Nam Da Jung yang ingin mengkonfirmasi foto dirinya di koran, melihat
Reporter Byun mengejarnya. Ia pun berusaha tak terlihat oleh wartawan
itu, tiba-tiba ia ditarik oleh seseorang untuk bersembunyi dibalik
tembok, siapa? Kwon Yool.
Reporter Byun celingukan disekitar sana mencari keberadaan Da Jung.
Reporter lain sampai disana menanyakan apa yang dilakukan Reporter Byun
disana. Reporter Byun menjawab tidak apa-apa. Repoter itu bertanya lagi
apa Reporter Byun sudah mendengar tentang wanita dalam foto itu, ada isu
yang menyebutkan kalau wanita itu melakukan penyuapan.
Da Jung yang bersembunyi dibalik tembok bersama Yool tak terima difitnah
begitu. Ia akan keluar dan memaki mereka tapi secepat mungkin Yool
membungkam mulut Da Jung agar tak bersuara.
“Siapa yang menyuapnya?” tanya Reporter Byun. Reporter itu tak yakin,
maka dari itu mereka harus menyelidiki ini lebih jauh. Reporter Byun
menebak apa mungkin mereka sengaja menyebarkan isu itu untuk
menyelamatkan nama baik Kwon Yool.
Da Jung memukul-mukul tubuh Kwon Yool supaya ia dilepaskan. Tapi Yool
terus memegangi Da Jung dan membungkam mulutnya sambil mendengarkan apa
yang kedua reporter itu bicarakan.
Reporter itu mengajak Reporter Byun ke dalam untuk menanyakan masalah
ini lebih lanjut. Keduanya pun pergi.
Yool melepas tangannya dari mulut Da Jung. Da Jung tak mengerti apa yang
kedua reporter itu bicarakan, ia meminta penjelasan dari Yool. Yool
juga berusaha mencerna yang dua reporter itu obrolkan. Da Jung mendesak
Yool untuk menjawabnya, tapi Yool tak menjawab dan menarik Da Jung untuk
ikut dengannya.
Yool menarik Da Jung ke atap gedung, “Apa kau sudah gila? Semua wartawan Korea ada disini dan kau berani muncul disini?”
Da Jung balik bertanya bagaimana mungkin ia tetap membiarkan ketika foto
dirinya ada di halaman depan koran. “Bagaimana itu bisa terjadi? Apakah
kau menuduhku melakukan penyuapan? Apa begitu?
Yool berkata kalau itu tuduhan yang tak masuk akal karena ia tak mungkin
melakukan hal bodoh itu, ia sudah menjelaskannya pada mereka.
Da Jung menilai Yool ini begitu bertilak bertolak belakang. diluar kau
bertindak tulus, jujur dan hebat. Tapi sekarang kau memanfaatkanku untuk
menjaga nama baikmu?"
Kwon Yool terkejut dengan tuduhan Da Jung.
Da Jung tak menyangka kalau Kwon Yool orang yang seperti itu, “Kau itu
tidak bisa menilai buku dari sampulnya. Apa yang kau katakan waktu itu?
Hina? Kau menyebutku hina, kan? Aku akan membalas itu. Kwon Yool kau
juga manusia hina.
Yool tanya apa Da Jung sudah mengatakan semuanya. Da Jung bilang belum,
ia memiliki banyak ucapan untuk dikatakan pada Yool. “Ambil kesempatan
ini untuk mengundurkan diri dari calon Perdana menteri. Orang sepertimu
menjadi tidak baik untuk menjadi perdana menteri di negara ini.”
Yool menolak, ia tak bisa melakukan itu. Da Jung heran, apa Yool tak melihat bagaimana masalah ini akan berakhir.
Yool : “Benar, karena aku hina seperti yang kau katakan, aku akan terus melangkah dan bertahan. Kau lakukan apa yang kau inginkan. Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri.”
Yool : “Benar, karena aku hina seperti yang kau katakan, aku akan terus melangkah dan bertahan. Kau lakukan apa yang kau inginkan. Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri.”
Para Reporter pun meminta klarifikasi pada Seo Hye Joo tentang foto itu,
apa benar wanita dalam foto itu melakukan penyuapan. Hye Joo hanya
menjawab tidak tahu, ia tidak bisa mengatakan apa-apa sekarang. Ia
berjanji akan memberitahukannya secara resmi setelah mengetahui
kebenaran semuanya. Hye Joo berlalu dari hadapan reporter yang terus
memberondong pertanyaan padanya.
Hye Joo berpapasan dengan Kang In Ho. In Ho menuduh Hye Joo yang
menyebarkan isu penyuapan ini. Bukankah Kwon Yool sudah melarang Hye Joo
melakukan itu. Hye Joo bertanya apa kita akan diam saja. Ia yang akan
bertanggung jawab jadi In Ho tak perlu khawatir.
Hye Joo kemudian menanyakan tentang Nam Da Jung. In Ho berkata kalau ia
tak bisa menghubungi Da Jung. Pihak Scandal News mengatakan kalau Da
Jung datang ke kantor mereka.
Da Jung membuka ponselnya untuk membaca berita heboh tentang dirinya dan
Kwon Yool. Ia yang kesal berusaha mencari dimana Yool berada.
Hye Joo menghubungi pihak keamanan di bawah yang menghalangi wartawan dan mengatakan pada wartawan untuk menunggu sebentar lagi.
Hye Joo akan mengetuk pintu ruangan Kwon Yool, tapi ia ragu.
Bersamaan dengan itu Yool keluar dari ruangannya. Yool memberi tahu Hye
Joo kalau ia sudah memutuskan apa yang akan ia katakan pada wartawan. Ia
mengajak Hye Joo ikut bersamanya. Hye Joo cemas keputusan apa yang
sudah Yool ambil.
Da Jung melihat keduanya dan bersembunyi. Ia menguping pembicaraan dua orang itu.
Hye Joo yang cemas menebak, apa jangan-jangan... Kwon Yool membenarkan
tebakan Hye Joo, ia akan mengundurkan diri.
Da Jung terkejut mendengar Kwon Yool akan mengundurkan diri dari calon
perdana menteri. Ia tak menyangka Yool akan mengikuti saran yang ia
katakan.
Hye Joo tentu saja tidak setuju, Kwon Yool tak boleh mengundurkan diri.
Yool menilai ini satu-satunya solusi terbaik. Hye Joo tetap tak setuju,
harus ada solusi lain selain pengunduruan diri.
Hye Joo : “Anda tak boleh menyia-nyiakan perjuangan kita hanya karena masalah sepele.”
Tapi menurut Yool ini bukan masalah yang sepele. “Apa kau pikir hak
seorang wanita itu sepele? Dia tidak melakukan apa-apa tapi dia yang
jadi korban. Untuk alasan itu, aku akan mengundurkan diri.”
Hye Joo menitikan air mata, “Aku sudah bekerja keras sampai sejauh ini.”
Yool mengerti perasaan Hye Joo yang kecewa dengan keputusannya. Ia
menepuk-nepuk Hye Joo sebagai tanda suport darinya. Ia pun tetap akan
mengatakan pengunduran dirinya pada wartawan.
Hye Joo tak bisa berbuat apa-apa karena segala keputusan ada di tangan
Kwon Yool. Ia pun mengikuti Yool menemui wartawan.
Da Jung tak menyangka kalau Yool benar-benar akan mengumumkan
pengunduran diri yang ia sarankan tadi. Ia bingung kenapa keadaannya
jadi begini. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya.
In Ho melihat Da Jung ada disana.
Di ruang konferensi pers. Wartawan terkejut begitu melihat Kwon Yool
masuk ruangan dan siap mengklarifikasi terkait foto di koran. Puluhan
kamera langsung tertuju ke arah Yool.
Yool berdiri di depan, “Saya Kwon Yool, atas situasi tidak menguntungkan
yang melibatkan diri saya, saya minta maaf karena ini menyebabkan
keprihatinan pada kalian.”
Park Joon Ki yang berada di ruang kerjanya melihat konferensi pers yang diadakan Yool di TV.
Yool : Mulai saat ini...
Tiba-tiba ada salah seorang wartawan yang menyela, beritahu kami siapa
wanita yang di foto itu. Tapi Yool tak bisa memberitahukannya. Reporter
lain bertanya apa benar kalau wanita di foto itu masih dibawah umur.
Yool menjawab tidak. Wartawan bertanya lagi, apa yang menjadi alasan
Kwon Yool tak mengungkapkan identitas wanita itu, karena hal ini hanya
akan menyebabkan kesalahpahaman. Yool tak peduli, ia tetap tak bisa
mengungkapkan identitas wanita itu.
Reporter Byun ikut bertanya, “Alasan anda tak bisa mengungkapkan siapa
dia haruskah saya yang mengatakannya?” Yool tampak terkejut Reporter
Byun tahu identitas wanita itu.
Park Joon Ki di kantornya menyeringai, “ini semakin menarik.” Ucapnya sambil terus menyaksikan konferensi pers Kwon Yool.
Reporter Byun mengatakan kalau belum lama ini Kwon Yool terlibat
wawancara yang sangat menarik. ‘Perdana Menteri yang suka es krim
strawberry’ Reporter Byun membacakan judul artikel tentang Kwon Yool di
koran Scandal News. Wartawan lain tertawa mendengar judul artikel yang
terdengar kekanak-kanakan.
Reporter Byun menyebutkan kalau itu artikel di koran Scandal News yang
isinya penuh gosip dan paparazi. “Apa alasan anda memberikan wawancara
eksklusif kepada media hiburan seperti ini? Kenapa bukan pada harian
utama seperti Goryeo, Shilla, atau Baekjae?” (nama korannya kok ya pake
nama dinasti kerajaan n nama raja hahaha)
Hye Joo yang berdiri di belakang Kwon Yool mengingatkan kalau mereka tak
akan menjawab pertanyaan yang tak ada hubungannya dengan permasalahan.
“Benarkah?” Reporter Byun berkata kalau ia menemukan sesuatu yang sangat
aneh. Ia menunjukan berita heboh Kwon Yool dan seorang wanita di koran
Goryeo Ilbo, “Wanita dalam foto ini dan wartawan yang menulis artikel
ini (Scandal News). Kedua wanita ini adalah orang yang sama.” jelas
Reporter Byun.
Jreng jreng jreng....
“Itu benar. Wanita itu adalah aku.” tiba-tiba Nam Da Jung muncul di
ruang konferensi pers membuat Kwon Yool terkejut. Semua kamera langsung
mengarah ke Da Jung. Da JUng berjalan menuju panggung. Kwon Yool dan Hye
Joo yang terkejut cemas dengan kelakuan Da Jung.
Da Jung berdiri di samping Kwon Yool. Yool berbisik apa yang Da Jung
lakukan. Da Jung tersenyum memandang para wartawan, ia memperkenalkan
nama dan profesinya yang seorang wartawan dari Scandal News.
“Akulah wanita yang ada di foto yang telah membuat penasaran semua
orang. Memang memalukan, tapi aku dan perdana menteri, ah dia masih
calon kan? Aku dan calon perdana menteri Kwon Yool, kami saling
mencintai!” ucap Da Jung sambil merangkul lengan Kwon Yool.
Kwon Yool kaget bukan main dengan ucapan Da Jung. Hye Joo yang berdiri
disebelah keduanya juga tak kalah kaget.
Yool menatap Da Jung, “Apa yang kau katakan?” Da Jung dengan cepat menginjak kaki Kwon Yool, Yool mengaduh dan diam.
Da Jung tersenyum menatap wartawan, “Itu kan yang ingin kau katakan
Reporter Byun?” Reporter Byun yang bingung dengan pengakuan Da Jung
tertawa-tawa membenarkan, itulah yang ingin ia katakan.
Semua kamera mengarah ke Da Jung dan Kwon Yool. Da Jung tersenyum manis
sementara Yool, diam n bengong.
“Apa? kita saling mencintai? Apa kau sudah gila?” Kwon Yool jelas saja
marah atas ucapan Da Jung di konferensi pers tadi. Da Jung yang dimarahi
menunduk. “Kenapa kau mengatakan omong kosong seperti itu? Kenapa kau
menyela saat aku akan mengatasinya? Apa kau pikir aku ini bodoh?”
Da Jung : “Jika saya tidak melakukan itu, apa yang akan anda lakukan? apa anda akan mengundurkan diri?”
Yool terkejut Da Jung tahu apa yang akan ia rencanakan. Da Jung menilai
tidak sulit memikirkan hal itu, “Anda menjadi perdana menteri, setelah
beberapa waktu berlalu kita bisa perlahan-lahan putus karena perbedaan
kepribadian. Para selebritis biasa melakukan itu.”
Kwon Yool benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Da Jung, “Apa
kau tak takut pada mata rakyat? Apa kau pikir orang akan percaya pada
kebohonganmu itu?”
Da Jung tak peduli orang mau percaya atau tidak, bukankah ide ini lebih
baik daripada menjadi wartawan yang melakukan hal-hal kotor untuk
mendapatkan berita. Ia melakukan ini untuk bertahan hidup. “Anda tidak
berpikir kalau saya melakukan ini karena saya sungguh menyukai anda,
kan?”
Yool tanya ide siapa itu, apa benar itu ide Da Jung. Da Jung tertawa
sambil melirik Kang In Ho yang ada di belakang Yool. Ia mengatakan kalau
ini tentu saja idenya karena ia reporter yang berpengalaman di
lingkungan hiburan.
Tapi tiba-tiba In Ho mengatakan kalau ini semua idenya. Kwon Yool
terkejut menoleh ke In Ho. In Ho mengatakan kalau ia yang meminta Da
Jung untuk melakukan itu. Yool ingin penjelasan lebih rinci dari In Ho,
ia pun menyuruh Da Jung keluar dari ruangannya dulu. Da Jung mengerti,
ia pun segera keluar ruangan, ia cemas bagaimana ini?
Setelah Da Jung keluar Yool berkata pada In Ho, bukankah In Ho tahu
prinsip berpolitik yang ia tegakkan ketika memulai karir politiknya.
‘Jangan berharap belas kasihan rakyat’ ‘Jangan menerima suap’ dan
‘jangan berbohong’. Ia menilai kalau In Ho sudah menghina prinsipnya.
Apa In Ho tahu apa artinya itu. “Jika aku harus melakukan hal ini, aku
tak punya keinginan menjadi perdana menteri.”
Kwon Yool berkata ia akan segera ke Blue House untuk mengatakan yang sebenarnya. Ia akan mengundurkan diri. Ia akan bicara lagi dengan In Ho nanti.
Kwon Yool berkata ia akan segera ke Blue House untuk mengatakan yang sebenarnya. Ia akan mengundurkan diri. Ia akan bicara lagi dengan In Ho nanti.
“Apa prinsip-prinsip itu begitu penting?” cibir In Ho menghentikan langkah Kwon Yool. Kwon Yool berbalik menatap In Ho.
Kwon Yool : “Kepala Kang?”
In Ho : “Lalu bagaimana dengan Reporter Nam (Da Jung)? Bukankah anda
memutuskan mengundurkan diri karena dia? Jika anda tak mengundurkan
diri, maka Reporter Nam akan menjadi Nyonya PM. Tapi sebaliknya, dia
akan diingat sebagai reporter yang melakukan penyuapan. Daripada seperti
itu bukankah akan lebih baik baginya untuk menjadi seseorang yang jatuh
cinta dengan perdana menteri?”
Yool terdiam memikirkan ucapan In Ho.
In Ho keluar dari ruangan Kwon Yool. Di depan ruangan, Hye Joo
menghampirinya dan plak.. Hye Joo menampar keras In Ho. “Terima kasih.”
ucap Hye Joo pada In Ho. Setelah menampar In Ho, ia masuk ke ruangan
Kwon Yool.
In Ho tertawa miris menerima tamparan dari Hye Joo. Tak jauh dari sana
ia melihat Da Jung, ia pun bisa menebaknya kalau Da Jung pasti sudah
menceritakan itu pada Hye Joo.
Sekretaris Bae minta maaf karena itu tak sesuai dengan harapan
atasannya. Joon Ki berkata kalau ini belum berakhir, jadi Sek Bae tak
perlu menyesal seperti itu. Ia menilai kalau Kwon Yool sudah mulai
kreatif dalam menghadapi masalah.
In Ho membawa Da Jung kesebuah ruangan untuk beristirahat. Ia mengatakan
kalau Da Jung tak bisa pergi dari gedung ini karena disini banyak
wartawan. Kalau waktunya tepat, ia akan membawa Da Jung keluar besok
pagi-pagi sekali. Da Jung duduk lemas, ia merasa aneh karena sebagai
reporter biasanya ia mengejar orang untuk mencari berita tapi sekarang
ia yang dikejar-kejar orang.
Da Jung kemudian bertanya apa In Ho baik-baik saja setelah ditampar oleh
Hye Joo tadi. In Ho tersenyum dan duduk di samping Da Jung. Ia
mengatakan kalau itu hanya sebuah kilatan amarah tapi ia bersyukur kalau
ini juga cepat mereda.
In Ho bertanya bukankah ini hari yang melelahkan bagi Da Jung. Da Jung
menjawab tentu saja, ini benar-benar melelahkan. “Ah... aku harus
berperan sebagai kekasihnya perdana menteri yang kasar.” Keluhnya
membuat In Ho terkekeh.
Da Jung ingin tahu apa yang dikatakan Kwon Yool tadi. In Ho mengatakan
kalau Kwon Yool masih memikirkannya jadi sebaiknya tunggu saja. Ia
berterima kasih karena Da Jung sudah ikut membantu, ia tahu ini bukanlah
keputusan yang mudah.
Da Jung juga berterima kasih pada In Ho. Tapi ia masih cemas, kalau
kemudian hari ada masalah tentang hal ini apa yang harus mereka lakukan.
Bagaimana kalau orang terus melihatnya sebagai wanita yang aneh. In Ho
berkata kalau itu terjadi maka ia yang akan bertanggung jawab secara
penuh, tapi ia yakin itu tak akan terjadi.
In Ho memberikan selimut pada Da Jung. Ia keluar dari ruangan membiarkan
Da Jung beristirahat di ruangan itu. Setelah In Ho pergi Da Jung
bertanya-tanya bagaimana In Ho akan bertanggung jawab.
Kwon Yool sendirian di ruangannya, ia memikirkan ucapan In Ho dan Da
Jung mengenai solusi masalah ini. Ia bingung karena ini tak sesuai
dengan hati nuraninya.
Yool mengingat ucapan Hye Joo yang tak setuju dirinya mengundurkan diri
karena masalah sepele. Yool juga mengingat ucapan sindiran Da Jung,
dimana menurut Da Jung Kwon Yool hanya akan menyelamatkan nama baik
sendiri dengan mengatakan ia melakukan penyuapan. Kwon Yool bimbang, tak
tahu keputusan mana yang harus ia ambil.
Da Jung yang istirahat di ruangan tampak tertidur pulas dengan mulut
terbuka dan kaki ngangkang yang seenak jidatnya. Hahaha. Seseorang
perlahan mendekat pada Da Jung yang tertidur.
Da Jung akan memiringkan tubuhnya tapi sial ia malah terjatuh dari sofa
tempat tidurnya. Ia pun tergeletak di lantai dan perlahan membuka
matanya.
Ternyata orang yang masuk ke ruangan itu adalah Kwon Yool. Yool tak
menyangka melihat cara tidur Da Jung yang seperti itu hahaha. (liat
ekspresinya kwon yool yang ga banegt jadi pengen ketawa hahaha) Da Jung
yang terkejut melihat Kwon Yool ada disana langsung berdiri.
Kwon Yool mengomentari Da Jung yang enak-enakan tidur sementara dirinya
memikirkan masalah, sungguh menyedihkan.
Yool melipat selimut yang tadi dipakai Da Jung. Ia menggerutu, “Seluruh
rakyat berpikir wanita seperti ini adalah kekasihku.” Da Jung terkejut
mendengar gerutuan Yool, apa itu berarti Kwon Yool setuju dengan ide
itu. Yool membenarkan, meskipun ia tak menyukai situasi ini, ia akan
menerimanya. Hanya saja kepura-puraan ini berlangsung hanya sampai ia
mendapatkan penunjukan sebagai Perdana Menteri. Setelah itu seperti apa
yang Da Jung katakan, mereka akan putus. Da Jung bilang tentu saja, ia
menilai Yool sudah membuat keputusan yang tepat. Kwon Yool juga
mengibas-ibaskan bantal yang dipakai Da Jung untuk tidur tadi. hahaha
Kwon Yool tersentak kaget dengan panggilan dan sentuhan tangan Da Jung
padanya, “Apa yang kau lakukan sekarang?” Da Jung bilang kalau keduanya
perlu berlatih, bukankah keduanya sepasang kekasih. Kwon Yool
memperingatkan jangan pernah melakukan tindakan seperti itu, kalau Da
Jung ingin malakukannya lakukan sendiri saja. Da Jung menjawab mengerti
dengan nada lemas.
Kwon Yool bertanya berapa lama Da Jung akan tinggal disini, sebentar
lagi pagi dan karyawan akan bekerja. Jadi sebaiknya Da Jung cepat pergi.
Da Jung mengerti ia mengambil tas dan jaketnya.
Sebelum pergi Da Jung berkata, “Perdana menteri anda tahu kalau
wawancara eksklusif sebagai perdana menteri baru harus kau berikan pada
kekasihmu?” ucap Da Jung dengan suara manja.
Kwon Yool bilang kalau itu tak akan pernah terjadi, jadi Da Jung jangan
pernah bermimpi. Ia mengingatkan kalau ia akan memberi tahu Da Jng lebih
dulu kalau hubungan keduanya akan putus nanti. Kwon Yool keluar dari
ruangan itu.
Da Jung menatap sebal, “Ya ampun, dia tak bisa diajak bercanda.” Sebelum
keluar ruangan, Da Jung mengobrak-abrik bantal yang tadi dibereskan
Kwon Yool. Hahaha.
(hahaha kayak Kwon Yool mirip Soo Young yah suka kerapihan hahaha)
Hye Joo tanya, apa Da Jung memiliki pinjaman uang. Da Jung menjawab
tidak ada. Hye Joo tanya lagi, apa pernah di penjara. Da Jung kembali
menjawab tidak. Hye Joo terus bertanya apa punya pacar. Ah jelas tidak
ada jawab Da Jung.
Hye Joo berkata kalau ini hanya untuk berjaga-jaga saja, yang paling
penting adalah saat ini ia meminta Da JUng untuk menyesuaikan diri
sebagai kekasih Calon Perdana menteri. Rendah hati, anggun dan
bermartabat meskipun mungkin sulit bagi Da Jung. Da Jung bilang kalau
itu tidak sulit, Hye Joo tak usah khawatir.
Da Jung menanyakan berapa nomor ponsel perdana menteri. Hye Joo heran
kenapa Da Jung menanyakan itu. Da Jung berkata akan sangat tak masuk
akal kalau ia tak tahu nomor ponsel pacarnya.
Kwon Yool di ruangannya, ia menerima panggilan telepon di ponselnya. Sebuah nomor baru. Halo, sapa Kwon Yool.
‘Perdana menteri ini aku, taruh nomorku di panggilan cepat nomor 1 ya.’
Pet.... telepon pun mati. Yool heran, siapa yang meneleponnya dan tiba-tiba mengatakan hal itu.
Hahaha ternyata Hye Joo merebut dan mematikan ponsel Da Jung, “Apa kau
sudah tak waras? Kuberi tahu nomor itu hanya formalitas saja bukan untuk
digunakan untuk menelepon.” omel Hye Joo.
Menurut Da Jung itu sama saja, ia juga bertindak dengan prinsip
hati-hati dan waspada. Ia merebut kembali ponselnya.
Hye Joo mendelik memperingatkan, “Ingat baik-baik perkataanku, jika ada
yang tidak beres, aku tak akan pernah memaafkanmu.” Hye Joo pergi dari
sana. Da Jung menatap heran kenapa Hye Joo bersikap begitu.
Kang In Ho melihat Da Jung yang tampaknya sedang memikirkan sebuah ide.
Ia bertanya apa yang Da Jung lakukan. Da Jung kaget dengan kemunculan In
Ho yang tak ia sadari. Da Jung memberi tahu kalau ia ingin pulang.
In Ho yang ingat pun minta maaf, ia lupa mengantar Da Jung pulang. ia
meminta Da Jung menunggu sebentar, ia akan mengantar Da Jung pulang. Da
Jung bilang tak perlu, ia tahu kalau In Ho sibuk jadi tak perlu
mengkhawatirkannya. Ia bisa pulang sendiri.
In Ho melihat ke lantai bawah yang masih banyak wartawan menunggu,
“Bagaimana dengan wartawan diluar sana?” Da Jung bilang pasti ada jalan
keluarnya. “Kau tahu siapa aku? Aku Nam Da Jung dari Scandal News.” Da
Jung pun permisi.
Da Jung mengendap-endap dan berusaha menyamarkan diri agar tak dikenali
oleh wartawan. Dengan bantuan sebuah alat ia pun berhasil keluar dari
gedung itu. In Ho yang melihat ke bawah tersenyum dengan tingkah cerdik
Da Jung, “Dia semakin lama semakin lucu saja.” gumamnya. (hati-hati In
ho, nanti kamu suka sama dia hahaha)
Na Ra : “Hei kau ini bodoh. Kau tidak menikahi orang hanya karena mereka
itu baik. Gayanya kampungan, dia tak cocok dengan ayah.”
Woo Ri curiga apa Samchoon-nya datang bukan karena wartawan yang ada di
depan rumah. Na Ra langsung menyikut Oppa-nya karena sudah bicara tak
sopan. Joon Ki tertawa, “Woo Ri bagaimana kau bisa begitu mirip seperti
ayahmu?”
Joon Ki memberikan hadiah pada Na Ra. Na Ra senang sekali dan berterima
kasih, ia beruntung karena memiliki Samchoon sepeti Park Joon Ki. “Ah
ayahku sendiri saja bahkan tak peduli.”
Joon Ki tanya apa ayah Na Ra tak memberikan apa-apa pada Na Ra di hari
ulang tahun seperti ini. Na Ra berkata kalau ayahnya tidak pulang selama
dua hari ini, bahkan ayahnya sama sekali tidak menelepon.
“Benarkah?” Joon Ki menyeringai menemukan kesalahan pada diri Kwon Yool.
In Ho dan Kwon Yool berada di dalam mobil. In Ho menyerahkan artikel
yang berhubungan dengan konferensi pers kemarin. Kwon Yool membaca
artikel itu. In Ho berkata kalau peringkat pencalonan nasional yang
kemarin merosot tajam perlahan mulai pulih kembali. Blue House juga
kelihatannya mulai tenang. Kwon Yool sedikit tersenyum lega.
In Ho menyarankan sebaiknya Kwon Yool juga membaca artikel yang ditulis
Nam Da Jung di koran Scandal News. Kwon Yool pun membacanya.
‘Calon perdana menteri Kwon Yool, pria bercelana dalam segitiga. Celana
dalam atau boxer..... artikel apa-apan ini...!” suara Kwon Yool
meninggi. “Ah dasar wanita ini...” Kwon Yool membanting artikel yang
dibacanya. In Ho diam wae. (wakakakakakaka)
“Aku terkejut melihat laporan bahwa dia berkencan. Tapi daripada
mengucapkan selamat atas pencalonanya, aku lebih ingin mengucapkan
selamat atas cinta barunya. Demi keponakan-keponakanku, berita apa lagi
yang lebih menyenangkan dari ini?”
Yool menanyakan perihal Joon Ki yang datang ke rumahnya. Joon Ki berkata
kalau hari ini ulang tahun Na Ra. Yool terdiam terkejut (ah apa dia
lupa?) Joon Ki merasa sebagai samchoon-nya Na Ra ia sengaja datang
kesini untuk mengucapkan selamat ulang tahun.
Joon Ki mendekat berbisik pada Yool, “Apa karena cinta barumu kau
melupakan ulang tahun anak-anak?” Joon Ki tersenyum remeh kemudian pergi
dari sana.
Yool menatap ke arah rumahnya, di jendela tampak ketiga putra putrinya.
Na Ra cemberut ngambek karena ayahnya melupakan ulang tahunnya.
Joon Ki berada di mobilnya, ia tersenyum puas karena sudah menyekak Kwon
Yool. Sek Bae melihat Joon Ki begitu senang, apa suasana hati Joon Ki
sedang baik. Joon Ki membenarkan ia menduga mungkin saja ini karena ia
menerima hadiah. Sek Bae tak mengerti, apa maksudnya menerima hadiah.
Joon Ki : “Aku pikir kita memiliki kesempatan untuk menang. Aku menemukan titik lemah Kwon Yool.”
Da Jung berada di sekitar tempat tinggalnya. Ia bersembunyi dibalik
tembok karena didekat sana banyak wartawan yang menunggunya. Ia kesal
dimana-mana ada wartawan. “Kenapa mereka masih belum pergi? Sampai kapan
mereka akan ada disana?”
Ponsel Da Jung bunyi, dari ayahnya. Ayah Da Jung marah marah karena ia
membaca artikel yang menyebutkan kalau Da Jung pacarnya Perdana menteri.
“Ah anak ini. Betapun sulitnya menemukan seorang pria kenapa kau
memilih pria dengan tiga anak? Apa ini masuk akal?” (baru juga 3 anak,
lha Eun Sang Chul punya Gyul bersaudara sebanyak 4 anak hahaha)
Da Jung ingin menjelaskan semuanya, tapi ayahnya tak mau dengar.
“Perdana menteri atau bukan, cepat bawa kesini. Aku harus melihat wajah
pria kurang ajar itu, mengerti?” Telepon pun ditutup.
Da Jung mengeluh, aku bisa gila. Bagaimana ia bisa melupakan ayahnya
dengan masalah ini. Ia bingung tak tahu harus bagaimana dengan
permintaan ayahnya yang ingin betemu dengan Kwon Yool.
Da Jung pun ke kantor Scandal News. Boss Go ingin Da Jung mengatakan
yang sebenarnya. Ia menebak kalau semua ini pasti pura-pura Da Jung
ingat peringatan dari Hye Joo kalau masalah kebohongan ini tak boleh ada
yang tahu, terutama pihak Scandal News.
Da Jung bilang itu bukan bohong, Hee Chul juga tahu kalau ia punya
pacar. “Kau bilang kau ingin tahu siapa dia, kan? Aku akan memebritahumu
sekarang. Kwon Yool. Dia adalah ayangku.”
Boss Go menatap tak percaya, kalau memang Da Jung pacarnya Perdana
menteri kenapa Scandal News ditolak masuk kesana terakhir kali. Da Jung
terbata-bata kalau ia kemudian meminta bantuan Kwon Yool.
(Ingat kan saat dimana Da Jung diusir oleh reporter karena dia nyamar
jadi Cleaning service dan inilah cerita rekaan Da Jung versi melodrama)
Da Jung yang mengenakan seragam cleaning service jatuh tersungkur karena
dorongan para wartawan yang menyuruhnya pergi. Kwon Yool terlihat sedih
melihat Da Jung diperlakukan seperti itu. Da Jung diseret keluar oleh
penjaga. Kwon Yool ingin mengejar tapi dia ditahan oleh penjaga lain.
‘Aku takut hubungan kami akan ketahuan wartawan lainnya, jadi aku
memintanya untuk membiarkan aku pergi.’ Jelas Da Jung tentu saja bohong
hahaha.
Wakakaka berasa liat melodrama hahaha....
Da Jung : Oh yang itu.... itu karena aku mengatakan padanya bahwa kami harus putus.”
(ini pas Da Jung dibawa ke kantor polisi oleh Kwon Yool)
‘Aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengatasi perbedaan status sosial kami’
Da Jung berada dibalik jeruji besi.
Yool menatap Da Jung dengan tatapan sendu, ‘Bahkan jika aku harus membuatmu menjadi penguntit aku tak pernah bisa melupakanmu.’
‘sebenarnya aku merasakan hal yang sama dengannya. Aku benar-benar tak bisa putus dengannya.’ sambung Da Jung.
Da Jung berlindung di bawah payung dari hujan. Kwon Yool datang
memanggilnya. Payung pun terlempar keduanya basah tekena hujan. (You
Rise Me Up. Lagunya sendu tapi malah bikin ngakakkk hahaha)
Kwon Yool minta maaf dan mengaku salah. Ia mengajak Da Jung untuk tak
berpisah lagi. Da Jung mengangguk. And then, Yool pun menciumnya.
Pada akhirnya kami pacaran lagi sampai sekarang.’ jelas Da Jung.
Cerita rekaan yang koplak, wakakakak
Tapi Boss Go tidak percaya, “Coba kau telepon dia!” perintahnya sebagai
bukti tentang hubungan cinta Da Jung dan perdana menteri.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar