Rabu, 28 Agustus 2013

Drama Korea l Miss You episode 6 part 2




Hanya Soo Yeon dan Jung Woo yang tahu arti permintaan itu. Tapi Soo Yeon tak mau dan pura-pura tak tahu apa yang Jung Woo bicarakan. Ia mencoba melepakan diri, tapi Jung Woo tetap mencengkeram bahu Soo Yeon.

Seniornya buru-buru turun dan menarik Jung Woo, tapi Jung Woo tak mau melepaskan gadis itu, “Katakan siapa kau ini!”


“Zoe.. “ panggil Hyung Joon, sekaligus memberi jawaban pada Jung Woo. Pandangannya tenang, namun dingin


Jung Woo tak bisa melepaskan pandangannya pada gadis yang dipanggil Zoe itu, tak mempedulikan Hyung Joon yang menatapnya tajam. Sementara Soo Yeon mencoba mengacuhkan tatapan yang menghujam punggungnya dengan menyibukkan diri memotong roti.


Senior Jung Woo memberitahu tujuan kedatangan mereka adalah karena ada bukti CCTV yang memperlihatkan kalau sempat ada lampu yang nyala dan kemudian mati, membuktikan kalau ada orang yang memasuki kamar Hyung Joon selama 30 menit.


Bukannya menjawab, Hyung Joon malah terus menatap tajam Jung Woo yang tak bisa melepaskan pandangan pada Soo Yeon. Senior itu menyenggol Jung Woo, malu melihat kelakuan yuniornya itu dan meminta maaf pada Hyung Joon.


Tanpa melepas pandangan dari Jung Woo, Hyung Joon menjelaskan kalau mungkin Tantenya masuk ke dalam kamar, karena Tantenya memiliki kunci cadangan. Jung Woo tak merespon jawaban Hyung Joon. Pandangannya masih tetap pada punggung Soo Yeon sampai Hyung Joon bertanya, “Tunanganku, apa dia membuat kesalahan?”


Soo Yeon berhenti mengiris roti, begitu pula Jung Woo yang akhirnya menoleh pada Hyung Joon seteleh mendengar kata tunangan. Walau begitu, Jung Woo meminta ijin untuk berbicara pada tunangan Hyung Joon sebentar.


Hyung Joon langsung menebak kalau yang akan ditanyakan Jung Woo bukan seputar investigasi, “Apa mungkin kau menyukai tunanganku?” Hyung Joon mendesah tak suka, “Ah.. ini tak boleh terjadi.”


Soo Yeon menghampiri Hyung Joon dan menyentuh bahunya, “Tak akan mungkin terjadi. Yang kusukai hanyalah Harry.” Tanpa memandang kedua tamunya, ia meminta Hyung Joon untuk segera makan, karena makanan yang telah ia siapkan sudah hampir dingin. Ia pun berbalik pergi ke meja makan.


Tak mempedulikan usiran halus itu, Jung Woo meminta Soo Yeon berhenti dan tak pergi terlebih dahulu.


Soo Yeon menoleh pada Jung Woo dan menjawab dingin, “Apa lagi kali ini?” Tapi tangannya kembali menyentuh bahu Hyung Joon.


Sentuhan Soo Yeon itu tak luput dari pandangan Jung Woo. meminta maaf atas tindakannya yang tak sopan sebelumnya. Oleh karena itu, ia akan menunjukkan sesuatu yang menarik pada mereka.


Jung Woo mencopot salah satu kancing jaketnya dan melemparnya ke dalam gelas yang berisi air, hingga muncul lingkaran-lingkaran air.


“Akan hujan.. tak akan hujan.. akan hujan.. tak akan hujan,” kata Jung Woo, tapi Soo Yeon hanya diam terpaku. Namun Hyung Joon merasakannya kalau Soo Yeon  mencengkeram bahunya seakan mencari perlindungan.


“Sepertinya hari ini tak hujan,” Jung Woo memberikan hasil ramalannya. “Temanku yang mengajarkannya hanya padaku. Kemarin..’”


“Kau sudah selesai, kan?” sela Soo Yeon tak mau menatap Jung Woo dan berbalik pergi setelah mengucap selamat tinggal.


“Dari mana kau tahu itu?” sergah Jung Woo. “Hujan.. tidak hujan.. darimana kau mempelajarinya?”


Soo Yeon sudah hampir menangis. Ia mengepalkan tangannya, mencoba membendung air matanya. Ia tak berani berbalik, karena sekarang pasti akan ketahuan.


“Pasti ada di TV,” sela Hyung Joon. “Si peramal itu.. Apakah Nostradamus? Kok aku jadi bingung, ya?”

Soo Yeon pun menjawab pendek, kalau ia pun juga bingung. Dan Soo Yeon pun langsung pergi.


Jung Woo berniat mengejarnya, tapi Hyung Joon segera berdiri untuk menghalanginya dan meminta diberitahu kalau hasil otopsi sudah keluar. Ia ingin tahu penyebab kematian tantenya.


Dan itu sudah final. Ia mengusir Jung Woo secara halus, memintanya untuk meneleponnya jika hasil otopsinya keluar.


Saat makan malam, seniornya mendiskusikan kasus Michelle Kim ini dengan atasannya. Ia mengambil kesimpulan kalau kasus Hye Mi itu adalah kasus bunuh diri karena Hye Mi kesepian.


Jung Woo yang tak menyentuh makanannya, dan minum soju terus hingga mabuk, namun bisa bertanya pada seniornya apakah seniornya itu mau bunuh diri hanya dengan mengenakan baju renang?


Bukannya membicarakan mengenai pembunuhan Hye Mi, Jung Woo malah meracau, menirukan semua kata-kata Detektif Kim padanya. Ia bahkan menyalahkan atasannya seperti Detektif Kim menyalahkan atasannya karena tak percaya padanya kalau Soo Yeon masih hidup. Tapi karena mabuk, yang ditirukan pun berbeda, “Anjing guk-guk, kucing guk-guk. Semuanya itu suara anjing.”


Senior dan atasannya sepertinya mengenal betul latar belakang Jung Woo, karena mereka tak marah dan membiarkan Jung Woo meracau gila seperti ini. Tapi Jung Woo sudah benar-benar mabuk, bahkan ia sampai jatuh saat menerima telepon. Tak sadar ia bergumam, “Apakah kalian tahu apa cita-citaku?”


“Menjadi orang dewasa yang bertindak benar,” jawab senior dan atasannya serempak. Mereka sudah mendengarnya selama 14 tahun ini.


Betapa pengertiannya mereka melihat Jung Woo yang mabuk dan meminta untuk ronde kedua, yaitu karaoke. Mereka membawa Jung Woo keluar restoran, dan berbalik lagi ke dalam restoran, mengatakan kalau mereka sudah sampai di karaoke.


Seniornya memberikan mikrophone yang sebenarnya adalah sendok bekas makan Jung Woo dan menyuruh Jung Woo menyanyi.


Mulailah Jung Woo menyanyi, dan mulailah seniornya meminta maaf pada para pengunjung restoran dan berkata kalau ini tak akan lama. Setelah Jung Woo selesai menyanyi sumbang, seniornya menirukan suara mesin karaoke dan mengatakan kalau skornya adalah seratus dan pasti ia penyanyi. Mendengar pujian itu, Jung Woo tersenyum pun dan jatuh tertidur.


Senior itu meminta maaf pada atasannya karena Jung Woo butuh pelampiasan sekali-kali untuk perasaan yang dipendam selama 14 tahun ini. Atasannya tahu itu, dan menyuruh senior itu menjaga Jung Woo baik-baik karena besok Kang Heok Deung, si penjahat itu akan bebas. Ia menyuruh senior Jung Woo itu untuk memanggil taksi untuk membawa Jung Woo pulang.


Jung Woo memang naik taksi, tapi ia tak pulang ke rumah. Ia malah pergi ke gudang tempat ia disekap dulu. Gudang itu sudah bersih dan kosong. Tapi ia tetap duduk di sana semalaman.


Seperti yang diduga atasannya, pagi-pagi Jung Woo sudah ada di depan penjara, menunggu kemunculan Kang Heok Deung. Mendadak seniornya muncul mengatakan kalau ada sesuatu yang terjadi. Ia latas mengambil kunci dan mematikan mesin mobil Jung Woo. Juga memborgolnya, membuat Jung Woo kaget.


Saat yang tepat sekali, karena bersamaan dengan itu Heok Deung muncul dari pintu penjara. Jung Woo berteriak menyuruh seniornya melepaskannya karena ia harus tahu dimana Soo Yeon berada.


Ia sudah hampir gila karena merasa melihat wanita yang wajahnya mirip Soo Yeon. Ia juga sudah gila karena merasa mendengar suara wanita yang persis dengan Soo Yeon, “Dimana aku harus menemukan Soo Yeon?” 


Seniornya meminta Jung Woo untuk melepaskan Soo Yeon karena sudah 14 tahun berlalu.


Hyung Joon dan Soo Yeon sedang berkeliling mencari restoran yang menurut Hyung Joon sangat enak, tapi mereka tak menemukannya. Mereka malah menabrak sesorang, hingga terjatuh.


Hyung Joon dan Soo Yeon kaget melihat orang itu terjatuh, dan Hyung Joon buru-buru keluar dan menghampiri orang yang ia tabrak. Ternyata orang itu adalah Kang Sang Deuk.

Well, well, well .. dunia ternyata hanya selebar daun kelor.


Hyung Joon menawari Sang Deuk untuk pergi ke rumah sakit dan Hyung Joon menelepon seseorang. Hyung Joon memberitahu kalau ia akan membawa korban ke rumah sakit terdekat dan meminta orang itu untuk datang ke lokasi kejadian dan membuat estimasi perhitungan akan kecelakaan itu.


Karena sibuk telepon, Hyung Joon tak menyadari kalau Sang Deok mengamati Soo Yeon yang membuka jendela dan melongokkan kepala, penasaran pada apa yang terjadi. Sang Deok menghampiri Soo Yeon dengan gaya khasnya, mengusap hidung.


Soo Yeon melihat tangan yang jarinya hilang itu mengusap hidung, persis seperti yang dulu pernah ia lihat 14 tahun lalu. Ketakutan, kecemasan dan kepanikan yang dulu pernah ia rasakan, kembali lagi. Ia langsung menunduk menyembunyikan wajahnya gemetar, tak sempat terpikir untuk menutup jendelanya.


Sang Deuk penasaran melihat Soo Yeon menunduk, mengiranya sedang mabuk. Ia memanggil-manggil Soo Yeon, membuat Soo Yeon semakin ketakutan.


Hyung Joon akhirnya menyadari Sang Deuk yang mendekati mobilnya. Ia buru-buru menghampiri Sang Deuk dan menarik Sang Deuk untuk menjauhi Soo Yeon walau sebelumnya Sang Deuk masih sempat mencopet handphone Soo Yeon yang ada di pintu mobil.


Sang Deuk mengira Soo Yeon mabuk dan daripada membawanya ke rumah sakit, ia menyuruh Hyung Joon untuk membawa pacarnya ke rumah sakit. Hyung Joon tak mempedulikan ocehan Sang Deuk dan memberikan kartu namanya. Ia meminta Sang Deuk untuk tak macam-macam di kemudian hari.


Setelah Sang Deuk pergi, Hyung Joon mencoba menenangkan Soo Yeon. Tapi Soo Yeon masih ketakutan, apalagi Sang Deuk pergi dengan bersiul seperti terakhir dulu mereka bertemu. Ia menangis panik, bahkan meloncat ketakutan saat disentuh oleh Hyung Joon.


Kembali ke rumah, Soo Yeon mengunci di kamar mandi membuat Hyung Joon khawatir. Tapi Soo Yeon tak mau membuka pintu kamar mandi. Di bawah pancuran air, ia menangis histeris teringat kejadian malam yang traumatis itu. Ia menangis jejeritan, ternyata masih belum bisa melupakan semuanya.


Bahkan jeritannya semakin histeris saat Hyung Joon yang bisa masuk dan menyelimutinya dengan handuk, “Hentikan! Aku benci! Aku benci!!”


Tapi Hyung Joon tetap memeluknya, menenangkannya. Dan pelukan itu membuat jeritan Soo Yeon memelan, dan makin lama makin hilang, hanya isak tangis lirih yang keluar dari mulut Soo Yeon.


Jung Woo masih terduduk lesu ditemani dengan seniornya. Tangannya sudah tak diborgol lagi, tapi ia tak tahu harus berapa lama lagi ia harus menunggu, “Bisakah aku menemukannya? Saat aku sedang mengejar penjahat, apa mungkin aku melewati Soo Yeon?” tanya Jung Woo menerawang, bertanya-tanya apakah saat ia sedang mengejar penjahat, mungkin tak sengaja ia melewati Soo Yeon, tapi Soo Yeon sudah tak mengenalinya. “Jadi apa yang harus kulakukan?”


Seniornya tahu kata-kata Jung Woo bukan untuknya. Sudah hafal akan kelakukan Jung Woo, seniornya memilih untuk tidur.


Ada telepon masuk, dan terdengar suara siulan yang sangat ia kenal. Siulan yang menghantuinya selama 14 tahun ini, yang sekarang berganti dengan sapaan, “Apa kau sekarang sudah punya pacar baru? Ada seorang gadis di rumahmu, ya.”


Tahu apa yang dimaksud, ia segera keluar mobilnya karena seniornya tak mau menyerahkan keluar dan mencegat taksi. Ia menelepon Eun Joo dulu, menyuruhnya untuk tetap tinggal di rumah dan jangan memberitahukan apapun pada ibu.


Sesampainya di rumah, penjahat itu sudah menunggunya. Sang Deuk muncul dari samping dan memukulkan kayu ke Jung Woo hingga ia terjatuh. Sambil memukulinya, Sang Deuk mengatakan kalau ia akan membalas semua yang dilakukan Jung Woo padanya, “Katanya kau kelinci gila? Aku adalah anjing gila!”


Tapi Jung Woo berhasil menahan pukulan Sang Deuk dan malah membantingnya ala Sumo. Ia berbalik memukuli Sang Deuk hingga babak belur hingga Sang Deuk berkata, “Lee Soo Yeon belum mati. Kau tak akan menemukannya jika kau membunuhku. Aku tahu dimana dia sekarang.”


Jung Woo terpaku mendengarnya, dan Sang Deuk mengambil kesempatan untuk ganti memukuli Jung Woo. Sang Deuk memukuli Jung Woo hingga terjatuh.


Ia menjambak rambut Jung Woo, memaksanya untuk tetap menunduk, “Kalau kau ingin tahu keberadaan Soo Yeon, kau harus berlutut dan minta maaf dulu.” 


Tapi Jung Woo tetap bertanya dimana Soo Yeon, membuat Sang Deuk marah dan menendang Jung Woo. Sama seperti dulu. Ia memukul Jung Woo, sama seperti dulu.


Dan tak ayal, semua ingatan itu kembali. Ingatan saat Jung Woo yang saat itu terikat dan tak berdaya menghadapi tendangan penjahat itu. Dan itu membuatnya diam, tak melawan saat dipukuli kiri kanan, atas bawah oleh orang itu, malah Jung Woo tertawa sinis.


Ekspresi Jung Woo yang tak terduga, membuat Sang Deuk heran dan menghentikan pukulannya. Eun Joo keluar dan mencoba melawan Sang Deuk. Ia mendorong Sang Deuk bahkan menanduk dengan kepalanya, memisahkan penjahat itu dari Jung Woo.


Tapi Sang Deuk sepertinya malas berurusan dengan orang lain dan menganggap mereka berdua gila, makanya ia memilih pergi setelah sebelumnya mengatakan kalau ia akan menemui Jung Woo lagi. 


Tapi Eun Joo masih ingin mengejarnya dan mencari-cari pistol di dalam jaket Jung Woo. Tapi Jung Woo menghentikannya dan mengulang pengakuan Sang Deuk yang tak membunuh Soo Yeon. Eun Joo tak percaya, tak masuk akal kalau mendengar Jung Woo masih mempercayai omongan penjahat itu.  


Soo Yeon sudah tenang dan sekarang tertidur, ditemani oleh Hyung Joon. Hyung Joon mendapat telepon dan kaget mendengar suara peneleponnya. Dari Direktur Nam yang ingin bertemu dengannya.

Note : ternyata saya salah baca subs :) Pemuda yang mendampingi Tae Joon adalah Sekretaris Yoon. Dan anak buah yang dulu selalu membantu Tae Jun dan sebelumnya saya panggil Sekretaris Yoon, ternyata sudah naik pangkat menjadi Direktur. Di sini ia dipanggil Direktur Nam.


Senior Jung Woo kesal dan marah melihat Jung Woo tertidur dengan wajah babak belur. Mengapa Jung Woo mau dipukuli padahal biasanya Jung Woo selalu menjadi orang yang menyerang, tapi Jung Woo tetap diam. Eun Joo menyuruh senior itu untuk keluar.


Ibu sedari tadi menunggui Jung Woo juga meminta senior itu untuk meninggalkan ruangan, mengikutinya. Senior itu membesarkan hati ibu dan berjanji akan menangkap penjahat itu.


Tapi itu malah membuat ibu marah, “Kenapa harus kau? Jika ada orang yang ingin membunuh orang itu, harusnya aku! Kenapa harus kalian? Tolong hentikan Jung Woo. Aku.. aku tak merindukan Soo Yeon.  Aku bahkan tak senang kalau ia datang.”

Ibu menangis saat berkata, “Manusia harus tetap melanjutkan hidupnya, jadi.. suruh ia berhenti sekarang juga!”


Dari air mata yang mengalir turun, terlihat kalau Jung Woo tak tidur, ia mendengar semuanya.


Seo Yeon bangun saat malam sudah tiba. Telepon rumahnya berdering. Betapa terkejutnya mendengar suara penjahat itu lagi memanggil namanya, “Zoe..”. Penjahat itu, masih belum menyadari siapa Soo Yeon sebenarnya, menyebutkan siapa dirinya, orang yang ditabrak pacarnya tadi.


Gelas yang dipegang Soo Yeon terlepas dan kecemasan itu muncul lagi. Dengan gemetar, ia mendengar perintah orang itu yang menyuruh Zoe untuk datang ke tempatnya. Baru sekarang ia merasa sakit dan butuh ke rumah sakit. Tapi Soo Yeon tak bisa mengatakan apapun, dadanya sesak dan nafasnya tersengal-sengal gemetar mendengar suara itu. Ingatan akan kejadian itu muncul kembali.


Namun saat penjahat itu mengatakan kalau ia akan memperkarakan pacar Zoe ke pengadilan, Soo Yeon menyuruh penjahat itu untuk menunggunya.


Direktur Nam bertemu dengan Hyung Joon, tak lain untuk memeras Hyung Joon. Ia belum memberitahukan pada bosnya, Tae Joon, kalau ia telah menemukan Hyung Joon. Ia telah meminjam uang pada Michelle Kim aka Perawat Hye Mi. Ia sadar kalau ia telah ditipu oleh Hye Mi saat kalah taruhan. Ia bisa menduga kalau Hye Mi berusaha menjebaknya untuk balas dendam pada Tae Joon.


Hyung Joon menertawakan dugaan itu. Hye Mi tak memiliki keinginan sejauh itu. Direktur Nam tak peduli apa maksud Hye Mi.


Hyung Joon menyelanya untuk menyebut jumlah uang yang diinginkan Direktur Nam. Tapi Direktur Nam tak ingin buru-buru. Ia juga tahu kalau Lee Soo Yeon bersama Hyung Joon sekarang. Dan ia memberitahu kalau polisi masih mencari Soo Yeon.


Ia merobek surat perjanjiannya dengan Hye Mi. Ia tak akan memberitahukan Tae Joon tentang keberadaan Hyung Joon asal memberinya imbalan, “Seberapa berharganya Lee Soo Yeon untukmu? Biar kau memutuskan sendiri.“


Hyung joon pun balik bertanya, “Seberapa banyak yang kau dapatkan untuk membunuh ibuku?”


Sang Deuk duduk di sofa sambil memandangi foto Soo Yeon yang menjadi wallpaoper handphonenya. Terdengarn bunyi bel, dan Sang Deuk tersenyum dan berkata, “Itu dia.”


Tapi yang datang adalah paket tanpa ada  nama pengirimnya. Penasaran ia membuka kotak itu. Ternyata kotak itu masih ditutup oleh kertas koran bekas.


Ia tak memperhatikan koran itu, yang sebenarnya adalah koran 14 tahun yang lalu yang memberitakan kematian Soo Yeon. 


Belum sempat Sang Deuk membuka kotak styrofoam di bawahnya, terdengar suara  bel lagi, kali ini bel itu berbunyi berkali-kali, menandakan tamunya tak sabar. Sang Deuk mengintip, dan ternyata ada orang berambut panjang, dan itu membuat Sang Deuk senang. Sepertinya itu orang yang ia tunggu.


Namun begitu ia membuka pintu, ia langsung pingsan karena tamu yang memakai sarung tangan hitam itu menggunakan alat peredam kejut untuk melumpuhkannya.


Jung Woo duduk di ayunan di taman tempat ia dan Soo Yeon sering bertemu dulu, memutar ayunan seperti Soo Yeon dulu. Ia mengayunkan ayunannya makin lama makin tinggi, teringat panggilan Soo Yeon padanya, “Jung Woo-ya.. Han Jung Woo..”
Dan ia melompat dari ayunan itu dan berlari kencang.


Senior Jung Woo menggedor-gedor pintu apartemen Sang Deuk, membuat tetangga sebelahnya terganggu.


Sementara di dalam apartemen, Sang Deuk terikat di bathtub dengan mulut tertutup lakban, gemetar ketakutan menatap tamu misterius di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara senior Jung Woo yang minta maaf dan memperkenalkan diri sebagai polisi.


Dan yang berikutnya terjadi adalah hidung Sang Deuk ditutupi oleh handuk, hingga makin lama Sang Deuk mulai sesak nafas.


Soo Yeon pulang dengan mobilnya, gemetar luar biasa. Ia menghentikan mobilnya di depan gerbang dan mencopot sarung tangan hitamnya. Ia kemudian membuka gerbang dengan remote. Tapi ia urung menjalankan mobilnya karena tiba-tiba muncul seseorang menghalanginya.


Detektif Han Jung Woo.


Polisi mengetuk jendela mobil Hyung Joon yang berhenti di pinggir jalan. Saat melihat di dalam ada tablet yang menunjukkan grafik, dan kopi, polisi membiarkannya, karena berpikir kalau Hyung Joon sedang bekerja.


Setelah polisi pergi, Hyung Joon menutup window tabletnya, sehingga terlihat apa yang sebenarnya ia lihat. Ia sedang mengamati gambar CCTV yang terhubung ke tabletnya. Ia membesarkan gambar CCTV yang live itu, gambar yang menunjukkan kalau Soo Yeon keluar dari mobil dan menemui Jung Woo.


Saat ditanya apa maunya, Jung meminta satu hal, yaitu memanggil namanya sekali saja.


“Detektif Han,” kata Soo Yeon tak suka.


“Kau bukan dia, kan? Aku tahu kau bukan dia, tapi..” sesaat Jung Woo ragu untuk mengatakannya. Tapi ia meneruskan, “tapi .. kupikir kau adalah orang yang selama ini yang kucari.”

“Kau mau apa?”  tanya Soo Yeon lagi, tak menggubris permintaan Jung Woo.


Tapi Jung Woo tahu kalau ia tampak seperti orang gila.  Jadi sekarang ia ingin menghentikannya. “Hanya hari ini, aku datang menemuimu hanya untuk hari saja. Setelah itu aku akan berhenti. Benar-benar berhenti. Jadi tolong dengarkan permintaanku sekali saja dan aku akan pergi.”


Soo Yeon terdiam mendengar permintaan Jung Woo, walau air mata yang menggenang menandakan kalau hatinya tak diam. Apalagi saat Jung Woo menyebutkan namanya, “Namaku.. Han Jung Woo.”

Tanpa berkedip, Soo Yeon menyebutkan nama itu, “Han Jung Woo.”


Jung Woo tak dapat menahan air matanya, mendengar nama itu disebut. Ia berbalik memunggungi Soo Yeon, dan meminta, “Sekali lagi. Sekali lagi.”

“Han Jung Woo,”


Jung Woo menghela nafas dan menutup matanya, “Sekali lagi.”

“Han Jung Woo ..”


Walau matanya tertutup, tangan Jung Woo menutupkan wajahnya, semakin gemetar mendengar namanya dipanggil. Tapi ia tetap meminta, “Sekali lagi..”


Soo Yeon menatap belakang kepala Jung Woo, sesaat tak mengatakan apapun. Namun kemudian, “Jung Woo-yaa… Han Jung Woo,” panggil Soo Yeon, dengan nada sama seperti 14 tahun yang lalu. “Jung Woo-yaa.. Han Jung Woo. Jung Woo-yaa.. Han Jung Woo.”


Komentar :
Sejak episode 5, Jung Woo sudah ingin move on dari Soo Yeon. Setelah bercanda dengan Ibu dan Eun Joo, Jung Woo berkata pada (bayangan) Soo Yeon kalau hanya hari ini saja. Hari ini saja, ia akan menunggu. Kalau tidak ia akan menjadi gila.

Namun seseorang yang bersuara seperti Soo Yeon muncul dengan gumaman yang sama, "Hujan.. tidak hujan.. hujan.. tidak hujang..", dan maka ia menjadi gila.
Ia mengejar Zoe, namun ternyata gadis itu bukan Soo Yeon. Wajahnya jauh berbeda dengan Soo Yeon yang ia kenal. Tak sedikitpun mirip dengan Soo Yeon.
Ia tak tahu kalau Soo Yeon mengalami kecelakaan di hari itu. Saya rasa, malam itu Hye Mi benar-benar menabrak Soo Yeon hingga wajahnya rusak. Namun Hyung Joon-lah yang menyelamatkannya dan membawanya.
Ketika di luar negeri, wajah Soo Yeon dioperasi dan ia memiliki wajah yang baru. Jadi Jung Woo yang memiliki rekaan wajah dewasa Soo Yeon pun tak akan bisa menemukannya.
Titik dimana Jung Woo sudah menyerah adalah ketika mendengar ibu Soo Yeon meminta seniornya untuk menghentikan aksinya,  “Kenapa harus kau? Jika ada orang yang ingin membunuh orang itu, harusnya aku! Kenapa harus kalian? Tolong hentikan Jung Woo. Aku.. aku tak merindukan Soo Yeon.  Aku bahkan tak senang kalau ia datang.”
Bohong kalau ibu tak lagi merindukannya. Bohong kalau ibu berkata tak senang kalau Soo Yeon datang. Tapi ibu tak mau egois. “Manusia harus tetap melanjutkan hidupnya, jadi.. suruh ia berhenti sekarang juga!”
Life must go on. Jung Woo tak dapat egois dengan tetap mencari Soo Yeon. Ia memiliki 'tanggungan' yaitu ibu Soo Yeon dan Eun Joo. Maka ia mencari Zoe, meminta Zoe menyebut namanya, dan ia akan tutup buku dengan Soo Yeon.
Saya tak tahu apa tujuan Zoe menyebut namanya persis seperti ia memanggil Jung Woo dulu. Jika Zoe ingin melupakan Jung Woo dan tak ingin dikejar-kejar Jung Woo, lebih baik ia tak mengatakan kata-kata terakhir, "Jung Woo yaa... Han Jung Woo." Itu kan sudah menjadi hak paten yang telah terdaftar milik Soo Yeon remaja.
Jadi menurut saya, Zoe ingin 'membalas dendam' pada Jung Woo. Ia ingin Jung Woo tetap menderita, sama seperti penderitaan yang sampai sekarang ia rasakan. Ia tak ingin Jung Woo tutup buku terhadapnya. Enak sekali Jung Woo tutup buku, sedangkan ia, ingin menutup mata untuk tidur saja tak bisa?
Jung Woo sudah berjanji kalau ia akan berhenti menemui Zoe setelah Zoe mengabulkan permintaannya. Dan Soo Yeon telah melakukannya. Tapi Soo Yeon tahu kalau Jung Woo pasti akan terus mengingatnya.
Siapa yang membunuh Sang Deuk? Btw, selama saya ngerecap, saya selalu salah tulis dengan Deuk Heung. Mungkin karena mereka berdua sama-sama menjengkelkan, kali.
Kalo menurut saya sih yang membunuh Hye Mi dan Sang Deuk adalah satu orang. Dan orang itu adalah Hyung Joon.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar