo Yeon melihat dari kejauhan ada tahanan meninggal yang masuk ke mobil
ambulans, ya ayah Soo Yeon meninggal, dia sudah dieksekusi.
Di dalam mobil ambulans, Han Tae Joon bangun. Ternyata dia tak sakit
sama sekali, sehat walafiat. Ia bertanya kenapa Jung Woo ada disini,
bagaimana dengan sekolah. Jung Woo berkata kalau ia sudah lama tak
bertemu dnegan ayahnya, ia minta maaf karena bolos sekolah.
Hwang Mi Ran menggenggam tangan Jung Woo dan berkata kalau ia yang salah
jadi ia harap suamianya tak memarahi Jung Woo. Han Tae Joon meminta
istrinya jangan memperlakukan Jung Woo seperti anak kecil karena Jung
Woo sudah berusia 15 tahun, dia sudah dewasa.
Hwang Mi Ran berkata itulah maksudnya ia ingin Jung Woo tahu apa yang
terjadi di rumah sekarang. “Dia adalah putra tunggal kita.” kata Mi Ran.
Han Tae Joon menyuruh asistennya untuk mengembalikan Jung Woo ke
Amerika. Ia juga meminta mobilnya dihentikan, istrinya bertanya mau
kemana.
Hae Tae Joon ke rumah ayahnya (Kakek Jung Woo)
-haha ini rumahnya Presdir Jang Do Hyun 15 tahun yang lalu, ya ampun kok MBC pake set rumah yang sama ya untuk drama berbeda-
Di rumah itu terdengar suara anjing mengonggong. Terdengar juga suara
teriakan seorang wanita yang tak setuju suaminya dibawa ke rumah sakit.
Wanita itu adalah Kang Hyun Joo, istri Kakek Han ayahnya Han Tae Joon.
Si Asisten menahan tubuh Hyun Joo. Hyun Joo berkata kalau suaminya
dibawa sekarang dia pasti akan mati.
Seorang perawat yang bernama Jung Hye Mi datang menenangkan Hyun Joo.
Asisten berterima kasih pada perawat Jung Hye Mi, ia memberikan sebuah
amplop yang berarti kalau kerja Hye Mi hanya sampai disini saja. Asisten
meminta perawat Jung agar istirahat untuk sementara waktu. Perawat Jung
Hye Mi pun segera pergi setelah menerima amplop.
Kang Hyun Joo melihat disana ada Han Tae Joon. Ia mengancam bahwa ia
akan memanggil polisi, kalau tejadi sesuatu pada suaminya Han Tae Joon
akan manjadi seorang pembunuh.
Han Tae Joon bertanya apa kali ini Hyun Joo akan menyingkirkannya
sebagai pembunuh. Hyun Joo tanya apa yang Han Tae Joon bicarakan. Han
Tae Joon balik bertanya apa Hyun Joo tahu bagaimana perasaannya
sekarang, “Aku merasa digigit oleh anjing terlatih. Anjing seharusnya
hanya memakan apa yang diberikan padanya. Bukan menggigit pemiliknya.”
Terlihat dia ekor anjing di luar dibawa ke suatu tempat.
Han Tae Joon bertanya dimana uang yang Hyun Joo curi setelah
menyingkirkannya. Hyun Joo berkata kalau ini tentang uang lebih baik
tanyakan sendiri pada Ayah Tae Joon alias suami Hyun Joo. Ia minta Tae
Joon berhenti memperlakukannya seperti anjing. “Aku adalah orang yang
melahirkan anak dari ayahmu.”
(hmm itu berarti Hyun Joo ini ibu tirinya Han Tae Joon ya)
“Itu sebabnya demi anakmu kau sebaiknya tak membuatku marah.” Tae joon terlihat mengancam Hyun Joo.
Hyun Joo terkejut, Han Tae Joon menyuruh Hyun Joo segera pergi karena ia yakin anak Hyun Joo belum mati.
“Joon...” sebut Hyun Joo mengkhawatirkan anaknya. Ia langsung berlari keluar menemui anaknya.
“Joon...” teriak Hyun Joo mencemaskan anaknya. Ia berlari ke rumah kecil
yang ada di sana (rumah yang ditempati Park Gi Chul dan Chang Hee)
Apa yang Hyun Joo lihat ketika ia membuka pintu, dua ekor anjing yang siap menerkam. Hyun Joo ketakutan.
Hyun Joo berlari menjauhi tapi anjing-anjing itu malah mengejarnya. Hyun
Joo jatuh tersungkur dan terdengarlah suara tembakan. Siapakah yang
tertembak.
Ternyata Han Tae Joon menembak salah satu anjing yang terus
menggonggong. Ia pun bertanya menurut Hyun Joo kira-kira siapakah
selanjutnya yang akan menjadi mangsa senapannya. Ia membantak bertanya
dimana uangnya.
Hyun Joo tak takut ia bertanya apa yang Tae Joon lakukan terhadap Hyung
Joon. Ia akan melawan tapi anak buah Han Tae Joon menahan dan membawanya
pergi.
Asisten masuk ke rumah itu tapi tak berapa lama kemudian ia keluar
memberi tahu kalau anak itu (Hyung Joon) tak ada di rumah. Han Tae Joon
melihat kaca jendela di rumah itu pecah dan ada noda darahnya.
Sepertinya Hyung Joon kabur. Han Tae Joon memerintahkan asistennya untuk
menemukan Hyung Joon.
Seorang anak berjalan tertatih menyeret kakinya yang terluka, apa ini
Hyung Joon yang dimaksud. Ia berjalan sekuat tenaga menahan kakinya yang
sakit.
Ia berhenti sejenak dan menatap kalung yang dikenakannya. Ada tulisan
dibalik kalung itu. “Ibu...” sebutnya. Kemudian ia mendengar suara
anjing mengonggong ia pun segera berjalan cepat.
Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulut Hyung Joon, siapakah itu.
Soo Yeon berada di tepi sungai bersama ibunya yang tengah menabur abu
ayahnya. Apa Soo Yeon ikut menaburkan abu ayahnya, tidak. Ia duduk di
tepi sungai sambil memainkan gelombang air dan bergumam, “datang.. tidak
datang,”
Ibu selesai menabur abu suaminya dan berkata kalau Soo Yeon sudah banyak
menderita selama berusaha melarikan diri jadi sekarang Soo Yeon
istirahat saja.
Ibu menyuruh Soo Yeon mengucapkan sesuatu untuk mendiang ayah, “Kau
harus mendoakannya agar jiwanya tenang.”
Tapi Soo Yeon diam saja ia malah melempar batu ke sungai. Ibu kembali
menyuruh Soo Yeon untuk mengucapkan sesuatu agar ayah Soo Yeon bisa
pergi dengan tenang.
“Sekarang, ayah tak akan pernah kembali lagi kan Bu?” Tanya Soo Yeon.
Soo Yeon menatap ibunya dengan tatapan sedih, “Sekarang sudah benar-benar berakhir kan?”
(berakhir penderitaan Soo Yeon. Jadi karena ayahnya sudah tak ada maka tak akan ada yang menyiksanya di rumah)
Ibu melempar tempat abu, “Lihat. Apa kau tak mengerti hanya dengan
melihat ini?” Ibu menatap jauh ke depan dan berteriak, “Kau pantas
mendapatkannya. Betapa mengerikannya untuk anakmu sendiri sampai dia
mengatakan sesuatu seperti itu? aku tak akan tidur karena aku takut
melihatmu dalam mimpiku. Aku takut bertemu denganmu di akhirat setelah
aku mati nanti. Jadi aku tak akan mati dan akan hidup disini seribu
tahun lagi.” ibu menangis meraung-raung. Kata-kata itu ia tujukan untuk
suaminya.
Detektif Kim datang melihat dari kejuhan. Ia merasa kasihan dengan
keluarga ini ataukah ada sesuatu yang ia ketahui dan ingin
mengungkapkannya.
Soo Yeon dan ibunya berada di rumah makan. Ibu Soo Yeon minum-minum dan
mabuk. Ibu bilang kalau mereka merayakan ulang tahun yang kedua karena
ayah Soo Yeon yang mengerikan itu sudah tak ada lagi. Mereka berdua bisa
memulai hidup baru. Ia menyuruh putrinya mengangkat gelas agar minum
bersamanya.
Soo Yeon melihat sekeliling. Terdengar kasak-kusuk orang yang makan
disana. Mereka membicarakan ayah Soo Yeon, “Kudengar Lee Tae Soo
dieksekusi kemarin. Aku senang dia sudah mati, itu putrinya kan?
Bagaimana bisa dia membunuh anak orang sementara dia sendiri punya
anak?”
Ibu menyuruh Soo Yeon makan dan cepat besar agar bisa mencarikan uang
untuknya. Ia menyuruh putrinya tak perlu pindah sekolah untuk
menghindari ayah yang sudah tak ada jadi Soo Yeon harus bekerja keras
dan rajin belajar.
Soo Yeon diam. Ibu malah memukulkan sendok ke kepala Soo Yeon. Ibu
membentak menyuruh Soo Yeon mengatakan sesuatu jangan hanya bergumam
saja. “Setelah semua yang telah kulakukan untuk membesarkanmu dan tidak
menelantarkanmu. Hei kalau bukan karena kau, aku akan menyembunyikan
diri dan hidup tanpa perlu dipukuli sepanjang waktu.”
Ibu Soo Yeon menuangkan soju lagi tapi Soo Yeon berusaha mencegahnya. Ia
menyuruh ibunya berhenti minum. Ibu berteriak Soo Yeon jangan
mengganggunya. Semua pengunjung rumah makan itu tak nyaman dengan
teriakan ibu Soo Yeon.
Terdengar kembali kasak-kusuk pengunjung disana, “Aku tak percaya, dia disini minum seperti itu.”
Ibu berdiri menatap marah pengunjung yang menggunjingkan dirinya, “Apa
yang kalian lihat? Apa kalian pikir kalau ini adalah pertunjukan? Apa
kalian tak membaca koran? Pembunuh terkenal itu sekarang sudah mati.”
Soo Yeon meminta ibunya tenang tapi ibu Soo Yeon malah mendudukkan
putrinya dengan kasar. Ibu kembali membentak Soo Yeon agar berhenti
bersikap seperti itu, “Apa kau yang membunuhnya? Apa aku yang
membunuhnya?” Ibu Soo Yeon kembali meminum sojunya. Soo Yeon menatapnya
sedih.
Han Jung Woo tak bisa tidur. Sudah jam setengah tiga dini hari. Ia pun memutuskan keluar untuk mencari udara segar.
Jung Woo berjalan-jalan sambil menggumamkan perkalian, 4 x 9 = 36, 4 x 8 = 32, 4 x 7 = 28, 4 x 6 =
Belum sempat Jung Woo melanjutkan gumaman perkaliannya tiba-tiba ia
mendengar dernyit suara yang membuatnya keget. Ia terdiam dan
terdengarlah dernyit suara itu lagi
(ya ampun kalau saya denger suara kayak gitu langsung lari deh, takut hehe)
Jung Woo melihat sekeliling penasaran bunyi apa itu. Ia pun bersiaga
dengan kepalan tangannya siapa tahu ada penjahat yang lewat. Ia berusaha
mencari tahu sambil tetap menggumamkan perkalian.
Jung Woo pun menemukan sumber suara itu berasal dari mana, taman
bermain. Jung Woo melihat ada seorang gadis yang duduk di ayunan.
Ternyata dernyit suara itu berasal dari ayunan.
Jung Woo terkejut melihat gadis itu yang tak lain adalah gadis yang ia
lihat di depan kantor polisi, ya itu Lee Soo Yeon.
Jung Woo pun menghampiri Soo Yeon, ia duduk di ayunan tepat di sebelah
Soo Yeon. Soo Yeon jelas terkejut ada orang yang mendekatinya.
“Jadi seperti itu wajahmu.” sahut Jung Woo melihat wajah cantik Soo
Yeon. Soo Yeon langsung berdiri akan pergi tapi Jung Woo meminta Soo
Yeon jangan pergi karena ia tak bermaksud mengganggu.
Jung Woo bertanya apa Soo Yeon tinggal disekitar sini. Ia memberi tahu
kalau ia juga tinggal di sekitar sini. Soo Yeon diam saja atau lebih
tepatnya menatap Jung Woo dengan tatapan heran, kenapa ada orang yang
mengajak bicara dirinya.
Jung Woo membaca papan nama Soo Yeon. Ia pun memperkenalkan namanya Han
Jung Woo berusia 15 tahun. Soo Yeon masih terdiam heran.
Jung Woo jadi bingung kenapa Soo Yeon diam saja padahal dari tadi ia
terus ngoceh. Ia berdiri menghampiri Soo Yeon, “Apa mungkin, kau bisu?”
tebak Jung Woo. Soo Yeon menggeleng. Jung Woo terus bertanya kalau
begitu kenapa diam saja.
Soo Yeon menunduk dan bertanya apa Jung Woo tahu siapa dirinya. Jung Woo
menatap tak mengerti. Soo Yeon berkata bukankah Jung Woo bilang kalau
Jung Woo tinggal disekitar sini.
Jung Woo masih tak mengerti haruskah ia tahu siapa Soo Yeon. “Apa kau
terkenal? Apa kau muncul di TV? Apa kau seorang artis?”
Soo Yeon diam saja. Jung Woo makin penasaran. Tapi disaat bersamaan
keduanya dikejutkan dengan lewatnya pasangan suami istri. Dimana sang
istri marah-marah pada suaminya karena mabuk.
Jung Woo tertawa melihat pemandangan ini, ia pun menoleh pada Soo Yeon
tapi gadis ini sudah tak berada disampingnya lagi. Kemana Soo Yeon. Jung
Woo celingukan.
Soo Yeon memutuskan untuk pulang, ia masih tak mengerti kenapa ada orang yang mengajak bicara dengannya.
Terdengar suara Jung Woo memanggilnya, “Hei seragam merah!”
Soo Yeon berhenti sejenak.
“Gadis populer!” terdengar teriakan Jung Woo lagi.
Soo Yeon mengabaikannya dan kembali berjalan.
“Lee Soo Yeon!” panggil Jung Woo.
Langkah Soo Yeon terhenti Jung Woo memanggil namanya. Ia jelas terkejut mendengar namnya dipanggil oleh orang lain.
“Lee Soo Yeon!” Jung Woo memanggil lagi.
Soo Yeon berbalik kembali ke taman bermain. Tapi ia tak melihat Jung
Woo. Ia celingukan. Ia tertunduk kecewa tapi tiba-tiba terdengar suara
Jung Woo yang berdiri diatas perosotan bertanya ada apa, “Aku tak tahan
tidak mengetahui sesuatu. Siapa sebenarnya kau?”
Soo Yeon kembali diam. Jung Woo makin penasaran ia turun dari perosotan
dan menghampriri Soo Yeon, “Kalau begitu haruskah aku menebaknya?”
Soo Yeon mundur satu langkah ketika Jung Woo mendekat ke arahnya.
Tiba-tiba hujan turun, Jung Woo langsung mencari tempat untuk berteduh.
Tapi Soo Yeon diam saja membiarkan dirinya basah terkena hujan.
Jung Woo berlindung di bawah perosotan. Ia melambaikan tangan pada Soo
Yeon, “Kemarilah!” kata Jung Woo mengajak Soo Yeon berteduh. Tapi Soo
Yeon diam saja.
“Tunggu sebentar!” Soo Yeon pergi pulang.
Sampai di rumah Soo Yeon langsung melepas sepatunya begitu saja, ibunya sudah tertidur karena mabuk.
Soo Yeon mencari-cari sesuatu, sambil mencari ia memberi tahu ibunya
kalau ia bertemu dengan anak aneh, “Katanya dia tinggal di sekitar sini
tapi dia tak tahu siapa aku. Dia terus bicara padaku. Lee Soo Yeon. Dia
terus memanggil namaku. Bukan nomor 27 tapi Lee Soo Yeon. Dia
memanggilku dengan menyebut namaku. Dia bilang namanya Han Jung Woo. Han
Jung Woo.” Soo Yeon tersenyum mengeja nama Jung Woo.
Ibu menggeliat dan tanpa sengaja menendang kaki Soo Yeon hingga gadis
ini terjatuh, tapi ia beruntung karena apa yang ia cari akhirnya ketemu.
Sebuah payung kuning. Ia pun segera mengambilnya.
Jung Woo terjebak hujan deras ia tak bisa kemana-mana, ia hanya bisa
berdiam diri menunggu hujan reda dengan berteduh di bawah perosotan.
Tiba-tiba Soo Yeon datang membawakan payung.
Soo Yeon menyerahkan payung itu pada Jung Woo. tapi Soo Yeon sendiri
basah kuyup karena hujan. Ia meminta Jung Woo memakai payung ini saat
Jung Woo pulang, “Pakai ini agar kau tidak kebasahan.”
Jung Woo heran bagaimana mungkin Soo Yeon menyerahkan payung milik Soo
Yeon padanya padahal Soo Yeon sendiri kehujanan dan basah kuyup. Soo
Yeon bilang tak apa-apa karena ia terlanjur kebasahan, ia juga tak takut
pada hujan.
Jung Woo pun menerima payung itu dan berterima kasih. Ia berjanji akan
mengembalikannya besok. Soo Yeon bertanya apa Jung Woo akan kembali lagi
ke tempat ini besok. Jung Woo bilang kalau ia harus mengembalikan
payung ini jadi ia akan datang lagi. Jung Woo tersenyum, Soo Yeon
berusaha membalas senyum Jung Woo tapi ia sepertinya sangat sulit untuk
tersenyum.
Jung Woo pun pulang dengan perlindungan dari payung Soo Yeon. Tapi apa
yang terjadi ternyata angin bertiup dan menyebabkan besi kait pada
payung itu lepas. Jung Woo berusaha menahannya tapi sayang angin bertiup
lumayan kencang, ia pun basah kuyup kehujanan.
Jung Woo menengadahkan wajahnya dan menikmati hujan. Ia bergumam
ternyata basah kuyup begini tak terlalu buruk. Jung Woo pun membiarkan
dirinya basah kuyup karena hujan.
Keesokan harinya Soo Yeon dengan semangat akan ke taman bermain tempat
janjiannya bersama Jung Woo. Ia pamit pada ibunya, ibu memanggilnya
menatap heran. Soo Yeon tanya ada apa. Ibu makin heran dengan sikap Soo
Yeon, ia ingin apa Soo Yeon minum-minum, “Kenapa kau begitu semangat
pagi-pagi begini. Kau mau kemana?”
Soo Yeon mengatakan kalau ia akan bertemu dengan teman. Ibu Soo Yeon
bilang bukankah Soo Yeon tak punya teman. Soo Yeon bilang kalau ini
seseorang yang ia kenal. Soo Yeon pun pamit. Ibu berteriak menyuruh Soo
Yeon cepat pulang. Soo Yeon lari-lari semangat.
Ketika ia berlari tiba-tiba ada yang melempar kaca dari dalam rumah
hingga membuat kaca jendela itu pecah. Soo Yeon berhenti dan berbalik.
Ia melihat serpihan kaca dan mangkuk yang jatuh.
Soo Yeon mengambil mangkuk itu dan menoleh ke arah jendela. Ternyata di
dalam rumah itu ada seorang anak yang tengah dikurung. Anak itu mencoba
melarikan diri tapi tak bisa karena jendela itu tak bisa dibuka. Soo
Yeon mendekat dan menyapanya. Anak itu ketakutan dan manjauh dari
jendela berlindung di balik selimut.
“Apa kau terluka?” tanya Soo Yeon. “Apa kau sendirian didalam? Apa tak
ada orang dirumah?” anak itu menyembunyikan dirinya dibalik selimut. Soo
Yeon melihat pintu rumah itu digembok.
Han Tae Joon mendapat laporan dari asistennya kalau Hyung Joon belum
ditemukan. Ia kesulitan karena semalam hujan dan tak bisa menemukan
jejak anak itu. Ia berjanji akan mencari anak itu lagi.
(Hmm apa anak yang dikurung tadi itu Hyung Joon?)
Asisten bertanya apa yang harus ia lakukan terhadap wanita itu (Hyun
Joo) karena Hyun Joo terus menanyakan anaknya. Han Tae Joon menyuruh
asistennya mengatakan pada Hyun Joon bahwa kita akan mengembalikan
anaknya kalau dia memberi tahu dimana uang itu. Jadi ia meminta pada
asistennya agar menemukan anak itu hidup atau mati. aistennya mengerti
ia akan melakukannya.
Si Asisten mendapatkan telepon dari Dokter Kim. Ia tampak terkejut mendengar beritanya.
Hwang Mi Ran menerima telepon dari seseorang. Jung Woo turun dari tangga
bersama adik kecilnya, Han Ah Reum sambil membawa boneka beruang.
Ah Reum merengek ingin ikut kemana Jung Woo pergi tapi Jung Woo bilang
kalau ia akan segera kembali jadi ia minta adiknya tetap di rumah dan
bermain saja dengan boneka beruang. Tapi Ah Reum menolak ia tetap ingin
ikut dengan kakaknya. Jung Woo meminta adiknya mengerti hanya untuk kali
ini saja.
Hwang Mi Ran menutup teleponnya dan berkata pada Jung Woo kalau ia
menduga kedatangan Jung Woo ini untuk melihat ayah Jung Woo, “Kau mau
kemana?” tanya Mi Ran.
Jung Woo menunjukan payung kuning dan berkata kalau ia harus mengembalikan payung ini pada seseorang. “Ayah belum pulang kan?”
Hwang Mi Ran membenarkan, “Ayahmu belum pulang. Tapi kakekmu, dia baru saja meninggal!”
“Apa?” Jung Woo terkejut mendengar kabar kematian kakeknya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar