Mereka
berempat berada di warung Soju. Sepertinya Jung Rok sedang patah hati.
Tae San menyemangati kalau hal itu tak apa-apa. Ia meminta agar Jung Rok
bersikap layaknya seorang pria.
Suara Do Jin : “Dulu, kami selalu mengucapkan kata-kata perpisahan kami dan cara kami melakukannya hampir selalu sama.”
Yoon melihat salah satu sahabatnya
yang terdiam karena patah hati, “Kau membutuhkan wanita lain untuk
melupakan seorang wanita. Apa kau mau kukenalkan dengan seseorang?”
Jung Rok berusaha menguatkan dirinya, ia meneguk Soju langsung dari botol.
Kali ini giliran Yoon yang patah hati. Ketiga temannya memberi semangat.
Do Jin : “Kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan seorang wanita, apa mau kukenalkan dengan seseorang?”
Yoon diam saja dan ambruk tak sadarkan diri karena terlalu banyak minum.
Cowok patah hati yang ketiga adalah Kim Do Jin. Wajahnya menunjukan kalau ia tak ada semangat hidup.
Tae San : “Kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan.....”
“Oh
apa itu.....” tiba-tiba pandangan Tae San beralih ke televisi yang ada
di depannya. Ternyata di TV ada pertandingan baseball. Ketiga teman Do
Jin pun serius menonton pertandingan tak mempedulikannya yang tengah
patah hati.
Do Jin kesal menatap ketiga
sahabatnya. Tae San bicara pelan menyarankan lebih baik Do Jin melupakan
wanita itu. “Apa mau kukenalkan dengan seseorang?”
“Kalian ini. Dasar!” bentak Do Jin marah. Haha.
Selanjutnya, Tae San terus-menerus menghela nafas panjang apa dia juga patah hati.
Jung Rok : “Hei kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan seorang wanita. Apa mau kukenalkan dengan seseorang?”
Do Jin menyahut kalau hari ini
bukan tentang wanita dan patah hati. Ia mengatakan kalau Tae San sudah
terdaftar masuk wamil. Tae San meminta temannya tak usah khawatir karena
ia akan segera pulang setelah wamil. Keempatnya bersulang bersama.
Do
Jin meminta Tae San memberikan kartu mahasiswa Tae San pada mereka. Tae
San tanya untuk apa. Jung Rok mengatakan kalau kartu mahasiswa Tae San
akan dijadikan sebagai jaminan agar mereka bisa minum-minum (pengen minum ga bayar kartu mahasiswa jadi jaminan---haha apa kartu mahasiswa mereka semua sudah dijadikan jaminan)
Jung Rok meminta Tae San tak usah
khawatir karena setelah dua setengah tahun saat itu sebagian besar bar
ini akan tutup. Tae San jelas tak mau kartu mahasiswanya dipinjam untuk
dijadikan jaminan ketiga temannya bersenang-senang minum.
Hari
dimana Tae San berangkat wamil pun tiba, ketiga temannya mengantar di
stasiun. Tapi Tae San risih meminta ketiganya pergi. Ia melihat
sekelilingnya yang berangkat wamil semuanya diantar oleh kekasih mereka
hanya dia seorang yang diantar oleh ketiga sahabat prianya. Tae San malu
karena hanya ia sendiri yang tidak diantar oleh sang kekasih.
Yoon memeluk Tae San dan berpesan agar Tae San menjaga diri. “Tempat tidurmu aku akan memakainya.”
Jung Rok menyalami tangan Tae
San dimana Tae San mengenakan jam tangan. Ia berpesan agar Tae San
jangan sampai terluka. Kemudian Jung Rok memeluknya erat. “Jam tanganmu
apa tak akan hilang di jalan?” (wakaka kalau takut ilang mending titipin aja sama dia gitu mungkin maksudnya) Tae San jelas kesal melihat dua temannya seperti memanfaatkan kepergiannya.
Do
Jin yang terkahir memeluk Tae San dan berkata kalau ia akan sering
menulis surat, “Berikan padaku kartu mahasiswamu!” Hahaha...
Tae San mendorong Do Jin, ia marah mengumpat dan mengeluarkan semua sumpah serapahnya, “Dasar kalian %^$#@*&.”
Ketiga
temannya paham dan memeluk Tae San bersamaan tapi Tae San sudah kadung
emosi dan mendorong ketiganya agar menjauh. Ia membanting tasnya dan
berteriak ia tak jadi pergi. Hahaha
Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 13
Yi
Soo keluar dari mobil Do Jin sepulang keduanya dari Chuncheon. Yi Soo
berdiri di luar mobil menatap Do Jin yang terlelap. Ia tersenyum
memandang wajah Do Jin yang tampak tenang. Ia mendekatkan wajahnya agar
lebih jelas memandang Do Jin. Tapi tiba-tiba ia terkejut karena kaca
mobil terbuka. Do Jin membuka matanya. Yi Soo menebak kalau tadi Do Jin
hanya pura-pura tidur, tapi Do Jin mengatakan kalau ia baru saja bangun.
Do
Jin melepas sabuk pengaman dan menopang kepala dengan kedua tangan
sambil memandang Yi Soo. Do Jin meminta Yi Soo tinggal bersamanya, “Di
kehidupanmu yang selanjutnya, aku tak peduli kau hidup dengan siapa.
Tapi di kehidupan sekarang hiduplah denganku. Kau akan bahagia. Aku
janji.”
Yi Soo terdiam mendengar ajakan
Do Jin agar tinggal bersama (apa ini maksudnya lamaran) Ia menatap
kesungguhan ucapan yang baru saja Do Jin katakan. “Tapi kenapa kau
menggunakan bahasa tak formal?” tanya Yi Soo.
Do Jin bertanya memangnya tak
boleh bukankah Yi Soo sudah menciumnya lewat jendela. Yi Soo merengut
kesal, “Kau ingin aku melakukan apa? Memangnya kita ini sudah berkencan
selama satu atau dua tahun? Bukankah kita baru saja memulainya. Kenapa
kau sudah membicarakan tentang pernikahan?”
Do Jin kembali bertanya apa
lamanya waktu berkencan begitu penting. Yi Soo ingat bukankah Do Jin
bilang ingin tetap melajang, bukankah Do Jin pernah mengatakan kalau Do
JIn tak yakin bisa mencintai dan hidup dengan satu orang wanita saja
seumur hidup Do Jin.
Do Jin berkata mungkin sekarang ia tak
yakin tapi ia ingin mencobanya. Yi Soo dengan tegas menolak. Do Jin
merasa kalau jawaban Yi Soo terlalu cepat. Yi Soo tak mau tahu ia
menyuruh Do Jin pergi saja. Ia pun segera masuk ke rumah, Do Jin
menyampaikan salam dan berpesan agar Yi Soo tidur nyenyak. Yi Soo sewot
tak peduli.
Yi Soo sudah di dalam rumah, “Tidur nyenyak? Mana mungkin?”
Tiba-tiba terdengar teriakan Yi
Soo yang kegirangan karena Do Jin baru saja mengajaknya tinggal bersama.
Ia jelas senang bukan main dan lompat-lompat kegirangan (jadi diluar
cuma jaim aja nih haha)
Se
Ra keluar dari kamar dan bertanya ada apa. Yi Soo tersenyum-senyum
mengatakan kalau ia sekarang sedang jatuh cinta. Ia mengatakan pada Se
Ra kalau Do Jin memintanya untuk tinggal bersama. Ia merasa sepertinya
Do Jin sangat menyukainya.
Se Ra tersenyum miris itu jelas
berbeda dengan yang ia alami karena ia baru saja putus dengan Tae San.
Se Ra mengatakan kalau ia juga mendengar hal yang sama (ajakan menikah)
tapi ia malah putus dengan Tae San.
Yi Soo jelas saja terkejut
mendengar kalau Se Ra dan Tae San putus. Se Ra beralasan putusnya ini ia
lakukan demi Tae San. Yi Soo menilai kalau putus demi Tae San hal ini
sama sekali tak menolongnya. Pasti ini terjadi karena cinta salah satu
pihak tak cukup dalam. Se Ra menebak apa yang dimaksud Yi Soo itu
dirinya. Yi Soo terdiam.
Hari
ujian di sekolah. Yi Soo sibuk mengirim SMS karena ia tak mengawas
ujian di jam pertama semantara Guru Park mengawas ujian di jam pertama.
Ujian Etika kelas 2 Semester 2.
1. Matikan ponsel kalian. Kalau tidak, kalian akan berurusan dengan Kepala Sekolah.
2. Jangan menendang kursi di depan kalian karena dia juga tidak tahu jawabannya.
3. Buang kertas contekan kalian ke tempat sampah sekarang juga.
Dari Dewi Etika, Seo Yi Soo.
Yi Soo mengirim SMS itu ke semua
murid di kelasnya. Semua muridnya tertawa menerima SMS itu. Guru Park
masuk lebih dulu dan ujian pun dimulai.
Yi
Soo siap masuk di ujian jam berikutnya. Guru Park menemuinya dan ia
sudah dibuat kesal dengan ulah Dong Hyub. Yi Soo tanya kenapa apa Dong
Hyub mencontek. Guru Park mengatakan kalau Dong Hyub lebih dari sekedar
mencontek dia bahkan menyalin semuanya.
Guru Park memperlihatkan lembar
jawaban Dong Hyub. Jawaban tiap nomor semuanya sama kalau ada pilihan a,
b, c, d, e. Dong Hyub menjawab d semua. Tapi disana pilihan jawabannya
1, 2, 3, 4, 5 dan Dong Hyub menjawab 4 semua untuk tiap nomor. Haha.
Dan untuk soal uraian Dong Hyub
menjawabnya dengan menuliskan identitas buku yang ia baca. Buku yang
sama yang ia hadiahkan untuk Yi Soo. Ditiap nomor jawabannya terdapat
nama pengarang, edisi pertama terbit, bahkan nama penerbitnya. Jadi
bukan isi jawaban soal.
Guru Park bergumam seharusnya Dong
Hyub mengosongkan saja kalau dia memang tak tahu jawabannya. Yi Soo
penasaran dan membuka buku yang ia terima dari Dong Hyub. Ia membuka
halaman terakhir dan itu sama persis seperti apa yang ditulis Dong Hyub.
Ia tersenyum ternyata Dong Hyub memang membacanya sampai bagian akhir.
Min
Suk minum-minum sendiri di bar Jung Rok (lha kok disana apa ketahuan)
Manajer bar terus memperhatikannya, ia merasa pernah melihat wajah Min
Suk tapi ia lupa dimana.
Ia
pun melirik meja bagian bawah di depannya. Disana ada selebaran gambar
Min Suk yang mungkin dibuat oleh Jung Rok sebagai orang yang perlu
diwaspadai. Ia pun kaget tak menyangka kalau wanita yang ada
dihadapannya adalah orang yang perlu diwaspadai. Ia pun mengirim SMS
pada bosnya. ‘Gawat darurat kode M (M=monster)’
Min
Suk memanggil Si Manajer bar. Manajer bar gugup tapi ia mencoba
bersikap santai. Min Suk menanyakan siapa nama manajer bar. Manajer bar
mengatakan kalau namanya Lee Seung Taek (ok kita nyebutnya Seung Taek)
Min Suk tanya lagi apa Seung Taek pemilik bar ini. Seung Taek menjawab
ya. Min Suk melihat kalau Seung Taek masih sangat muda tapi sudah
memiliki bisnis yang bagus. Seung Taek mengatakan kalau semuanya hutang.
Min Suk meminta dua botol anggur lagi.
Seung Taek heran bukankah Min Suk belum meminum sampai setengah tapi
kenapa ingin menambah dua botol lagi. Min Suk mengeluarkan kartu
kreditnya membayar dimuka, ia meminta minuman pesanannya ini disimpan
khusus karena ia merasa senang disini. Seung Taek mengatakan kalau
bar-nya tak menerima pembayaran dimuka. Min Suk berkata kalau ia tak
ingin terlihat seperti wanita aneh, jadi bayar saja.
Jung
Rok turun dari lantai dua bar-nya, ia menerima SMS dari Seung Taek. Ia
pun terperanjat membacanya. Ia akan kembali ke lantai 2 lagi tapi di
tangga ia berpapasan dengan Yoon dan Pengacara Kang.
Saking
terburu-burunya Jung Rok sampai kaget begitu melihat Yoon. Yoon tanya
ada apa. Jung Rok memberi tahu kalau Min Suk ada di bawah. Yoon ikut
panik apa Min Suk sudah tahu tentang bar ini. Jung Rok menjawab tak tahu
ia mengajak Yoon sembunyi.
Jung Rok juga mengajak Pengacara Kang
ke tempat lain tapi Pengacara Kang tak mau bertiga dengan Jung Rok. Ia
ingin pergi berdua dengan seniornya. Ia mengatakan kalau belakangan ini
sudah mengalami banyak tekanan jadi ia ingin bersantai dengan seniornya.
Ia berharap Jung Rok bisa bergabung dengannya lain waktu. (yah bilang
aja mau berduaan sama Yoon)
Yoon mengingatkan kalau bar sudah tutup Jung Rok harus segera pulang jangan keluyuran kemana-mana.
Setelah
Yoon dan pengacara Kang pergi Jung Rok menelepon Meari. Ia jelas tak
suka dengan tingkah Pengacara Kang, “Apa itu? Meari jauh lebih baik
daripada dia.”
Jung Rok mengatakan pada Meari
kalau ia memiliki berita penting. Berita yang benar-benar akan mengahpus
masa lalu mereka berdua yang kelam dan membantu menyelamatkan
persahabatan keduanya. Jung Rok memberi tahu Meari dimana dan dengan
siapa Yoon sekarang.
Meari
datang menggunakan taksi ke tempat yang ditunjukkan Jung Rok. Ia jelas
menahan marah melihat Yoon dan Pengacara Kang minum bersama. Apalagi
Pengacara Kang begitu perhatian pada Yoon menuangkan minuman untuk Yoon.
Pengacara
Kang mengatakan apa Yoon tak tahu kalau Yoon ini laki-laki jahat.
Bukankah jelas masih ada ruang kosong di hati tapi Yoon masih mengatakan
kalau Yoon tak menyukainya (Meari) kalau begitu siapa lagi yang akan
mempercayai Yoon. Dari kata-kata Yoon saja sudah sangat jelas menunjukan
kalau Yoon memberikan kesempatan. Karena menurutnya Yoon ini tak
sungguh-sungguh menolak Meari, “Pria yang pura-pura menolak wanita
sebenarnya sedang menarik wanita itu. Gadis itu, apa arti kebedaraannya
bagimu?”
Yoon merasa kalau ia tak nyaman
membicarakan Meari dengan Pengacara Kang karena Meari sendiri pasti tak
suka kalau ia membicarakan tentang Meari dengan wanita lain.
Tiba-tiba
terdengar suara keras Meari memesan makanan dan minuman. Yoon jelas
kaget mendengarnya dan menoleh ke meja samping yang ternyata sudah ada
Meari disana.
Yoon bertanya apa yang dilakukan
Meari disini. Meari balik bertanya kalau Yoon juga ada disini. Ia
kesini untuk minum jadi Yoon tak usah menghiraukannya. Pengacara Kang
menawarkan apa Meari mau bergabung dengannya dan Yoon. Dengan ketus
Meari bilang tak perlu. Yoon pun kesal dan tak peduli ia membiarkan
Meari minum.
Pelayan datang mengantarkan pesanan
Meari tapi Meari menolak minum soju menggunakan gelas jadi gelasnya
dibawa kembali oleh si pelayan.
Pengacara kang berkata kalau
minum sendirian itu tidak menyenangkan, ia ingin Yoon juga minum tapi
Yoon menolak minum banyak ia akan minum segelas saja karena nanti ia
akan menyetir. Meari cemburu marah melihat keakraban keduanya. Keduanya
saling bergantian menuangkan minuman.
Meari langsung meneguk soju langsung dari botolnya. Yoon jengah melihat tingkah Meari, “Hei apa yang kau lakukan?”
“Aneh
sekali ahjussi ini, kenapa mengajak bicara orang di sebelah mejamu?”
Meari kembali meneguk sojunya. Yoon makin kesal dengan tingkah Meari
yang kekanakkan.
Yoon akan menghampiri tempat duduk Meari tapi Meari lebih cepat berdiri dan menghampiri tempat duduk Yoon dan Pengacara Kang.
“Kang
Byun Gong Eonni, apa kau menyukai Kak Yoon?” tanya Meari sudah mulai
mabuk. “Aku menyukainya. Tapi... Eonni kau bukan saja tinggi, cantik dan
langsing. Kau bahkan bekerja dengan Oppa benar-benar mengganggu dan
menjengkelkan. Kalian berdua juga minum bersama sambil membicarakan
tentang hal-hal yang tak kumengerti. Kau tak bisa berhenti ya?”
Yoon
melihat kalau Meari sudah mabuk, Ia akan mengantar Meari pulang tapi
bruk... Meari langsung tak sadarkan diri jatuh tepat ke pelukan Yoon.
Yoon mengguncang-guncangkan tubuh Meari tapi Meari sudah mabuk tak
sadarkan diri.
Yoon
bingung harus dibawa kemana Meari, kalau dibawa pulang ia takut Tae San
akan memarahi Meari karena mabuk. Ia pun membiarkan Meari tidur di
mobilnya sampai sadar.
Yoon
berdua dengan Meari di dalam mobil. Ia tak tenang, gelisah, sesekali ia
memandang Meari yang masih tertidur tak sadarkan diri.
Untuk
menghilangkan kegelisahannya Yoon menunggui Meari di luar mobil. Ia
mondar-mandir tak tenang dan pandanganya tak pernah jauh dari Meari yang
masih terlelap tak juga segera bangun.
Yoon kembali duduk di dalam mobil menunggu Meari sadar, kegelisahannya bertambah dengan kecemasan karena malam semakin larut.
Tiba-tiba
Meari bangun dan berkata kalau Yoon tak melakukan apapun lebih baik
antarkan saja ia pulang. Sekarang ia sudah sadar dan ingin ke toilet
jadi Yoon sebaiknya mengantarnya pulang sekarang juga. Yoon bengong
ternyata Meari sudah bangun dari tadi.
Yoon
mengantar Meari pulang dan disaat yang bersamaan Tae San juga baru
pulang. Tae San melihat mobil Yoon dan juga melihat adiknya ada disana.
Meari dan Yoon jelas kaget keduanya bertemu dengan Tae San di depan
rumah seperti ini. Meari menyapa kalau kakaknya pulang terlambat. Tae
San menyahut bukankah Meari juga pulang terlambat. Meari buru-buru
menjelaskan kalau tadi ia pergi ke tempat Yoon dan Pengacara Kang yang
sedang minum-minum. Disana ia membuat ulah dan memaksa Yoon mengantarnya
pulang (Meari berusaha menjelaskan supaya kakaknya tak menyalahkan Yoon
karena mengantarnya pulang)
Tae San bilang kalau ia tak bertanya
jadi Meari masuk saja. Tae San berterima kasih pada Yoon karena sudah
mengantar adiknya pulang. Yoon mengatakan kalau kejadian ini tak bisa
dihindarkan, ia bertanya kenapa Tae San pulang kerja selarut ini. Tae
San menyampaikan kalau ia baru pulang latihan baseball. “Karena memukul
bola adalah obat terbaik ketika kau memiliki masalah.”
Yoon berpesan Tae San jangan terlalu serius latihan. Ia pamit pulang karena istrinya sudah menunggu (istri->Do Jin)
Meari mengucapkan terima kasih
karena Yoon sudah mengantarnya pulang. Setelah Yoon pergi Meari segera
bergegas masuk ke rumah mencoba menghindari pembicaraan dengan kakaknya.
Di
dalam rumah Tae San meminta Meari berhenti jangan masuk kamar dulu.
Meari pun berhenti dan siap mendengarkan ocehan kakaknya. Apa tanya
Meari galak.
Tae San berkata kalau Meari
sudah mengakuinya sendiri pergi ke tempat Yoon yang sedang minum-minum.
Meari memohon tak bisakah kakaknya pura-pura tak mendengar labih baik
salahkan alkoholnya jangan menyalahkan orangnya. Tae San menyahut kenapa
menyalahkan alkoholnya, bukankah ini kesalahan orangnya. Ia mengancam
jangan sampai hal ini terulang lagi.
Meari bertanya dengan juteknya
memangnya apa yang terjadi hari ini, apa seperti Yoon mengantarnya
pulang. Lalu kenapa kalau itu terjadi lagi, “Memangnya hidupku milik
kakak? Kenapa kakak mengancamku?”
Tae
San mengatakan kalau perbedaan usia Meari dan Yoon itu 17 tahun. Ketika
Yoon sudah 50 tahun Meari baru mencapai usia 33 tahun. Sebagai temannya
ia merasa kasihan akan masa lalunya yang menyakitkan tapi sebagai kakak
sangat sulit baginya untuk menerima masa lalu Yoon.
Meari mengatakan kalau hal itu
tak masalah baginya, ia sama sekali tak peduli status Yoon tapi kenapa
kakaknya tak bisa menerima itu. “Kakak pikir kakak siapa?” Suara Meari
meninggi. “Bagaimana kalau aku tak bisa melepas Kak Yoon sampai aku
mati, apa yang akan kakak lakukan?”
Tae San berkata mungkin saja
Meari tak bisa melepasnya tapi Yoon tak menyukai Meari. Meari tanya dari
mana kakaknya tahu kalau Yoon tak menyukainya. Tae San mengatakan kalau
ia sudah mengenal Yoon selama 20an tahun.
“Kami bersama-sama sejak muda dan
tumbuh dewasa bersama-sama. Bagi pria 41 tahun perbedaan usia yang
banyak itu lebih penting daripada cinta. Apa kau tak bisa hidup
tanpanya? Tak ada hal seperti itu. Sayangnya yang harus dilindungi Yoon
bukanlah kau, tapi kami. Jadi tak usah dilanjutkan lagi. Apa kau pikir
Yoon akan bahagia hidup denganmu? Mungkin kau akan bahagia tapi Yoon
tidak. Karena itulah aku mempercayainya,”
Meari menangis mendengar setiap perkataan kakaknya yang menyakitkan baginya,
Tae San : “Karena itu aku bersedia menyerahkan seluruh hartaku pada Yoon, kecuali kau.”
Tae
San meminta adiknya menghentikan semua omong kosong ini, siapkan saja
pendidikan pascasarjana Meari. Tae San menuju kamarnya meninggalkan
Meari yang terus menangis.
Tangis Meari semakin lama semakin keras, tak sengaja Colin mendengar yang mereka berdua bicarakan.
Do Jin bernyanyi mengikuti alunan musik sambil menggunting gulungan benang merah yang ia ambil dari kamar Yi Soo.
Yoon sampai di rumah Do Jin
langsung memberi tahu kalau Tae San mengirim SMS dan kelihatannya itu
ditujukan untuk Yoon. Katanya Tae San membentuk tim baseball untuk
sebuah pertandingan. Yoon menyahut kalau Do Jin juga masuk ke dalam tim
itu. Bukan hanya Do Jin bahkan nama Jung Rok juga masuk ke dalam daftar.
Do
Jin kaget kata siapa. Yoon mengatakan kalau Tae San kembali serius
berolahraga. Ia melihat kalau hubungan Tae San dengan Hong Pro sedang
tak baik.
Do Jin : “Im Tae San dan Hong Se Ra yang bertangkar apa hubungannya denganku? Kenapa jadi begini?”
Yoon mengatakan kalau ini
namanya efek kupu kupu. Do Jin mengumpat dasar Im Tae San. Ia penasaran
sebanarnya apa yang dilakukan Hong Pro sampai membuat Tae San jadi
seperti itu. Do Jin masuk tim Blue Cat tentu saja ia senang. Haha...
Tae
San di Hwa Dam sibuk dengan rancangannya. Tapi seluruh badannya terasa
nyeri. Banyak tempelan koyo yang tertembel di tubuhnya. Tae San merasa
kesakitan menggerakkan tangannya.
Do Jin dan Jung rok datang. Jung
Rok ngomel-ngomel kenapa ia menjadi bagian dari Blue Cat. Tae San
bertanya pada Do Jin kenapa si brengsek ini ada disini. Do Jin berkata
bukankah Tae San tahu kenapa Jung Rok disini.
Jung Rok mengatakan karena ia
seorang Presiden jadi ia kesini untuk bekerja hari ini. Do Jin menyahut
kalau Jung Rok seorang Presiden sekalian saja panggil Tae San ke gedung
biru. (istana kepresidenan Korea Selatan)
Tae San tak mau mendengar
gurauan temannya, ia mengingatkan kalau seseorang yang beberapa hari
lalu baru saja membuat masalah dia harus tutup mulut. Jung Rok langsung
diam dan menyenggol Do Jin bukankah nama Do Jin juga masuk terdaftar.
Do Jin akan menyalahkan Tae San tapi
Tae San menyela kenapa menyalahkannya ia bisa apa karena orangnya tidak
cukup. Apa mereka harus menyerah hanya karena Do Jin dan Jung Rok. “Apa
kalian berdua berencana mengacaukan tim?” Jung Rok bilang tentu saja
tidak.
Tae San meminta kedua temannya
menyumbang secara sukarela. Ia akan memberi kedua temannya nomor
rekeningnya. Jung Rok heran memangnya ada yang seperti itu. Do Jin
menyela Tae San ini butuh uang atau pemain. Tae San menyahut kalau ia
butuh pemain yang ber-uang.
Jung
Rok mencium sesuatu ia mencium aroma koyo yang sangat menyengat. Ia
heran berapa banyak koyo yang dipakai Tae San sampai baunya menyengat
seperti ini. Tae San tak menjawab ia memindahkan hasil rancangannya. Do
Jin melihat tubuh Tae San dipenuhi koyo. “Kalau separah itu lebih baik
operasi saja!” sahut Do Jin.
Tae San mengatakan kalau kita kesini
untuk bekerja, kalau Do Jin kesini bukan untuk bekarja lalu untuk apa
kesini. Do Jin berkata kalau ia harus mempersiapkan perlengkapan
baseball-nya.
Do
Jin dan Jung Rok ke toko pakaian olahraga. Do Jin melihat beberapa
model jaket. Jung Rok heran bukankah Do Jin mengatakan tak mau bergabung
dengan Blue Cat. Do Jin meralatnya kalau ia berubah pikiran dan juga
suasana hati Tae San sedang jelek karena Hong Pro jadi ia harus mematuhi
kata-kata Tae San. Jung Rok kesal karena ia juga turut masuk ke dalam
tim. Do Jin berkata bukankah setelah basket Jung Rok ahli dalam
baseball. Jung Rok merasa kalau Do Jin memang pintar kalau bicara omong
kosong.
Do Jin memilih beberapa jaket dan
meminta Jung Rok melihat mana yang cocok untuknya kuning atau biru. Jung
Rok menyarankan seharusnya Do Jin membeli peralatan baseball dulu
kenapa malah membeli kostum. Do Jin mengatakan kalau ia tak mengerti
tentang peralatan baseball tapi kalau masalah kostum ia sangat
menguasai. “Selalu-lah kau mulai dengan yang kau sukai terlebih dulu!”
Jung
Rok menunjukan jaket mana yang cocok untuk Do Jin, hijau tua. Ia
mengatakan kalau Do Jin tak cocok memakai warna kuning. (Om Jung Rok aku
juga suka warna pilihanmu)
Do Jin menyahut kalau ia akan terlihat tampan memakai apa saja. Dan ia pun mengambil jaket pilihan Jung Rok. Sebelumnya ia melihat ponselnya tapi tak ada telapon atau SMS dari Yi Soo, ia bergumam bukankah ia akan bergabung dengan tim tapi kenapa belum ada telepon sama sekali.
Do Jin menyahut kalau ia akan terlihat tampan memakai apa saja. Dan ia pun mengambil jaket pilihan Jung Rok. Sebelumnya ia melihat ponselnya tapi tak ada telapon atau SMS dari Yi Soo, ia bergumam bukankah ia akan bergabung dengan tim tapi kenapa belum ada telepon sama sekali.
Meari
menatap heran Se Ra yang tengah berbincang dengan seorang pria. Pria
itu yang pernah ia temui di klub. Dia seorang Caddy, Caddy Lee.
Caddy
Lee mangatakan pada Se Ra kalau ia datang ke pertandingan karena ia
ingin melihatnya. Se Ra mengatakan kalau pertandingannya mungkin tak
banyak yang layak ditonton, bisakah itu diartikan kalau Caddy Lee
tertarik untuk merekrutnya. Caddy Lee mengatakan kalau itu hanya sebagai
sopan santun.
Se Ra tak masalah, seperti yang Caddy
Lee lihat waktu itu ia bermasalah dengan ‘back swing’. Bahunya kaku jadi
ia hanya bisa mengangkat tangannya, down swing... (ga ngerti istilah
golf nih saya haha kalau sepak bola ya paham ckckck)
Caddy Lee menilai kalau permainan Se
Ra terlalu banyak putaran. Apa Se Ra pikir hanya itu masalahnya. Ia
mengatakan kalau masalahnya bukan terletak pada teknik yang Se Ra
gunakan, “Kurang kekuatan, kurang konsentrasi. Terlalu banyak publikasi
di media massa dan khalayak ramai.” Dengan kata lain Caddy Lee kembali
menolak merekrut Se Ra ke dalam timnya.
Meari
berinisiatif menyuguhkan makanan untuk Caddy Lee. Ia mengatakan kalau
makanan ini gratis. Ia juga minta maaf atas sikap buruknya waktu itu, ia
memohon agar Caddy Lee mengabulkan permintaan Se Ra, “Dia pasti sangat
putus asa sampai terpaksa melakukan ini.”
Se Ra jelas kaget Meari mengatakan
semua itu. Tapi Caddy Lee tetap pada pendiriannya, jawaban kali ini pun
akan sama seperti ketika terakhir kali ia menjawabnya dan Meari tak
sepantasnya ikut campur. Caddy Lee pamit, Se Ra menghela nafas pasrah
melihat kepergian Caddy Lee.
Meari berharap Se Ra jangan salah
paham ia hanya ingin menolong tapi sepertinya itu tak bisa dipercaya. Se
Ra tahu itu tapi ia tak bisa berterimakasih pada Meari karena mereka
memiliki perbedaan. Ia menawarkan apa Meari mau makan siang dengannya.
Meari menolak dan berkata kalau ia tak makan siang dengan wanita. Se Ra
juga demikian dan pamit meninggalkan Mango Six. Meari bergumam kesal,
“Dia bahkan tak bisa meninggikan suaranya di depan pria itu tapi
memperlakukan Kakakku dengan buruk.”
Se
Ra menerima telepon dari Manajer kredit sebuah bank. Ia menjawabnya
dengan perasaan jengkel. Ia mengatakan kalau meneleponnya setiap hari
seperti ini tidak akan membantu manajer bank mendapatkan uangnya. Ia
heran kenapa manajer bank ini tak kenal lelah menelponnya. Ia berjanji
pasti akan mengambalikannya karena ia ini orang terkenal tak mungkin ia
melarikan diri. (ternyata Se Ra punya utang toh)
Se Ra akan masuk mobil tapi sebelum itu ia menatap mobil merahnya. Apa Se Ra akan menjual mobilnya?
Yi
Soo duduk santai di rumah sambil mencukur bulu kaki. Tepat saat itu Se
Ra pulang, Yi Soo mengucapkan selamat datang tanpa memandang Se Ra yang
datang dengan seseorang, Do Jin.
Se
Ra mengatakan kalau Do Jin ada disini. Deg, Yi Soo jelas kaget karena
ia sedang mencukur bulu kakinya. Ia jelas malu kalau mengaku ia sedang
mencukur bulu kaki.
Yi Soo langsung berpura-pura kalau ia sedang mengeringkan rambutnya. Do Jin tersenyum-senyum melihatnya.
Yi Soo menanyakan kenapa Do Jin dan Se
Ra bisa datang bersamaan. Se Ra menjawab kalau ia bertemu dengan Do Jin
di depan. Se Ra menawarkan apa Do Jin mau minum kopi, Do Jin jelas mau.
Do Jin berjalan lebih dulu di depan Se Ra dan duduk di meja dapur.
Yi
Soo menatap jengkel Se Ra. Ia berbicara menggunakan bahasa isyarat
memarahi Se Ra kenapa datang bersama Do Jin ketika ia sedang mencukur
bulu kakinya. Se Ra membela diri berkata menggunakan bahasa isyarat
kalau ia tak tahu Do Jin akan kesini. Yi Soo masih ngomel-ngomel tanpa
suara seharusnya Se Ra meneleponnya dulu. Se Ra masih membela diri kalau
ia tak tahu Yi Soo sedang mencukur bulu kaki.
Do Jin menoleh ka arah Yi Soo dan Yi
Soo pun pura-pura membersihkan debu di kursi. Ia minta Do Jin minum kopi
saja ia akan masuk ke kamar dulu. Yi Soo segera masuk ke kamarnya.
Do
Jin permisi pada Se Ra kalau ia akan masuk ke kamar pacarnya dulu. Do
Jin teringat sesuatu ia mengatakan pada Se Ra kalau sekarang Tae San
jadi pecandu olahraga. Ia tak tahu apakah koyo itu menempel di tubuhnya
atau tubuhnya yang ditumbuhi koyo. Se Ra terdiam mendengar kondisi Tae
San yang terus menerus berolahraga untuk melampiaskan frustasi.
Di
kamar Yi Soo, Do Jin mendengarkan celotehan Yi Soo yang marah-marah
karena ia datang tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Do Jin mengatakan
kalau ia menelepon dulu mana mungkin ia bisa melihat yang baru saja
dilihatnya. Yi Soo menegaskan kalau ia tadi sedang mengeringkan rambut.
Do Jin : “Baiklah kalau begitu, kalau kau memaksa berati yang tadi bukan epilator tapi hair dryer.”
Yi Soo : “Dasar seharusnya kau tak usah mengatakan itu.”
“Kalau
begitu gunakan mulutmu untuk sesuatu yang bermanfaat. Seperti ini!”
kata Do Jin mencium tangan Yi Soo. “Atau seperti ini!” Do Jin mencium
pipi Yi Soo.
Cup... Yi Soo mencium bibir Do Jin, “Apa seperti ini?” Yi Soo tersenyum hahaha...
Do Jin langsung memeluk erat Yi Soo.
Ia menghela nafas dan bertanya apa Hong Pro hari ini tak punya janji dan
apa Yi Soo sudah mendengar kalau ia direkrut pleh tim Blue Cat. Yi Soo
menilai kalau itu hal yang konyol, memangnya Do Jin tahu ada berapa
rangkaian dalam olahraga baseball.
Do Jin : “Untuk orang yang sedang terkekang seperti ini kau tak tahu betapa berbahayanya kata-katamu barusan?”
Yi
Soo meminta Do Jin melepaskan pelukannya kalau tidak ia akan memberikan
Do Jin satu strike. Do Jin bertanya kalau ia melepaskan pelukannya apa
Yi Soo mau tinggal bersamanya.
Yi Soo : “Apa hari ini waktu yang baik ya? Waktu yang tepat untuk melepaskan diri dari ikatan cinta,”
Do Jin : “Bagaimana ini? Kau masih memungkirinya.”
Do Jin masih memeluk Yi Soo dan
memutar tubuh Yi Soo menuju ranjang tapi tiba-tiba ponsel Yi Soo bunyi,
spontan Yi Soo mendorong Do Jin. Do Jin sewot, Yi Soo mengatakan kalau
ia melepaskan ikatan. Ia tertawa dan meminta Do Jin menunggunya diluar.
Ia akan pergi makan dengan Do Jin di luar.
Yi Soo melihat siapa yang meneleponnya, raut wajahnya berubah ketika ia tahu siapa yang menelpon.
Yi
Soo sudah berganti pakaian dan keluar dari kamarnya. Ia minta maaf pada
Do Jin tak bisa makan malam bersama. Ia mengatakan kalau teman kerjanya
menelepon dan dia sedang berada di sekitar sini. Jadi makan malamnya
lain waktu saja.
Do Jin tanya teman guru pria atau
wanita. Yi Soo menjawab pria. Do Jin kembali bertanya apa dia masih
muda, Yi Soo menjawab tidak. Do Jin tanya lagi apa janjiannya di dekat
sini ia menawarkan lebih naik mobilnya saja, ia akan mengantar Yi Soo
kesana. Tapi Yi Soo menolak, ia mengatakan kalau tempatnya sangat dekat
jalan kaki 5 menit sudah sampai. Ia berjanji akan menelepon Do Jin
nanti.
Yi
Soo masuk ke sebuah kafe, disana dua orang pria sudah menunggunya.
Kelihatannya dua pria ini kakak beradik yang usianya sudah tak muda
lagi. Salah satunya mengatakan kalau mereka sudah memesankan kopi untuk
Yi Soo. Yi Soo melihat ada kopi di depannya, ia tertawa sinis
melihatnya.
Ternyata Do Jin mengikuti Yi Soo. Ia
duduk di mobilnya memperhatikan Yi Soo yang tengah berbicara dengan dua
orang pria. Ia mengamati kedua pria ini.
Pria
berbaju coklat mengatakan kalau ia mendengar Yi Soo menjadi guru di
sebuah SMA. Yi Soo tak mau bicara panjang lebar lebih baik masuk ke
intinya saja. Si pria tua yang sepertinya sang kakak mengatakan kalau
yang akan dibicarakan ini mengenai ibu Yi Soo.
“Siapa?” Tanya Yi Soo cuek.
“Ibumu!”
Yi Soo merasa kalau kedua pria
ini pasti sudah salah, ia tak memiliki ibu. “Dia mengasuhku selama 12
tahun dan mengasuh kalian selama 23 tahun. Bagaimana mungkin dia ibuku?”
Yi Soo meminta kedua pria ini
jangan menghubunginya lagi. Ia meninggalkan tempat duduknya membuat
kedua pria ini kesal. (Oh jadi ini kedua pria ini anak tiri Ibunya Yi
Soo)
Yi
Soo berjalan lemas di luar kafe, ia seolah tak kuat berdiri. Kedua pria
ini juga meninggalkan kafe dan menatap Yi Soo dengan tatapan remeh.
Yi
Soo duduk di depan kafe memikirkan semuanya. Tak terasa air matanya pun
menetes. Ia tak bisa menahan kesedihannya, air matanya pun semakin
deras.
Tiba-tiba
Do Jin jongkok di depannya. Yi Soo jelas tak menyangka kalau Do Jin
mengikutinya. Do Jin mengusap lembut air mata yang menetes di pipi Yi
Soo. Yi Soo seperti mendapatkan dukungan moril, tapi walaupun begitu ia
tetap saja menangis.
Do Jin tahu kalau Yi Soo sudah
berbohong padanya karena pakaian mereka terlalu mahal untuk seorang guru
SMA. Ia datang kesini bukan karena cemburu tapi lebih karena ia
khawatir. Ia pun bertanya ada apa sampai Yi Soo menangis seperti ini.
Yi Soo belum bisa mengatakannya
ia terus menangis. Do Jin mengerti ia tak akan memaksa Yi Soo bicara, Yi
Soo bisa menceritakan semuanya nanti ketika sudah siap. Yi Soo
mengangguk pelan. Do Jin berpesan kapan saja Yi Soo membutuhkan
bentuannya jangan ragu untuk meminta bantuannya.
“Sekarang... aku lapar!” kata Yi Soo
sambil mengusap air matanya. Do Jin tersenyum dan mengajak Yi Soo makan,
“Seo Yi Soo yang sedang lapar ingin makan apa? Aku ingin memahami
kebiasaan makanmu sambil kita makan,”
Tae
San pergi ke salon, ia berniat mencukur rambutnya. Di sebelah Tae San
ada seorang wanita yang juga berniat memotong rambut dan sepertinya
wanita ini juga patah hati karena ia terus menangis. Petugas salon
bertanya pada wanita itu gaya rambut apa yang diinginkan, Wanita itu
terus menangis dan mengatakan potong saja yang sangat pendek, potong
semuanya.
“Jadi kau baru putus cinta?” ucap
petugas salon. Tae San menoleh ke arah wanita yang baru putus cinta itu.
Si wanita juga melihat ke arah Tae San. Tak lama kemudian petugas salon
yang akan memotong rambut Tae San datang dan bertanya model rambut apa
yang Tae San inginkan. Potong sangat pendek kata Tae San.
Tae San kembali menoleh ke arah si wanita, “Meskipun kita melakukan ini akankah mereka tahu?”
Si wanita jelas tambah sedih
mendengar Tae San bertanya padanya. Sepertinya luka di hatinya sangat
dalam, tangisnya pun tambah pecah.
Dan inilah gaya baru Im Tae San (Wow Om Tae San tambah ganteng haha)
Tae San minum sendirian di bar Lee Jung Rok.
Disana
Jung Rok sedang berdiskusi dengan Manajer bar, Lee Seong Taek. Jung Rok
menanyakan apa mereka tak perlu menunda pembayaran sewa. Seong Taek
menjawab ya setelah melunasi tagihan listrik sebenarnya ia khawatir apa
yang harus dilakukannya karena setelah itu Nyonya (Min Suk) datang lalu
ba bi bu dia memesan tiga botol anggur. Jung Rok bertanya-tanya
kira-kira Min Suk tahu atau tidak.
Seong taek penasaran dari mana bos-nya
mendapatkan uang untuk membayar gajinya. Jung Rok mengatakan kalau
pembayaran gaji Seong Taek didapat dari pendapatan kafe. Seong Taek
heran lalu bagaimana dengan karyawan kafe. Jung Rok mengatakan kalau
yang disana mendapatkan gaji dari pendapatan di bar, karena itulah
tanggal gajian Seong Taek berbeda.
Seong Taek menganggap kalau yang
dilakukan bosnya ini memutar uangnya. Ia menilai kalau ini bukan
pembayaran kartu kredit bagaimana mungkin Bos-nya melakukan itu dalam
bisnis. Jung Rok mengatakan kalau keuntungannya tak cukup jadi pikirkan
saja cara menjalankan bisnis yang baik dan juga pelajari dengan baik,
walaupun tak sukses setidaknya ini tidak tutup.
Jung Rok heran melihat Tae San yang
minum sendirian dengan wajah frustasi. “Kenapa dia putus lagi kalau tak
bisa mengobati luka hatinya?”
Tae San mengenang kebersamaannya yang
membahagiakan dengan Se Ra. Ia juga mengingat perbincangan terakhir
mereka sebelum keduanya benar-benar putus.
Jung
Rok menghampiri Tae San. Ia bertanya apa Tae San potong rambut lagi,
“Kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan seorang wanita. Apa mau
kukenalkan dengan seseorang?” (haha ini kan kalimat mereka sejak masih
kuliah)
Tae San menyuruh Jung Rok diam. Ia
kemudian bertanya apa Jung Rok bahagia dengan pernikahan Jung Rok. Jung
Rok berkata kalau ia bahagia, karena ia sudah menikah jadi ia tak
terbebani dengan ketakutan kapan akan menikah. Tae San heran kenapa Jung
Rok bisa menjadi orang pertama yang menikah diantara mereka berempat.
Dengan pedenya Jung Rok mengatakan
karena ia yang paling tampan. Tae San menilai selera Min Suk terhadap
pria sangat rendah. Jung Rok heran kenapa Tae San tiba-tiba membicarakan
pernikahan apa Se Ra meminta Tae San menikahinya. Tae San mengatakan
kalau Se Ra tak mau menikah dia lebih mencintai karirnya.
Jung Rok : “Hei, ya sudah kalau begitu. Memangnya wanita di dunia ini hanya Hong Se Ra?”
Tae
San : “Apa kau tak mengerti? Ini cinta sejati seorang pria. Dunia ini
luas dan dipenuhi banyak wanita tapi duniaku hanya diisi oleh Hong Se
Ra. Jadi apa yang bisa aku lakukan?”
Tae San pamit ia harus pergi. Jung Rok bergumam jadi dunia ini ada yang seperti itu.
Tae
San berlatih baseball malam hari, ia melatih pukulan permainan untuk
melampiaskan segala kegundahan hatinya. Dari jauh Se Ra memperhatikan
dengan hati pedih.
Tae
San istirahat sejenak dan duduk di bangku sambil mengatur nafasnya. Se
Ra masih berdiri jauh memperhatikannya. Tae San tak menyadari kehadiran
Se Ra. Se Ra tampak khawatir Tae San melampiaskan emosi dengan berlatih
keras yang tak mempedulikan kondisi tubuh yang sudah terluka dengan
tempelan koyo dimana-mana.
Colin selesai mandi, ia melihat-lihat foto Tae San dan Meari dan tertata di rak ruang tamu.
Tae San dan Meari pulang. Colin
langsung meletakkan foto dan mengambil alat pel pura-pura mengepel
lantai. Colin menyambut keduanya penuh senyuman. Tak lupa ia juga
menyapa Meari dengan sopan.
Meari
masih heran kenapa Colin bermuka dua dengan menyapanya menggunakan
sebutan kakak. Tae San juga heran apa Colin sedang bersih-bersih rumah.
Tapi Meari tahu kalau yang dilakukan Colin hanya pura-pura. Ia melihat
kalau pel-nya masih kering apa Colin pikir ia tak tahu tentang mengepel.
Colin beralasan bukankah setelah
mengepel dengan yang basah kemudian harus mengepel dengan pel yang
kering. Meari tak menyangka ternyata berpura-pura saja belum cukup untuk
Colin, bahkan sekarang Colin sudah mengarang skenario. Tae San tertawa
dan akan naik ke kamarnya.
Meari mengatakan pada Colin kalau ia mau mandi jadi lebih baik Colin masuk ke kamar Colin sekarang.
Colin : “Haruskah kau bersikap seperti ini, Kak?”
Meari membentak, “Sekarang, segera, cepat. right now!”
Tae San memperhatikan keduanya yang selalu tak akur. Ini jelas membuatnya terganggu.
Mereka
berempat makan siang bersama. Tae San mengusulkan agar memulangkan
Colin ke Jepang. Jung Rok tanya kenapa. Do Jin juga ingin tahu apa
terjadi sesuatu. Yoon setuju usul Tae San.
Jung
Rok merasa heran kenapa kedua temannya ini tega sekali. Ia meminta
kedua memikirkan betapa sedihnya Eun Hee kalau mengetahui ini. Kalau
keduanya memiliki usulan seperti itu ia akan mengurus Colin. Do Jin
menyahut kalau sekarang ia yang akan mengurus Jung Rok.
Jung
Rok bicara berdua dengan Meari. Meari meminta Jung Rok langsung saja
bicara ke pokok permasalahan karena akhir-akhir ini ia agak sensitif.
Jung Rok juga mengatakan hal yang sama kalau ia juga senditif, memangnya
hanya Meari saja yang sensitif. Ia kesal bukankah ia sudah meminta
Meari menemui istrinya tapi kenapa Meari tak mau.
Meari : “Kenapa aku harus menemuinya?”
Jung Rok : “Hei amuba. Bukankah aku sudah memberitahumu tentang Yoon dan Pengacara Kang?”
Meari merasa kalau informasi dari Jung Rok itu sama sekali tak membantu.
Jung Rok : “Sejak kapan
transaksi kita bermanfaat bagi yang lain? Kau yang tak kompeten. Kenapa
kau menyalahkan orang lain? Dasar amuba!”
Meari marah dirinya dibilang
amuba, “Coba ulangi lagi!” Jung Rok menatapnya kesal karena Meari
bicaranya keras. Ia meminta Meari memelankan suara.
Jung
Rok berpesan mulai sekarang Meari harus mendengarkannya baik-baik. Ia
akan mengajukan penawaran yang tak mungkin ditolak oleh Meari. Kalau
Meari menolak tawarannya, “Pertama, aku akan menyerbu rumahmu dan
memakai semua handukmu. Kedua, meskipun aku tahu keberadaan Yoon dan
Pengacara Kang aku tak akan memberitahumu. Ketiga, aku akan melakukan
kedua-duanya pada saat yang bersamaan.”
Meari langsung mengambil ponsel dan menghubungi Min Suk, “Eonni kau ada dimana?”
Meari
menemui Min Suk di galeri. Ia melaporkan kalau ada yang aneh dengan
sikap Jung Rok. Bagaimana mungkin seseorang bisa berubah hanya dalam
waktu semalam, dia datang dan pulang kerja tepat waktu. Dia tak
minum-minum bahkan tak memandang pembeli yang wanita.
Min Suk menilai kalau mata-matanya
yang satu ini sudah disuap atau seseorang menemukan kelemahannya. Meari
jelas tak bisa berbohong di depan Min Suk. Ia bertanya apa kebohongannya
kelihatan, tapi yang ia katakan memang benar. Walaupun begitu Min Suk
akan tetap mempercayainya karena Meari yang mengatakannya. Yang ia
percaya adalah orang buka kata-kata. Meari tersenyum senang dan memuji
kakak perempuan yang satu ini yang terbaik.
Min Suk memberi tahu kalau hak
memata-matai Meari sudah dicabut, jadi Meari bebas tugas sebagai
mata-mata alias pensiun. Meari terbengong heran, kemudian ponselnya
berdering. Colin yang meneleponnya.
Dengan
sikap jutek Meari bertanya ada apa. Colin menanyakan dimana pengering
rambut yang di kamar mandi. Meari menjawab pasti kakaknya meninggalkan
pengering rambut di kamar jadi cari saja di kamar kakaknya. Colin tanya
lagi kapan Meari pulang bisakah pulang lebih cepat. “Hei memangnya kau
suamiku? Sudah ya!” kata Meari judes.
Min Suk menebak apa Meari punya
pacar. Meari menjawab bukan, “Dia anak laki-laki dari Jepang. Katanya
dia anak dari cinta pertama para Oppa dan sekarang dia tinggal di rumah
kami.” Min Suk bertanya apa Lee Jung Rok juga termasuk diantara para
Oppa yang Meari sebutkan. Meari menjawab ragu apa iya ya. Min Suk
menebak apa cinta pertama itu bernama Kim Eun Hee. Meari jelas kaget
bagaimana Min Suk bisa tahu.
Min
Suk menemui suaminya di kafe. Keduanya bicara di luar kafe. Min Suk
langsung menanyakan apa dia (Colin) anak Jung Rok. Jung Rok jelas saja
terkejut karena tiba-tiba istrinya menanyakan hal yang konyol padanya.
Ia menebak pasti Meari yang mengatakan kalau putra Kim Eun Hee ada
disini. Min Suk meminta Jung Rok menjawab pertanyaannya, apa dia anak
Jung Rok. Jung Rok bilang tentu saja bukan.
Min Suk : “Lalu anak siapa dia?”
Jung Rok : “Tentu saja anak ayahnya.”
Min
Suk meminta Jung Rok membuktikan itu padanya. Jung Rok emosi bagaimana
caranya ia membuktikan siapa ayah Colin. Min Suk melirik sekeliling dan
meminta suaminya memelankan suara. Jung Rok berbisik dan mengatakan
kalau Colin memang bukan anaknya tapi Min Suk masih belum percaya.
Mereka
berempat pun berkumpul di rumah Do Jin. Jung Rok akhirnya setuju untuk
memulangkan Colin ke Jepang. Tae San heran bukankah Jung Rok tak setuju
usulnya. Jung Rok mengungkapkan alasannya, ia mengatakan kalau Min Suk
terus bertanya apa Colin anaknya.
Tae San heran memangnya Jung Rok
tak bisa mengatakan pada Min Suk kalau Colin bukan anak Jung Rok. Do
Jin bertanya memangnya Min Suk tahu tentang Eun Hee. Jung Rok bilang
tentu saja Min Suk tahu karena sebelum menikah ia memberi tahu semuanya
pada Min Suk dan sekarang ia menyesal karena ketika itu ia terlalu
berfikiran pendek. Jung Rok meminta pokoknya segera pulangkan Colin. Do
Jin menilai kalau Jung Rok memang selalu berfikiran pendek.
Yoon merasa kalau yang dikatakan
Jung Rok cukup masuk akal, tak apa-apa jika Eun Hee muncul tapi dalam
situasi seperti ini lebih baik memulangkan Colin, “Tapi apa kau
berencana menghubunginya?” (menghubungi Eun Hee)
Jung rok kesal bukankah ketiga
temannya ini mem-format ulang ponselnya, jadi semua nomor penting
terhapus termasuk nomor ponsel Eun Hee. Sedangkan Colin tak mau
memberitahu nomor ponsel Ibunya. Do Jin pun tak punya pilihan lain, ia
tanya dimana Colin dan tanyakan nomor ponsel ibunya.
Colin pun dipanggil menghadap ke empat ahjussi. Colin menunduk diam.
Tae San : “Jadi apa kau tak akan memberitahu kami nomor ponsel ibumu?”
Colin : “Apa kalian mau mengusirku?”
Yoon mengatakan kalau mereka berempat melindungi Colin jadi apa Colin pikir ibu Colin tak khawatir.
Colin : “Bukankah ibuku cinta pertama kalian?”
Do
Jin : “Cinta pertama kami adalah ibumu, bukan kau! Apa yang kau
inginkan? Masalah ini tak akan selesai kalau kau tetap keras kepala.”
Jung Rok mengatakan kalau mereka
se-usia dengan ibu colin. Walaupun mereka bukan ayah Colin bukannya
mereka tak bisa memukul Colin tapi ini tak bisa dibiarkan begitu saja
jadi berapa nomor ponselnya.
Colin
meminta mereka tak perlu seperti ini karena besok ia berencana untuk
pulang. Tae San tanya kenapa tas Colin sudah dikemas sekarang. Colin
mengatakan kalau hari ini ia akan menginap di tempat lain. Do Jin tanya
dimana. Colin menjawab dimana saja. Toh kalau ia tinggal di luar satu
malam mereka berempat tak akan menemukannya dirampok atau ditemukan
tewas dipinggir jalan. Mereka berempat pun tak tega membeiarkan colin
berkeliaran di jalan.
Do
Jin membawa Colin ke hotel perusahaan. Ia menunjukan kamar mana yang
harus Colin gunakan, ia mengatakan kalau ada minuman di kulkas dan kalau
colin lapar telepon saja room service. Colin mengangguk mengerti. Do
Jin menyuruh Colin istirahat.
Colin ingin tahu apa Do Jin
masih mengingat ibunya. Do Jin mengatakan kalau Ibu Colin adalah seorang
wanita yang pantas untuk diingat.
Colin : “Apa paman mencintainya?”
Do Jin : “Kau bilang berapa usiamu?”
Colin : “Aku lahir tahun ’95.”
Do Jin : “Aku tak menceritakan kehidupan pribadiku pada anak yang lahir tahun 95.”
Colin : “Lalu paman mana yang paling disukai ibuku?”
Do Jin : “Aku.”
Colin tertawa, “Bukankah itu juga hal pribadi?”
Do Jin tahu kalau Colin penasaran,
apakah ibu Colin sengaja bermain-main dengan keempat pria berbeda.
“Ibumu tak melakukan apapun. Kami berempatlah yang mengejar-ngejarnya.
Karena seperti itulah nasib wanita cantik. Dia jadi dinilai buruk tanpa
melakukan apapun.”
Do Jin berpesan agar Colin baik-baik
tinggal disini selama satu hari besok. Ia akan mengantarkan Colin ke
bandara. Do Jin kembali ke rumahnya meninggalkan Colin seorang diri di
hotel perusahaan.
Colin
memandang foto ke empat ahjussi. Ia pun beradai-andai, “Kalau Im Tae
San ayahku artinya Meari adalah bibiku. Kalau Lee Jung Rok ayahku
maka...” Colin geleng-geleng kepala ia tak mau membayangkannya.
“Kalau Choi Yoon ayahku, artinya
aku menyukai wanita yang kemungkinan akan menjadi ibu tiriku.” (huwa
jadi ceritanya Colin suka sama Meari kah)
“Kalau Kim Do Jin ayahku, lebih baik kami mencari kebahagiaan kami masing-masing.”
Do
Jin sibuk menempelkan potongan benang dari gulungan benang yang ia
ambil dari sisa potongan baju Yi Soo. Yoon memberi tahu kalau ia sudah
membayar biaya sewa jadi Do Jin tak perlu menggantinya. (Membayar biaya
sewa gedung kah) Do Jin tanya kapan Yoon membayarnya. Yoon meminta lebih
baik itu dianggap sebagai uang kos dengan begitu ia akan merasa lebih
nyaman tinggal disini.
Yoon
melihat kesibukan Do Jin dan bertanya apa ini. Do Jin memberi tahu
kalau ia sudah memutuskan untuk tinggal bersama dengan seseorang tapi
orang itu bukan Yoon.
“Siapa?” tanya Yoon.
“Seo Yi Soo!” jawab Do Jin.
“Benarkah?” Yoon tak percaya.
“Aku akan melamarnya.” ucap Do Jin penuh keyakinan.
“Melamar?” Yoon semakin tak percaya, “Lamaran pernikahan?”
Do Jin mengatakan kalau ia
melakukannya setiap ia menemuinya. Tapi Yi Soo belum menyerah. Yoon
heran bukankah Do Jin tak mau menikah, bukankah Do Jin bilang kalau
cinta terjadi setelah pria tanpa kekasih menjalin hubungan. Ia menilai
kalau Do Jin sangat memegang teguh prinsip itu dan sekarang apa Do Jin
sudah menanggalkan prinsip itu. Do Jin mengatakan kalau ia tak
menanggalkan prinsipnya ia hanya merubahnya.
Yoon melihat kalau Do Jin sudah
jungkir balik seperti ini demi seorang wanita, ia belum pernah melihat
Do Jin seperti ini selama 20 tahun terakhir.
Do Jin : “Benarkah? Aku pasti sudah menjalani kehidupan yang pahit. Berpura-pura jatuh cinta.”
Yoon : “Memangnya kali ini bukan cinta? Aku tanya apakah dengan Guru Seo juga sama. Pura-pura jatuh cinta.”
Do Jin : “Kali ini berbeda. Mulai sekarang, Seo Yi Soo adalah pedoman moralku.”
Yoon tersenyum senang.
Do Jin : “Kau cemburu kan?”
Yoon
: “Aku cemburu pada Hong Pro beberapa waktu lalu, sekarang aku cemburu
pada Guru Seo. Di kehidupanku selanjutnya bisakah aku menjadi kekasihmu?
Do Jin-ssi.”
Yoon mendekat seperti seorang wanita yang ingin merayu dan ini membuat Do Jin menghindar. Yoon pun menggelitik Do Jin. Hahahaha.
Jam
sekolah usai, Yi Soo dan guru yang lain bersiap akan pulang. Guru Park
mengatakan kalau adik iparnya benar-benar tak peduli dengan penampilan
seorang wanita jadi Yi Soo jangan khawatir coba saja berkencan dengan
adik iparnya.
Yi Soo minta maaf tapi sekarang
ia sudah punya pacar. Guru Park tak percaya ia tahu kalau Yi Soo pasti
dicampakkan. Yi Soo mengatakan kalau ia tak dicampakkan.
Guru Park : “Mungkin kau tak tahu kalau kau sudah dicampakkan. Pikirkanlah kenapa lelaki impian itu menjemput Guru Seo.”
Dan
lelaki impian itu pun sudah berdiri bersandar pada mobilnya menjemput
Yi Soo (alamak Om Do Jin ganteng banget haha) Guru Park tercengang
terkejut tak menyangka. Do Jin melambaikan tangannya pada Yi Soo. Yi Soo
tersenyum senang melihatnya.
Guru Park menghela nafas tak percaya, “Kelihatannya dia memang pria baik. Mungkin dia tak tega memutuskanmu.”
Yi Soo pamit ia harus pergi
lebih dulu, Yi Soo pun mengatakan hal yang membuat guru Park iri, “Oh
dasar sedang apa dia disini? Tak bisakah dia tak bertemu denganku sehari
saja?” Yi Soo segera menghampiri Do Jin.
Do
Jin membuka pintu mobil membiarkan Yi Soo masuk dan memasangkan sabuk
pengaman. Yi Soo sedikit grogi dan mengingatkan kalau mereka berdua
sedang di depan sekolah.
“Dan aku sedang di depanmu!”
sahut Do Jin. Do Jin menutup pintu mobil dan segera pergi dari
lingkungan sekolah membuat Guru Park dan guru di sebalahnya tak percaya.
“Ada Apa ini? Aneh sekali. Kupikir wanita bertubuh tinggi tak akan
beruntung dengan pria.”
Yi
Soo dan Do Jin makan siang di sebuah restouran. Yi Soo tersenyum-senyum
mengingat kejadian tadi. Yi Soo bertanya apa Do Jin tak sibuk, apa yang
akan terjadi pada perusahaan nanti kalau Do Jin sering keluar seperti
ini. Do Jin mengatakan kalau ia sangat sibuk, bahkan terlalu sibuk. Tapi
ia bisa apa kalau Yi Soo sudah pulang kerja. “Kalau kau begitu khawatir
ayo tinggal bersama. Jangan buang-buang waktu.”
Yi Soo tertawa bukankah ia sudah
mengatakan kalau ia tidak mau. Do Jin mengira kalau wanita itu terkenal
plin-plan jadi ia menduga kali ini Yi Soo setuju. Yi Soo tak mau
membahasnya ia menyuruh lebih baik Do Jin makan dan jangan meminggirkan
wortel.
Tiba-tiba
terdengar riuh pengunjung yang datang ke restouran. Restouran itu
ternyata kedatangan Bintang Hallyu, Jung Yong Hwa. Leader CNBlue.
Penggemar Yong Hwa langsung berebut foto.
Yi Soo dan Do Jin menoleh melihat kehebohan disana. Yi Soo tertawa senang melihatnya, “Yong Hwa ku?”
Do Jin kaget, “Yong Hwa ku? Dasar, kau ini tante-tante fans ya? Apa kau pikir aku tak menyukai artis juga? Apa kabarnya Kim Tae Hee akhir-akhir ini? Apa Binnie (Hyun Bin) baik-baik saja di tempat militer?”
Yi
Soo tertawa apa yang Do Jin cemburui, “Sekarang karena aku sudah
melihatnya kenapa tak kurayu saja sekalian? Hallyu Star, tampan dan
muda. Dia sempurna. Kalau aku, menurutmu aku punya kesempatan tidak?”
Do Jin heran dengan sikap Yi Soo
yang tiba-tiba seperti ini, “Kau salah makan ya?” Yi Soo kembali
tertawa dan menganggap Do Jin menyetujuinya.
Yi Soo pun melambaikan tangan ke arah Yong Hwa penuh senyuman, Do Jin jelas terkejut ternyata Yi Soo serius dengan ucapannya.
Ternyata
Yong Hwa pun merespon lambaian tangan Yi Soo, ia terkejut melihat Yi
Soo. Ia langsung bergegas menghmpiri Yi Soo. ternyata keduanya saling
mengenal.
“Guru!” sapa Yong Hwa. Do Jin terkejut si bintang hallyu menyebut Yi Soo dengan sebutan guru.
Yi Soo berkata kalau sudah lama
tak bertemu ia tak menyangka akan bertemu Yong Hwa disini. Yong Hwa
melihat kalau gurunya ini sama sekali tak berubah. Ia langsung bisa
mengenalinya. Tapi Yi Soo bilang kalau ia sudah berumur. Yi Soo memberi
tahu Do Jin kalau ia ini wali kelas Yong Hwa ketika di SMP. Yi Soo
mengenalkan Do Jin pada Yong Hwa pacarnya.
Do Jin bersikap cuek dan berkata
senang bertemu dengan Yong Hwa. Yong Hwa memberi salam dan meminta Do
Jin bersikap santai saja karena Do Jin itu seumuran dengan ayahnya
(huwahahahaha) ia akan ikut duduk disana sambil ngobrol dengan gurunya.
Do Jin kesal karena disamakan dengan ayah Yong Hwa.
Yi Soo berkata pasti Yong Hwa sangat sibuk, ia sudah membaca berita tentang perjalanan Yong Hwa ke Hongkong.
“Siapa yang tak pernah pergi ke
Hongkong.” gumam Do Jin. Keduanya melirik ke arah Do Jin. Yi Soo
langaung bilang kalau ia sangat bangga pada Yong Hwa, “Bukan karena kau
terkenal tapi karena kau selalu berusaha melakukan yang terbaik.”
“Penyanyi yang lain hanya tahu bersenang-senang saja,” sahut Do Jin sambil membuang mukanya tak suka melihat Yong Hwa. Yong Hwa kembali melirik ke arah Do Jin, “Guru apa dia sering bicara sendiri?” Yi Soo terkekeh, “Entahlah kami baru mulai pacaran.”
Yi
Soo mengatakan kalau ia sangat menyukai lagu-lagu Yong Hwa. Yong Hwa
tak percaya, benarkah. Yi Soo menjawab ya dan ia selalu menyanyikan lagu
Yong Hwa.
I’m singing my blue paran nunmure paran seulpeume (Do Jin menyanyikan sebuah lagu--wakaka itu kan lagunya Big Bang yang judulnya Blue)
Yi Soo mendelik marah ke arah Do Jin karena itu bukan lagu CN Blue.
“Ah jadi itu bukan lagunya, dia selalu menyanyikan lagu itu.” sahut Do Jin.
Yong Hwa : “Guru jadi kau menyukai Big Bang? Ah.. Apa ini? Dulu aku sangat menyukaimu.”
Yi Soo : “Benarkah? Mulau sekarang aku akan memamerkannya.”
Do Jin makin kesal melihat
tingkah Yi Soo, “Hey You!” Do Jin memanggil Yong Hwa, “Mereka
menunggumu. Sekarang mereka sangat kesepian.”
Yong Hwa pun mengerti dan akan
segera pergi. “Guru, sayang sekali kau terlalu baik untuknya. Hanya
seorang pria yang bisa menilai pria.” kata Yong Hwa melirik sinis ke
arah Do Jin. Do Jin jelas emosi melihatnya.
Yong Hwa pamit ia akan menelepon
Gurunya nanti. Yi Soo senang dan berpesan agar Yong Hwa menjaga diri.
Sebelum pergi Yong Hwa kembali melirik Do Jin dengan tatapan menantang.
Haha...
Do
Jin kesal ia memperingatkan Yi Soo jangan coba-coba menjawab telepon
dari Yong Hwa. Yi Soo heran apa menerima telepon dari muridnya tak
boleh.
“Tentu saja tak boleh, teleponku
saja tak kau angkat!” Do Jin makin kesal, “Aku tak mau makan lagi,” Ia
meletakan sendok dan ngambek tak mau makan lagi. Yi Soo tertawa melihat
tingkah cemburu Do Jin yang kekanakkan.
Keduanya
keluar dari restouran. Do Jin berjalan lebih dulu karena masih kesal.
Yi Soo ingin agar keduanya menyelesaikan pembicaraan dulu sebelum pergi.
Do Jin tanya pembiacaraan apa.
Yi Soo kembali menegaskan kalau
ia tak akan tinggal bersama Do Jin. Do Jin bertanya kenapa. Yi Soo
mengungkapkan alasannya itu karena ia ingin jatuh cinta, bukan cinta
bertepuk sebelah tangan tapi cinta sepasang kekasih yang tulus satu sama
lain. Cinta yang akan membuat kita cemburu.
Do Jin : “Aku tak tahu tentang orang lain tapi kau sudah membuatku cukup merasa cemburu. Baru saja.”
Yi Soo meminta Do Jin jangan mengganti topik pembicaraan, “Kau akan melakukannya kan? Denganku?”
Do Ji : “Kau ingin aku melakukan apa?
Yi Soo heran kenapa Do Jin
bertanya padanya sementara Do Jin sendiri sudah mempunyai banyak
pengalaman. “Bukankah sebalumnya kau sudah memiliki banyak wanita.”
Do Jin berkata kalau ini pertama kalinya ia melihat wanita menginginkan cinta yang berdebar-debar. Ia menilai ini sangat polos. Yi Soo merasa kalau itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. “Kenapa? apa wanita lain hanya ingin pakaian, tas, dan perhiasan? Dengan polos?”
Do Jin mendekat kearah Yi Soo dan meminta Yi Soo melanjutkan ucapan Yi Soo. “Teruslah bicara!” Do Jin menatap tajam Yi Soo.
Yi Soo bergerak mundur, ia
bertanya apa memangnya yang ia katakan salah. Do Jin terus maju memepet
Yi Soo sampai ke mobil, “Karena itu kubilang teruslah bicara.”
Yi
Soo menantang kalau ia terus bicara memangnya apa yang akan Do Jin
lakukan. Do Jin semakin mempet Yi Soo ke mobil, menurutnya sekarang Yi
Soo sedang memikirkanya juga. Yi Soo terpojok ke mobil, ia mengingatkan
Do Jin agar melihat sekeliling dimana keduanya berada.
“Dimana? Tepatnya dimana? Apa disini?” Do Jin mengecup cepat bibir Yi Soo.
“Ah kau keterlaluan.”
Do Jin tersenyum ia mengatakan kalau ia bertanya karena ia tak tahu. “Bisakah ini dianggap sebagai hati yang berdebar-debar, Guru?”
“Tidak.
Yang Seperti ini.” Yi Soo menggenggam kedua tangan Do Jin. “Jatuh cinta
adalah kerja keras, dimana harus kumulai?” Do Jin mengatakan kalau ia
pintar memulai. Keduanya tertawa bersama.
Se
Ra masih di tempat latihan golf. Ia menerima telepon dari seseorang. Ia
ternyata berniat meminjam uang tapi sepertinya orang yang menghubungi
Yi Soo ini tak bisa meminjaminya uang. Se Ra pun berkata kalau ia akan
meminjam uang di tempat lain.
Se Ra mendesah bingung harus bagaimana
lagi caranya mendapatkan uang. Ia menghubungi seseorang dan bertanya
bagaimana dengan mobilnya apa tak ada yang tertarik. Ternyata tak ada
yang membeli, akhirnya Se Ra pun membatalkan niat untuk menjual
mobilnya.
Keesokan
harinya Se Ra menemui Min Suk. Ia mengatakan kalau ia akan menyampaikan
hal yang sangat menarik pada Min Suk. Min Suk menebak apa Se Ra melihat
suaminya berselingkuh. Se Ra mengatakan kalau ini lebih menarik,
sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya. “Kakak tolong pinjami aku
uang!”
Min Suk tertawa ia tak menyangka kalau
Se Ra akan pinjam uang padanya, ia menilai kalau ini sangat menarik dan
juga sangat mengagetkan. Se Ra mengatakan kalau dalam lingkungan
pergaulannya ia tak menegenal orang lain yang akan meminjaminya uang.
Tak ada yang lebih kaya daripada Min Suk. “Kalau aku tak datang menemui
kakak, mereka mungkin akan menolak permintaan pinjamanku. Aku sangat
berharap pada Kakak. Kalau kedatangaku kesini sebagai usaha terakhir
sepertinya aku terlalu mempermalukan diriku.”
Min Suk menilai kalau Se Ra ini sudah
jelas datang kesini untuk meminjam uang yang tapi Se Ra masih saja
mempertahankan harga diri, ia merasa sikap Se Ra benar-benar kasar.
“Pacarmu orang kaya, tapi sepertinya dia tidak tahu apa-apa tentang
ini.” Se Ra mengatakan kalau itu juga bagian dari harga dirinya.
Min Suk : "karena kau datang kesini dengan harapan akan ditolak apakah sopan kalau aku menolakmu."
Se Ra : “Kalau kakak ingin menolakku tolong berhenti mengejekku. Lagi pula kita sering bertemu satu sama lain.”
Min Suk : “Baiklah kalau begitu, aku akan mengejekmu sesuka hatiku sebelum memberimu penjaman. Berapa yang kau butuhkan?”
Se Ra memberikan kunci mobil
sebagai jaminan hutangnya. Dengan seperti ini akan mengurangi rasa
malunya, Min Suk tersenyum setuju.
Do
Jin ke hotel perusahaan siap mengantar Colin ke bandara. Tapi ia tak
menemukan pemuda itu dimanapun. Barang-barangnya pun tak ada. Do Jin
menghubungi teman-temannnya mengatakan kalau Colin kabur.
Mereka
berempat berukumpul di Mango Six. Do Jin mengatakan kalau ia sudah
menanyakannya pada Resepsionis tapi Colin tak memesan layanan kamar.
Sepertinya Colin pergi tadi malam. Yoon tanya apa ada pesan yang
ditinggalkan Colin. Do Jin menjawab tak ada yang ia lihat kamarnya
bersih dan juga Colin tak menjawab teleponnya. Yoon bertanya sebaiknya
mereka mencarinya atau tidak.
Jung Rok kesal dan menilai Colin
benar-benar tak punya otak. Tae San khawatir jangan-jangan Colin
mendapatkan masalah atau mengalami sesuatu di jalan. Ia heran kenapa
Colin pergi. Jung Rok menyahut itu karena dia tak ingin pulang. Do Jin
tak mengerti kenapa dia tak mau pulang bukankah mereka sudah membelikan
tiketnya.
Jung Rok : “Hanya ada satu alasan kenapa dia tak mau pulang ke rumah setelah bepergian. Dia jatuh cinta.”
Tae San : “Dengan siapa?”
“Meari. Apa Colin menghubungimu?” tanya Jung Rok pada Meari.
Meari
memberi tahu kalau Colin menghubunginya tadi pagi. Yoon tanya apa yang
dikatakan Colin. Meari mengatakan kalau Colin menanyakan tempat mengamen
di Korea agar dia bisa mendapatkan uang, jadi ia menyuruh Colin ke
Hongdae. Meari ingin tahu kenapa, apa Colin mendapatkan masalah.
Keempatnya pun langsung bergegas menuju Hongdae mencari Colin.
Di Hongdae. Dan inilah penampilan
khusus dari Juniel. Dia disini berperan sebagai pengamen yang
menyanyikan lagunya sendiri Everlasting Sunset.
Norake beonjin i gireul geotda bomyeon
naege namgyeojin ni moseup jiwojilkka
Neul neowa gachi sonjapgo geotdeon i geori sogen
and everlasting sunset.
Colin
ternyata benar ada disana sambil membawa barang-barangnya, ia
memperhatikan si pengamen wanita. Setelah pengamen ini selesai mengamen
ternyata banyak yang memberikan saweran. Ia pun tertarik untuk
mememarkan kebolehannya menyanyi untuk mendapatkan uang.
Dan inilah aksi Lee Jong Hyun hehe...
Banyak yang mengerumuni Colin ketika bernyanyi. Ia menyanyikan lagu My Love dengan penuh perasaan.
changbakke biga naerimyeon
gamchwodun gieogi nae mameul jeoksigo
ijeun jul aratdeon saram
ohiryeo seonmyeonghi tto dasi tteoolla
nae saranga saranga
geuriun naui saranga
mongnoha bulleobojiman
deutjido motaneun sarang
nae saranga saranga
bogopeun naui saranga
geudae ireummaneurodo
bein deut apeun saranga nae saranga
Mereka
berempat mencari Colin kesana kemari. Mereka pun mendengar suara
nyanyian colin dan segera ke tempat mengamen dan benar saja itu colin,
keempatnya langsung berdiri paling depan menunggu Colin selesai
menyanyi. Setelah selesai menyanyi Colin mendapatkan banyak tepuk tangan
dan saweran.
Colin
menatap mereka berempat satu persatu. Keemapatnya mendekat ke arah
Colin. Do Jin memuji kalau lagu Colin sangat bagus. Yoon marah, “Kenapa
kau menghilang tanpa memberi tahu sama sekali?” Colin bersikap santai,
“Sebagian besar orang yang kabur pasti tak memberitahu.”
Jung Rok : “Bukankah kau bilang kau akan pulang hari ini? Apa kau tak tahu betapa khawatirnya ibumu?”
Tae San juga ikut memarahi Colin, “Memangnya kau anak kecil? Lihat berapa banyak orang yang mengkhawatirkanmu?”
Colin
menatap keempatnya secara bergantian, “Kalian berempat. Ada yang ingin
kusampaikan pada kalian alasan kenapa aku datang ke Korea. Aku mendengar
salah seorang dari kalian adalah ayahku. Siapa itu?”
Jreng jreng jreng mereka berempat kaget mendengar apa yang dikatakan Colin. Colin menatap tajam ke arah keempatnya.
Bersambung ke episode 14
Tidak ada komentar :
Posting Komentar