Bibi
Joo berbincang dengan suaminya. Dia mengatakan bahwa sebelum Joong Won
jatuh pada Bang Shil, mereka harus memikirkan cara untuk menyingkirkan
Bang Shil. Bibi Joo berpikir untuk menempelkan Joong Won pada wanita
yang lebih baik daripada memaksa Gong Shil menjauh dari Joong Won. Dan
wanita yang dipilih Bibi Joo adalah Tae Yi Ryeong.
Tae
Yi Ryeong sedang syuting iklan peralatan dapur. Yi Ryeong memakai gaun
merah, menari meliuk-liuk dengan banyak api yang keluar dari kompor.
Sutradara memintanya melompat-lompat dan bahkan sampai menari sambil
berbaring di lantai.
Yi Ryeong kecapean dan
berhenti untuk istirahat. Dia dikipasi oleh managernya dan diberi minum
oleh asistennya. Manager mengatakan masih ada satu scene lagi. Yi Ryeong
yang kelelahan merasa tangannya hampir lepas. Dia berjalan
terhunyung-hunyung di papah oleh managernya.
Bibi
Joo menyapa Yi Ryeong dan mereka pun duduk bersama. Yi Ryeong
mengatakan iklan tadi adalah CF yang dia ambil dengan konsep
pernikahannya, tapi karena pernikahannya gagal maka konsepnya berubah
(menjadi menari di depan api).
“Sepertinya kau
menemui banyak kesulitan dari pembatalan pernikahanmu. Jika saja teman
itu tidak ada disana, mungkin akan berjalan dengan lancar.”
“Seorang teman?”
“Oh,
aku mengingatnya. Aku belum memberitahukannya padamu. Aku akan
memberitahukan mu/ wanita yang membawa kabar yang menyakitkan hati pada
hari pernikahanmu, aku dengar dia adalah teman sekolahmu. Dia bekerja di
Kingdom sekarang.”
“Apakah mungkin Tae Gong Shil? Jadi itu adalah Tae Gong Shil?” mata Yi Ryeong seperti akan keluar.
Bibi
Joo mengangguk membenarkan. Yi Ryeong kesal dan memalingkan mukanya,
bersamaan dengan itu api di atas kompor di set untuk syuting berkobar.
***
Presdir
Wang: “Baru-baru ini kami kehilangan salah satu divisi kami, dan
seorang anggota keluarga kami sakit. Dan..orang-orang membicarakanya,
menyalahkan pada Ji Woo yang sudah meninggal.”
Joong
Won: “Bisnismu tidak berjalan karena adanya masalah ekonomi global. Dan
setiap keluarga bisa saja ada salah satu yang sakit atau dua. Mengapa
itu menjadi salahnya hantu?”
Presdir
Wang menunjuk bunga mawar hijau yang ada di meja. Presdir Wang semuanya
karena bunga itu. Sekarang sudah lebih dari 100 hari kematian Ji Woo,
tapi bunga itu masih tetap saja mekar. Tidak ada seorangpun yang bisa
mengambilnya dan semua orang menjadi ketakutan karenanya.
Gong
Shil mengatakan bahwa Ji Woo sedang menunggu orang yang dia sukai. Tapi
Presdir Wang tidak pernah memikirkan hal itu. Ji Woo sakit sejak dia
masih muda. Karena dia hanya berada di rumah sakit dan rumah, dia tidak
mempunyai banyak teman. Dan dia memiliki kepribadian yang sensitive,
jadi tidak ada seorang pun yang mendekatinya.
Flashback
saat Ji Woo meminum obat. Dia melemparkan gelas minuman pada pelayang,
dan dengan marah mengatakan bahwa itu masih panas.
“Karena
dia mempunyai banyak duri, semua orang menjauhinya. Anak itu….memiliki
gadis yang dia suka. Aku juga..ingin melihatnya sekali lagi.” Presdir
Wang menangis.
Joong
won kemudian mengatakan ada satu cara agar Presdir Wang bisa betemu
dengan gadis itu. Joong meminta dukungan Gong Shil tapi Gong Shil bilang
tidak tahu. Joong Won mengatakan karyawannya (Gong Shil) akan
menjelajahi rumah dan berbicara pada Ji Woo, sehingga mereka bisa
mencari tahu siapa gadis itu.
“Bukankah kau kesini untuk mengambil kembali karyawan pentingmu?”
“Tentu
saja tidak. Yang penting untuk ku hanya kau, Presdir. Aku akan
mengatakannya sekali lagi, aku tidak membuka pintunya.” Joong Won
menjilat. Presdir Wang tersenyum.
Joong
Won kemudian mengubah topik pembicaraan dengan menanyakan masalah
pekerjaan. Gong Shil melihat Ji Woo yang berdiri di jendela menghadap
keluar (lagi). Gong Shil berdiri di samping hantu Ji Woo dan melihat ke
arah mata Ji Woo memandang. Ada seorang pengantar susu di bawah. Gong
Shil buru-buru berlari keluar. Presdir Wang merasa heran, tapi Joong Won
menenangkannya dan mengatakan bahwa karyawannya melihat sesuatu. Joong
Won pun ikut keluar dari kamar itu.
Sesampainya
di bawah, pengantar susu itu sudah pergi. Gong Shil bertanya pada
pelayan tentang pengantar susu itu. Pelayan memberitahu Gong Shil bahwa
yang dekat dengannya adalah pengantar susu sebelumnya, mereka terlihat
sering berbincang dan bermain bersama.
Gong
Shil berlari ke dalam dan mengatakan bahwa yang dinantikan oleh Ji Woo
siang dan malam adalah bukan seorang wanita, tapi seorang pria.
“Pria?” Joong Won terlihat cukup kaget.
Presdir
Wang masuk ke ruangan itu dan menayakan apakah Gong Shil mwnwmukan
sesuatu. Gong Shil akan mengatakannya tapi dicegah Joong Won. Dan Joong
Won mengatakan Gong Shil belum mengetahuinya dan akan datang lagi besok.
Joong Won keluar rumah Presdir Wang dan diikuti oleh Gong Shil.
Gong Shil: “Mengapa kita pergi? Dia sedang menunggu, bukankah kita harus membiarkannya bertemu dengannya?”
Joong
Won: “Apakah kau mengusulkan bahwa kita harus melempar bom nuklir
diwajah seorang nenek yang menunggu cinta pertama cucunya yang cantik?
Tidak bisa. Aku tidak akan mencari cinta pertama si hantu, tapi penting
untuk membuat nenek it uterus bahagia.”
Gong
Shil bertanya lalu apa yang akan dilakukan Joong Won. Joong Won
mengatakan cinta pertamanya adalah perawat cantik yang dia temui saat di
rumah sakit, atau guru piano. Dengan itu, buat perjanjian dengan hantu.
Tapi kata Gong Shil itu namanya sebuah kebohongan. Dan Gong Shil kira
Joong Won tidak menyukai kebohongan.
“Saat
aku berbohong padamu dan mengarang cerita tentang Hee Joo, bukankah kau
bilang kau membenci untuk berbohong juga? Dia sangat kasihan. Dia tidak
punya siapa-siapa. Dia menunggu untuk seseorang yang dia sukai. Aku
ingin mempertemukan mereka.”
Joong Won tidak
menjawab. Gong Shil kemudian mengatakan dia akan melakukan apa yang
Joong Won minta padanya. Mereka pergi seperti ini atau Gong Shil pergi
ke dalam dan memberitahu Presdir Wang. Joong Won yang memutuskan.
Joong
Won berjalan pergi, kemudian berhenti dan berkata, “Pergilah. Untuk
mencari pemuda pengantar susu itu. Tapi itu bukan cinta pertamanya. Buat
dia menyetujui untuk mengakuinya hanya sebagai persahabatan.” Gong Shil
tersenyum senang dan mengikuti Joong Won.
***
Yi
Ryeong berada di depan rumah Gong Shil. “Tae Gong Shil, datanglah, aku
akan menghancurkanmu.” Yi Ryeong meremas beberapa pucuk surat milik Gong
Shil yang dia periksa.
Tiba-tiba ada yang
menarik tangannya dan membenturkan wajahnya ke dinding. Yi Ryeong
kesakitan. Itu Kang Woo, dia mengira Yi Ryeong adalah penguntit Gong
Shil. Yi Ryeong kesal, dan berkata itu adalah dirinya. Kang Woo pun
buru-buru melepaskannya.
Kang
Woo memberikan kompres es batu pada wajah Yi Ryeong. Yi Ryeong berkata
dia belum menyelesaikan syuting iklannya hari ini, dia akan menuntut
Kang Woo. Itu tidak akan menimbulkan memar, kata Kang Woo. Menurut Kang
Woo, itu tidak terlihat seperti sangat sakit. Lalu Kang Woo menanyakan
untuk apa Yi Ryeong datang kesana, padahal dia sangat sibuk.
“Ini bukan untuk mengurangi kemarahanku. Ini untuk balas dendam.”
“Kau
tidak memiliki senjata apapun, jadi tidak terlhat kau sedang mencoba
untuk melakukan balas dendam secara fisik. Apa yang akan kau lakukan?”
“Aku akan mengambil prianya darinya.” Jawab Yi Ryeong dengan mantap.
“Pria?” Tanya Kang Woo lagi.
“Presdir Joo Joong Won.”
Yi
Ryeong mengatakan dia datang untuk memperingatkan Gong Shil bahwa dia
akan menggoda Joong Won dan membuat Gong Shil menangis. Kang Woo tertawa
kecil. Yi Ryeong merasa Kang Woo meremehkannya.
“Itu
seperti kau akan pergi berperang…tapi dalam pertempuran, kau
membutuhkan sebuah senjata rahasia. Kau mau aku menjadi senjata
rahasia?”
“Apa kau menawarkan pertolongan padaku?”
“Tapi, ada syarat. Temukan alasan mengapa Presdir Joo Joong Won tertarik pada Tae Gong Shil.”
Yi
Ryeong bertanya kenapa Kwan Woo ingin mengetahui hal itu, apakah
mungkin Kwan Woo menyukai Gong Shil. Kang Woo bilang Yi Ryeong bisa
menganggapnya seperti itu.
Lalu
tiba-tiba Kang Woo mendekatkan wajahnya pada Yi Ryeong. Menyentuh luka
di pipi Ryeong dan mengatakan sepertinya luka itu akan menjadi biru.
Beberapa saat Yi Ryeong terpana, kemudia merasa gugup tiba-tiba Kang Woo
mendekat seperti itu. Dia pun memundurkan badannya dan mencoba
mengalihkan perhatian.
“Mengapa kau tetap berbicara tidak formal padaku dari awal? Kau sungguh terlihat lebih muda dariku.”
“Kau juga sungguh terlihat lebih tua dariku. Apakah kau mau aku memperlakukanmu seperti orang tua?”
Yi
Ryeong kesal Kang Woo terus saja berbicara dengan tidak formal. Kang
Woo cuek saja dan tersenyum. Yi Ryeong kemudian mencoba mengajak Kang
Woo untuk minum karena mereka dalam sisi yang sama. Kang Woo menolaknya,
untuk urusan minum Yi Ryeong bisa melakukannya sendiri. Kang Woo
tersenyum dan meninggalkan Yi Ryeong.
***
Joong
Won dan Gong Shil mendatangi toko yang menjual susu ke rumah Presdir
Wang. Mereka melihat pemuda yang tadi pagi. Gong Shil kemudian bertanya
padanya siapa yang mengantar susu ke rumah Presdir Wang sebelum dia.
Pemuda itu menunjukan temannya yang ada di depan toko. Gong Shil
menunjuk seseorang yang dia kira di tunjuk oleh pemuda itu. Joong Won
mengomentari badan seseorang yang dimaksud adalah pemuda dengan badan
yang kekar.
Gong Shil mendekati pemuda itu dan
bertanya apakah dia mengenal Ji Woo. Pemuda itu bingung. Teman yang
disampingnya menoleh, “Ji Woo?”
“Siapa yang mengantarkan susu ke rumah itu…?” Tanya Gong Shil.
“Itu aku, yang mengantar susu ke rumah Ji Woo.” Teman yang menoleh tadi menjawabnya, dan di seorang wanita.
Gong
Shil bingung, karena sepertinya harusnya laki-laki. Gadis itu bilang
dia selalu dianggap laki-laki sebelum dia memanjangkan rambutnya. Pemuda
bertubuh kekar mengatakan gadis itu terlihat seperti wanita dari luar,
tapi dia pada dasarnya adalah laki-laki. Gadis itu menunjukan tinju
bokong yang seperti dilakukan Gong Shil sewaktu menunjukan kata-kata Ji
Woo pada neneknya.
Joong Won bertanya pada Gong Shil benarkah gadis itu yang dimaksud.
“Aku kira, itu kau, yang Ji Woo tunggu.”
Gadis itu terdiam.
Flashback.
Gadis
mengantarkan susu ke rumah Ji Woo. Dia melemparkan susu begitu saja ke
tanah. Ji Woo melihatnya dari atas dan memanggil gadis itu.
“Hey, pengantar! Apakah kau mengantar susu dengan benar? Susunya bisa rusak.”
“Rasanya tetap sama walaupun sedikit rusak.” Elak gadis itu.
“Rasanya mungkin sama, tapi aku tidak menyukai sesuatu yang jelek, sepertimu.”
“Aku juga benci sesuatu yang keji…sepertimu.” Si gadis meninju bokong pada ji Woo.
Ji
Woo kemudian menyempot gadis itu dengan selang yang dia pegang sedari
tadi. Gadis itu menutup mukanya dan kesal pada Ji Woo.
“Pengantar! Kau benar-benar seorang wanita. Seorang wanita yang jelek.” Ji Woo tertawa senang.
Flashback end.
Joong
Woon berbisik pada Gong Shil, “Sangat melegakan. Melegakan dia adalah
seorang wanita tidak peduli bagaimana kelihatannya. Gong Shil mengangguk
tersenyum.
“Aku
sadar akan apa yang terjadi pada Ji Woo. Aku benar-benar tidak ingin
membicarakannya, jadi tolong pergilah.” Gadis itu berbalik akan masuk ke
dalam toko.
“Ada sesuatu yang sangat ingin dia
tunjukan padamu. Akan sangat bagus jika kau bisa datang kesana dan
melihatnya. Itu bunga yang sangat cantik. Bunga mawar hijau.” Ucap Gong
Shil.
Gadis itu berhenti dan menjatuhkan keranjang susu yang dipegangnya. Dia seperti terguncang.
Flashback.
“Ada banyak macam bunga mawar, dengan banyak warna yang berbeda.”
“Lalu, apakah ada mawar hijau? Aku suka hijau.”
“Mawar hijau juga ada.”
“Hebat! Mereka pasti cantik!”
“Mereka tidak terlalu cantik. Mereka seperti daun selada, sepertimu.”
“Hey! Aku juga terlihat cantik jika aku memanjangkan rambutku dan merapikannya. Mengapa kau terus menyebutku jelek?”
Ji
Woo mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu, “Kau jelek. Aku bahkan
tidak bisa menyebutmu seorang laki-laki atau perempuan.”
“Kau juga. Kau terlalu kurus seperti seorang perempuan.”
Ji Woo kemudian mencium gadis itu.
“Seperti yang ku bayangkan. Ini tidak bagus…dengan seorang anak yang bahkan tidak terlihat seperti seorang perempuan.”
Gadis
itu sepertinya merasa sakit hati dengan kata-kata Ji Woo, dan matanya
berkaca-kaca. Ji Woo berkata pada gadis itu untuk tidak menangis, karena
akan semakin terlihat jelek jika dia menangis.
“Aku
juga tidak telalu peduli dengan seoran laki-laki sepertimu, yang kurus
dan menanam bunga. Aku benar-benar benci orang seperti itu.” Gadis itu
pun lari. Ji Woo menyesal telah mengatakan hal yang buruk pada gadis
itu.
Ji
Woo terbaring di tempat tidur dengan infuse dan bantuan oksigen. Dia
menatap bunga mawar hijau dalam guci yang ada di meja dekat jendela.
Presdir Wang duduk disampingnya dan menggenggam tangannya, “Ji Woo…Ji
Woo…” sepertinya Ji Woo meninggal dengan menatap bunga itu.
Flashback end.
Tangan seorang perempuan menyentuh bunga itu. Gadis pengantar susu.
“Mereka
sangat cantik. Berbohong mengatakan mereka jelek…aku juga memanjangkan
rambutmu untuk menunjukannya padamu…tapi seperti mengolokku, kau
meninggal.” Gadis itu menangis.
Kemudian
datang arwah Ji Woo menghampiri gadis itu dan menciumnya seperti waktu
itu. Bunga mawar hijua itupun menjadi asap hitam dan menghilang. Presdir
Wang yang menyaksikan semuanya menghampiri guci tempat bunga itu, dan
membelainyanya, “Selamat jalan, anakku..” Presdir Wang dan gadis itu
menangis melepas kepergian Ji Woo.
***
“Mawar
hijau melambangkan cinta yang mulia yang hanya berada di surga.
Melegakan bahwa Ji Woo, neneknya, dan gadis itu mengetahui bagaimana
perasaan mereka satu sama lain, kan?” Gong Shil berada dalam mobil Joong
Won bersama Sekertaris Kim.
“Kita memperoleh
hasil yang begitu bagus hari ini. Kau menyumbang juga, jadi akau akan
membuatnya special dan mengantarmu pulang ke rumah.”
“Tidak,
tidak, tidak. Aku pikir lebih baik jika kita jangan berhenti di depan
rumah kos. Ada seseorng yang akan merasa canggung jika aku datang dengan
keluar dari mobilmu.” Gong Shil menolak dia antar sampai depan rumah.
“Ah,
apa yang kau maksud Kepala Tim Kang? Kau tinggal bersama, kan?”
Sekertaris Kim bertanya pada Gong Shil. Joong Won hanya mendengarkan
saja.
Gong Shil mengatakan Kang Woo memiliki
banyak ketertarikan padanya, jadi dia benar-benar ingin tahu mengenai
apa yang aku lakukan disamping Joong Won. Dan itu sedikit canggung untuk
menjawabnya.
“Dari Kepala Kang, aku tebak kau menyembunyikan fakta bahwa kau mempunyai radar khusus.” Joong Won akhirnya bicara.
“Itu
benar. Dia terus menanyakan apa yang membuat aku ketakutan dan apa yang
aku khawatirkan, tapi aku hanya mengatakan itu adalah penguntit (yang
aku takutkan). Lalu, dia mengatakan akan menjadi penjagaku.” Gong Shil
tertawa senang campur malu.
Joong Won mengira
Gong Shil sedang membual. Tapi Gong Shil malah berterima kasih pada
Joong Won karena dia bisa bekerja dan bisa bertemu dengan orang yang
baik. Joong Won meminta Sekertaris Kang menghentikan mobilnya. Joong Won
tidak mau mengantar Gong Shil lebih jauh lagi, sesuai dengan besarnya
sumbangan Gong Shil. (mungkinkah Joong Won cemburu? Tadinya kan mau
antar sampai depan rumah..jadi tidak jadi..)
Gong
Shil menurut, dia berterima kasih. Gong Shil hendak membuka pintu
mobil, tapi tidak jadi. Dia tersenyum, lalu perlahan tangannya menggapai
tangan Joong Won dan menggenggamnya. Joong Won terkejut.
“Apa ini?”
“Kau
mengatakan ini gratis dan akan menjadi sia-sia jika aku pergi tanpa
melakukannya.” Gong Shil tersenyum-senyum dan menyentuhkan tangan Joong
Won ke wajahnya.
Joong
Won menarik tangannya, dan Gong Shil pun keluar dari mobil. Joong Won
memandang tangannya yang tadi dipegang Gong Shil, lalu meminta
Sekertaris Kim untuk melanjutkan perjalanan.
***
Gong
Shil berjalan dengan memegang tangannya di pipi, seolah-olah masih
menggenggam tangan Joong Won. Dia bertanya pada dirinya sendiri, mengapa
hanya dengan memegang tangan saja membuatnya tidak lagi merasa takut.
Tiba-tiba
dua orang pria bertubuh besar muncul dibelakangnya. Mereka bukan hantu,
tapi entah kenapa mereka mengikuti Gong Shil. Gong Shil kembali
berjalan. Dua pria itu berlari menghampiri Gong Shil, memegang tangannya
dan memintanya untuk mengikuti mereka sebentar. Gong Shil berontak.
Lalu ada tangan yang melepaskan pegangan salah satu pria dari Gong Shil.
Gong Shil berlindung dibelakang orang itu, yang tak lain adalah Kang
Woo.
Kang
Woo menghajar kedua pria itu sampai mereka tidak bisa melawan lagi.
Lalu Kang Woo mengajak Gong Shil pergi, dan bertanya apakah mereka
adalah yang suka mengikuti Gong Shil.
“Mereka manusia. Aku tidak tahu mengapa mereka mengikutiku.”
Kedua pria itu akan menyerang lagi, tapi ada seseorang yang menghentikannya, Madam Go.
Kini Gong Shil berbicara berdua dengan Madam Go. Kang Woo mengawasinya dari jauh.
Madam
Go: “Aku datang kemari untuk menemuimu sekali lagi, tapi sepertinya ada
kesalahpahaman. Kau bersinar sangat terang. Itulah mengapa penghuni
kegelapan mencarimu.”
Gong Shil: “Kau melihat cahaya bersinar dariku?”
Madam Go: “Mereka mungkin mengeluh dan meminta pertolongan, tapi kau harus berada dalam perlindunganmu.”
Di
perlihatkan Joong Won dirumahnya sedang memandangi tangannya. Dan
dibelakangnya, di luar jendela, arwah Hee Joo terus memperhatikannya.
Madam
Go: “Beberapa hantu diam-diam menunggu sebuah kesempatan. Mereka akan
mencoba menggunakanmu untuk menemukan kesempatan kembali (ke dunia).
Burung kegelapan bersinar pada akhirnya, dan burung kematian akan hidup
pada akhirnya. Hati-hati untuk tidak tertelan.”
Madam Go pun pergi meninggalkan Gong Shil yang sedikit ketakutan.
***
Kakak
beradik Lee sedang bermain ayunan di taman. Mereka sedang menunggu
ibunya yang sedang dalam perjalanan pulang. Seung Joon menjatuhkan bola
yang dipegangnya. Bola itu menggelinding ke kaki seorang anak kecil.
Seung Joon memperhatikan anak itu yang memanggil Seung Joon dengan
tangannya.
“Seung Joon, apakah kau mengantuk?”
Seung Moo bertanya pada adiknya. Namun ternyata adiknya tidak ada lagi
di ayunan di sampingnya. “Seung Joon?!”
Seung
Moo berjalan mencari adiknya. Bola yang tadi terjatuh diambil Seung Moo.
Seung Moo terus mencari Seung Joon, “Seung Joon! Seung Joon! Dimana kau
Seung Joon! Seung Joon!”
Seung
Moo akhirnya melihat Seung Joon sedang berdiri menatap sesuatu. Seung
Moo mengatakan pada Seung Joon untuk memberitahunya terlebih dulu
sebelum pergi. Seung Joon menunjuk sesuatu yang ada di depannya. Sebuah
boneka.
Seung Joon akan mengambilnya. “Jangan!
Seseorang pasti meninggalkannya disini. Jika nanti itu tetap di sana,
artinya itu sudah dibunag. Kita akan mengambilnya nanti.” Seung Moo
mencegah Seung Joon. Seung Joon cemberut menatap boneka itu.
Kemudian
Seung Moo mengajak Seung Joon untuk pulang. Seung Joon menoleh ke
belakang, dan kini ada 3 orang anak kecil berwajah pucat yang matanya
hitam di samping boneka itu melambaikan tangan pada Seung Joon. Seung
Joon balas melambaikan tangan. Lalu boneka itu…matanya bergerak.
***
Kang
Woo mengantar Gong Shil ke rumahnya. Kang Woo menanyakan bagaimana bisa
Gong Shil mengenal Madam Go. Gong Shil sedikit bingung menjawabnya,
kemudian menjawab mengenal Madam Go saat bekerja.
“Kau tidak menjelaskan secara terperinci, seperti biasa.”
Gong
Shil tampak berpikir lalu dengan hati-hati bertanya pada Kang Woo,
“Apakah kau benar-benar menyukaiku? Itukah mengapa kau terus
menginginkan untuk mengetahui diriku?”
Kang Woo tetap menatap Gong Shil tanpa menjawab.
“Alasan
mengapa aku tidak bisa berbicara tentang diriku sendiri dengan baik
adalah karena aku sangat bahagia bahwa seseorang menyukaiku. Karena aku
taku jika dia mengetahuinya, dia akan berlari menjauh. Kau merasa ragu
pada gadis yang menakutkanmu, kan? Apakah mungkin dia seorang mata-mata
Korea Utara? Apakah dia seorang penjahat? Apakah dia sebenarnya adalah
laki-laki? Kau mempunyai semua pemikiran itu, kan? Tapi, apapun yang kau
pikirkan, kau bahkan akan lebih terkejut. Aku sudah memperingatkanmu.
Jangan datang terlalu mendekat. Aku sangat berterima kasih untuk hari
ini.”
“Jangan
berterima kasih padaku. Karena itu membuatku merasa bersalah. Kau bukan
satu-satunya yang mempunyai rahasia. Aku juga mungkin mempunyai sesuatu
yang tidak aku ceritakan padamu. Setelah mendengarkan peringatanmu, aku
menjadi sedikit takut bahwa aku mungkin mengecewakanmu.”
Kemudian
Kang Woo pamit pulang. Gong Shil berkata pada dirinya sendirinya,
haruskan dia memberitahu Kang Woo, karena Kang Woo mengatakan sangat
menyukainya. “Kang Woo! Aku melihat hanta! Bagaimana seandainya aku
mengatahan hal itu…” Gong Shil menghela nafas.
***
Gong
Shil berada di kantor Joong Won. Joong Won memberitahu bahwa Presdir
Wang memutuskan untuk memegang tangan (bekerja sama) dengan Kingdom
daripada mall Giant. Dan ternyata Presdir Wang juga mengatakan pada Gong
Shil bahwa dia akan memegang tangannya. Dia mengajak Gong Shil pergi ke
Cina. Tapi Gong Shil tidak bisa pergi, karena ada Joong Won disini.
Walaupun Gong Shil sangat ingin pergi, tapi dia menolaknya.
“Itukah mengapa kau hari ini tidak bersemangat? Apakah sangat mengecewakan menolak tawarannya?”
“Ada sesuatu yang lain yang aku tolak. Aku merasa sangat sedih melepaskan yang satu itu pergi.”
“Apa lagi sekarang?”
“Orang yang mengatakan bahwa dia menyukaiku.”
***
Seorang
anak perempuan memberikan lollipop pada Kang Woo sebagai ucapan terima
kasih karena telah mempertemukannya kembali dengan ibunya. Rupanya anak
tadi terlepas dari pegangan ibunya saat berbelanja. Kang Woo memandangi
permen itu lalu tersenyum.
***
“Aku
tidak bisa memberitahunya tentang melihat hantu. Sekarang lebih sulit
mengatakannya karena dia mengatakan dia menyukaiku. Jika itu tidak
berjalan, aku hanya akan berpura-pura aku adalah seorang yang normal.
Tapi aku sangat putus asa. Mengapa aku melihat hantu?” Gong Shil berkata
dengan sedih.
“Tae Gong Shil.” Joong Won
memegang pundak Gong Shil. “Kau…terlihat jauh lebih normal daripada saat
pertama kali aku bertemu denganmu.” (sampai sini Joong Won terlihat
tulus, lalu dia berkata seperti biasa). “Dia akan berpikir kau
menolaknya karena kau kau sombong.”
“Aku lucu,
kan? Sekarang saat aku mempunyai lubang untuk bernapas, aku mulai
berpikir mengenai hal yang berbeda, dan sekarang aku bahwan mempunyai
banyak yang aku mau.”
“Manusia menginginkan hal lebih banyak lagi, saat sekali saja mereka merasa hidup enak. Itu bisa saja terjadi.”
Gong Shil tersenyum: “Terima kasih, Presdir. Bagiku, kau bukan hanya tempat persembunyian, tapi juga seorang penasehat.”
“Kau membawa Presdir Wang padaku, dan kehilangan hubunganmu. Jadi aku akan memberimu sedikit diskon.”
Gong
Shil kembali berterima kasih. Lalu dia juga mengatakan bahwa hari ini
dia merasa sedikit depresi, jadi dia tidak ingin melihat hantu. “Saat
aku pulan ke rumah, bisakah kau ikut denganku?”
“Manusia
selalu mengambil kesempatan disaat mereka pikir ada kesempatan.
Itu…tidak akan terjadi.” Joong Won menolaknya. Gong Shil mengerti dan
keluar dari kantor Joong Won.
***
Han
Joo membagikan makanan dan minuman pada para ahjumma tim pembersih.
Para ahjumma itu merasa senang dan penasaran ada peristiwa apa hingga
Han Joo memberikan mereka makanan dan minuman. Tentu saja, Han Joo
menginginkan sesuatu dari mereka.
“Apakah kalian
mengenal Tae Gong Shil yang bekerja bersama kalian? Aku dengar dia
pindah ke pelayanan pelanggan karena kasih sayang Joo Goon.” Han Joo
mulai bergosip.
Para ahjumma terkejut, apakah
mereka berada dalam hubungan seperti itu. Han Joo mengatakan sudah
banyak bukti, dan bukan hanya satu orang saja yang melihatnya. Dan
terlalu nyata jika mengatakannya hanya sebagai sebuah rumor.
Dari
jauh Direktur Do dan Ast. Ahn melihat Han Joo beraksi. “Mulut Lee Han
Joo memiliki kemampuan yang tinggi, jadi rumor menyebar dengan sangat
cepat melampaui perkiraan.” Bisik Ast. Ahn. Direktur Do mengatakan
sekarang seharusnya rumor itu sudah di dengar Presdir.
Kemudian
para ahjumma mengatakan bahwa Gong Shil sepertinya sudah mempunyai
pacar. Seorang anggota keamanan yang tinggal bersama dengannya, mereka
juga pulang bersama. Han Joo menebak bahwa ini cinta segitiga.”
***
Kang
Woo di kantornya, memandangi permen itu. Kemudia dia berdiri hendak
pergi. Han Joo datang dan memanggilnya, dan mulai bergosip.
Han
Joo: “Aku dengar, di tim keamanan kita, ada seorang pegawai yang
tinggal di tempat yang sama dengan Tae Gong Shil. Dia mengajaknya pulang
bersama. Siapa dia?”
Kang Woo: “Dia tidak hanya
pulang bersama, tapi berangkat kerja bersama juga dan mengatakan bahwa
dia akan menjadi pengawal pribadinya.”
Han Joo:
“Benarkah? Nona Te Gong Shil keren! Tapi bagaimana dia mendapatkan semua
pria seperti itu dengan lingkaran kegelapannya?”
Kang Woo: “Itu benar. Aku baru saja memperhatikannya, tapi sepertinya mereka menjadi semakin dekat.”
Han
Joo: “Itu yang disebut menggoda! Itulah mengapadalam Lorelei Rock
banyak pria yang tercebur ke dalam kematian! Bagaimana pun juga, siapa
orang bodoh yang tergoda itu?”
Kang Woo: “Itu
aku. Akulah yang sedang menyelam ke Lorelei Rock. Tidak mudah untuk
menyelam kedalamnya. Aku membutuhkan banyak keberanian.”
Kang
Woo pun beranjak pergi meninggalkan Han Joo yang masih bengong tidak
percaya dengan apa yang di dengarnya. Kemudian Kang Woo bilang mereka
harus memberi batasan pada Han Joo. Kang Woo juga menanyakan apa tujuan
Han Joo (bergosip), tapi Han Joo hanya meminta maaf.
***
Gong
Shil berjalan sambil membawa barang dalam kardus. “Tidak ada pelanggan
khusus, tapi hanya sekumpulan barang…ini sungguh hanya sebuah tempat
penyimpanan.”
Tiba-tiba dari belakang Kang Woo memanggilnya. Gong Shil berhenti berjalan, dan Kang Woo menghampirinya.
***
Joong
Won keluar dari kantornya dan mengatakan pada Sekertaris Kim, saat
pulang nanti mereka akan membawa Tae Gong Shil bersama dengan mereka.
Sekertaris Kim mengiyakan dan sedikit tersenyum.
(Gong Shil kan sebelumnya minta pulang bersama, tapi di tolak Joong Won, namun sepertinya Joong Won berubah pikiran.)
***
Kang
Woo memberikan permen itu pada Gong Shil, dan berkata: “Aku ingin
mengenalmu lebih baik. Aku akan mengambil keberanian. Kau akan
mendapatkan kekuatan.”
Kang Woo tersenyum lalu
meninggalkan Gong Shil tanpa menunggu jawabannya. Dan ternyata
percakapan mereka dilihat oleh Joong Won.
Gong
Shil berjalan sambil berpikir, dari dalam Joong Won berjalan beriringan
dengannya. Saat Gong Shil akan masuk, Joong Won keluar, sehingga mereka
bertemu pandang.
“Presdir!
Orang yang menyukaiku…mengatakan bahwa dia akan mengambil keberanian
untukku! Dia juga mengatakan padaku untuk mendapatkan kekuatan!” Gong
Shil tersenyum senang mengatakannya.
“Jadi, apakah kau akan pergi setelah mendapatkan kekuatan?”
Tanpa berpikir, Gong Shil langsung menjawab: “Ya! Aku ingin pergi! Aku akan pergi!”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar