Kita akan kembali ke masa lalu disaat keempat ahjussi ini masih di bangku SMA dan belum bersahabat seperti sekarang.
Di sebuah kelas
disuatu SMA. Kim Do Jin dengan penampilan urakan tengah membaca majalah
otomotif. Tentu saja dengan suasan kelas yang gaduh.
Di
kelas yang sama tentu saja ada anak rajin yang kerjanya hanya
mempelajari pelajaran sekolah, siapa lagi kalau bukan Yoon (ternyata
Yoon n Do Jin emang udah dari dulu selalu bareng ya ternyata keduanya
satu kelas)
Yoon dengan tampang culun bin cupu
hahaha ditambah kacamata bulat dan poni di rambut terlihat jelas kalau
dia yang paling kutu buku diantara lainnya.
Tiba-tiba
ada siswa kelas lain yang masuk ke kelas mereka, Im Tae San. Dengan
tampang sok berkuasa ia menatap sinis ke arah siswa lain di kelas Do
Jin. “Siapa pemimpin disini, keluar!” perintah Tae San. Do Jin tersenyum
sinis mendengarnya, tak ada yang menggubris perkataan Tae San.
Kemudian dari pintu masuk lain masuklah siswa lain pula sambil menenteng sepasang sepatu, itu Lee Jung Rok.
Sambil
memukulkan tongkat ia bertanya, “Siapa pemilik sepatu NICE ini?
Keluar!” Yoon yang mendengar itu langsung mendongakkan wajahnya.
“Siapa
pemimpin disini?” bentak Tae San. Do Jin melihat sekeliling teman
sekelasnya yang diam saja. Do Jin langsung mengangkat tangan dan
berakata kalau sementara ia pemimpinnya. Tae San menyuruh Do Jin keluar
ikut dengannya.
Jung Rok marah dan memukulkan tongkat yang ia bawa, “Apa tak ada pemiliknya?”
“Itu milikku!” sahut Yoon sambil mengangkat tangannya. Jung Rok menyuruh Yoon keluar ikut dengannya.
Yoon
berjalan di belakang Jung Rok. Tiba-tiba Jung Rok berhenti berjalan dan
Yoon yang tak melihat ke depan menabraknya, duk hehe. Ternyata di taman
sekolah sudah ada Do Jin yang Tae San yang saling berhadapan. Jung Rok
berkata kalau ia duluan yang akan memakai tempat ini jadi Do Jin dan Tae
San lebih baik kembali saja. Tae San menatap sebal, “Apa-apaan ini?”
Jung Rok menyombongkan diri, “Apa kau belum mendengar tentang aku? Aku Lee Jung Rok dari Yang Jae.”
Do Jin : “Jadi kau Lee Jung Rok? pisau silet Yang Jae-dong.”
Yoon terkejut, “Pisau silet?”
Do Jin : “Kudengar kau sudah berjenggot tebal walaupun kau masih SMP.”
Buwahaha.
Mereka tertawa terbahak-bahak tapi tiba-tiba Jung Rok terdiam marah,
“Kau mau mati ya?”Ancamnya pada Do Jin. Tapi Tae San menghalangi karena
Do Jin itu lawannya, “Kami akan berkelahi untuk mencapai posisi
tertinggi. Awasi saja kami!” (berkelahi buat mencari siapa pemimpin di
sekolah haha)
Yoon dengan polosnya berkata, “Nilai masukku adalah yang tertinggi. Kenapa kalian berkelahi untuk posisi tertinggi?”
Do
Jin kaget dan langsung mencengkeram baju Yoon menatapnya galak, “Jadi
nilaimu yang tertinggi? Aku turun jadi peringkat 2 karena kau? Buku
referensi apa yang kau gunakan?”
“Lepaskan
dia!” Jung Rok melepaskan cengkeraman Do Jin dari Yoon. Jung rok
berkata kalau urusannya dengan Yoon belum selesai. Jung Rok berkata ke
Yoon kalau akhir pekan ini ia ada kencan berkelompok jadi pinjamkan
sepatu milik Yoon padanya. Yoon berusaha mengambil sepatunya.
Tae San mencengkeram baju Jung Rok, “Lepaskan dia. Kau ini meminjam atau merampas?”
Do Jin membalikan tubuh Tae San dengan kasar, “Memangnya kau siapa sombong sekali?”
Tae San : “Hei apa kau tak mengenaliku? Aku Im Tae San-nya Haksu!”
Yoon dengan sifat polos berkata kalau ia belum pernah mendengar tentang Tae San.
Tae San berbalik marah mencengekeram baju Yoon, “Kalau kau tak tahu kenapa kau ikut campur?”
Jung
Rok membalikkan paksa tubuh Tae San, “Kubilang jangan sentuh dia. Dia
memiliki sepatu NICE dan nilainya yang tertinggi!” bentak Jung Rok.
Do
Jin membalikkan tubuh Jung Rok untuk menghadap padanya, “Kenapa kita
tak boleh menyentuhnya? Apa bagusnya dia?” suara Do jin tak kalah
tinggi.
Jung Rok : “Apa kau melotot padaku?”
(Ya ampun siapa membela siapa, siapa yang berkelahi dengan siapa haha)
Jung Rok dan Do Jin saling menendang dan berkelahi tak tahu apa yang mereka ributkan. Tapi Yoon ia berusaha mengambil sepatunya.
Matahari
sangat terik mereka berempat kelelahan setelah berkelahi yang tak ada
penyebabnya. Keempatnya terlentang di atas rumput.
“Aku berkelahi karena sepatuku. Tapi kenapa kalian berkelahi?” Tanya Yoon sambil memegang sepatunya.
“Ini karena hormon.” Jawab Do Jin.
“Jadi kau mudah terpancing?” Ucap Yoon.
“Tapi kenapa kita terlengtang?” Tanya Jung Rok.
“Akan aneh kalau kita telungkup.” Sahut Do Jin.
“Pria
harus berbaring terlentang dan melihat langit. Apa kau belum pernah
melihat di film-film?” Ucap Tae San. Kemudian Yoon meminjamkan sepatunya
pada Jung Rok.
Suara Do Jin : “Terkadang remaja
berkelahi tanpa alasan yang jelas. Mereka juga bisa bersahabat tanpa
alasan yang jelas sama sekali. Ketika remaja bersahabat mereka akan
terbawa oleh kata ‘persahabatan’ ke bagian lain dari dunia. Pada saat
itu, mereka akan menjadi remaja yang istimewa.”
Selanjutnya kita kembali ke masa kini dimana ada 4 remaja lain.
Seong
Jae memanggil Dong Hyub, Colin dan Sang Hyun ke atap gedung sekolah.
Seong Jae berdiri tegap mamandang takut ketiga temannya. Sang Hyun
bertanya apa orang yang memanggil mereka bertiga ke atap itu Seong Jae.
Seong Jae membenarkan itu karena ada yang ingin ia katakan.
Dong
Hyub menilai kalau Seong Jae sudah gila. Ia mengajak dua temannya ini
untuk mendekati Seong Jae supaya lebih dekat. Seong Jae tetap berdiri
tegap di tempatnya gemetaran.
Dong Hyub mengingatkan ia tak tahu apa yang ingin Seong Jae katakan tapi sebaiknya itu jangan mengecewakan kalau tidak...
“Terima kasih karena sudah
menolongku!” ucap Seong Jae menyela omongan Dong Hyub. Dong Hyub, Colin
dan Sang Hyun terkejut mendengar pernyataan terima kasih Seong Jae.
Seong Jae berkata kalau ini
adalah pengalaman pertamanya. Dong Hyub terkekeh dan berkata kalau ini
juga pengalaman pertamanya, “Haruskah anak ini kupukuli lagi?” Sang Hyun
merasa kalau Seong Jae ini salah makan obat karena tiba-tiba bersikap
seperti ini.
“Menurutku
dia tak apa-apa!” sahut Colin. Dong Hyub dan Sang Hyun terkejut, “Tahu
apa kau mengatakan dia tak apa-apa? Dia tak baik padaku.” Kata Dong
Hyub.
Seong
Jae : “Aku tahu kau membenciku. Ibuku memukulimu. Aku benar-benar minta
maaf atas kejadian itu. Aku memintamu kesini untuk minta maaf.”
Dong
Hyub : “Seharusnya kau yang mendatangi kami kalau kau ingin minta maaf.
Kau memang berniat baik tapi caramu melakukannya salah, teman.”
Seong Jae tersenyum dan kembali
minta maaf, ia senang Dong Hyub menganggapnya sebagai teman. “Aku ingin
naik ke atap paling tidak sekali. Karena kalian sering melakukannya,”
Seong Jae akan membuka kancing baju seperti yang dilakukan Dong Hyub
dkk. Tapi tiba-tiba terdengar suara teriakan kepala sekolah, “Hei siapa
yang di atap?”
Mereka
langsung berbaring sembunyi. Colin heran kenapa berbaring. Sang Hyun
berkata kalau itu kepala sekolah, murid-murid dilarang ke atap gedung
sekolah. Colin pun ikut berbaring.
“Langitnya benar-benar biru!” seru Seong Jae. Keempatnya tertawa-tawa dan bersenda gurau.
Suara Do Jin : “Sementara itu, mungkin ditempat lain beberapa remaja sedang membentuk persahabatan mereka sendiri.”
Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 20 [End]
Do
Jin dan Yoon masuk lebih dulu ke klub malam. Yoon bertanya-tanya di
ruangan mana mereka karena keduanya tak boleh langsung melabrak tiap
ruangan. Do Jin langsung menemukan keberadaan para wanita itu terlihat
jelas ketika seorang pelayan mengetuk pintu sebuah ruangan. Pelayan itu
membawakan minuman yang paling berkelas, ruangan itu adalah tempat
anggur paling mahal disajikan.
Tae San dan Jung Rok menyusul
keduanya. Tae San bertanya dimana mereka apa kedua temannya ini sudah
menemukan mereka. Do Jin berkata kalau ia tahu dimana mereka berada. Ia
mengajak ketiga temannya ke ruangan yang dimasuki pelayan tadi.
Tapi
keempatnya terhenti karena terkejut melihat seorang pelayan menarik
empat pria muda untuk dibawa masuk ke ruangan yang mereka yakini wanita
mereka berada disana.
Pria-pria muda itu sepertinya
akan menolak karena ini pertama kalinya mereka diseret ke ruangan yang
dipenuhi gadis-gadis. Pelayan mengatakan kalau yang didalam ruangan ini
adalah wanita terkaya di Gangnam dan juga ada 3 wanita cantik. “Mereka
mungkin lebih tua tapi wajah dan tubuh mereka tak terkalakan. Tak
terkalahkan.”
Tae San bergumam kesal, “Apa-apaan ini? Mereka bahkan mencari teman bermain.”
“Hei
anak muda!” Panggil Do Jin sebelum pelayan mengetuk pintu ruangan.
Keempatnya menghampiri empat pria muda ini. “Mungkin terdengar kasar
tapi bolehkah kami dulu yang menemui wanita-wanita di ruangan itu? Para
wanita dengan wajah dan tubuhnya tak terkalahkan itu adalah milikku,
miliknya (Tae San) dan juga miliknya (Yoon)”
Jung Rok protes kenapa ia tak
diikutsertakan. Do Jin menyahut bukankah Jung Rok dan Min Suk akan
bercerai. Yoon menyuruh keempat pria muda itu membubarkan diri. Dan
pelayan pun membukakan pintu mempersilakan keempat pria ini masuk.
Betapa
terkejutnya keempat wanita ini melihat pria-pria mereka menangkap basah
keempatnya tengah merayakan single party tanpa mereka ketahui.
Pemburu
penyihir dari Cheongdam-dong, pahlawan komik polos yang memiliki
julukan musim hujan dari Samseong-dong, pemberontak dari Dogok-dong, dan
gentleman dari Samseong-dong menatap tajam keempat wanita yang ada di
ruangan ini. Keempat wanita melongo terkejut melihatnya.
“Beraninya membooking? Mau mati ya?” Do Jin menatap galak Yi Soo.
“Kau belum cukup bermain-main ya? Membuatku mencarimu lagi?” bentak Tae San membuat Se Ra terperanjat kaget.
“Beraninya ke klub malam, lusa kau akan menikah.” Yoon menatap tajam Meari.
“Aku
tahu kita akan bercerai, tapi... bolehkah aku menyanyikan sebuah lagu?”
Jung Rok menawarkan diri. (what wakakakakaka) Ketiga teman Jung Rok
kaget mendengar perkatannya.
Min Suk memarahi pemilik klub
malam kenapa mengirim orang seperti ini untuk pestanya. “Bukankah kau
mengatakan kau memiliki yang berkualitas terbaik? Kau tak perlu datang!”
Se
Ra langsung berdiri dan berkata karena sudah tertangkap basah apa
mereka akan tetap tinggal di ruangan ini kalau ia ingin menari di lantai
dansa. Aku juga kata Meari ikut berdiri. Min Suk pun sama, ia bertanya
pada Yi Soo apa Yi Soo hanya akan melihat tas di ruangan ini saja. Yi
Soo pun ikut berdiri dan berkata kalau ia selalu mengikuti perkembangan
nyanyian dan tarian. Walaupun kita sudah ketahuan tetap saja kita kesini
untuk makan daging kepiting sambungnya.
Keempat
pria ini terkejut tak menyangka dengan sikap keempat wanitanya yang
sudah tertangkap basah, bukannya minta maaf atau apa malah menari. Yoon
memarahi Jung Rok kenapa mengungkit-ungkit soal menyanyi.
“Kau memang musuhku!” bentak Tae San.
“Lihat. Semua ini karena siapa?” Do Jin juga ikut membentak.
Jung Rok mencoba bersikap tenang dengan menyilangkan kedua tangan di dada sambil tersenyum. Hehe.
Saatnya “Gangnam Style Music Disco’
Yi
Soo, Se Ra dan Meari menari atraktif di lantai dansa. Keempat pria
mengamati dengan tatapan kesal. Jung Rok melihat kesana kemari mencari
keberadaan Min Suk. Ia bergumam kesal karena tak bisa menemukan dimana
Min Suk. Ia pun berusaha mencari calon mantan istrinya.
Do Jin tak tahan lagi melihat Yi
Soo menari seksi. Ia segera turun ke lantai dansa menyusul Yi Soo. Tae
San dan Yoon juga mulai tak nyaman melihat wanitanya menari dikelilingi
pria lain di lantai dansa. Do Jin menarik Yi Soo menjauhi lantai dansa.
Spontan Se Ra dan Meari juga berhenti menari kemudian menatap kedua
pria-nya yang ada di lantai atas dan memberi kode pada mereka meminta
keluar dari lantai dansa.
Min
Suk di tengah-tengah pengunjung yang sedang menari, ia mencari ketiga
juniornya. Tapi ia malah melihat calon mantan suaminya. Min Suk bertanya
kemana mereka pergi. Jung Rok menjawab kalau mereka mungkin sedang
bermesraan di tempat lain dan mereka berbeda dengan kita.
Min Suk akan pergi tapi Jung Rok menghalangi. Min Suk menyuruh Jung Rok minggir, “Ini bukan urusan mantan suamiku.” Katanya.
Jung Rok : “Memangnya aku
mengatakan sesuatu? Aku kesini sebagai duda yang ingin merayu janda.
Mataku hanya tertuju pada janda yang berdiri di depanku.”
Jung Rok memasangkan earphone ke
telinga Min Suk. Ia juga memakai earphone di telinganya sendiri.
Kemudian lagu lain terdengar bukan lagu Gangnam Style yang menggema isi
ruangan disco melainkan lagu Macarena yang berasal dari MP3 Jung Rok.
Jung
Rok langsung bergoyang menari-nari seperti MV Macarena. Ia menikmati
tariannya sambil tersenyum. Awalnya Min Suk cuek tapi lama-kelamaan ia
ikut menikmati alunan musiknya. Ia pun mengikuti gerakan tarian
Macarena. Ia dan Jung Rok menari bersama. Keduanya tersenyum. (Apa
keduanya sudah baikkan?)
Do
Jin menarik Yi Soo keluar dari lantai dansa. Yi Soo merengut apa yang
Do Jin lakukan sekarang padanya. Do Jin bilang kalau ia sedang
melampiaskan kemarahannya, “Apa ini? Single party?”
Yi Soo berkata memangnya hanya
pria yang boleh melakukan pesta semacam itu. Wanita juga perlu pesta
yang dahsyat sebelum menjadi ahjumma. Ia meminta Do Jin menyingkir
karena ia masih ingin menari. Tapi Do Jin menghalangi, “Tidakkah kau
tahu betapa khawatirnya aku padamu?”
Yi Soo heran kenapa Do Jin khawatir
bukankah Do Jin percaya padanya. Do Jin bilang kalau ia mempercayai
pacarnya (Yi Soo) tapi ia tak percaya dengan pria-pria di sekeliling Yi
Soo. “Aku sudah mengalami semuanya kenapa kau melakukan ini?” Yi Soo
bingung apa kesalahannya.
Do Jin : “Berkilau sendirian seperti
itu. Apa yang harus kulakukan? Membuat wanita wanita di sekelilingmu
menjadi seperti gurita.”
Yi Soo tertawa, “Apa malam ini aku terlihat cantik?”
Do Jin : “Bumi berputar dan matahari terbit dari timur dan malam ini Seo Yi Soo... cantik!”
Yi Soo merangkulkan kedua tangannya ke leher Do Jin. Oh oh.. lihat mata Do Jin melihat kemana itu hahaha.
Do
Jin bertanya apa yang Yi Soo lakukan. Yi Soo berkata kalau ia mencoba
merayu pacarnya. Yi Soo menyuruh Do Jin diam disitu, kemudian ia
bergerak maju untuk mencium Do Jin.
Do
Jin melepas ciuman Yi Soo dan memperingatkan jangan lagi Yi Soo datang
ke tempat seperti ini tanpa dirinya. Ia hanya memafkan Yi Soo kali ini
saja. Yi Soo cemberut bagaimana mungkin Do Jin melakukan itu. Dan Do Jin
pun membungkam mulut Yi Soo dengan ciumannya.
Do
Jin dan Tae San bertemu dengan Presdir Song. Presdir Song
memperkenalkan Presdir Kang pada Do Jin dan Tae San. Ia mengatakan kalau
Presdir kang ini yang membangun Town house di pulau Jeju.
Presdir
Kang berkata kalau ia sudah mendengar tentang Do Jin dan Tae San lewat
Presdir Song dan apartemen di sekeliling mereka ini Do Jin dan Tae San
yang merancangnya. Do Jin menjelaskan keunggulan apartemen rancangannya
ditambah lagi ia juga tinggal di salah satu apartemen yang ia desain.
Presdir Kang melihat kalau Do
Jin ini sangat percaya diri, ia pun memutuskan menggunakan rancangan Do
Jin dan Tae San untuk proyek miliknya. Do Jin dan Tae San tentu saja
senang mendapatkan proyek besar.
Do
Jin langsung ke Mango Six dan menceritakan proyek Presdir Kang yang
akan ia kerjakan bersama Tae San. Jung Rok ikut senang dan memuji
temannya ini akan segera mendapat rezeki nomplok hehe. Do Jin berjanji
akan mentraktir Jung Rok makan setelah kontraknya ditanda tangani.
Jung Rok tanya apa sebagai
pengacara Yoon sudah tahu tentang hal ini apa mungkin dia tak datang
karena Tae San. Do Jin bilang bukan ia memberi tahu kalau Yoon dan Meari
sekarang sedang di Daejeon, ia berfikir kalau mereka berdua akan
diabaikan.
Jung Rok heran, “Benarkah? Kenapa? Apa orang tua Tae San tak menerima Yoon?”
Do
Jin mengatakan kalau orang tua Tae San belum mengizinkan Meari menikah
sebelum Tae San menikah lebih dulu. Jung Rok membenarkan, lalu?
Do Jin : “Apa kau pikir Meari
akan mendengarkan dengan patuh? Dia pasti cukup banyak menonton drama
sampai berani mengatakan, ‘Ibu aku hamil’ dan Yoon akan dipukuli tanpa
ampun.”
Jung Rok bertanya jadi apa
kesimpulannya mereka akan menikah atau tidak. Do Jin berkata kalau hanya
satu hal yang pernah dilakukan Meari dalam hidupnya yaitu menyukai Yoon
dan ibu Tae San pasti sudah bersiap-siap menghadapi hal itu hanya
masalahnya ternyata sampai seperti ini jadinya. Jung menanyakan dimana
Tae San. Do Jin mengatakan kalau Hong Pro ada turnamen di luar negeri
jadi Tae San membantu Se Ra beres-beres.
Tae
San membantu Se Ra mempersiapkan perlengkapan turnamen mulai dari baju
sampai perlengkapan golf. Ia merasa kalau semuanya sudah beres dan tak
ada yang terlupakan. Tae San berkata kalau ia tak mempermasalahkan jika
Se Ra kalah di turnamen ia berharap Se Ra berhenti merasa khawatir. Tapi
Se Ra tak mau kalah pokoknya ia harus menang. Tae San senang dengan
keinginan Se Ra.
Se
Ra mengatakan kalau ia tak bisa menghadiri pernikahan Meari. Tae San
berkata siapa suruh nasib mereka begitu sulit dan buru-buru ingin
menikah, mereka tak mau pelan-pelan bahkan mengatakan tak perlu ada
pesta (lah lagian siapa yang nembak Yoon duluan supaya cepat menikah,
Hayo...) Se Ra membenarkan bukankah Yoon sudah pernah menikah jadi tak
perlu ada pesta yang meriah. Tae San kembali berkata kalau sang bayi
sekarang sudah dewasa dia bahkan akan segera menikah.
Meari berkunjung ke tempat kerja paruh waktu Colin dan Dong Hyub. Meari menatap Colin yang sedang bekerja sambil tersenyum.
Beberapa
siswa SMP memesan makanan tapi mereka sepertinya naksir sama pelayannya
deh hehe (pelayannya kan Colin sama Dong Hyub hehe)
Colin
melihat Meari berdiri menatapnya sambil tersenyum. Dong Hyub melihat
arah pandang Colin dan bertanya siapa dia. Colin menjawab kalau dia
(Meari) hampir menjadi cinta pertamanya tapi teman ayahnya merampas
darinya wehehehe. Dong Hyub menyahut ternyata bukan hanya kelahiran
Colin saja yang dirahasiakan hehe.
Meari
menghampiri Colin dan bertanya apa Colin mengatasi masalah dengan kerja
paruh waktu. Colin balik bertanya apa Meari kesini untuk mencarinya.
Meari menjawab ya, “Kau pintar menyanyi kan? Dan juga memainkan gitar.
Nyanyikan lagu ucapan selamat untukku. Aku akan menikah!”
“Apa kau bilang?”
“Menikah, dengan Kak Yoon!” tegas Meari.
Colin menutup mata kesal campur cemburu, “Hei.. Aku mungkin tak pernah mengungkapkannya tapi sebenarnya aku menyukaimu.”
Meari tertawa tanpa beban, “Benarkah? Lalu?”
“Kubilang aku menyukaimu!” Ucap Colin.
Meari berkata kalau itu masalah
Colin karena ada banyak pria yang menyukainya. Bagaimanapun juga ia
menginginkan lagu ucapan selamat itu, “Karena kau bilang kau menyukaiku
setidaknya inilah yang bisa kau lakukan untukku, mengerti?” (hehehe)
Colin
geleng-geleng kepala melihatnya padahal ia sudah mengatakan perasaannya
tapi Meari cuek hahaha. Kasian Colin, sini nak aku peluk hahaha...
Ekspressi Dong Hyub melihat cinta temannya diabaikan hahaha...
Yoon
mengunjungi rumah abu Jung Ah. Di depan makan istrinya ia minta maaf
dan berkata kalau ia ingin hidup bahagia dengan anak itu (Meari) “Tolong
berikan restumu dan juga maafkan aku. Sekarang aku... akan melupakan
semuanya!” Yoon mengeluarkan cincin pernikahannya dan meletakan di dekat
abu Jung Ah.
Yoon
dan Meari melihat dekorasi tempat pernikahan mereka. Petugas penanggung
jawab mengatakan kalau upacaranya dimulai pukul 7.30 karena itu tamu
bisa masuk sejak pukul 6. Yoon berterima kasih dan menyerahkan
sepenuhnya pada penanggung jawab acara.
Yoon
bertanya pada Meari bahwa sebentar lagi Meari akan menjadi seorang
istri adakah yang Meari sesali. Meari berkata kalau tak ada yang ia
sesali tapi ia lebih khawatir orang tuanya akan berubah pikiran
sampai-sampai ia tak bisa tidur. Ia bahkan mengatakan pada orang tuanya
kalau mereka berdua sudah mendaftarkan pernikahan.
Yoon
merasa kalau orang tua Meari pasti sangat kecewa. Meari tersenyum dan
berkata kalau ada cara untuk mengatasinya, hehe apa itu. Meari berkata
kalau keduanya harus segera punya anak sebelum Tae San memilikinya.
Karena kedua orang tuanya sudah lama mengharapkan cucu jadi mereka
berdua saja yang duluan memberi orang tuanya cucu.
Yoon setuju, “Kalau ini cara
yang terbaik maka aku akan melakukan yang terbaik!” wahahaha Meari
tersenyum malu, aku juga katanya. Ia merasa kalau besok Yoon pasti
terlihat tampan. “Kau juga harus tampil cantik.” Keduanya tersenyum
saling memandang bahagia.
Tibalah saatnya upacara pernikahan. Kedua mempelai mengucapkan janji pernikahan.
Meari : “Aku bersumpah tidak akan teledor membayar tagihan kartu kreditku.”
Yoon : “Untuk mencegah penumpukan lemak, aku akan berolah raga teratur.”
Meari : “Aku tak akan lagi meneguk soju.”
Yoon : “Walaupun hari lahirku lebih dulu, aku akan menghormati Tae San sebagai kakak iparku.”
Meari : “Aku tak akan mengejek usia Kak Yoon.”
Yoon : “Aku akan sering melakukan perawatan wajah ke salon.”
Meari : “Aku akan menjadi impian yang paling dibanggakan Kak Yoon.”
Yoon : “Aku tak akan pernah melupakan kebaikan hati orang yang merestui cinta kami.”
Keduanya tersenyum, Colin menyenandungkan lagu khusus untuk kedua mempelai. Ya lagu illa illa versi Lee Jong Hyun nih.
Tampak
diantara tamu kedua orang tua Meari yang sudah lanjut usia. Di
sampingnya Tae San tersenyum memandang kebahagiaan adiknya.
Do Jin dan Yi Soo saling menggenggam tangan menyaksikan kebahagiaan pasangan yang baru saja menikah.
Di
meja yang sama Jung Rok dan Min Suk tersenyum gembira melihat pasangan
yang berbahagia ini. Jung Rok melirik jemari Min Suk belum ada cincin
pernikahannya. Oh oh apa hubungan keduanya belum membaik. Jung Rok
memandang kecewa tapi ia tersenyum sabar.
Illa illa illa gomawoyo my love.... (terakhirnya aja hehe)
Wow sebuah pernikahan sederhana yang dihadiri keluarga dan rekan dekat.
Di hotel perusahaan. Meari dandan cantik di kamar hehe.
Ia
keluar kamar dan terkejut melihat suaminya masih minum-minum dengan
ketiga oppa. Mereka berempat mabuk. Melihat meari datang Yoon memintanya
menunggu di kamar saja. Meari pun kembali ke kamar. Mereka berempat
terus minum.
Karena
merasa terlalu lama Meari pun keluar kamar lagi dan betapa terkejutnya
ia melihat keempat pria ini sudah tak sadarkan diri karena mabuk.
Keempatnya tidur seenak jidat hahaha.
Meari berusaha membangunkan Yoon
yang sudah mabuk tak sadarkan diri dan percuma saja hehe. Meari menarik
Do Jin, Jung Rok dan kakaknya menyuruh pulang tapi ketiganya sudah
mabuk tak sadarkan diri.
Meari kesal bukan main kerana malam pernikahannya dikacaukan oppa-oppanya hahaha.
Tiba
saatnya untuk pertandingan Blue Cat. Tae San kesal Yoon tak ikut di
pertandingan kali ini karena pergi berbulan madu. Do Jin bergumam
memangnya Yoon harus menunda bulan madu hanya demi pertadingan baseball.
Ia bertanya apa Meari sudah menelepon, apa mereka sudah sampai.
Tae San mengatakan kalau mereka sudah
sampai disana. Meari memintanya jangan mengganggu selama dia masih
bernafas dan peringatan ini juga berlaku untuk Do Jin, untuknya dan Jung
Pal.
Do Jin berharap Tae San tak
perlu khawatir karena ketidak ikutsertaan Yoon di pertandingan kali ini
dan ia siap sebagai Pitcher pertama (pelempar pertama yang biasa menjadi
tugas Yoon)
Tae
San memotong ucapan Do Jin ia bertanya pada Manajer Choi, apa yakin
bisa melakukan lemparan pertama. Manajer Choi bicara jujur kalau ia
merasa tak percaya diri kalau dijadikan sebagai pelempar pertama.
“Aku percaya diri!” kata Do Jin yakin.
Tae San bertanya pada staf-nya yang lain, “Hyeong Gyu bagaimana denganmu?” (apa yakin bisa melakukan lemparan pertama)
“Aku.
Aku. Aku sangat percaya diri!” Do Jin ngotot ingin menjadi pitcher
pertama menggantikan Yoon. “Aku bisa memberimu kemenangan shut out tanpa
masalah.” Tae San tak yakin Do Jin bisa melakukannya. Do Jin tak peduli
percaya saja padanya ia berjanji akan memberikan kemenangan.
Do Jin tanya jam berapa wasitnya
akan tiba disana, apa pacarnya sudah sampai disana. Tae San berkata
kalau Yi Soo sudah sampai disana bahkan sekarang ada wawancara dengan
sang wasit. Do Jin tanya wawancara apa.
Piala JC Pertandingan Baseball Amatir Tingkat Nasional.
Yi
Soo sebagai wasit tengah diwawancarai oleh seorang reporter. Reporter
terkejut mengetahui kalau wasit pertandingan ini seorang wanita. Ia pun
bertanya apa yang menjadi kesulitan Yi Soo menjadi seorang wasit.
Yi
soo bilang kalau yang kesulitannya adalah stamina, “Karena kau akan
merasa pusing berdiri dibawah terik matahari sepanjang hari dengan topi
dan pakaian pelindung. Tapi ketika melihat para pemain yang antusias
bermain rasa lelahnya langsung hilang!”
Do Jin sampai disana dan melihat wawancara Yi Soo. Yi Soo melihat kedatangan Do Jin yang melambaikan tangan ke arahnya.
Reporter kemudian menanyakan
masalah pribadi. Ia bertanya apa Yi Soo sudah punya pacar. Yi Soo lama
tak segera menjawab. Do Jin langsung cemberut takut kalau Yi Soo akan
bilang kalau Yi Soo tak punya pacar. Ia pun langsung mengangkat tangan
memberi tanda.
“Ya
aku punya!” jawab Yi Soo. “Dia seorang yang merasa cemburu kalau angin
sepoi-sepoi menyentuh tubuhku.” Do Jin tersenyum mendengarnya. Yi Soo
melanjutkan kata-katanya ia bilang kalau hal itu memang agak memuakkan
tapi sejujurnya ia menyukai pria tersebut karena hal itu. “Walaupun aku
tak tahu apakah dia menyadarinya atau tidak.” Kata Yi Soo sambil menatap
Do Jin yang tersenyum padanya.
Setelah
wawancara Yi Soo menggumamkan sumpah sebagai wasit yang tak boleh
memihak salah satu tim. Do Jin terus memperhatikan dan memanggilnya agar
Yi Soo melihat ke arahnya. Yi Soo meminta Do Jin jangan mengganggunya
karena ini pertama kalinya ia bersumpah sebagai seorang wasit.
Do Jin : “Kenapa tak kau hentikan saja? Lagipula kau pasti akan memihakku di Blue Cat!”
Yi Soo menoleh, “Kau ini. Kau tak tahu apa apa tentangku.”
“Akhirnya
kau melihatku!” ucap Do Jin kemudian berkata pria itu tahu kalau Seo Yi
Soo menyukainya Do Jin merespon ucapan Yi Soo ketika wawancara tadi.
Yi soo berusaha fokus tak memandang Do Jin, “Benarkah? Apa dia tahu?”
Do
Jin memberi tahu kalau ia akan melakukan lemparan pertama untuk Blue
Cat. Yi Soo jelas terkejut, “Apa? Bagaimana ini? Kasihan tim Blue Cat!”
Haha. Do Jin merengut Yi Soo meremehkannya.
Saatnya pertandingan.
Do
Jin konsentrasi akan melempar dan wusss lemparannya ternyata berhasil
dipukul lawan dan pemain Blue Cat tak bisa menjangkau pukulan lawan.
Huhuhu... lemparan yang buruk dari Do Jin.
Yi Soo sebagai wasit
memandangnya kesal. Do Jin dengan tampang tak berdosanya bersikap
santai. Tae San kesal karena poin Blue Cat tertinggal.
Jung Rok ternyata ikut ambil
bagian dalam tim Blue Cat. Dengan kaca mata hitamnya ia memberi tanda
agar Do Jin melakukan lemparan yang baik. Do Jin memberi tanda mengerti
ia akan melakukannya. Ia memandang Yi Soo memberi tanda tak usah
khawatir dan memberi semangat. Tae San kesal melihatnya.
Jung
Rok melihat Min Suk duduk di bangku penonton memperhatikan permainan
Blue Cat. Dengan gaya berkelas Min Suk duduk sambil dipayungi oleh
pegawainya.
Tae
San mengajak Jung Rok dan Do Jin berkumpul dulu. Do Jin menenangkan Tae
San dan berkata tak apa-apa ia hanya kehilangan 4 poin. Tae San makin
kesal mendengarnya.
Jung
Rok memberi tahu kalau di bangku penonton ada Min Suk. Ia menyarankan
kedua temannya pura-pura membicarakan sesuatu agar terlihat ketiganya
serius dengan pertadingan ini. Tae San tambah kesal, “Bukankah kita
sedang membicarakan hal penting sekarang. Aigoo... aku bahkan harus
membimbing kalian berdua sekarang!” (wohoho kemampuan Yoon ternyata
sangat dibutuhkan untuk Blue Cat haha)
Tae San membentak Do Jin jangan sampai
asal-asalan melakukan lembaran. Do Jin membela diri kalau ia sudah
melakukan lemparan lurus. Tae San berusaha menahan emosinya.
Permaian
pun berlanjut. Do Jin melakukan lemparan lurus tapi lemparannya hampir
mengenai lawan yang akan memukul atau malah mengenai lawan. Lawan marah
kemana sebenarnya Do Jin akan melempar. Do Jin ikut marah, “Kenapa?
Apa?” Keduanya pun beradu akan berkelahi.
Terjadilah
keributan, Tae San berusaha melerai dan mengatakan kalau Do Jin tak
sengaja melempar bole ke arah lawan. Yi Soo bingung harus melerai
bagaimana hahaha.
Sementara
mereka ribut Jung Rok melihat Min Suk. Ia joget-joget sambil memberi
kode love pada Min Suk. Min Suk geleng-geleng tersenyum melihatnya. Yi
Soo melihatnya dan makin kesal karena Jung Rok berjoget-joget tak
karuan.
Di
kamar Yi Soo menyidang Do Jin karena terlibat perkelahian dengan tim
lawan. Do Jin menunduk cemberut. Yi Soo jelas kesal karena Do Jin
mengajukan diri menjadi pitcher saat Do Jin baru saja bergabung dalam
liga. Menurutnya Do Jin bahkan tak tahu berapa banyak jahitan yang ada
di bola. “Kau melemapar bola berdasarkan nuansa jahitannya. Bagaimana
caramu melempar bola?”
Do
Jin mengatakan kalau ia melemparnya menggunakan kekuatan bahu dan juga
siku nya dan berkata itu sulit. Yi Soo membentak lebih baik Do Jin
menyerah bermimpi menjadi seorang pitcher dan labih baik menjadi seorang
batter (pemukul)
Yi
Soo menyuruh Do Jin memegang tongkat pemukul. Do Jin merasa itu akan
sama saja (ga bisa haha) Yi Soo meninggikan suaranya dan kembali
menyuruh Do Jin memegang pemukul baseball. (lucu liat Do Jin dimarahin
kayak gini haha)
Yi Soo memberi instruksi bagaimana Do Jin harus memegang pemukul yang benar.
Setelah dirasa latihannya cukup
Yi Soo pun menyuruh Do Jin pulang dan melanjutkan latihan di rumah. Do
Jin mengatakan kalau ia akan sibuk di rumah karena harus menyelesaikan
sebuah proyek jadi ia tak bisa latihan di rumah. Yi Soo berkata kalau
pacar Do Jin ini seorang wasit Baseball tapi penampilan Do JIn sangat
buruk dan terlihat gugup.
“Kau menyukai baseball atau aku?” tanya Do Jin.
Yi Soo diam dan Do Jin melirik sinis, “Baseball atau aku?” tanya Do Jin lagi.
“Kau
pasti lelah kan?” Yi Soo mengalihkan pembicaraan. Ia tersenyum menyuruh
Do Jin pulang untuk istirahat dan mengatakan lain kali akan latihan
lagi. Do Jin merengut ngambek dan melembar pemukul basebal, “Aku tak mau
bermain baseball lagi!”
Hahahahaha....
Di
rumah Do Jin melanjutkan menyelesaikan proyek sketsa rumah yang ia buat
dari benang wol merah baju Yi Soo. Ia tersenyum bangga ketika rancangan
rumahnya berhasil ia selesaikan. Tapi kemudian ia melirik kesal ke arah
tongkat pemukul baseball.
Lamaran 1
Do
Jin dan Yi Soo bertemu di Mango Six. Yi Soo terkejut mendengar hal yang
dikatakan Do Jin. Do Jin heran kenapa Yi Soo terkejut seperti itu
seolah-olah baru pertama kali mendengarnya. “Ayo kita menikah!” ajak Do
Jin.
Yi Soo : “Kau mulai lagi.”
Do Jin : “Sekarang saatnya menarik kesimpulan. Dengan pemikiran itu... hadiah!”
Do Jin mengeluarkan kotak kado untuk Yi Soo. Yi Soo membukanya, permen hehe.
“Bawa itu ketika kau datang padaku, pada hari yang cerah. Berdandanlah yang cantik!” ucap Do Jin.
“Aku tak suka permen!” sahut Yi Soo kesal.
Lamaran 2 di Mango Six lagi.
Yi
Soo menanyakan apa Do Jin berlatih baseball. Do Jin malah balik
bertanya apa Yi Soo bersedia menikah dengannya. Yi Soo kesal karena Do
Jin kembali menanyakan itu bukankah Do Jin sudah menanyakan itu kemarin.
Do Jin berkata kalau kemarin ia mengatakan ‘ayo kita menikah’. “Dengan
pemikiran itu... hadiah!”
Do Jin mengeluarkan sebuah kotak
kado kecil. Yi Soo membukanya sebuah hiasan mahkota, “Kau
menginginkanku melakukan apa? Apa mengikuti ajang Miss Korea di usiaku
sekarang?” Yi Soo berkata manis seolah ia mengikuti ajang Miss korea,
“Kuharap Kim Do Jin Eonni yang duduk di sebelahku ini akan juara. Apa
kau puas?”
Do
Jin berkata kalau Yi Soo tak akan bisa mengikuti Miss Korea karena
sebentar lagi Yi Soo akan hidup dengannya. Do Jin memakaikan mahkota itu
ke kepala Yi Soo. Yi Soo tanya apa yang Do Jin lakukan. Do Jin berkata,
“Aku berharap gadis di sebelahku, Yi Soo Eonni akan segera hidup
bersamaku. Pada hari yang cerah berdandanlah yang cantik.”
Yi Soo terdiam. Do Jin kembali berkata kalau ia berniat terus melamar sampai Yi Soo mengatakan ok.
Lamaran 3
Do
Jin dan Yi Soo kembali duduk berhadapan di Mango Six. Do Jin terlihat
sibuk dengan pekerjaannya. Yi Soo yang tengah membaca buku melihat
kesibukan Do Jin. Ia heran ini bukan kantor Do Jin kenapa mengerjakan
pekerjaan disini.
Do Jin : “Kalau aku bekerja di kantorku, maukah kau menikah denganku?”
Yi Soo lelah mendengarnya
berulang kali, “A a a a a a a...” berulang kali menuntup telinganya
mendengar Do Jin mengatakan ini berulang kali. Do Jin terdiam Yi Soo
melanjutkan membaca bukunya.
Do Jin : “Kita ... pacaran atas dasar pemikiran untuk pernikahan kan?”
Yi Soo : “Kita pacaran demi mencapai kebahagiaan. Apakah akan berakhir dengan pernikahan, tidak ada yang tahu.”
Do Jin mengangguk mengerti, “Baiklah. Kalau begitu dengan pemikiran itu, hadiah.”
Do
Jin mengeluarkan kotak kado besar. Yi Soo bertanya kenapa Do Jin terus
melakukan ini ia berharap Do Jin menghentikan semua ini sekarang juga.
Kemarin, dua hari yang lalu dan hari sebelumnya dan hari sebelumnya
lagi.
“Apa? Memangnya aku melakukannya
lagi? ah penyakit lamaku kambuh lagi.” do jin memegang kepalanya
beralasan memory nya hilang lagi. Tapi Yi Soo tahu kalau Do Jin
pura-pura. Ia minta Do Jin jangan berpura-pura ia tak akan tertipu lagi.
Do Jin : “Apa kau marah?”
Yi
Soo : “Lelucon seperti ini apa kau pikir ini menarik? Menurutku tidak.
Bukankah kau seharusnya lebih serius mengenai hal-hal yang seperti itu?”
Do Jin mengerti, “Baiklah. Aku
minta maaf. Aku selalu menyukai hal-hal yang dianggap orang lain menarik
dan menyenangkan. Niat utamanya adalah ketulusan dan kemasannya harus
menarik. Pokoknya aku benar-benar minta maaf.”
(ah.. wajah Do Jin terlihat jelas
sekali kecewa karena Yi Soo berulang kali menolak lamarannya. Yi Soo
menganggap Do Jin menyampaikan lamaran ini main-main atau hanya lelucon
saja)
Yi
Soo sampai di rumah membawa hadiah dari Do Jin, “Keterlaluan bukannya
aku menolak lamarannya kalau dia menginginkan jawabanku setidaknya dia
harus meyakinkanku kalau dia serius.”
Yi Soo penasaran dan membuka
hadiah yang ia terima tadi. Sebuah gaun. Yi Soo berfikir sejenak
kemudian ia teringat dengan hadiah yang ia terima dari Do Jin
sebelumnya.
Yi Soo pun memakai gaun sekaligus mahkota-nya sambil memegang permen pemberian Do Jin. Wow ia terlihat seperti putri hihi...
Yi Soo mengambil ponsel dan
memotret dirinya sendiri beberapa kali. Kemudian ada telepon dari Meari
yang mengabarkan kalau dia akan kembali dari bulan madunya.
Mereka
berkumpul di rumah Tae San menyiapkan makanan untuk menyambut
kedatangan Meari dan Yoon. Mereka menggumamkan bagaimana kalau Meari dan
Yoon memiliki bayi setelah bulan madu. Tentu saja bagus dan itu luar
biasa kata mereka.
Do Jin mengambil makanan. Yi Soo melirik Do Jin yang sikapnya aneh dan bersikap cuek padanya.
Makanan
pun siap. Wow banyak banget makanannya sampai Yoon bingung ngambil yang
mana. Tae San heran kombinasi makanan apa ini. Jung Rok berkata
bukankah ini untuk meningkatkan daya tahan pria. Tae San mengingatkan
Jung Rok jangan menyentuh makanannya.
Yi
Soo duduk di samping Do Jin. Do Jin merasa kalau Yoon dan Meari pasti
bersenang-senang selama bulan madu. Yoon menjawab ya keduanya
bersenang-senang disana. Yi Soo bertanya apa keduanya banyak berfoto.
Meari berkata tidak juga karena keduanya jarang meninggalkan hotel
wehehehe....
Jung
Rok dan Do Jin langsung menatap curiga. Yoon gelagapan dan mengatakan
kalau disana sepanjang hari hujan jadi keduanya tak bisa keluar dari
hotel.
Do Jin : “Kalian sengaja memilih tempat yang selalu hujan ya?”
Do Jin akan mengambil makanan
tapi Tae San menepis tangan Do Jin agar menjauh dari makanan. Tae San
mengambilkan makanan untuk Yoon, “Adik ipar Choi-ku sangat kurus,
makanlah yang banyak!”
Jung
Rok akan mengambil paha ayam tapi kali ini Tae San menabok tangan Jung
Rok dan melarangnya, “Adik ipar Choi-ku sangat menyukai paha ayam!” Tae
San mengambilkan dua paha ayam untuk Yoon. Yi Soo tertawa melihatnya. Do
Jin dan Jung Rok kesal dengan sikap Tae San.
“Yobo,
makanlah lagi!” ucap Meari bersikap manis pada suaminya dan ini membuat
Jung Rok dan Do Jin sebal melihatnya. Tae San menyahut kenapa apa
salahnya memanggil Yobo.
Tae San menyuruh Yi Soo memakan
sayap ayamnya. Do Jin heran kenapa Tae San meminta Yi Soo memakan sayap
ayam. Tae San mengatakan kalau Yi Soo masih memiliki banyak kesempatan
jadi cepatlah terbang selagi Yi Soo masih bisa. Yi Soo tanpa ragu-ragu
mangambil sayap ayamnya. Ia menoleh ke Do Jin yang mengabaikannya.
Inilah menu makanan Yoon hehe.
Tae San terus memperlakukan Yoon
dengan baik. Mengambilkan sayuran, abalone dll Meari tersenyum
melihatnya. Tapi tidak dengan Jung Rok, ia makin kesal melihatnya, “Hei
makan ini, makan ini juga! Makan saja semuanya!”
Do Jin : “Untuk apa kau mengundang kami ke sini? Kalau kau memberikan semuanya pada Yoon. aku juga ingin makan abalone.”
Yoon
menyuruh teman-temannya segera makan. Ada SMS masuk di ponsel Yoon, Ia
membacanya tapi tulisan di ponsel tak jelas dilihat ia pun menjauhkan
ponselnya agar bisa melihat tulisan lebih jelas.
Tae San heran ada apa dengan
Yoon. Yoon memberi tahu kalau sejak satu atau dua bulan yang lalu ia tak
bisa melihat dengan baik, ia menebak itu karena dirinya terlalu lelah.
Jung
Rok menyahut kalau itu gejala presbiopi (rabun karena faktor usia) Do
Jin mengangguk, “Im Meari apa yang akan kau lakukan sekarang?”
Jung Rok : “Apalagi yang bisa dia lakukan sekarang? Untung saja dia tidak pikun!” Hahaha
Tae San tak bisa membiarkannya Yoon harus segera ke rumah sakit untuk periksa. Ia akan mengantar Yoon ke rumah sakit.
Do Jin dan Jung Rok
mengolok-olok Yoon dengan nyanyian yang menyindir kalau Yoon dalam
masalah besar karena matanya sudah rabun. Yoon dan Meari kesal
mendengarnya.
Dan
ketika Do Jin menoleh ke arah Yi Soo ia langsung terdiam. Ia bersikap
cuek pada Yi Soo dan melihat Yi Soo tanpa senyuman. Yi Soo memandangnya
heran tak seperti biasanya Do Jin seperti ini padanya.
Keesokan
harinya Tae San mengantar Yoon periksa ke dokter mata. Dokter
mengatakan kalau ini gejala presbiopi, “Gangguan yang kau rasakan
sekarang misalnya berkurangnya kemampuan untuk fokus pada objek dekat
dan kelelahan mata merupakan gejala presbiopi.”
Yoon : “Apa aku benar-benar mengalaminya?”
Dokter : “Usiamu 42 tahun. Gejala ini biasanya muncul pertama kali di awal usia 40an tahun.”
Tae San menanyakan apa ada
kemungkinan akan sembuh karena Yoon ini kepala keluarga dan istrinya
masih sangat muda, “Kalau ibarat ayam... dia ini ayam betina.”
Dokter mengatakan kalau itu mungkin
bisa sembuh. Pasien bisa meningkatkan ketajaman penglihatan dengan
obat-obatan dan kebiasaan hidup baik. Tae San lega mendengarnya ia
memberi semangat pada Yoon.
Jung
Rok tengah bersama Min Suk. Ia mengatakan pada Min Suk kalau Yoon
mengalami presbiopi. Ia menilai kalau penuaan memang menyedihkan. Min
Suk merasa Jung Rok menyindirnya, “Jadi maksudmu aku sedih? Presbiopi,
akhir masa subur dan kau.”
Jung Rok merasa kalau ini
membingungkannnya ia ingin menanyakan sesuatu. “Kita menari di klub
malam, kau bahkan datang ke pertandingan baseball. Tapi kau tetap
tinggal di hotel.”
Min Suk : “Lalu?”
Jung Rok : “Lalu... apa hubungan kita saat ini?”
Min
Suk menarik nafas panjang dan berkata kalau status keduanya ini
bercerai sementara. Jung Rok tak mengerti apa maksudnya itu. Min Suk
mengatakan kalau kedua belah pihak tetap melanjutkan hidup, menunda
menyerahkan surat cerai yang sudah ditandatangani ketika mereka bisa
menyerahkan surat itu kapan saja. Suami istri di dunia ini berada pada
status bercerai sementara, tidak terlalu berbeda dengan keduanya dan
mulai sekarang keduanya akan hidup dengan status bercerai sementara,
sampai rambut keduanya memutih. (wah tante bahasanya dalem banget)
Jung
Rok tersenyum senang dan bertanya apa Min Suk ingin kembali ke rumah.
Min Suk berkata kalau ia ingin bertanya satu hal. “Pertama, aku menyerah
untuk memiliki seorang bayi dan aku sudah putus harapan. Sejak 7 tahun
lalu aku sudah terlalu tua. Dibandingkan dengan harapan yang tak mungkin
aku lebih suka menunggu dengan harapan yang lebih nyata.”
Jung Rok : “Apa maksudmu?”
Min Suk : “Bukankah sebelumnya kau mengatakan padaku bahwa kau tak membutuhkan 1/3 hartaku meskipun kita bercerai?”
Jung Rok : “Jadi... apa kau ingin bercerai lagi?”
Min Suk : “Bukan. Bukankah aku baru mengatakannya? Aku ingin berinvestasi pada harapan yang lebih nyata.”
Min
Suk mengeluarkan sesuatu dan menyerahkannya pada Jung Rok, “Selamat kau
akan menjadi seorang ayah.” Ucap Min Suk memperlihatkan beberapa
biodata anak-anak (hmm sepertinya ini anak2 Afrika deh)
Jung Rok membolak-balikan buku
brosur yang ia terima. Ada biodata beberapa anak. Ia memandang heran
tapi Min Suk tetap tersenyum. Min Suk mengatakan kalau keduanya sekarang
memiliki 10 orang anak dan ia tak tahu akan berapa banyak lagi dimasa
depan nanti. “Bukankah anak-anak itu terlahir dari cinta orang tua
mereka? Karena aku yang mendonasikan uangmu, kau harus mengelolanya!”
Jung
Rok masih tak percaya Min Suk melakukan hal semulia ini, “Semakin aku
melihatmu semakin aku berfikir... kau seharusnya tak hidup denganku. Aku
mencintaimu, Park Min Suk.”
Min Suk tersenyum, “Terserah padamu!” Keduanya tersenyum.
Meari kursus membuat tas. Yi Soo datang menemuinya. Ia senang melihat gurunya datang. Keduanya pun pulang bersama.
Yi Soo menanyakan bagaimana
dengan kursus Meari. Meari mengatakan kalau ini benar-benar
menyenangkan. Karena sekarang ia sudah bertemu dengan orang yang tepat
ia bisa mengejar impiannya. Yi Soo merasa kalau hal itu pantas ditiru.
Meari
melihat sesuatu disalah satu kios galeri. Ia menarik gurunya dan
meminta dibelikan sebuah lampu meja sebagai hadiah pernikahan. Ia
menilai kalau lampu itu cantik dan ingin meletakkannya di kamar tidur.
Yi Soo dengan senang hati membelikannya untuk Meari.
Sambil
menunggu lampu tadi dibungkus keduanya duduk berhadapan. Yi Soo ingin
tahu bagaimana kehidupan pernikahan Meari, apa bahagia. Meari bilang
kalau itu sangat bagus, “Aku benar-benar bahagia bisa mencintai Kak Yoon
tanpa halangan.”
Meari menyerahkan pesanan Yi
Soo, 3 buku album sekolah. Ia pun bertanya apa ada lagi yang ingin Yi
Soo curi dari rumah Do Jin, katakan saja padanya. Yi Soo mengingatkan
kalau ini rahasia ia sendiri yang meminta Meari mencurinya.
Yi
Soo masih penasaran bukankah Meari bilang kalau keempat pria itu
mempunyai password rumah yang sama, apa passwordnya. Apa mungkin
berhubungan dengan ulang tahun cinta pertama mereka.
Meari mengatakan kalau passwordnya itu 1233. Yi Soo langsung menyahut 33 Desember.
Meari : “Memangnya ada tanggal
33 Desember? 1233. Kau hanya perlu menekan angka di baris teratas.
Dengan kata lain mereka malas menekan angka di barisan bawah.”
Astaga ternyata seperti itu hahaha.
Yi
Soo sampai di rumah ia membolak-balikan album foto sekolah Do Jin. Yang
pertama ia buka album SD Do Jin. Ia menemukan foto Do Jin ketika SD,
“Ini adalah momen-momen Kim Do Jin yang tak kuketahui.”
Yi
Soo kemudian teringat sesuatu. Ia menuju meja riasnya dan mengambil
kertas yang bertuliskan ‘Petunjuk cinta bertepuk sebelah tangan’ Ia
memberi tanda yang nomor 6 dan tiap nomor sudah ia beri tanda yang
artinya ia sudah melakukannya dan yang terakhir ini yang nomor 6.
Mengumpulkan foto kelulusan dari SD sampai SMA (kalau lupa apa isinya
petunjuk cinta bertepuk sebelah tangan bisa di cek lagi di episode 11)
Yi Soo mengirim foto ketika ia
menggunakan gaun dan mahkota pemberian Do Jin, “Ini adalah momen-momen
Seo Yi Soo yang tak Kim Do Jin ketahui!” Yi Soo mengirimnya pada Do Jin.
Yi Soo menunggu balasannya. Lama
ia menunggu tapi balasan SMS atau telepon dari Do Jin tak kunjung
datang. Yi Soo mondar-mandir di kamarnya, “Apa ini? Kenapa tak ada
balasan?”
Yi
Soo pun memberanikan diri menelpon Do Jin. “Ini aku. Kau sangat sibuk
ya? Aku mengirim gambar, apa sudah kau terima?” Do Jin menjawab sudah.
Yi Soo heran kenapa Do Jin tak membalasnya.
Do Jin : “Aku ingin menunggu beberapa saat sebelum kubalas!”
Yi Soo menebak apa Do Jin marah
padanya karena akhir-akhir ini Do Jin tak pernah mengucapkan kata itu
padanya, ‘Menikahlah denganku!’ Do Jin berkata kalau yang ia lihat
sekarang Yi Soo membenci pada orang yang tak tahu malu seperti dirinya.
Yi Soo menyangkal sejak kapan ia membenci Do Jin.
Do Jin : “Kau memang menyukaiku, tapi belum sampai pada tahap kau bersedia menghabiskan hidupmu denganku.”
Do Jin mengatakan kalau sekarang
ia sedang rapat dan akan mentup teleponnya. Yi Soo merengut, “Sekarang
apa dia jual mahal? Atau... kami mulai terpisah?” Yi Soo mulai cemas.
Do
Jin tersenyum mencurigakan menatap ponselnya hehe. Sepertinya misi
mengabaikan Yi Soo sukses haha. perempuan kalau dikejar-kejar malah
menjauh tapi kalau dicuekin dia malah penasaran hahaha. sepertinya Do
Jin menggunakan taktik ini.
Di ruangan itu memang sedang
rapat dan Tae San melihat kalau Do Jin sibuk menelepon sementara
rapatnya belum selesai, “Bukankah kau mengatakan kalau kau mendapatkan
proyek yang sangat penting?”
Do
Jin membenarkan ini proyek yang sangat besar dan sekarang diproyek ini
semua staf design harus terlibat dan tentu saja Tae San juga. Ia
mengingatkan untuk mengosongkan waktu pada jumat sore. Tae San ingin
tahu proyek apa ini sampai melibatkan mereka semua. Do Jin belum mau
mengatakannya ia meminta lebih baik menyelesaikan yang dirapatkan dulu.
Do Jin menanyakan apa mereka sudah
dikonfirmasi oleh kontraktor untuk memulai mengerjakan Resor Qualze.
Staf-nya mengatakan kalau kontraktor akan segera memulai dan
penjualannya sangat menakjubkan. Mereka senang mendengar keberhasilan
ini.
Ada
yang menelepon Tae San, Se Ra. Dia sudah kembali usai kompetisi golf di
luar negeri. Tae San menanyakan apa Se Ra puas dengan hasilnya. Se Ra
masih di bandara dan kelelahan. Ia mengatakan kalau ia peringkat 5 dunia
dan peringkat 3 negara ia menilai itu tak terlalu buruk. Tae San
mengatakan sudah tersebar berita yang mengatakan kalau Se Ra kembali ke
puncak permainan.
Dengan nafas terengah-engah dan wajah
pucat Se Ra mengatakan kalau itu siaran dari pers agensinya. Se Ra
merasakan pusing di kepalanya, “Tak tahu kenapa karena aku sudah lebih
tenang tiba-tiba saja aku tak punya tenaga. Bahkan kepalaku pusing,
karena itu...”
Bruk...
Se Ra pingsan di bandara. Ia tergeletak tak sadarkan diri. Tae San
cemas, “Halo? Hong Se Ra? Se Ra?” tak ada jawaban dari Se Ra.
Beberapa orang mengerumuni Se Ra
yang pingsan. Seorang pria menjawab ponsel Se Ra dan mengatakan pada
Tae San kalau orang yang berbicara dengan Tae San tiba-tiba pingsan.
Tae
San bergegas ke rumah sakit. Ia panik dan mencemaskan Se Ra. “Apa kau
baik-baik saja? Mana yang sakit?” Se Ra diam merengut tak menjawab dan
itu membuat Tae San semakin cemas. Ia takut kalau ada penyakit yang
serius.
Dokter datang dan bertanya apa Tae San
walinya Se Ra. Tae San membenarkan dan bertanya kenapa Se Ra mendadak
seperti ini padahal dia seorang atlit kenapa tiba-tiba pingsan.
Dokter : “Pasien pingsan karena mengalami kelelahan selama kehamilannya!”
Tae San memarahi Se Ra, “Kenapa kau memaksakan diri saat kau sedang hamil?”
Se Ra menatap marah Tae San. Tae
San langsung terdiam terkejut dengan apa yang ia dengar dan ia ucapkan,
ia beralih menatap dokter, “Anda bilang apa?” Dokter menjelaskan kalau
Se Ra tengah mengandung 6 minggu dan bayinya sangat sehat. Dokter mohon
diri.
Tae
San terkejut campur gembira. Tapi Se Ra malah marah-marah ia jelas
kesal. Tae San tersenyum sumringah menggenggam tangan Se Ra, “Apa kau
benar-benar hamil? Benarkah? Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa aku
benar-benar akan menjadi ayah? Benarkah?”
Se Ra menarik tangannya ia
meminta Tae San mendengarkan apa yang akan ia katakan, “Aku tak ingin
pernikahan yang mendadak. Kalau aku menyiapkan rencana pernikahan
perutku pasti sudah membesar. Aku akan mati sebelum memakai gaun
pengantin dengan perut besar.”
Tae San bingung, “Lalu bagaimana?”
Se Ra : “Setelah melahirkan. Aku akan menyiapkan pernikahan setelah tubuhku langsing kembali.”
Tae San kembali menggenggam
tangan Se Ra, saking bahagianya ia akan mengabulkan apapun yang Se Ra
inginkan. “Baiklah lakukan saja seperti itu. Kau boleh mengerjakan
apapun yang kau inginkan. Aku akan menuruti apapun perkataanmu.”
Dan satu hal lagi pinta Se Ra.
Ia berpesan agar jangan memberi tahu siapapun tentang ini ia tetap harus
memberi tahu agensinya. Tae San tak masalah ia akan menyimpan ini
sendiri.
Tae
San girang bukan main, “Hong Se Ra setelah sekian lama berpacaran
denganmu. Hari ini kau terlihat paling cantik. Yang tercantik.” Tapi ini
membuat Se Ra kesal karena ini berarti ia harus pensiun dari golf. Se
Ra menutupi tubuhnya dengan selimut dan bergerak kesana kemari. Tae San
langsung over protect meminta Se Ra tenang. Hehe.
Do
Jin ke tempat pembangunan Resor Qualze. Pegawai Qualze mengatakan kalau
Presdrinya sangat puas setelah melihat foto-foto Do Jin yang diambil
dari udara. Ia mengatakan kalau Presdirnya mengajak Do Jin bisa makan
bersama. Tapi Do Jin tak bisa makan bersama hari ini karena ada hal
penting yang harus ia kerjakan. Jadi ia harus pergi sekarang.
“Apa anda sudah memiliki rencana?”
“Ya.
Untukku, orang ini selamanya akan menjadi prioritas utamaku. Hari ini
aku harus melakukan presentasi yang akan mengubah hidupku.” Jelas Do
Jin.
Do
Jin dan Yi Soo menyusuri jalanan yang memiliki kenangan untuk keduanya.
Do Jin mengatakan kalau di sini, musim semi tahun lalu pakaian Yi Soo
tersangkut di tasnya. Sepertinya begitu sahut Yi Soo tak semangat. Do
Jin melihat wajah Yi Soo yang muram dan bertanya sebenarnya apa yang
ingin Yi Soo katakan kelihatannya sangat serius. Ia mengajak Yi Soo
duduk di depan sebuah toko.
Keduanya
duduk berhadapan Do Jin membawakan minuman dan siap mendengarlan hal
yang ingin Yi Soo katakan. Yi Soo menanyakan apa sekarang memangnya
keduanya harus bertemu untuk sesuatu yang istimewa. Do Jin balik
bertanya kenapa ucapan Yi Soo tajam sekali. Jangan-jangan Yi Soo punya
pria lain yang lebih muda. Yi Soo bertanya lagi apa Do JIn benar-benar
mengharapkan ia memiliki pria lain kenapa terus bertanya seperti itu.
Do Jin menilai kalau ucapan Yi
Soo sangat menyakitkan, “Apa kau membenciku? Kau harus menjelaskan
semuanya dengan jelas kepada pria agar dia paham. Aku tahu kau berharap
aku bisa mengerti namun itu mustahil.”
Yi Soo diam. Do Jin berkata
kalau begitu ia dulu yang akan bicara. Ia meminta Yi Soo meluangkan
waktu besok malam. Yi Soo tanya kenapa. Do Jin menjelaskan kalau Tae
San, Yoon, Rok dan dirinya selalu bersama setiap 10 tahun. Mengenakan
jas untuk pemotretan. Setiap dekade saat usia kami 20, 30 dan 40 tahun.
Ini adalah ketiga kalinya.
Yi Soo bertanya kenapa ia harus
meluangkan waktu bukankah itu acara mereka berempat. Do Jin mengatakan
kalau ini pertama kalinya mereka berempat membawa pasangan untuk
pemotretan. Yi Soo berandai-andai apa yang akan terjadi kalau Do Jin dan
dirinya putus setelah pemotretan. Yoon dan Jung Rok sudah menikah, Tae
San dan Se Ra sudah bertunangan (kapan ga tahu saya haha) kita berdua
tak ada alasan untuk berfoto kata Yi Soo.
Do Jin berkata sepertinya Yi Soo
benar-benar membencinya. Ponsel Do Jin berdering ia menjawab teleponnya
dan berbicara kalau ia benar-benar berhutang budi pada si penelepon. Yi
Soo penasaran dengan siapa Do Jin bicara.
Do Jin : “Jadi, apa kau tak akan memberi tahuku? Kenapa kau marah?”
Yi
Soo : “Baiklah. Kupikir kau benar-benar belum tahu mengenai situasinya.
Saat ini aku tak marah sama sekali tapi merasa sangat tidak aman.
Semakin kita bahagia aku semakin khawatir kalau kebahagiaan ini bisa
berakhir kapan saja. Dan inilah aku, bersiap-siap untuk terluka. Tapi,
kau selalu memberiku sinyal-sinyal yang aneh. Kau serius tentang hidup
bersama atau kau hanya bercanda. Kau benar-benar membingungkan.”
Do Jin : “Tentang aku mengajakmu
hidup bersama sudah berapa kali menurutmu aku memintamu? Aku harus
melakukan apa lagi? Orang yang belum pernah menjawab sekalipun adalah
kau, Seo Yi Soo!”
Yi Soo : “Itu karena kau tak pernah tulus.”
Do
Jin : “Tidak tulus? Aku selalu tulus. Berapa kali harus kukatakan
padamu? Apa kau benar-benar tak percaya padaku? Kalau begitu aku harus
membuatmu percaya padaku,”
Do
Jin mengeluarkan recorder-nya, “Jangan sendirian mendengarkannya
dengarkanlah bersama semua orang disini!” Ia meminta Yi Soo mendengarkan
baik-baik.
Do Jin masuk ke toko dan memutar
rekaman melalui laptop yang ada di toko tersebut. Do Jin tersenyum
memandang Yi Soo dan segera berlalu dari toko. Yi Soo celingukan mencari
keberadaannya. Tapi kemudian terdengarlah suara Do Jin yang berasal
dari recorder.
Seo Yi Soo
Hiduplah denganku
Tinggallah bersamaku
Bersediakah kau hidup denganku?
Lebih baik kita hidup bersama
Maksudku, menikalah denganku!
Bersediakah kau menikah denganku?
Ingin menikah denganku?
Seo Yi Soo (Yi Soo celingukan mencari keberadaan Do Jin)
Berbaliklah!
Kalau kau tak mau, menikah saja denganku!
Yi
Soo pun berbalik dan inilah dia aksi proposal lamaran yang disiapkan
oleh Do Jin melibatkan semuanya. Adegan yang diiringi lagunya Lee Seung
Gi ‘Wiil You Marry Me’
Yoon - Meari love this couple deh
Tae San – Hong Pro (kok loncat ya padahal lagi hamil haha)
Jung Rok - Min Suk
Staf design Hwa Dam (staf design wanita mengenakan baju rajutan milik Yi Soo)
Yi Soo terharu melihatnya
Dong Hyub, Guru Park, Colin, dan Sang Hyun memperagakan tarian ala Gangnam Style
Tiga ahjussi keren (Yoon paling ok gerakannya)
Diakhir tarian mereka semua memperagakan tanda love untuk Yi Soo.
Dan muncullah Do Jin dari belakang yang sudah berganti pakaian sambil membawa gulungan karton dan bucket bunga.
Yi
Soo langsung berdiri dan menerima gulungan kertas karton yang Do Jin
berikan padanya. Ia membukanya dan itu adalah rancangan rumah yang Do
Jin siapkan untuk tempat tinggalnya bersama Yi Soo. Sebuah rumah dimana
tak seorang pun akan meninggalkannya, rumah impian Yi Soo.
“Aku akan membangun rumah
seperti ini untukmu. Datang dan hiduplah bersamaku disini. Tak seorang
pun akan pergi. Seorang arsitek harus bertanggung jawab atas hasil
kerjanya sendiri. Di cetak biru ini, aku menggambar 130 garis. 130 tahun
yang akan datang kau akan bahagia. Aku berjanji padamu!”
Yi Soo terharu mendengarnya, air
matanya tak tertahankan lagi. Do Jin melihat jam tangannya, “Saat ini
jam 5.25 sore. Mulai saat ini laluilah jalan ini bersamaku tanpa
terlewat satu detik pun.”
Do Jin jongkok memberikan bunga pada Yi Soo, “Bersediakah kau... menikah denganku?”
YI Soo menangis terharu kemudian
tersenyum, “Tentu saja. Kau tak tahu betapa ingin aku melakukannya.” Yi
Soo menerima bunga pemberian Do Jin. “Sudah lama kukatakan padamu hal
semacam ini katakan saja padaku. Katakan saja. Apa kau tahu betapa
takutnya aku tadi?”
Do Jin kembali berdiri setelah memberikan bunga, “Meskipun aku serius atau aku tampan apa yang harus ditakuti?”
Yi
Soo tersenyum dan langsung memeluk Do Jin. Keduanya tersenyum behagia.
Terdengar riuh tepuk tangan semuanya yang ikut ambil bagian dalam
lamaran kali ini.
Jung
Rok berteriak, “Hei.. apa yang kalian berdua lakukan disana apa
menyuruh orang-orang datang? Tak ada yang bisa kalian tunjukan.
Setidaknya berciumanlah!”
“Kiss!
Kiss! Kiss! kiss!” seru semuanya semangat membuat Do Jin dan Yi Soo
tersenyum malu. Kedua pasangan ini melepas pelukan mereka dan keduanya
pun kiss.
Yoon memiringkan kepala ke istrinya, apa dia juga ingin kiss hahaha.
Tae San dan Yoon saling mendekatkan kepala meraka seperti akan berciuman hahaha...
Dan yang paling nelangsa adalah kedua remaja ini.
“Siapa yang kau bilang mencuri orang yang hampir menjadi cinta pertamamu?” tanya Dong Hyub.
“Teman ayahku!” jawab Colin sambil melirik ke arah Meari dan Yoon
“Cinta pertamaku baru saja direbut oleh ayah temanku.” Ujar Dong Hyub patah hati hehe.
Colin terhenyak kaget, “Kau. Apa sebelumnya kau menyukai Guru? Ya Tuhan!”
Yi Soo mengambil satu bunga dan menyelipkan ke lubang jas Do Jin.
Suara Do Jin : “Nama resmi untuk
lubang kecil di depan sebuah jas adalah Flower Hole. Bunga hias yang
diletakan di Flower Hole disebut Boutonniere.”
“Aku mencintaimu pria yang memikat, Kim Do Jin!” Keduanya tersenyum dan yang lainnya tepuk tangan....
Saatnya berfoto.
Suara
Do Jin : “Ketika mempelai wanita menerima sebuah bucket memilih bunga
artinya dia bersedia menikah. Lalu dia memasangkannya di jas mempelai
pria. Itulah boutonniere yang asli.”
Ok yang foto pertama kali para pria-nya dulu.
Meari
merapikan jas suaminya, “Tampan sekali pria tua ini. I Love You!” Yoon
tersenyum dan mendapatkan sebuah kecupan dari istrinya.
Min Suk : “Santaikan bahumu karena aku mencintaimu!”
Jung Rok tersenyum, “Benarkah?”
Se
Ra mengingatkan kalau foto Tae San harus terlihat tampan, “San (gunung)
yang kudaki. Gunung yang hanya aku yang boleh mendakinya.” Tae San
tersenyum dan mengedipkan matanya pada Se Ra.
Yi
Soo merapikan jas Do Jin, “Waktu yang kita habiskan untuk berjalan
bersama sudah 27 jam 35 menit. Ini adalah... momen terbaik dalam
hidupku!” Do Jin tersenyum menatap Yi Soo. (apa keduanya sudah menikah?)
Mereka pun berfoto
Suara
Do Jin : Pria tidak akan pernah menjadi dewasa, mereka hanya semakin
tua. Hanya saja pria yang menyadari usia mereka akan menghabiskan waktu
mereka dengan cara yang berbeda. Dalam cahaya berbeda yang lebih
menyilaukan. Karena para wanita ini, kami tidak berakhir menjadi orang
biasa. Mereka memberi kami kesempatan menjadi pria sejati. Karena itulah
kami dengan semangat mengatakan, ‘Goodbye Boy’
Do Jin dan Yi Soo berada dalam satu kamar. Keduanya tidur di ranjang (hmmm besar kemungkinan Yi Soo sudah menjadi Ny Kim nih)
Do Jin menopang kepalanya memandang Yi Soo penuh senyuman.
Suara Yi Soo : “Kau tak tahu betapa aku sangat ketakutan dalam tidurku tadi malam.”
Suara Do Jin : “Kenapa?”
Suara Yi Soo : “Karena kau... ada di sampingku!”
Do Jin : “Apa sekarang masih?”
Yi Soo : “Masih.”
Do Jin : “Aku juga.”
Yi Soo : “Aku mencintaimu!”
Keduanya tersenyum penuh cinta.
T A M A T





































































































































































Tidak ada komentar :
Posting Komentar