Mereka
berempat berada di sebuah restouran bersenda gurau. Tiba-tiba tatapan
Yoon terarah ke salah satu sudut ruangan. Spontan ketiga temannya juga
mengikuti arah pandang Yoon.
Keempatnya
melihat empat wanita mereka berpakaian seksi menghampiri mereka.
Keempat wanita itu melambaikan tangan seraya tersenyum.
Keempat
pria menarikkan kursi untuk masing-masing wanitanya. Jung Rok terkejut
melihat baju yang dikenakan istrinya. Model baju dengan bagian punggung
terbuka. Do Jin, Tae San dan Yoon terkejut melihatnya. Jung Rok kesal
kenapa keseksian ini harus diperlihatkan dimuka umum.
Min Suk mengatakan kalau mereka semua
boleh memesan makanan yang mahal karena kali ini ia yang akan
mentraktir. Ketiga wanita yang lain tentu saja senang dan langsung
memilih daftar menu.
Do Jin menatap tak suka Yi Soo berpakaian seperti itu, apalagi banyak mata pria yang memperhatikan.
Yoon
mengambil sapu tangan dan menutupi bagian kaki Meari yang terbuka.
Meari disini memakai rok yang sangat mini, Meari menatap heran. Yoon
mengatakan kalau AC-nya terlalu kuat jadi ini sangat dingin.
Tae
San memakaikan sapu tangan menutupi dada Se Ra yang sedikit terbuka. Se
Ra memandang aneh atas apa yang dilakukan Tae San. Tae San mengatakan
kalau makanannya nanti bisa mengotori pakaian dan nanti akan sangat
merepotkan. Se Ra melirik kesal.
Jung
Rok berkata kalau istrinya hari ini memakai pakaian yang terlalu
terbuka. Ia pun memakaikan sapu tangan untuk menutupi punggung istrinya
yang terbuka (hahaha kayak mau potong rambut)
Do Jin juga mengambil sapu tangan. Ia memberi kode pada Yi Soo untuk melihat ke arahnya. Yi Soo memandang heran.
Tiba-tiba
Do Jin menutupi wajah Yi Soo dengan sapu tangan haha. Yi Soo menatap
marah. Ia melepas sapu tangan dan permisi mau ke toilet. Ketiga wanita
lain juga ikut permisi akan ke toilet.
Jung Rok ngomel-ngomel demi
siapa mereka berpakaian terbuka seperti itu. Tae San berkata memangnya
orang tak tahu dia mempunyai tubuh yang sempurna bukankah ia saja yang
tahu itu sudah cukup, haruskah memperlihatkan semuanya pada orang lain.
Do Jin juga kesal ia jelas
jengkel karena beberapa pria memandang Yi Soo. Ia benar-benar ingin
menonjok mata mereka yang menatap Yi Soo dan ingin membuatnya seperti
mata panda. Sementara Yoon mengeluh lemas, “Menurutmu bagaimana
perasaanku? Meari masih muda dan cantik!”
Tiba–tiba
pandangan Yoon tertuju ke satu arah (kenapa selalu Yoon duluan yang
melihat) ketiganya juga mengikuti arah pandang Yoon. Keempatnya melihat
seorang wanita yang mengenakan gaun seksi tengah celingukan mencari
seseorang. (Omo belahan roknya sangat tinggi hihi)
Keempat pria ini melongo melihatnya dari atas sampai kaki dan matanya terus mengikuti arah pandang kemana wanita ini berjalan.
Wanita
itu menelepon seseorang tapi ia merasakan sesuatu di sepatunya. Ia pun
mengangkat kaki sebelahnya dan aigoo paha mulusnya terlihat sangat
jelas. Sontak keempat pria ini menundukan kepala untuk melihat lebih
jelas (lihat apa Om hahahaha)
Wanita
itu sepertinya tak sengaja menjatuhkan sesuatu, ia jongkok untuk
mengambilnya dan sekali lagi paha mulusnya terlihat dan membuat keempat
ahjussi ini memiringkan kepalanya lebih miring lagi untuk melihat lebih
jelas (kejadian di episode 2 terulang hahaha)
Suara
Do Jin : “Kami berempat memang memiliki wanita yang cantik dan berada
di usia emas kehidupan kami. Tapi kami masih saja dan akan tetap menjadi
pejantan tangguh. Kami tak tahan melihat wanita kami mengekspos diri
mereka, tapi dengan senang hati kami menikmati setiap ekspos kejutan.
Tak masuk akal dan ironis dengan spesies jantan semacam itu.”
Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 19
Subuh-subuh
sebelum Do Jin dan Yi Soo makan bersama dengan ibu-ibu guru SMA Ju Won.
Jung Rok melamun di bar-nya. Do Jin, Yoon dan Tae San datang
tergesa-gesa ke bar kerena Jung Rok yang memanggil mereka. Ketiganya
tanya apa yang terjadi sampai pagi-pagi buta begini mereka disuruh
datang.
Dengan
nada lemah Jung Rok mengatakan kalau Park Min Suk meminta cerai
darinya. Aish.... ketiga temannya kesal ternyata mereka dipanggil
pagi-pagi seperti ini hanya untuk mendengar hal itu. Do Jin mengira ada
situasi yang darurat. Tae San mengatakan kalau hal yang tidak mendesak
lebih baik disampaikan nanti atau besok saja.
Jung Rok berkata kalau kali ini
benar-benar serius, “Dia bukan hanya mengucapkan kata cerai tapi
‘kumohon kita bercari saja’ Setelah menikah baru kali ini aku melihatnya
menangis seperti itu.”
Do Jin berkata kalau hanya Jung
Rok saja yang baru pertama kali melihat Min Suk menangis, apa Jung Rok
pikir sebelumnya Min Suk tak pernah menangis. Yoon menanyakan apa
kesalahan yang Jung Rok kali ini. Tae San berkata kalau sekarang mereka
tak akan membantu Jung Rok lagi.
Jung Rok tak menyangka kenapa
ketiga temannya bersikap seperti itu, ia benar-benar tak melakukan
kesalahan apapun ia memakai piyama dan siap akan tidur tapi tiba-tiba
saja Min Suk mengatakan itu dan membuatnya benar-benar terkejut.
Do
Jin tanya apa saat itu Min Suk sedang mabuk. Jung Rok berfikir dan
kemungkinan istrinya minum segelas anggur. Ketiga temannya menebak pasti
Min Suk mengatakannya secara tak sadar karena mabuk. Jung Rok bilang
bukan, Min Suk benar-benar sungguh-sungguh karena setelah itu Min Suk
tidak mengusirnya dia malah mengemasi tas-nya dan pergi. “Dia
mengabaikan teleponku dan tak membalas SMS.”
Do Jin menyahut kalau mereka
juga ingin melakukan itu mengabaikan telepon dan SMS Jung Rok. Tae San
kesal karena pagi-pagi Jung Rok sudah mengganggu orang hanya untuk
membicarakan hal sepele. Mereka pun bubar.
Jung Rok : “Mau kemana kalian? Aku benar-benar khawatir. Kalian benar-benar tak punya perasaan.”
Yoon berbalik dan mengatakan
kalau Min Suk sudah 10rb kali mengajukan cerai. Ia belum pernah melihat
orang mengajukan cerai sebanyak itu, lusa ia akan bicara dengan Min Suk.
Ia menyuruh Jung Rok lebih baik pulang dan tidur.
Tae
San pergi lebih dulu karena masih marah dengan Yoon. Do Jin merasa
kalau sepertinya Tae San masih membutuhkan sedikit waktu, bagaimanapun
usia mereka sudah setengah baya. Yoon sadar kalau ia juga sudah membuat
temannya merasa tak nyaman, ia minta maaf.
Do Jin mangajak Yoon segera
pulang karena ia harus memakai masker wajah, ia harus bertemu dengan
teman kerja Yi Soo malam ini. Yoon berkata kalau Do Jin sudah tampan
walaupun tak memakai masker.
Dan kita sudah tahu seperti apa suasana Do Jin mentarktir makan guru-guru wanita SMA Ju Won.
Do Jin dan Yi Soo di dalam mobil
tertawa mendengar lagu yang mereka dengarkan lewat radio. Yi Soo merasa
kalau keduanya mendengar lagu ini lagi mereka berdua pasti akan
mengingat malam ini.
Do Jin menatap Yi Soo
dalam-dalam dan berkata kalau ia bisa membuat kenangan ini lebih
mendalam. Do Jin terus menatap Yi Soo, “Malam ini kalau aku tak
mengizinkanmu pulang apa yang akan kau lakukan? malam ini aku tak ingin
membiarkan Seo Yi Soo pergi.”
Mereka
berdua pergi ke hotel, bukan ke hotel perusahaan tapi hotel lain. Yi
Soo berdiri gugup di depan lift menunggu Do Jin yang tengah ceck in di
resepsionis. Ketika Do Jin datang kegugupannya pun bertambah.
Keduanya diam hanya saling memandang, Do Jin sepertinya bersikap santai. Ia jelas memperlihatkan sikap tenangnya.
Pintu
lift terbuka keduanya akan masuk tapi disana penuh dengan bapak-bapak
yang kemungkinan baru selesai rapat. Keduanya tak jadi masuk lift. Do
Jin menyarankan lebih baik naik lift yang satunya.
Keduanya
pun pindah di lift yang sebelah, pintu lift terbuka dan disana banyak
ahjumma yang sedang bergosip ria (pulang arisan kali ya haha) keduanya
pun tak jadi naik lift. Yi Soo menyarankan lebih baik naik lift yang
sebelumnya.
Yi
Soo tanya kamarnya di lantai berapa. Do Jin mendekatkan wajahnya ke Yi
Soo dan menjawab kalau kamarnya ada di lantai 17. Melihat Do Jin sangat
dekat seperti itu Yi Soo tambah gugup.
Keduanya
keluar dari lift sampai di lantai 17. Do Jin merangkul Yi Soo.
Tiba-tiba keduanya dikejutkan karena melihat seseorang yang mereka
kenal. siapa? Park Min Suk.
Min Suk bisa menebak kalau
keduanya akan menghabiskan malam bersama. Ia mengatakan kalau ia sengaja
datang ke hotel ini agar tak bertemu dengan mereka di hotel perusahaan,
“Apa kalian berdua datang kesini dengan alasan yang sama?”
Do
Jin sepertinya mengaku karena akan percuma saja kalau ia berusaha
mengelak. Tapi Yi Soo yang mengelak dan melepaskan diri dari rangkulan
Do Jin. Yi Soo mengatakan kalau Do Jin ada pertemuan dengan rekan bisnis
disalah satu kamar hotel ini dan ia hanya mendampingi Do Jin.
Do Jin memberi kode seolah
berkata kalau alasan itu percuma saja, Min Suk jelas tak akan semudah
itu percaya. Min Suk heran siapa yang mengadakan pertemuan bisnis di jam
malam seperti ini. Yi Soo gelagapan dan bilang kalau ini klien luar
negeri pertemuan diadakan sekarang karena ada perbedaan waktu. Ia
menyuruh Do Jin cepat dan tak mau dianggap sebagai wanita yang pergi ke
hotel bersama pria (padahal seperti itu haha)
Min
Suk : “Aku sudah salah paham, jadi tak perlu menyangkalnya.
Manfaatkanlah kesempatan ini dan bersenang-senanglah. Hidup hanya
sebentar dan cinta hanya sementara. Wanita harus bahagia.”
Min Suk permisi, Yi Soo cemas
karena sudah tertangkap basah bukankah ia sudah bilang jangan ke hotel,
sekarang apa yang harus dilakukannya. Do Jin cuma senyum-senyum
melihatnya. Tapi kemudian ia menyadari sesuatu kenapa Min Suk menginap
di hotel ini, bukan hotel perusahaan. Ia teringat apa yang dikatakan
Jung Rok kalau Min Suk meminta cerai dan sekarang tak bisa dihubungi
oleh Jung Rok.
Do
Jin merangkul Yi Soo dan menyuruh agar Yi Soo minum di kamar Min Suk
lalu SMS kan nomor kamar dimana Min Suk menginap. Keduanya menyusul Min
Suk yang belum jauh dari sana, dia masih berdiri di depan lift.
Do Jin mengatakan pada Min Suk
kalau ia akan ke tempat pertemuan bisnis. Min Suk heran apa Do Jin
benar-benar menggunakan itu sebagai alasan. Do Jin bilang kalau ia tak
punya pilihan lain, pacarnya ini seorang guru etika jadi ia akan
mempercayakan Yi Soo pada Min Suk selama 1 jam dan nanti ia akan
menjemputnya. Yi Soo meyakinkan kalau Do Jin benar-benar ada pertemuan
bisnis. Kalau wanita dan pria datang ke tempat ini ia tahu pasti Min Suk
akan salah paham tapi keduanya memang benar-benar tidak... Min Suk
mengerti dan membolehkan Yi Soo bersamanya sementara Do Jin mengadakan
pertemuan bisnis (yang bohong)
Do
Jin segera menghubungi Jung Rok, ia mengatakan kalau baru saja ia
bertemu dengan Min Suk. “Apa kau tahu dengan siapa dia sekarang?” Jung
Rok terdengar marah, “Dengan siapa?” Do Jin mengatakan kalau sudah
selarut ini Min Suk berada disebuah hotel dan dia dengan seseorang yang
seharusnya tak bersamanya di dalam satu kamar. (sama Yi Soo hehe) Jung
Rok membentak, “Hotel mana itu?”
Meari
ke rumah kakaknya, rumah itu sepi Tae San belum pulang dari kantor. Ia
melihat kondisi rumah yang berantakan. Bekas makanan berserakan disana
sini. Pakaian kotor diletakkan tak ditempatnya. Bantal kursi jempalikan.
Piring kotor menumpuk.
Meari
pun membereskannya satu persatu. Merapikan meja dari kotoran makanan,
mengelap meja makan, mencuci piring, mencuci baju, merapikan tempat
tidur, merapikan bantal kursi, mengepel lantai dan menjemur pakaian yang
tadi ia cuci.
Tae
San sampai di rumah dan Meari yang tadi bersih-bersih sudah tak ada
disana. Tae San heran melihat kondisi rumah yang sudah rapi. Ia menebak
kalau ini pasti perbuaatan adiknya.
Apa
yang dilakukan Yi Soo di kamar hotel Min Suk. Keduanya bicara dari hati
he hati. Yi Soo terkejut mendengar kalau Min Suk akan bercerai dengan
Jung Rok.
Min Suk berkata kalau ia sudah
mencapai titik akhir, ia curiga meskipun Jung Rok menyangkalnya. Ia tahu
memang Jung Rok tak melakukannya tapi ia tetap mencurigainya. Ia selalu
marah kalau Jung Rok mengabaikannya tapi sekarang ketika Jung Rok
memperlakukannya dengan lebih baik ia malah mencurigainya. Ini
membuatnya gila. Sekarang ia tak bisa mengatakan apa-apa lagi, ia tak
yakin apa ia sekarang terluka atau biasa saja.
Yi
Soo mencoba tersenyum dan berkata kalau ia sangat memahami perasaan Min
Suk, karena itu bukanlah sebuah penyakit. “Apa selama ini cintamu
bertepuk sebelah tangan? Berkali-kali kau melakukan banyak hal untuknya
lebih dulu daripada dia melakukan sesuatu untukmu, lebih baik dan lebih
banyak daripada yang dilakukannya. Kali ini kau sangat bahagia karena
itu sulit dipercaya kan? Karena tiba-tiba kau dicintai.”
Yi Soo mengatakan kalau ia
mempunyai sedikit pengalaman dengan yang disebut cinta bertepuk sebelah
tangan. Ketika seseorang yang selama ini selalu mencintai tiba-tiba
dicintai awalnya dia akan merasa curiga. ‘kenapa dia bersikap baik
padaku?’ ‘kenapa begitu tiba-tiba?’ tapi menurut pendapatnya ini tak
tiba-tiba, Lee Jung Rok akhirnya menemukannya. Bukankah menurut Min Suk
juga begitu. Kesempatan untuk mencintai Min Suk.
Ada seseorang yang mengetuk pintu kamar hotel. Yi Soo menebak kalau itu Do Jin, ia permisi akan membukakan pintunya.
Ya
Do Jin datang tentu saja bersama dengan Jung Rok. Min Suk terkejut
melihat suaminya datang menemuinya. Jung Rok menanyakan apa yang
dilakukan Min Suk di hotel. Kenapa mengabaikan telepon darinya. Min Suk
diam saja. Do Jin ikut bicara mengatakan kalau Jung Rok sudah mencari
Min Suk kemana-mana. Min Suk tanya untuk apa Jung Rok mencarinya, apa
ingin menandatangi surat perceraian.
Jung
Rok bertanya haruskah Min Suk melakukan ini, apa istrinya ingin
benar-benar bercerai, apa ini serius. Min Suk balik bertanya apa Jung
Rok tak mau bercerai. Jung Rok kembali bertanya apa Min Suk benar-benar
ingin menceraikannya. Min Suk balik bertanya lagi apa Jung Rok akan
melakukannya kalau ia yang meminta.
Jung Rok makin kesal, “Kapan kau pernah mendengarkanku?”
Min
Suk : “Lalukan saja kalau begitu, perceraian ini bisa terjadi selama
salah satu pihak menginginkannya. Bukan seperti pernikahan.”
Min Suk mengeluarkan surat
formulir pengajuan cerai, “Tanda tangani lembar kedua setelah itu tanda
tangani lembar pertama. Lembar kedua untuk pembagian harta, kau
memperoleh 1/3 bagian harta setelah pernikahan kita.”
Jung Rok bertambah kesal, “Apa kau benar-benar ingin melakukan ini?”
Min Suk : “Apa itu tak cukup?”
Jung Rok meninggikan suaranya, “Park Min Suk?”
Min
Suk berkata kalau ia tak mau menyia-nyiakan waktunya untuk bertengkar
di pengadilan hanya demi uang jadi ia minta Jung Rok tanda tangani saja.
Jung Rok : “Begitu besarkah
keinginanmu untuk menceraikanku? Baik, akan kulakukan. Labih baik aku
menghilang daripada hidup dengan seseorang yang tak ingin bersamaku.
Kita bercarai saja!”
Jung Rok mengambil berkas surat
permohonan cerai, ia langsung menandatangani lembar pertama, “Kau puas?”
Min Suk diam saja. Do Jin berusaha mencegah dan menenangkan hati
temannya ini tapi Jung Rok sudah terlanjur emosi.
Jung
Rok mengambil lembar kedua berkasnya apa ia akan menandatanganinya
juga. Tidak. Ia malah merobeknya, “Aku tak butuh uang. Kau boleh
memiliki semuanya. Aku menyukai dirimu dengan uangmu. Bukan uangmu tanpa
dirimu.” Jung Rok pergi dengan kekesalan memuncak. Do Jin mengejarnya.
Yi Soo masih menemani Min Suk
berusaha menghibur sekaligus membujuk tapi Min Suk sedang ingin sendiri.
Yi Soo pun membiarkan Min Suk merenung.
Di
lobi hotel Yi Soo berpapasan dengan Do Jin, sepertinya Do Jin gagal
mengejar Jung Rok. Yi Soo cemas apa yang harus mereka lakukan sekarang.
Do Jin berkata kalau ia harus menemukan Jung Rok lebih dulu. Yi Soo
merasa kalau Jung Rok sangat marah.
Do Jin : “Seharusnya aku yang paling marah sekarang. Kita sudah di hotel, tapi apa-apaan ini?” (gagal ya hahaha)
Yi Soo kesal Do Jin masih
memikirkan itu. Do Jin meralat maksudnya jangan khawatir karena ada
beberapa pasangan menggunakan cara ekstrim untuk mengungkapkan cinta
mereka jadi Yi Soo hanya perlu menjaga pria yang mengkhawatirkan
sahabatnya. Keduanya meninggalkan hotel, Do Jin menghubungi
teman-temannya meminta berkumpul.
Do
Jin, Tae San dan Yoon berkumpul di bar Jung Rok. Tae San kaget
mengetahui kalau Jung Rok menandatangani surat perceraian. Do Jin
membenarkan karena itu terjadi tepat di depan matanya. Yoon menilai Jung
Rok sudah gila kenapa tak menghubunginya lebih dulu. Do Jin berkata
kalau Jung Rok tak diberi kesempatan untuk itu. Tae San menanyakan
dimana Jung Rok sekarang. Do Jin tak tahu dimana keberadaan Jung Rok, ia
tak bisa menghentikannya seperti di film-film hongkong, ia tak bisa
menghentikan temannya.
Do Jin juga mengatakan kalau Jung Rok
merobek kertas yang menyatakan kalau dia mendapatkan 1/3 harta mereka.
Ia bertanya tanya apa ini namanya cinta. Tae San berkata tentu saja ini
cinta dengan kepribadian Min Suk dan kelakuan Jung Rok seharusnya mereka
sudah bercerai ratusan kali. Yoon berkata kalau Jung Rok tak menjawab
panggilan teleponnya, ia menebak jangan-jangan Jung Rok mabuk disuatu
tempat.
Tiba-tiba
Jung Rok muncul membawakan pesanan pelanggan bar-nya. Ia menyerahkan
pesanan itu ke Seung Taek untuk diantarkan ke pelanggan. Ketiga temannya
menatap kaget tak menyangka kalau Jung Rok ternyata ada di bar.
Jung Rok memandang ketiga teman
yang terus menatapnya heran, “Kenapa? Apa?” Do Jin menanyakan apa yang
dilakukan Jung Rok disini. Jung Rok mengatakan kalau koki di dapur hari
ini tak masuk jadi ia membantu di bagian dapur. Yoon berkata kalau ia
mendengar Jung Rok menandatangani surat cerai. Jung Rok membenarkan. Tae
San tak menyangka jadi ini benar.
“Dengan
cara hidupku, ini hanya masalah waktu. Walaupun aku tak berharap
terjadinya hari ini. Tandai kalender kalian, tahun depan di tanggal ini
kita minum-minum.” ucap Jung Rok tanpa ekspresi senang.
Seung Taek mengatakan pesanan
pelanggan pada Bos-nya. Jung Rok mengingatkan temannya kalau ia sangat
sibuk, “Kalau kalian ingin menenangkanku pulang ke rumah dan kirim SMS
padaku. Pergilah!” Ketiganya menatap heran, “Jelas sekali kalau dia tak
baik-baik saja,” gumam Tae San.
Jung
Rok di dapur membuatkan makanan pesanan pelanggan, tapi ia melamun
sedih dan makanan buatannya pun gosong. Ia menarik nafas panjang dan
mengusap air mata yang tiba-tiba menetes.
Di
SMA Ju Won dihari terakhir mereka sebelum liburan akhir semester. Yi
Soo mengingatkan siswanya berhubung ini liburan yang singkat jadi
banyaklah belajar jangan keluyuran. Huuuu... Siswanya tentu saja tak
senang dengan saran Yi Soo.
Yi Soo berharap siswanya ini
mengisi liburan lebih baik bersama orang tua jangan mendaki gunung.
Tonton lebih banyak film, baca lebih banyak buku, yang belum punya pacar
tak usah khawatir karena mereka bisa menemukan gadis-gadis cantik di
universitas.
Tentu
saja ini membuat siswanya bersemangat masuk universitas, “Aku
benar-benar ingin masuk universitas!” sahut Sang Hyun teman sebangku
Dong Hyub. Dan oh.. lihat Dong Hyub tersenyum manis memandang gurunya.
Hihi...
Yi Soo berkata kalau ia sudah
mendengar banyak suara yang menelan ludah karena di kelas banyak
makanan, jadi ayo kita makan. Mereka pun langsung menyerbu makanan.
Yi Soo mengarahkan kameranya membidik momen keceriaan siswa-siswanya.
Dan
kamera bidikannya pun mengarah ke Colin, Dong Hyub dan Sang Hyun. Sang
Hyun langsung bergaya, Dong Hyub tersenyum, Colin menoleh dan tersenyum
pada gurunya.
Yi
Soo dan Colin bicara berdua di luar kelas sebelum pulang. Yi Soo
menanyakan rencana liburan Colin akan diisi dengan kegiatan apa. Colin
mengatakan kalau ia mau bekerja. Yi Soo heran apa ayah Colin tak memberi
uang saku kenapa bekerja. Colin mengatakan kalau ayahnya memberi uang
saku tapi ia memiliki rencana melakukan perjalanan sebelum usianya 20
tahun dan ia ingin ke Inggris. Yi Soo ingin tahu alasannya kenapa Colin
ingin ke Inggris. Colin mengatakan karena dari sanalah Eric Clapton,
Jeff Beck dan Jim Frazier berasal. Yi Soo menilai kalau keinginan Colin
ini sangat menarik.
Yi Soo : “Apa hubunganmu dengan ayahmu berjalan lancar?”
Colin
: “Setiap saat kami selalu selangkah lebih dekat. Sekarang aku memilih
memanggilnya ‘Ayah Korea’ daripada ahjussi, guru kau sendiri?”
Yi Soo : “Aku juga pelan-pelan semakin akrab dengannya. Bagaimana kalau kita pelan-pelan melakukannya juga?”
Colin mengangguk sambil
tersenyum. Yi Soo mengatakan kalau pertemuan pertamanya dengan Colin
cukup mengesankan. Colin menjawab ya dan berkata kalau keduanya itu
bersekutu bahkan dengan sebuah mobil curian (padahal itu mobil bapaknya
yang dipakai Yi Soo hahaha) Yi Soo memuji kalau senyum Colin sangat
manis.
Dong
Hyub menghampiri keduanya. Yi Soo tanya kenapa. Dong Hyub mengatakan
kalau kedatangannya bukan untuk mencari gurunya. Ia mengajak Colin
pergi. Colin permisi dan mengatakan selamat liburan. Yi Soo heran dan
bertanya apa Colin dan Dong Hyub berteman. Kedua remaja ini cuma
senyum-senyum.
Colin
dan Dong Hyub makan ayam bersama di KFC (maaf sebut nama karena KFC ini
sepertinya salah satu sponsor AGD) Colin menanyakan apa Dong Hyub sudah
menemukan cara untuk menghasilkan uang. Dong Hyub dengan bangga
mengatakan kalau ia sudah menemukan cara menghasilkan 100 juta. Colin
tak percaya, benarkah?
Dong Hyub : “Untuk menghasilkan 100 juta kau membutuhkan 200 juta.”
Colin : “Lalu bagaimana caramu menghasilkan 200 juta itu?”
Dong Hyub berfikir, “Seharusnya 400 juta cukup.” (Hahaha)
“Makan saja ayammu!” kata Colin tak menanggapi omong kosong Dong Hyub.
Pelayan KFC menempelkan
selebaran pengumuman di dinding kafe. Sebuah lowongan pekerjaan. Dong
Hyub dan Colin bertatapan kira-kira siapa yang akan mengambil itu.
Keduanya berebut dan Colin yang mengambil selebarannya.
Dong
Hyub kesal bukankah ayah Colin menghasilkan banyak uang sedangkan ia
seorang pekerja remaja jadi berikan itu padanya. Colin mengatakan kalau
ayahnya memang menghasikan banyak uang tapi ayahnya hanya memberinya
30rb won seminggu. (menurut Colin itu kurang)
Dong Hyub menilai uang saku
Colin sama sekali tak buruk. Ia merebut selebarannya. Dong Hyub membaca
dan tersenyum senang, “Mereka membutuhkan yang berpengalaman kau tak
memenuhi syarat.”
Colin : “Mereka
membutuhkan orang yang menarik kau tak memenuhi syarat.” (bener-bener
kayak bapaknya ni Colin kepedean sama penampilannya haha)
Keduanya pun menghadap pemilik kafe berniat melamar pekerjaan. Keduanya tersenyum seramah mungkin.
Dong Hyub : “Pengalaman kerjaku banyak.”
Colin : “Aku bisa belajar cepat.”
Dong Hyub merapikan rambutnya, “Aku 187 cm, tinggi dan sangat tampan.”
Colin : “Aku tampan dan proporsional.”
Dong Hyub : “Anda bisa melihat kalau aku baik hati.”
Colin tersenyum imut, “Anda tak perlu melihat kalau aku baik hati.”
Dong Hyub : “Aku memiliki daya tarik seks. Semua gadis di sekolah sudah takluk padaku,”
Colin : “Aku bahkan bisa menarik perhatian murid laki-laki (buwahahahahaha) aku remaja yang punya selera humor.”
Yoon
mengajak Meari ke toko sepatu. Meari mengatakan kalau ia sudah
mendapatkan formulir pendaftaran dan juga pesyaratannya sudah lengkap.
Ia akan memulainya pada pertengahan tahun. Yoon ingin tahu Meari ambil
jurusan apa.
Meari menjawab Fashion designer,
“Aku senang menjahit dan mendesain. Apa boleh kukatakan aku ahli
dibidang itu? kalau kakakku tahu aku berhenti kuliah dia pasti sudah
menembakku. Dia tak tahu aku berhenti di tengah jalan.”
Yoon
meminta Meari menyiapkan saja keperluan pindah kuliah. Ia akan mengurus
sisanya. Yoon menyuruh Meari duduk. Ia mengambilkan sepasang sepatu.
Yoon melepas sepatu high heels Meari dan memakaikan sepatu pilihannnya.
Meari sedikit terkejut atas apa yang Yoon lakukan.
Yoon : “Untuk memperingati pendakian kita ke puncak. Walaupun masih panjang jalan yang harus kita lalui.”
Meari : “Apa bukan karena aku diterima masuk universitas tapi karena pendakian ke puncak gunung?”
Yoon
: “Di dunia ini, puncak gunung tertinggi yang harus didaki adalah Im
Tae San. Tapi di gunung itu pula hidup rubah yang paling cantik di
dunia.”
Meari tersenyum, “Rubah itu maksudnya apa Meari?”
Yoon mengangguk, “Ya. Kau!”
Yoon
melepas sepatu high heels Meari yang satunya dan memakaikan sepatu
pilihannya. Meari melihat kalau Yoon memakai gelang pemberiannya. Ia
juga melihat kalau cincin di jari Yoon sudah tak ada. Yoon berkata kalau
ia melepasnya. Meari jadi tak enak hati ia bertanya kapan Yoon melepas
cincin itu, ia menebak pasti Yoon mengalami masa yang sulit. Yoon
berkata kalau ia tak bisa menjelaskannya sekarang. Meari mengerti ia
berjanji tak akan bertanya ia memahami sepenuhnya bagaimana perasaan
Yoon.
Meari ingin tahu apa yang akan
keduanya lakukan hari ini. Yoon minta maaf karena ia ada pertemuan dan
akan mengantar Meari pulang. Meari cemberut kalau begitu Yoon seharusnya
menunda momen manis ini sampai besok. Ia ingin tahu siapa yang akan
Yoon temui.
Yoon
menemui Tae San di rumah. Tae San bertanya sebagai siapa Yoon datang,
Choi Yoon Pal atau pacarnya Im Meari. Yoon mengatakan kalau
kedatangannya kesini sebagai pacarnya Meari. Tae San tak mau bicara
dengan Yoon kalau kedatangan Yoon bukan sebagai temannya. Ia menyuruh
Yoon pergi, Tae San berbalik tak mau bicara dengan Yoon.
Tanpa
bicara lagi Yoon langsung berlutut. Tae San berbalik menatap Yoon dan
terkejut dengan apa yang dilakukan Yoon, “Kau... apa yang kau lakukan?”
Yoon berjanji, “Meari... aku akan membahagiakannya!”
Tae San menyuruh Yoon untuk bangun.
Yoon : “Aku tak akan membuatnya menangis lagi.”
Tae San : “Kubilang bangun!”
Yoon
memohon agar Tae San mempercayakan Meari padanya. Ia akan mengingat
momen ini dan akan mematrinya dalam hati sampai ia mati.
Emosi
Tae San meledak, “Berdiri dasar brengsek!” Tae San mencengkeram baju
Yoon, menarik dan memukulnya. “Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa
kau berlutut seperti itu? kau brengsek. Kau ingin aku melakukan apa? Apa
yang harus kulakukan?”
Yoon
: “Setiap hari aku akan merasa berhutang budi padamu. Setiap hari, aku
akan selalu berterima kasih padamu. Meari, percayakanlah dia padaku!”
Tae San masih belum menerimanya
tapi ia tak sanggup melihat mata Yoon yang memohon penuh harap padanya.
Ia melepas cengkeraman tangannya (apa hati Tae San mulai luluh)
Tae
San berada di bar Jung Rok ia minum sendirian. Kemudian Do Jin datang
duduk di dekatnya dan memesan minuman yang sama seperti yang ia minum.
Tae San bertanya apa Do Jin sudah bicara dengan Yoon. Do Jin bilang
sudah ia bicara dengan Yoon dalam perjalanannya ke bar. Ia memberi tahu
kalau Yoon sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan Jung Rok dan Min
Suk. Tae San menilai kalau Yoon ini ternyata masih memiliki tenaga
untuk bekerja. Do Jin ingin tahu apa Tae San menemui Yoon, apa Tae San
sudah mengalah.
“Aku memukulnya!” sahut Tae San
membuat Do Jin langsung terdiam terkejut tapi ia sadar dengan sifat yang
dimiliki Tae San sekarang atau nanti Tae San akan melakukannya. Do Jin
menepuk bahu Tae San dan berkata kalau dalam permainan ini mungkin ia
memang bermaksud untuk mengalah sejak awal. Belum berakhir tapi rasanya
ia sudah kalah. Apa yang harus ia lakukan dalam keadaan seperti ini.
Do Jin paham dan berkata kalau
sebenarnya Tae San sudah tahu bahwa Tae San itu kalah tapi ia berharap
Tae San kalah dengan terhormat karena ini sudah menjadi takdir Yoon dan
Meari, “Kau sudah melakukan apapun yang bisa kau lakukan bahkan
menentang mereka, mengingatkan mereka tentang keburukan yang mungkin
terjadi atas apa yang mereka lakukan. Kau bahkan mengancam memisahkan
mereka sejak awal. Biarlah mereka memutuskan jalan hidup mereka mulai
sekarang. Kita awasi dari pinggir lapangan.”
Jung
Rok di rumah tengah mengukur TV untuk dibagi menjadi 1/3 bagian. Min
Suk pulang ke rumah. Jung Rok bertanya kenapa Min Suk pulang. Min Suk
mengatakan kalau kabar tentang perceraian keduanya sudah tersebar ke
penjuru hotel jadi ia pulang ke rumah untuk mengambil barang-barangnya
dan pindah ke tempat lain. “Kau sendiri kenapa kau belum pindah?”
Jung Rok : “Pembagian harta properti kita. Aku sudah memikirkannya aku tak bisa pergi dengan tangan kosong,”
Min Suk sudah menduganya ia
setuju dan akan memberi Jung Rok 1/3 bagian. Jung Rok juga setuju, ia
meminta Min Suk memegang meteran. Min Suk bingung apa ini. Jung Rok
menyuruh Min Suk pegang saja kalau ingin bercerai darinya, bukankah Min
Suk bilang akan memberinya 1/3 bagian jadi ia harus membagi semua barang
yang ada di rumah ini menjadi 1/3. Jung Rok pun memberi batas di TV.
Min Suk melongo melihatnya.
(Jadi Jung Rok ingin memotong properti menjadi 1/3 bagian kalau TV ya dibagi terus dibelah gitu. Hahaha)
Jung Rok melihat bantal kursi,
ia bertanya pada Min Suk akan duduk di pantat sebelah kiri atau kanan
(hahaha) Min Suk mendesah kesal dengan tingkah konyol Jung Rok. Jung Rok
memberi Min Suk waktu 3 menit untuk memutuskan.
Bahkan
dispenser juga ia menawarkan Min Suk mau air hangat atau dingin, ia
memberi tanda untuk memotongnya. Min Suk meminta Jung Rok menghentikan
omong kosong ini. Akhirnya Jung Rok memutuskan kalau Min Suk bagian yang
hangat sementara ia yang dingin. Min Suk tak habis pikir apa Jung Rok
benar-benar akan memotongnya.
Dan
Jung Rok pun mengeluarkan alat pemotongnya. Min Suk kaget bukan main.
Jung Rok meminta Min Suk menyingkir kalau tak ingin terluka. Tepat saat
itu bel rumah berbunyi, Yoon datang.
Yoon
menyapa Min Suk dengan sebutan adik ipar. Min Suk berkata kalau Yoon
sudah datang tepat waktu, “Tolong bantu aku menghentikan calon mantan
suamiku ini.”
Jung Rok : “Adik ipar apa? Sekarang dia hanya Park Min Suk.”
Jung Rok melihat ada luka di
ujung bibir Yoon bekas pukulan dari Tae San, “Kenapa wajahmu?” Yoon
bilang kalau itu bukan urusan Jung Rok. Ia bertanya apa yang Jung Rok
pegang. Jung Rok bilang kalau ini juga bukan urusan Yoon, “Gugat saja
penggemarmu. Aku akan bercerai dengan caraku sendiri.”
Min Suk meminta Yoon mengatakan
pada Jung Rok kalau perceraian tak akan selesai dengan cara seperti ini
tapi secara hukum entah sebagai teman Jung Rok atau sebagai
pengacaranya. Jung Rok berkata kalau ia hanya akan mengambil yang
benar-benar menjadi haknya. Apa Min Suk keberatan.
Min
Suk permisi masuk kamar akan membereskan barang-barang yang akan ia
bawa. Tapi ia terkejut melihat suasana kamar sudah diberi tanda 1/3
bagian oleh Jung Rok. Meja, kursi bahkan tempat tidur juga.
Terdengar suara Jung Rok, “Hei
mantan istri Park Min Suk-ssi. Aku lupa menandai tisu toilet. Aku harus
menandainya biarkan aku masuk!”
Min Suk tak bisa menahan tawa
melihat kamarnya sudah diberi tanda 1/3 bagian ditiap benda yang ada
disana. Jung Rok menggedor pintu ingin masuk kamar tapi Min Suk sudah
mengunci kamarnya dan kembali tertawa atas tingkah konyol Jung Rok.
Mumpung
liburan sekolah Yi Soo memenjakan diri. Ia men-cat kuku-nya agar
terlihat lebih cantik. Meari masuk ke kamarnya dan mengatakan kalau Do
Jin datang. Do Jin tanya apa ia boleh masuk ia memperingatkan Meari
jangan melangkah setengah langkahpun ke kamar ini. Meari menyahut lagi
pula ia juga akan pergi.
Yi
Soo heran apa Do Jin menggunakan ponsel hanya sebagai tatakan saja, apa
Do Jin terus-menerus datang ke rumah tanpa pemberitahuan. Do Jin
berkata kalau ia meminta Yi Soo pindah kesini demi tujuan itu. Ia pun
bertanya apa ada kabar baik kenapa Yi Soo berdandan. Yi Soo bilang
mumpung liburan ia ingin terlihat lebih seksi.
Do Jin tanya sampai seberapa
derajat keseksiannya. Yi Soo bilang kalau itu tak ada hubungannya dengan
Do Jin. Yi Soo akan membetulkan letak rambutnya yang terurai tapi cat
kuku-nya belum kering ia merasa kesulitan membetulkan rambutnya, Do Jin
pun menggunakan tangannya untuk merapikan rambut Yi Soo dan berkata
kalau Yi Soo ini sudah mengeluarkan pernyataan yang provokatif saat Yi
Soo bahkan tak bisa menggunakan tangan Yi Soo.
Yi Soo merasa risih dan meminta
Do Jin jangan melakukannya. Do Jin berkata kalau Yi Soo ini selalu
mengatakan ‘jangan’ kapanpun setiap ia melakukan sesuatu. Yi Soo
tertawa, “Benarkah? Baiklah lakukan saja kalau begitu!”
Do
Jin bertanya apa Yi Soo tahu apa yang akan ia lakukan terhadap Yi Soo.
Yi Soo balik bertanya apa Do Jin tahu apa yang ia harapkan. Do Jin heran
bukankah Yi Soo ini seorang guru etika kenapa bersikap begitu. Yi Soo
kembali mengatakan mumpung liburan hari ini ia lebih seksi daripada
kemarin. “Rahasia kehidupan pribadi Seo Yi Soo, apa kau tak suka?”
Do
Jin bilang kalau ia sangat menyukainya. Ia menilai kalau nasib baik
seperti ini biasanya sebuah jebakan. Yi Soo bilang tak ada jebakan, ia
merangkulkan kedua tangannya ke leher Do Jin dan menariknya agar lebih
dekat padanya. “Aku benar-benar hanya ingin merayumu!” ucap Yi Soo. Do
Jin menebak apa mungkin ia melakukan kesalahan. Yi Soo melepas
rangkulannya dan meminta Do Jin jangan khawatir ia tak akan memakan Do
Jin. Do Jin tertawa dan berkata kalau ia bisa gila karena Yi Soo.
Ponsel
Do Jin berdering telepon dari Yoon. Yoon bertanya apa Do Jin sedang
bersama Yi Soo. Do Jin hanya menjawab hmm.. menandakan ia menjawab ya.
Yoon meminta Do Jin mendengarkan apa yang ia katakan.
“Di kafe kopi terakhir kali
tempat kita menolong Yi Soo, bukankah aku memberikan kartu namaku pada
pria-pria itu? mungkin kartu namaku disampaikan pada ibunya. beliau
meneleponku (ibu Yi Soo menelepon Yoon) dia ingin bertemu denganmu!”
Do
Jin pun bertemu dengan ibu Yi Soo di sebuah kafe. Ibu Yi soo berkata
kalau ia mendengar Yi soo memiliki beberapa orang kakak, tapi seingatnya
hanya Yi Soo yang ia lahirkan. Do Jin berkata kalau mereka berempat
seperti itu karena berfikir Yi Soo dalam bahaya jadi mereka mengaku
sebagai kakak, ia minta maaf kalau ibu Yi Soo merasa tersinggung.
Ibu Yi Soo tak
mempermasalahkannya ia malah merasa dirinya juga tertolong ia-lah yang
seharusnya minta maaf karena mereka berdua (anak tirinya) pasti sudah
bertindak seperti preman. Do Jin bilang kalau mereka berempat juga
bertindak seperti preman. Ibu Yi Soo berterima kasih pada Do Jin ia tak
bisa menghentikan anak tirinya.
Ibu
Yi Soo bertanya apa pekerjaan Do Jin. Do Jin mengatakan kalau ia
Presdir di sebuah perusahaan arsitektur yang ia kelola bersama seorang
teman dan saat ini usianya 41 tahun.
“Kau single atau bercerai?” Tanya ibu Yi Soo.
“Aku single. Tapi aku mempunyai putra berusia 19 tahun.” Ucap Do Jin setengah menunduk.
Ibu Yi Soo sedikit terkejut tapi
ia terharu dengan kejujuran Do Jin. Ia bertanya apa Yi Soo sudah
mengetahui ini. Do Jin berkata kalau Yi Soo sudah mengetahuinya belum
lama ini, ia minta maaf karena memiliki masa lalu yang tak baik. Ibu Yi
Soo meminta Do Jin tak perlu khawatir ia adalah seorang ibu yang tak
berhak menentang apapun yang dilakukan Yi Soo. Ibu Yi Soo bertanya siapa
nama Do Jin. Do Jin mengatakan namanya.
Tepat
saat itu Yi Soo datang mengagetkan keduanya. Yi Soo bertanya kenapa Do
Jin ada disini bersama ibunya. Ibu Yi Soo berkata kalau ia yang meminta
Do Jin datang menemuinya. Karena Yi Soo sudah datang labih baik duduk
dulu.
“Apa
yang ibu lakukan sekarang? Ibu pikir ibu siapa, memintanya datang
seperti ini?” Yi Soo mengajak Do Jin pergi tapi Do Jin menyuruh Yi Soo
duduk dulu. Yi Soo menolak, “Apa kau sudah gila? Memangnya kau tahu
siapa yang kau temui?”
Ibu Yi Soo : “Ketika aku
melahirkanmu aku kesakitan selama 40 jam. Meskipun aku tak berhak
menentangmu setidaknya aku berhak bertemu dengannya.”
Yi
Soo menitikan air mata yang lama-kelamaan semakin deras, ia meninggikan
suaranya, “Kenapa ibu mempermalukanku seperti ini?” Yi Soo bergegas
pergi meninggalkan keduanya dengan tangisan dan kemarahan.
Ibu Yi Soo memahami sifat
putrinya mungkin Yi Soo terlihat lembut tapi dia cukup keras ketika
marah dan itu terjadi karena ia terlalu banyak melukai perasaan Yi Soo,
“Putriku tolong jaga dia baik-baik, aku selalu ingin mengatakannya.” Do
Jin berjanji ia akan melakukannya jadi ibu Yi Soo tak perlu khawatir,
“Aku akan membuatnya menjadi wanita yang paling dihargai.”
Ibu Yi Soo terharu dan berterima
kasih ia meminta Do Jin cepat mengejar Yi Soo. Do Jin pamit, sebelum
pergi ia memberi hormat terlebih dahulu kemudian bergegas menyusul Yi
Soo.
Dengan tangan gemetaran ibu Yi Soo mengambil minuman dan meminumnya, tanpa terasa air matanya menetes.
Yi
Soo menangis sepanjang jalan, Do Jin mencegatnya. Yi Soo berkata kalau
Do Jin ingin bertemu dengan ibunya seharusnya Do Jin memberitahu
terlebih dahulu. Do Jin mengusap lembut air mata Yi Soo dan berkata
kalau ia mengatakan bahwa ia akan menemui wanita yang sangat berkelas.
Yi Soo merasa kalau ini sangat
memalukan. Masalah keluarga yang memalukan ini benar benar membuatnya
malu. Do Jin berkata bahkan Yi Soo sudah mengetahui masa lalunya yang
lebih mengerikan. Yi Soo membenarkan, “Sebenarnya aku bisa menggunakan
kelemahanmu untuk melawanmu. Supaya kau hanya mencintaiku seorang.”
Do Jin tertawa dan kembali
mengusap lembut air mata Yi Soo, “Kelemahan itu boleh kau gunakan untuk
keuntunganmu setiap hari. Jangan menangis lagi. Seo Yi Soo-ku terlalu
sering menangis.”
Yi
Soo berlata kalau ia paling banyak menangis ketika Do Jin
mencampakkannya. Do Jin berkata kalau ia juga paling banyak menangis
ketika ia mencampakkan Yi Soo. Yi Soo bertanya lalu kenapa Do Jin tetap
mencampakannya. “Itu karena aku mencintaimu,” Do Jin menarik Yi Soo
memeluknya erat.
Jung
Rok duduk melamun di Mango Six. Do Jin duduk di depannya dan bertanya
apa belum ada perkembangan tentang masalah Jung Rok dengan Min Suk. Jung
Rok balik bertanya perkembangan apa, apapun yang ia lakukan tak ada
bedanya. Do Jin menyarankan kalau temannya ini tak ingin bercerai coba
rayu lagi Min Suk karena cinta datang lebih cepat daripada maaf. Jung
Rok berkata hal itu hanya berlaku kalau Min Suk bersedia bertemu
dengannya ia selalu mencobanya tapi tak berhasil 30 kali telepon dan 50
kali SMS.
Do Jin ingin tahu Min Suk bilang
apa. Jung Rok menyampaikan kalau katanya dia akan menelepon polisi. Ia
dilarang menghubungi Min Suk lagi, dia bahkan pindah hotel. Sekarang ini
tak ada lagi cara untuk bisa menemuinya. Do Jin berkata kalau ada cara
untuk menemui Min Suk yaitu menikahkan Yoon dan Meari besok dengan
begitu Jung Rok akan bertemu dengan Min Suk. Jung Rok menilai kalau Do
Jin ini terlalu komedi romantis dan mengabaikan bagian horornya. Ia
memberi tahu kalau beberapa hari yang lalu Yoon ke rumahnya dan ia
melihat ada luka di bibir Yoon ia menebak Yoon pasti dipukul oleh Tae
San.
Tepat
saat itu Tae San datang Jung Rok langsung terdiam menyudahi ocehannya
dan tersenyum memandang Tae San. Tae San memberi tahu kalau sebentar
lagi Meari dan Yoon juga akan datang karena ada yang ingin ia sampaikan
pada keduanya. Do Jin menyarankan pada Jung Rok agar menyingkirkan
piring-piring yang mahal hahaha.
Meari
dan Yoon sudah datang keduanya menunduk. Tae San menatap keduanya
bergantian. Do Jin dan Jung Rok mengawasi ketiganya. Kedua pengawas ini
saling berpandangan waspada.
Tae San : “Mulai hari ini aku sudah memutuskan untuk tidak menentang hubungan kalian lagi.” (HOREEEE)
Yoon dan Meari mengangkat wajahnya terkejut.
“Benarkah?” seru Do Jin dan Jung Rok bersamaan. Tae San melirik marah meminta keduanya diam.
Tae San kembali menatap dua
pasangan di depannya, “Tapi aku tak mau melihat kalian putus setelah
beberapa bulan pacaran. Aku juga tak mau melihatmu menangis seperti
orang sekarat setelah 1 atau 2 tahun. Kalau kalian putus, maka aku akan
benar-benar putus hubungan dengan kalian berdua. Karena itu, kalau
kalian berdua benar-benar ingin melakukan sesuatu, menikah saja!”
Mereka semua terkejut dengan usulan Tae San. “Aku mendukung Im Tae San!” sahut Do Jin dan Jung Rok bersamaan.
Tae San menatap tajam Yoon, “Secepat mungkin. Bersediakah kau menikah.......”
“Aku
bersedia.” ucap Yoon tegas penuh keyakinan tanpa ragu-ragu menyela
ucapan Tae San. “Seberapa cepat? Satu bulan? Setengah bulan? Satu
minggu?”
Tae San : “Apa kau sungguh-sungguh?”
Yoon : “Kalau aku tak sungguh-sungguh bagaimana mungkin aku menahan seseorang yang akan pergi ke Amerika?”
Do Jin menyahut kalau Meari juga
tak ingin pergi. Jung Rok ikut bicara dan membenarkan ucapan Do Jin dan
berkata apa enaknya menjadi wanita yang sudah menikah.
Meari bersemangat ia tak masalah
dan tak membenci keputusan ini. Ia kegirangan, “Rasanya seperti
aku.....” Meari melihat kakaknya dan memelankan suaranya, “Bermimpi.”
Yoon berterima kasih atas restu Tae San ia berjanji tak akan mengecewakan Tae San.
Meari
masih belum percaya dengan restu kakaknya, “Kakak apa kau
sungguh-sungguh? Apa aku benar-benar boleh menikah dengan Kak Yoon?” Tae
San mengangguk pelan, “Menikahlah!”
Meari makin semangat dan meminta
Yoon cepat berdiri, “Kita harus menyiapkan gaun pernikahan dan gedung
resepsi. Banyak hal yang harus kita siapkan. Ayo cepat. Kita harus
melakukan banyak hal.” Keduanya pamit. Yoon menggandeng Meari.
Tae
San mendesah pelan. Do Jin bertanya apa maksudnya ini apa Tae San
benar-benar serius atau hanya sekedar taktik. Kalau hanya taktik berarti
Tae San gagal total. Jung Rok ikut bertanya apa Tae San benar-benar
menyutujuinya.
Tae San : “Tidakkah kalian lihat dia memutuskan tanpa ragu-ragu. Sudah begini, apalagi yang bisa kulakukan? Aku kalah.”
Do Jin : “Kau tak kalah. Kau menang.”
Jung Rok bertanya kenapa begitu.
Do Jin berkata ia juga tak tahu kenapa, rasanya hanya itu yang terbaik
diucapkan saat ini. Tae San meralat dan berkata kalau ‘fighting’ lebih
cocok.
Do Jin memasang muka imut sambil menopang wajahnya, “Hm.. kalian semua cintailah Kim Do Jin!”
Jung Rok dan Tae San jijik
dengan sikap Do Jin yang sok imut haha. Keduanya meninggalkan Do Jin. Do
Jin berteriak kalian mau kemana. Semua pengunjung Mango Six
menertawakan sikap Do Jin yang sok imut haha. Do Jin langsung bersikap
normal dan mencoba menggumamkan pasar dagang dan suku bunga kemudian ia
lari ngibrit meninggalkan Mango Six.
Yoon
melihat kalau Meari berjalan setengah melamun. Ia berkata kalau ia tak
tahu, ia akan mengira Meari telah dipaksa menikah. Meari menilai kalau
ini hanya terlalu tiba-tiba semuanya seperti mimpi dan terasa aneh
untuknya. Ia selalu membayangkan momen menikah dengan Yoon berkali-kali
dan ini akan menjadi kenyataan. “Impianku adalah kapan terjadi
penikahanku dengan kakak yang menjadi suamiku.”
Yoon
berjanji ia tak akan membuat Meari menyesal, ia akan menjadi suami yang
baik untuk Meari. Ia akan bersyukur atas segalanya setiap hari.
Keduanya saling memeluk erat.
Min
Suk makan di sebuah restouran. Pegawainya datang melaporkan pekerjaan.
Jung Rok juga datang ke restouran itu untuk menemui Min Suk. Melihat
kedatangan Jung Rok Min Suk melirik ke pegawainya. Pegawai Min Suk
menunduk mengaku salah kalau ia yang sudah memberi tahu Jung Rok dimana
keberadaan Min Suk karena ia diancam.
Jung
Rok memberi tahu kalau Meari akan menikah. Min Suk tak percaya. Jung
Rok membenarkan dan berkata kalau Tae San sudah menyetujuinya. Min Suk
bertanya walaupun begitu kenapa, apa karena hal itu Jung Rok memotong
pembicaraan dirinya dengan pegawainya. “Adik teman mantan suamiku akan
menikah apa hubungannya denganku? Tahukah kau berapa nilai laporan ini?”
Jung rok : “Apa yang lain lebih penting daripada pernikahan Meari? Katakan padaku.”
Min Suk : Apa?
Jung
Rok : “Kita memberi hadiah bersama atau masing-masing? Kita harus
memberi mereka kado pernikahan. Bagaimanapun dia pernah menjadi
mata-matamu. Baik suami atau mata-matamu kau mencampakkan begitu saja
setelah urusanmu dengan mereka selesai.”
Jung Rok duduk di depan Min Suk
dan berkata kalau waktu pernikahan mereka sebelum perceraian keduanya
jadi ia mengusulkan satu hadiah sudah cukup. Ia meminta pendapat Min
Suk. Min Suk bertanya apa Jung Rok yakin kalau pernikahan itu sebelum
perceraian keduanya karena ia berencana mengirim surat cerainya hari ini
jam 9. Jung Rok mengatakan kalau hari ini sabtu. Min Suk berkata apa
Jung Rok pikir ia tidak bisa mengirimnya hanya karena sekarang hari
sabtu. Ia menyombongkan besarnya pajak yang ia bayar.
Jung Rok bertanya siapa yang akan
mengirimnya. Min Suk berkata memangnya dirinya yang akan mengirim tentu
saja pengacaranya. Jung Rok berkata kalau kata Yoon, Min Suk tak bisa
mengajukan permohonan cerai melalui pengacara atau agen. Min Suk
manyahut kalau begitu ia sendiri yang akan melakukannya.
Jung
Rok bertanya apa sekarang Min Suk bahagia, setelah mencampakkannya apa
Min Suk bahagia. Min Suk mencoba bersikap tak peduli dan berkata
lumayan.
Jung Rok : “Aku tidak. Aku tak
bahagia. Beberapa hari yang lalu kau masih istriku lalu beberapa hari
kemudian kau akan menjadi seseorang yang kuharapkan.”
Min Suk menyuruh Jung Rok pergi
kalau sudah selesai. Sebelum pergi Jung Rok berpesan, “Ini yang
terakhir. Mencintai pria sepertiku pasti berat bagimu. Untuk masa-masa
itu aku benar-benar minta maaf. Jangan hanya sekedar lumayan bahagia.
Kau harus bahagia Park Min Suk.”
Min Suk terharu mendengarnya dan sedih menatap kepergian Jung Rok yang semakin menjauh dari jangkauan pandangannya.
Colin,
Dong Hyub dan Sang Hyun menyusuri jalanan menikmati liburan. Sang Hyun
bertanya apa kedua temannya ini sudah bertemu dengan pacarnya Guru etika
karena ia sendiri sudah melihatnya ketika dia datang ke sekolah. Tapi
menurutnya wajah pacar Guru Etika itu terlihat sangat familiar (Iya-lah
kan pernah bertemu Do Jin sebelumnya)
Dong Hyub bertanya apa pekerjaan
orang itu. Colin heran kenapa Dong Hyub memanggil pacar Guru Etika
dengan sebutan orang itu, “Dia sangat modis dan tampan.” (wuih Colin
membela bapaknya hahaha) Dong Hyub heran bagaimana Colin tahu apa sudah
pernah melihatnya.
Belum
sempat Colin menjawab ketiganya dikejutkan dengan pemandangan
pengeroyokan salah satu teman mereka. Seong Jae dikeroyok siswa sekolah
lain, SMA Mu Yong. Seong Jae ditendang dan dipukuli ia dipalak. Colin
bergumam kalau perkelahiannya tak adil karena 4 lawan 1. Dong Hyub dan
Sang Hyun pun maju, Colin kembali bergumam kalau keputusan yang diambil
Dong Hyub dan Sang Hyun bukan keputusan yang bijak.
Do Jin dihubungi pihak kepolisian, “Apa anda wali dari Colin? Ini dari kantor polisi.” Do Jin bergegas menuju kantor polisi.
Di
kantor polisi siswa SMA Mu Yong tak terima karena ia dipukuli Dong Hyub
cs. Ia berkata pada polisi kalau Dong Hyub cs yang memulai perkelahian.
Seong Jae menyangkal kalau siswa SMA Mu Yong duluan yang memukulinya
sedangkan Dong Hyub cs datang menolongnya ketika sedang melintas. Colin
membenarkan karena ia saksinya.
“Kau
menang atau kalah?” tanya Do Jin tiba-tiba. Do Jin melihat wajah Colin
cs kemudian berlalih menatap siswa SMA Mu Yong yang wajahnya babak belur
ia mengambil kesimpulan kalau Colin cs yang menang.
Sang Hyun langsung mengenali Do
Jin dan berseru pada Dong Hyub kalau itu pacarnya Guru Etika, Dong Hyub
terkejut tak menyangka. Do Jin kaget melihat dua remaja yang pernah
berurusan dengannya. Colin minta maaf pada temannya karena ia terpaksa
menghubungi walinya. Ia memperkenalkan Dong Hyub cs sebagai temannya
pada ayahnya. Ini Dong Hyub yang berjiwa ksatria dan Sang Hyun yang
setia.
Do Jin kesal kenapa Colin bisa
terjebak diantara mereka, “Apa kau tak lihat betapa lelahnya aku
bersahabat dengan paman-pamanmu selama ini?”
Bapak
dari salah satu anak SMA Mu Yong datang. Anak itu langsung mengadu pada
ayahnya. Ayahnya marah dan bertanya si brengsek mana yang melukai wajah
anaknya. Anaknya langsung menunjuk Dong Hyub yang sudah memukulinya.
Plok..
Bapak anak itu menggaplok kepala Dong Hyub. Dong Hyub diam menahan
marah. “Seorang pelajar seharusnya belajar, apa kau tahu siapa aku?”
bentak si bapak.
“Siapa yang memukul wajahmu?” tanya Do Jin pada Colin.
“Dia!” jawab Colin menunjuk si anak yang bapaknya barusan memukul Dong Hyub.
Do
Jin menatap marah dan menghampiri mereka. “Apa yang ingin kau lakukan?”
tanya si bapak anak itu. Dan plok... Do Jin memukul kepala si bapak.
hahaha. Mereka terkejut melihatnya bahkan pak polisinya juga kaget.
“Apa yang baru saja kau lakukan?
apa kau mau mati?” Si bapak itu marah sambil mencengkeram baju Do Jin.
Do Jin melepaskan diri dari cengkeraman bapak itu.
“Sebagai orang dewasa memukul anak bukanlah tindakan bijak.” Kata Do Jin.
“Kau siapa? Apa kau ayahnya?” tanya si bapak. (maksudnya apa Do Jin ayahnya Dong Hyub yang ia pukul kepalanya)
“Aku ayah temannya (ayahnya
Colin) aku tak pernah memukul anakku dan dia adalah teman anakku yang
berharga. Kalau anakmu berharga seharusnya kau tahu bahwa anak orang
lain sama berharganya. Kenapa kau berani memukul seorang anak?
Seharusnya kupatahkan saja pergelangan tanganmu.”
Polisi bertanya Do Jin ini walinya siapa. Do Jin menjawab kalau ia walinya Colin dan Dong Hyub.
Di
luar kantor polisi Do Jin bertanya pada Colin apa mereka bertiga
berteman. Ketiganya menunduk Colin menjawab ya. Do Jin mendesah kesal.
Dong Hyub ingin tahu kenapa Do Jin menolongnya bukankah hubungannya
dengan Do Jin tak baik. Do Jin berkata kalau ia ini orang dewasa
sedangkan Dong Hyub masih muda dan memerlukan perlindungan. Dong Hyub
dan Sang Hyun berterima kasih.
Do
Jin melihat jam tangannya dan berkata pada Colin kalau ia ada janji
jadi ia akan pergi lebih dulu. Ia berpesan pada Dong Hyub dan Sang Hyun
agar berhenti merokok. Keduanya mengangguk.
Do
Jin janjian dengan Yi Soo. Yi Soo terkejut mengetahui kalau Colin dan
temannya tadi di kantor polisi. Do Jin merasa kalau sekarang ia
benar-benar memiliki seorang anak. Yi Soo penasaran apa Colin terlibat
perkelahian. Do Jin mengangguk dan mengatakan kalau masalah itu sudah
diselesaikan.
Do Jin mengingatkan bukankah Yi
Soo tahu kalau Meari akan menikah apa Yi Soo tak iri kata Do Jin sambil
menyuapi es krim ke Yi Soo. Yi Soo berkata ia tak bisa mengatakan kalau
ia iri tapi ia terkejut karena menikah bukanlah perkara mudah. Do Jin
berkata kalau ia sangat mengagumi Yoon, dia salah seorang yang pernah
menikah dan akan menikah lagi. Yi Soo menyahut kalau Yoon pasti sangat
mencintai Meari.
Do Jin : “Haruskah orang yang menikah karena jatuh cinta? Aku juga sangat mencintaimu. Kalau begitu kita harus.....”
Lep... Yi Soo menyuapi Do Jin es krim. Do Jin melirik kesal karena omongannya terhenti.
Yi Soo berkata kalau ada
sepasang manusia yang ingin bercerai dan yang lainnya ingin menikah.
Perceraian dan pernikahan dilakukan untuk mencapai kebahagiaan. Tapi
keduanya merupakan jalan yang sangat bebeda.
Do Jin merasa kalau Yi Soo
mengkhawatirkan Min Suk. Ia meminta Yi Soo tak perlu khawatir karena
pasangan itu tak akan berpisah. Yi Soo heran dan bertanya kenapa. Do Jin
mengatakan kalau Min Suk benar-benar ingin berpisah dia tidak akan
memutuskan semua kontrak. Ia berfikir Min Suk dan Jung Rok sedang
bermain petak umpet atau berburu harta karun. Dari pasangan yang akan
bercerai entah kenapa ia lebih mengkhawatirkan pasangan yang akan
menikah.
Yi Soo tertawa dan berkata kalau
sebagai Guru Meari ia sangat berbahagia untuk salah satu muridnya ini.
Ia selalu mengatakan pada anak didiknya bahwa tak perlu menjadi yang
sempurna selama kau melakukan yang terbaik terhadap hal yang kau sukai.
Dia tergila-gila mencintai Yoon dan akhirnya terbayar sudah. Do Jin
bergumam sepertinya ia sudah salah orang mempercayakan pendidikan
anaknya.
Tiba-tiba
Yi Soo terkejut melihat seseorang yang baru datang ke kafe itu. Do Jin
menoleh untuk melihatnya dan bertanya ada apa. Yi Soo bilang tak ada itu
cuma mengagetkannya saja.
Do Jin tanya kenapa apa Yi Soo
mengira itu orang yang Yi Soo kenal siapa dia. Yi Soo berkata hanya
mirip seseorang yang pernah ia kenal. Do Jin ingin tahu bagaimana Yi Soo
mengenalnya. Yi Soo berkata kalau ia pernah pacaran dengannya sekitar
satu setengah tahun yang lalu. Mereka benar-benar mirip kata Yi Soo.
Do
Jin cemburu mendengarnya, “Kalau begitu apa yang perlu ditakutkan?” Yi
Soo bilang tentu saja ia takut, “Lalu memangnya aku harus mengatakan
‘hai lama tak bertemu?’ apa seperti itu?” Do Jin menilai kalau sapaan
seperti itu tak masalah itu sangat sedarhana.
Yi Soo bertanya memangnya Do Jin
bisa melakukan hal itu pada mahasiswi pasca sarjana Kim Eun Jae yang
ukuran sepatunya 245. Bisakah Do Jin melakukan hal itu. Do Jin berkata
tentu saja. “Maksudku ada apa dengan ekspresi wajahmu, seperti dunia
akan kiamat saja? Apa kau masih punya perasaan padanya? Sepertinya
begitu.”
Yi
Soo : “Kalau begitu ketika kita mengecat rumah, bukankah kau takut pada
lebah? Kalau begitu kau pasti takut pada lebah karena kau punya
perasaan padanya. (hahaha)
Do Jin : “Ah kau benar-benar kekanak-kanakan. Tak ada alasan buatmu untuk takut.”
Yi Soo : “Ah kau benar-benar picik.” (berfikiran pendek/sempit gitu)
Do Jin : “Picik? Tak tahukah kau bahwa hal pertama yang tak boleh kau katakan pada pria adalah dia seorang yang picik.”
Yi Soo membalas, “Tak tahukah kau hal pertama yang tak boleh kau tanyakan pada wanita adalah masa lalunya.”
Do
Jin : “Lihat. Lihat. Masa lalu. Pasti ada sesuatu. Sepertinya hubungan
yang sangat mengesankan. Hatimu pasti masih berdebar-debar untuknya.”
Yi Soo : “Tak ada yang seperti itu. Kau cari masalah ya? Aku hanya mengatakan aku takut.”
Do Jin : “Kenapa kau marah? Sekarang semakin aneh. Jangan bilang kau masih berhubungan dengannya.”
“Ah
keterlaluan. Aku mau pergi.” Yi Soo berdiri kesal dan meninggalkan
kafe. Do Jin berteriak mengejar Yi Soo, “Kau mau kemana? Apa mau kembali
ke pria masa lalumu?”
Do
Jin mengantar Yi Soo pulang, ia menyuruh Yi Soo duduk di ranjang. Ia
bertanya dimana penghapus cat kuku. Yi Soo tanya kenapa bukankah cukup
cantik. Do Jin bilang itu terlalu cantik bukankah Yi Soo menghias kuku
untuknya ia sudah menikmati keindahannya jadi ia akan menghapusnya
sebelum pria lain melihatnya. Do Jin menemukan cairan penghapus cat
kuku.
Yi Soo heran kenapa Do Jin masih
membicarakan itu. Do Jin berkata kalau sebelumnya saat ia mendengar
pria lain mengatakan ingin menyembunyikan pacar mereka di saku ia
menyebut kalau mereka pria yang kurang ajar tak seharusnya seperti itu,
“Kuku yang seksi, wajah yang cantik, tulang selangka yang sempurna.
Hanya mataku yang boleh melihatnya. Jadi apa kau ingin kusimpan di
saku-ku atau kuhapus cat kukumu?”
Yi Soo tertawa dan menyerahkan
tangannya membiarkan Do Jin menghapus cat kuku-nya. Do Jin bertanya
berapa usia pria itu. Yi Soo menjawab kalau dia seumuran dengannya. Do
Jin terus bertanya apa pekerjaan orang itu. Yi Soo heran kenapa Do Jin
tiba-tiba memanggilnya orang itu. Do Jin berkata kalau pada awalnya ia
ingin memanggilnya dengan sebutan brengsek tapi ia menahan diri terlabih
lagi ia sedang berhadapan dengan seorang guru etika. Yi Soo mengatakan
kalau dia seorang dokter oriental. Do Jin merengut cemburu dan
mengatakan kalau itu orang biasa.
Yi Soo : “Apa kau bilang? Ah dasar. Kalau aku tahu kau pria seperti ini seharusnya waktu itu aku mempertimbangkannya lagi.”
Do Jin : “Kau membuang-buang waktumu. Meskipun kau mempertimbangkannya 100 kali pun pasti tetap aku (yang dipilih)”
Yi Soo kemudian menanyakan
tentang kompetisi akhir pekan tim Blue Cat sudah ditentukan. Apa Do Jin
sudah menyumbang. Do Jin bertanya kenapa seorang wasit mengkhawatirkan
hal itu. Yi Soo mengatakan kalau Tae San sedang tak menjadi dirinya
sendiri belakangan ini. “Kau menyumbang atau tidak?” Do Jin menilai
kalau Yi Soo ini terlihat seperti perampok tanpa pisau. Yi Soo berkata
kalau diperlukan ia akan mengambil sebuah pisau.
Ponsel
Yi Soo berdering. Do Jin curiga dari siapa itu apa dari pria, ia ingin
tahu. Yi Soo menunjukan siapa yang meneleponnya, Park Min Suk.
Yi Soo bicara di telepon dengan
Min Suk. Mereka sepertinya janjian bertemu malam nanti. Do Jin ingin
tahu apa Min Suk ingin bertemu, kenapa. Yi Soo bilang kalau pria tak
perlu tahu tentang ini. Do Jin merengut, “Kenapa? Ada apa sebenarnya?”
Min
Suk mengajak Yi Soo, Se Ra dan Meari ke klub malam. Keempatnya
berpakaian seksi dan terlihat cantik. Se Ra berkata kalau hari ini
mereka akan makan daging kepiting tapi kalau Tae San tahu hal ini
habislah ia. Yi Soo berkata apa Se Ra pikir kalau Do Jin tahu dia akan
membiarkannya keluyuran.
Min Suk memesan tempat VVIP yang
nyaman dan luas. Pemilik klub malam menyapa Min Suk dan senang salah
satu Nyonya kaya raya ini berkunjung ke klub malamnya. Min Suk
mengatakan kalau kedatangannya ke sini untuk merayakan pesta bujangan
terakhir, “Bayi kami yang berharga ini akan segera menikah,” katanya
sambil menatap Meari.
Pemilik klub mengatakan kalau
kualitas alkohol di tempatnya sangat bagus. Apa mau dipesankan. Min Suk
tentu saja mau memesannya, “Memangnya kau kira untuk apa kami
menghabiskan banyak uang disini?”
Meari
kegirangan karena pesta ini dipersembahkan untuknya. Min Suk mengatakan
kalau saat ini ia bercerai jadi selain dirinya adakah orang lain yang
sudah menikah disini. Ketiga wanita ini mengangkat bahu bersamaan dan
tertawa.
Ternyata
kabar Park Min Suk cs ke klub malam diketahui Jung Rok. Mereka berempat
pun menyusul ke klub malam yang sama. Yoon tanya apa Jung Rok yakin
kalau para wanita itu disini. Jung Rok berkata kalau informasinya
didapat dari pelayan yang bekerja disini, “Reservasi VVIP atas nama Park
Min Suk dan seluruhnya ada 4 orang wanita.”
Do Jin ngomel kenapa Yoon ingin
menikah dan membuat hal seperti ini terjadi. Ia kemudian memarahi Tae
San kenapa juga sebagai kakak Tae San diam saja. Ia menilai kalau Yi Soo
bukan wanita yang seperti itu, ini semua karena Hong Pro dan Meari.
Yoon dan Tae San protes kenapa wanitanya disalahkan.
Jung Rok berkata kalau ia bahkan
belum menandatangani surat perceraian tapi Min Suk sudah berani
mengunjungi klub malam. “Lihat saja bagaimana aku akan mengurus wanita
ini. Ah.. Park Min Suk kau menghabiskan waktu seharian untuk
menangkapku, akan kutunjukan padamu hari ini bagaimana rasanya
tertangkap basah.”
Keempatnya
akan masuk tapi penjaga menghalangi. Penjaga minta maaf karena pesanan
sudah penuh. Tae San heran omong kosong apa ini jam berapa sekarang
kenapa mereka tak bisa masuk. Do Jin menyuruh Tae San dan Jung Rok
menyingkir, ia menggandeng Yoon dan minta ijin masuk. Keduanya pun
diperbolehkan masuk.
Tae San dan Jung Rok juga akan
masuk tapi penjaga menghalangi keduanya. Tae San mengeluarkan dompet dan
memberikan sesuatu pada si penjaga, “Sepertinya aku berhutang rokok
padamu. Berapa yang kau butuhkan?”
Keempat
wanita bersulang, “Untuk mereka yang sekarang melajang (Yi Soo dan Se
Ra) yang masih lajang (Meari) dan mereka yang akan menjadi lajang
kembali (dirinya sendiri)”
Pintu diketuk pelayan masuk dan mengatakan kalau pria-pria pesanan Min Suk cs sudah datang. “Hyung-nim, silakan masuk!”
Keempat
wanita ini menunggu pria seperti apa yang akan menemani pesta mereka
malam ini. Dan jreng jreng jreng tentu saja yang muncul adalah pria-pria
mereka.
Keempat
wanita ini jelas kaget sudah tertangkap basah tengah merayakan single
party. Dengan tatapan tajam keempat pria ini menatap masing-masing
wanitanya.
Jung Rok : “Aku adalah pemburu penyihir dari Cheongdam-dong, sekarang mataku hanya tertuju padamu.”
Min Suk diam masih terkejut.
Yoon : “Aku adalah pahlawan komik polos dari Samseong-dong. Musim hujan adalah musimku.”
Merai tertunduk tak berani menatap Yoon.
Tae San : “Aku adalah pemberontak dari Dogok-dong. Aku benar-benar tak akan memaafkanmu.”
Se Ra mencoba bersikap tenang walaupun sudah tertangkap basah.
Do Jin : “Aku adalah gentlemen dari Samseong-dong. Oke, sekarang saatnya show time.”
Yi Soo melirik cemas, mereka berempat sudah tertangkap basah melakukan single party di klub malam.
Bersambung ke episode 20 (Tamat)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar