Kali
ini mereka berempat berada di tempat permainan bilyar. Karena saya
tidak begitu paham dengan permainan ini saya tidak bisa menceritakannya
secara lengkap, hanya apa saja yang terjadi ketika permainan
berlangsung.
Mereka berempat terbagi dalam 2 grup.
Do Jin dengan Jung Rok dan Tae San dengan Yoon. Untuk memulai permainan
meraka melakukan suit. Jung Rok vs Yoon. Do Jin membisikkan sesuatu ke
Jung Rok sebagai strategi suit mereka.
Gunting kertas batu.
Jung
Rok batu dan Yoon kertas. Do Jin mendesis kesal bukankah ia sudah
bilang Jung Rok harus mengeluarkan gunting. Tapi Jung Rok berpendapat
lain bahwa seorang pria harus menggunakan kepalan tangannya dan meminta
Do Jin tak perlu khawatir, percaya saja padanya.
Do Jin : “Kita selalu kalah karena kau. Tak bisakah kau berhenti mempercayai dirimu sebentar saja?”
Yoon : “Bilyar adalah permainan pria sejati, tak ada trik kotor. Tak boleh kabur dari permainan.”
Mereka berempat pun memulai permainan.
Karena saya tak mengerti istilah dalam permainan bilyar yang pasti tim
Yoon dan Tae San yang menang.
Ekspresi ketegangan Do Jin nih.
Bahkan Yoon dan Tae San sempat makan makan dulu. Hehe...
Dan inilah ekspresi yang kalah....
Dan yang kalah harus bayar.
“Meskipun
sekarang ini kami sudah memiliki uang yang lebih dari cukup untuk
membangun ruang bilyar kami sendiri. Tapi kami masih berperilaku
layaknya remaja berusia 18 tahun. Kami bermain bilyar seakan akan hidup
kami tergantung itu. Kau tanya kenapa?”
Wahahaha lihat kok Do Jin pakai sendal milik tempat bilyar. Dan kemana sepatunya, ternyata masih berada di tempat bilyar.
“Karena pria tak akan pernah dewasa. Mereka hanya bertambah tua!”
Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 6
Yoon
dan Pengacara Kang pulang dengan menaiki mobil Pengacara Kang. Yoon
duduk di samping supir sementara Pengacara Kang duduk di kursi belakang.
Pengacara Kang ingin tahu
bagaimana rasanya bisa melihat seseorang tumbuh besar sejak lahir sampai
dewasa. Yoon berkata kalau rasanya itu antara kebahagiaan dan
penderitaan. Pengacara Kang menilai kalau gadis itu (Meari) menyukai
Yoon.
Yoon tak menjawab, pandangannya
teralihkan karena melihat seseorang yang dikenalnya berada di tepi
jalan. Ia minta supir untuk menghentikan mobil.
Itu
Yi Soo yang sedang menunggu apakah Do Jin mau menjemputnya atau tidak.
Mobil yang ditumpangi Yoon berhenti tepat di depan Yi Soo.
Ternyata perkiraan Yoon tepat
itu Yi Soo. Ia bertanya apa yang dilakukan Yi Soo, sedang menunggu taksi
atau menunggu seseorang. Yi Soo menjawab dua-duanya tapi itu sepertinya
mustahil. Ia mengatakan kalau baterai ponselnya habis dan ia tak punya
uang (jujur banget ya haha)
Yoon merasa sepertinya ia datang
disaat yang tepat dan Yi Soo sudah bertemu dengan penyelamat Yi Soo. Yi
Soo tersenyum membenarkan.
Tiba-tiba
brak..... Ada yang menabrak mobil yang dinaiki Yoon. Hingga membuat
penumpang di mobil Yoon terhenyak hampir terlempar. Untung sabuk
pengaman menyelamatkan mereka.
Yi
Soo pun tak kalah terkejut. Ia melihat siapa yang melakukannya. Tambah
terkejutlah ia ketika mengetahui siapa pelakunya. Do Jin menatap marah.
Yoon dan penumpang mobil lain merasakan pusing.
“Apa ini? Apa dia sudah gila?” Sahut Yi Soo.
Yoon bertanya pada pengacara
Kang apa baik-baik saja. Pengacara Kang bilang ia tak apa-apa. Yoon
segera keluar untuk melabrak si penabrak. “Siapa pelakunya?” ucap Yoon
marah.
“Kim Do Jin.” kata Yi Soo.
Yoon : Apa?
Do
Jin keluar dari mobilnya dan terkejut melihat Yoon ada disana. Yoon tak
habis pikir ternyata Do Jin pelakunya. “Apa yang menabrak kami barusan
itu kau?”
Do Jin mendesah kesal kalau ini
sebuah kebetulan dan bertanya mobil siapa ini. Pengacara kang yang juga
sudah berada di luar mobil bertanya apa Yoon mengenal pelakunya. Yoon
menjawab ya dan ia benci mengatakan kalau pelakunya itu temannya.
Yoon yang masih kesal bertanya
apa yang Do Jin lakukan, apa Do Jin tahu berapa harga mobil ini. Do Jin
juga bilang kalau harga mobilnya jauh lebih mahal.
Do
Jin memberikan kartu namanya pada Pengacara Kang. Ia mengatakan tak
perlu melibatkan perusaahaan asuransi, ia akan mengganti rugi secara
langsung bahkan Pengacara Kang bisa berpura-pura terluka dan mendatangi
rumah sakit.
Yoon : “Apa mungkin kau menabrakan mobilmu dengan sengaja?”
Do Jin : “Kalau tak begitu wanita ini mungkin sudah masuk ke mobil itu.”
Mereka semua terkejut, apalagi
Yi Soo karena ia dijadikan alasan atas apa yang dilakukan Do Jin. Do Jin
berjanji pada Pengacara Kang ia akan membayar ganti rugi sepenuhnya dan
tak akan melarikan diri. Do Jin permisi dan mengajak Yi Soo bersamanya.
Di
dalam mobil Do Jin. Yi Soo tak habis pikir bagaimana mungkin Do Jin
menabrakan mobil dengan sengaja seperti itu. Do Jin berkata karena itu
sangat berharga, kalau Yi Soo terharu lebih baik akui saja.
Yi Soo : “Menabrak mobil orang lain seperti itu apa kau berharap aku terharu?”
Do Jin : “Yang kumaksud adalah kenyataan bahwa aku datang menjemputmu.”
Yi Soo terbata-bata dan
mengucapkan terima kasih tapi ia tak akan membayar ganti rugi atas
kerusakan mobil. Do Jin berkata kalau ia memang tak akan pernah meminta
Yi Soo melakukan itu. Ia bertanya apa Yi Soo mau diantar pulang ke
rumah. Yi Soo sadar dirinya tak bisa pulang ke rumah.
Do
Jin melihat pempilan Yi Soo dan bertanya apa sekarang Yi Soo sedang
merayunya. Yi Soo buru-buru menutup dadanya dan berkata bukan itu
maksudnya. Ia mengatakan kalau Tae San dan Se Ra sedang di rumah
sekarang. Ia seharusnya pergi mendaki 2 hari 1 malam. Tapi dibatalkan
dan ia belum memberi tahu mereka. (kan Tae San sudah tahu)
Do Jin mengatakan itu alasan
yang masuk akal dan mengajak Yi Soo ke hotel. Yi Soo terhenyak kaget,
bukankah ia mengatakan kalau ia sedang tak merayu Do Jin kenapa harus ke
hotel pinjamkan saja 30rb won padanya antarkan dia ke tempat sauna.
Do Jin : “Apa kau menyukai
tempat yang hangat? Kalau begitu aku akan menaikkan suhu kamar hotelnya.
Kau juga boleh memasang kunci kamarnya dipergelangan kakimu.”
Yi Soo tak mau, ia ngotot lebih
baik Do Jin pinjamkan saja 30rb won padanya. Do Jin tak mau karena mulai
sekarang ia tak akan menghabiskan uang untuk Yi Soo. Hotel tempat ia
pernah membawa Yi Soo terakhir kali apa Yi So ingat, itu adalah hotel
perusahannya ia akan membawa Yi Soo kesana sekarang.
Do Jin dan Yi Soo sampai di depan hotel. Do Jin berjalan melenggang, Yi Soo bertanya apa Do Jin tak memeriksa mobil Do Jin dulu.
Awalnya Do Jin tak peduli. Tapi
langkahnya terhenti dan penasaran juga. Ia akan melihatnya sekilas saja.
Do Jin menutup matanya dan berbalik badan untuk melihat kondisi
mobilnya.
Sampai
di depan mobil Do Jin membuka mata dan tentu saja terkejut melihat
bemper mobil kesayangannya penyok-penyok. Wajah Do Jin memelas sedih,
“Betty!” gumamnya pelan.
“Ah jadi namanya Betty!” Yi Soo tak bisa menahan tawa.
Do Jin menatap tajam Yi Soo,
“Seo Yi Soo-ssi akan kuperkenalkan padamu, ini Betty-ku... dia terluka
tapi dia masih kuat.” (hahaha)
Wajah Do Jin masih memelas dan Yi Soo berusaha menahan tawanya.
Seperti
masuk ke rumah sendiri Yi Soo langsung duduk untuk melemaskan kakinya
yang pegal. Do Jin merasa sepertinya Yi Soo sering datang ke tempat
seperti ini dan juga sepertinya Yi Soo menyukai tempat ini. Yi Soo
beralasan itu karena ia kelelahan.
Do Jin : “Wanita yang merasa nyaman di tempatku adalah wanita yang seksi.”
Yi Soo berkata kalau tak ada
yang bisa ia katakan tentang pakaiannya hari ini. Ia meminta Do Jin
berhenti bercanda dan tarik kembali ucapan Do Jin. Do Jin heran kenapa
semua orang berfikir kalau ia sedang bercanda, padahal ia tak pernah
sekalipun menertawakan Yi Soo.
Yi
Soo : “Kalau begitu dalam situasi seperti ini apa karena telah memuji
keseksianku, apa aku harus mengatakan ‘thank you for you’ apa itu yang
kau inginkan?”
Tiba-tiba ada suara seseorang
membuka kunci pintu. Yi Soo bertanya apa itu room service. Do Jin balik
bertanya apa ada room service yang membuka pintu kamar sendiri.
Ternyata itu Tae San. “Kim Do Pal apa kau di dalam?”
Yi Soo jelas terkejut mendengar Tae Sab datang. Ia kebingungan dan kesana kemari mencari tempat sembunyi.
Do Jin berteriak tunggu sebentar. Ia menunjuk agar Yi Soo sembunyi di kamar saja. Yi Soo masuk kamar dan menutup pintu.
Tae
San bertanya kenapa Do Jin ada di hotel, apa Do Jin sedang bekerja. Do
Jin menjawab ya, ia ingin bekerja semalaman dan tak ingin mengganggu
Yoon di rumah jadi ia ke hotel.
Do Jin balik bertanya Tae San
sendiri mau apa ke hotel. Tae San menjawab kalau ia mau istirahat,
dengan adanya Meari di rumah tak ada kedamaian sedikitpun untuknya. Do
Jin mengerti dan ia sendiri akan menyelesaikan pekerjaannya. Do Jin
masuk ke kamarnya dimana Yi Soo berada.
“Kenapa kau masuk ke sini?” tanya Yi Soo dengan suara pelan.
“Ini kamarku!” sahut Do Jin dengan suara pelan juga.
Yi Soo minta Do Jin memikirkan
sebuah cara, kenapa Tae San ada disini bukankah seharusnya dia ada di
rumah Se Ra. Tapi kemudian ia berfikir itu berarti ia bisa pulang
sekarang. Do Jin tanya apa itu mungkin karena di ruang tamu ada Tae San.
Apa Yi Soo mau menyapa Tae San dan minta maaf karena sudah bersembunyi.
Terdengar
teriakan Tae San bertanya dimana Do Jin menyimpan obat pereda nyeri.
Mendengar itu Yi Soo langsung bersembunyi di belakang punggung Do Jin.
Do Jin berteriak menjawab kalau obatnya ada di laci bawah TV.
Do Jin melirik Yi Soo yang
berada di belakang punggungnya. Yi Soo tersadar dan segera menyingkir
dari balik punggung Do Jin. Do Jin tersenyum-senyum saja dan menyuruh Yi
Soo istirahat karena ia mau mandi.
Yi Soo panik, “Apa kau mau mandi?”
Do Jin berkata kalau hari ini ia
ke lokasi proyek, tubuhnya penuh debu. Dalam perjalanan pulang ia
menerima telepon dari seseorang dan ia sudah merasa tak nyaman selama 2
jam. Do Jin masuk ke kamar mandi.
Yi Soo jinjit-jinjit mengecek pintu. Ia akan membukanya tapi suara Tae San benar-benar mengangetkannya.
“Kim Do Jin, apa kau benar-benar
akan menginap disini?” tanya Tae San. “Kau sedang apa? Apa kau sedang
mandi?” Tae San mengetuk pintu kamar. “Bolehkah aku masuk?”
Yi Soo jelas panik, ia pun lari
masuk ke ruangan lain. Kemana Yi Soo masuk... ke kamar mandi yang sudah
pasti disana ada Do Jin hahaha....
Do Jin baru saja membuka kemejanya. Yi Soo tercengang dan hanya bisa terdiam menutup mulutnya.
“Kim Do Pal apa kau sedang mandi?” tanya Tae San sudah masuk ke kamar Do Jin.
Do Jin melirik Yi Soo. Yi Soo memberi kode agar mengatakan kalau Do Jin sedang mandi.
Do Jin mematikan wastafel dan mendekat ke arah pintu mengunci tubuh Yi Soo. wahahaha.
“Ya, aku dikamar mandi kenapa?”
Kata Do Jin sambil menatap Yi Soo yang terbelalak dirinya dipepet di
pintu dengan tubuh Do Jin yang kemejanya setengah terbuka.
Yi Soo gugup, Do Jin bersikap santai dan tersenyum.
Tae
San masih berada di kamar Do Jin, ia melihat mobil Do Jin di parkiran
dan bertanya apa yang terjadi, apa Do Jin mengalami kecelakaan. Do Jin
menjawab kalau ia tak mengalami kecelakaan tapi ia-lah yang menyebabkan
kecelakaan itu karena seorang wanita, kata Do Jin sambil menatap Yi Soo
dan tersenyum.
Terdengar ponsel Tae San bunyi
sepertinya ia mendapat SMS. Yi Soo mendorong Do Jin agar menjauh darinya
tapi Do Jin tak menjauh sedikitpun padahal Yi Soo sudah mendorongnya
kuat-kuat.
Tae
San memberi tahu kalau Jung Rok baru saja mengirim SMS mengajaknya
minum. Ia menawarkan apa Do Jin mau ikut. Yi Soo memberi kode setuju, ia
ingin Do Jin ikut agar ia bisa pulang. Tapi Do Jin berkata lain, ia
minta maaf pada Tae San karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya hari
ini.
Terdengar suara pintu tertutup,
Tae San sudah akan pergi. Yi Soo akan menggeser tubuhnya dari himpitan
tubuh Do Jin tapi suara Do Jin memanggil Tae San mengagetkannya. Do Jin
berpesan Tae San jangan minum terlalu banyak.
“Kau itu bukan istriku!” seru Tae San.
“Aku mencintaimu, kau tahu kan?” Ucap Do Jin seraya menatap Yi Soo.
“Karena
Betty kurasa kau yang sekarang ini bukan dirimu.” sahut Tae San.
Kemudian suaranya tak terdengar lagi yang terdengar hanya suara pintu
tertutup.
Yi Soo mendorong jauh-jauh tubuh Do Jin dan segera keluar dari kamar mandi.
Di kamar Yi Soo kipas-kipas (gerah ya di kamar mandinya hahaha)
Do Jin keluar dari kamar mandi,
ia tak jadi mandi. Yi Soo mendelik kesal apa yang dilakukan Do Jin tadi.
Do Jin berkata kalau Yi Soo itu tak siap sedikitpun tapi Yi Soo tetap
masuk ke kamar mandi tempat seorang pria sedang mandi.
Yi
Soo beralasan itu karena ia tak mau ketahuan. Do Jin berkata kalau
masalah seorang wanita adalah kesempatan seorang pria. Yi Soo kembali
mendelik ternyata Do Jin benar benar orang yang licik, jahat.
Yi Soo melihat ada kain di
tempat tidur dan ia ingin meminjamnya. Ia melilitkannya kain ke tubuh
untuk menutupi bagian tubuhnya yang sedikit terbuka karena pakaiannya
yang memang rada terbuka. Do Jin tanya kenapa. Yi Soo mengatakan kalau
baju yang ia kenakan hari ini sedikit bermasalah. Ia tak bisa pulang ke
rumah tengah malam mengenakan sesuatu yang sangat terbuka.
Do Jin akan mengantar Yi Soo
pulang tapi Yi Soo menolak ia tak mau merepotkan Do Jin. Pinjamkan saja
30rb won padanya. Do Jin menilai bukankah meminjamkan 30rb won juga
merepotkan.
Yi Soo : “Apa kau tak mau meminjamkannya padaku?”
Do Jin : “Akankah aku bersedia? Bersikeras untuk pergi disaat seperti ini?”
Do Jin mengambil dompet di
jasnya. Yi Soo melihat ada sesuatu yang aneh di dompet Do Jin ia
merampasnya untuk melihat lebih jelas.
“Apa ini? Dimana kau mendapatkan ini?” Tanya Yi Soo. Ternyata di dompet Do Jin ada fotonya Yi Soo.
Do Jin mengaku kalau ia
mendapatkannya dari album foto SMA Meari. Ia berharap ia benar-benar
merasakan cinta bertepuk sebelah tangan untuk Yi Soo sekarang.
(oh ternyata.. Kirain pinjem
album SMA Meari bukan buat apa-apa ternyata ngambil fotonya Yi Soo. Yi
Soo kan gurunya Meari jadi sudah pasti nama dan foto guru2 juga ada di
album foto SMA Meari)
Yi Soo terdiam mendengar
pengakuan Do Jin. Do Jin bertanya apa ia boleh memanggilkan taksi untuk
Yi Soo. Apa itu akan merepotkan juga kata Do Jin sambil memberikan uang
yang ingin Yi Soo pinjam untuk pulang. Yi Soo masih terdiam menatap Do
Jin.
Do
Jin ke bar Jung Rok. Jung Rok dan Tae San sudah ada disana. Keduanya
menatap Do Jin penuh tanda tanya. Do Jin tanya kenapa menatapnya ada
apa.
Tae San : “Kau meminta Jung Pal (Jung Rok) untuk mengajakku keluar. Siapa yang bersamamu di kamar hotel? Apa yang kau lakukan?”
Do Jin menatap kesal Jung Rok, “Apa yang kau katakan padanya?”
Jung Rok mengelak kalau ia tak
pernah mengatakan apa-apa. Do Jin bertanya kalau begitu bagaimana Tae
San bisa tahu. Tae San mengaku kalau ia melihat tas tangan wanita
sebesar telapak tangan. (tas tangan Yi Soo yang di taruh di kasur) dan
bertanya siapa dia. Jung Rok heran kenapa sangat cepat. Do Jin
seharusnya masih berada di hotel sampai pagi. Hahaha.
Tepat
saat itu Yoon datang. Do Jin memandangnya kesal dan bertanya siapa yang
mengundang Yoon datang. Jung Rok mengaku ia yang mengundangnya. Yoon
mendengarnya dan bertanya kenapa apa ia tak boleh datang.
Do Jin membolehkan Yoon
bergabung asalkan Yoon tak menceritakan peristiwa kecelakaan tadi dan
kalau Yoon mau menceritakannya lebih baik pergi saja.
Tae San menebak kalau Yoon pasti
sudah melihat wanita itu. Ia pun bertanya pada Yoon siapa wanita itu.
Yoon tak akan memberi tahu siapa wanita itu. Ia akan menjaga rahasia itu
bukan untuk Do Jin tapi demi wanita itu.
Yoon mengumpat Do Jin bagaimana mungkin Do Jin menabrak mobil dengan sengaja.
Jung
Rok kaget apa Do Jin mengalami kecelakaan. Tae San bertanya pada Yoon
apa Yoon bersama Do Pal saat kecelakaan itu terjadi. Yoon tak tahu harus
bagaimana menyampaikanya dengan kata-kata.
Do Jin juga tak mengatakan
apapun ia hanya menyampaikan bahwa ini semua terjadi karena gairah
seorang pria yang hanya menghabiskan sedikit uang untuk mobil yang
tertabrak.
Jung Rok mulai kesal karena
kedua temannya ini tak mengatakan apapun. Ia mengancam kalau kedua
temannya ini tak memberitahu ia juga nantinya tak akan memberitahu
tentang petualangannya.
Do Jin bertanya kapan Jung Rok
pernah menceritakannya, apa Jung Rok pikir ini sebuah ancaman. Tae San
juga mulai kesal dengan Jung Rok, ia merasa Jung Rok harus menelan lagi
cincin itu agar temannya ini sadar.
Kemudian mereka membicarakan
ulang tahun Yoon yang hanya berbeda 4 hari dengan ulang tahun Jung Rok.
Tak ada cara lain bagi Yoon untuk merayakannya secara bersamaan. Tapi
Jung Rok ingin ulang tahunnya dirayakan terpisah.
Karena
kesal mendengar ocehan Jung Rok, Tae San punya ide pegangi si Jung Rok,
ambil cincinnya dan masukan ke mulutnya hahaha. Mereka bergegas
memegangi Jung Rok dan memasukkan cincin ke mulut Jung Rok.
Tae
San sampai di rumah dan terkejut melihat Meari tergeletak di depan
pintu. Ia jelas khawatir, tapi ketika mencium aroma alkohol dari mulut
adiknya ini ia pun jadi kesal. Meari bergumam menyebut nama Yoon ibarat
musim hujan.
“Kau
perlu menenggelamkan dirimu di hujan agar kau bisa sadar dari mabukmu.”
Tae San mengguncang-guncangkan tubuh adiknya agar segera bangun.
Meari mengeliat dan guling-guling di lantai hahaha.
Subuh-subuh
Yi Soo sampai di rumah. Pelan-pelan ia masuk melewati pintu pagar. Tapi
ia terkejut melihat Se Ra keluar rumah bersiap berangkat le tempat
latihan golf. Se Ra menilai Yi Soo pulang terlambat atau lebih tepatnya
Yi Soo pulang kepagian. Yi Soo berkata kalau ia tak ingin membicarakan
hal ini.
Se Ra melihat penampilan Yi Soo,
yang ia tahu Yi Soo pergi mendaki gunung. Apa Yi Soo mendaki gunung
dengan pakaian yang seperti itu dan sepertinya sepatu yang dipakai Yi
Soo itu miliknya. Yi Soo mengaku dan minta maaf karena ketika ia mencoba
gaun ini ia pergi terburu-buru.
Se Ra tak masalah dengan itu
tapi kenapa Yi Soo pulang ke rumah sekarang. Ia berfikir Yi Soo tak
pulang hari ini jadi ia mengundang Tae San. Yi Soo berkata kalau ia tahu
Tae San tak disini makanya ia pulang. Se Ra heran dari mana Yi Soo
tahu. Yi Soo gelagapan dan terbata-bata mengatakan kalau ia merasa
melihat Tae San.
Se Ra tahu kalau Yi Soo berbohong tapi ia juga tak mengatakan apa-apa dan segera berangkat ke tempat latihan golf.
Se
Ra sudah berada di tempat latihan golf. Ia mengingat ucapan Tae San
semalam yang merasa tak enak hati dengan Yi Soo. Ia menonaktifkan dan
menyimpan ponselnya ke tas.
Ada
reporter yang ingin mewawancarai Se Ra. Tapi Se Ra menolak dan
beralasan ia sibuk. Si reporter tetap ngotot ingin wawancara. Ia ingin
menayakan tentang permaian Se Ra yang akhir-akhir ini menurun. Ia juga
mendengar kalau penampilan Se Ra dalam kompetisi nanti tak bagus kontrak
Se Ra dengan pihak sponsor akan dihentikan.
Se
Ra kesal mendengar ocehan si reporter, ia membenarkan apa yang
dikatakan reporter tadi. Sejak kapan ia pernah mengandalkan
kemampuannya, yang ia andalkan adalah kecantikannya. Untuk mendapatkan
sponsor lebih penting menjaga tubuhnya daripada berlatih golf. “Jadi
meskipun aku hanya memakai kaos dan berlenggak-lenggok di klub aku akan
tetap terkenal. Apa aku sudah menjawab pertanyaanmu?”
Si reporter tertawa puas dan berkata itu sudah lebih dari cukup. Ia mohon diri. Se Ra menahan kesal.
Di
Hwa Dam, Do Jin dan Tae San mengadakan rapat dengan bawahan mereka.
Klien mereka menginginkan agar rancangannya disesuaikan lagi mereka
ingin konstruksi yang berbeda. Tae San setuju ia akan memikirkan
rancangan itu lagi.
Do
Jin minta bawahannya menunjukan rancangan untuk Ice World, rancangan
yang lain lagi. Do Jin akan menggambarkan rancangan terbarunya. Tae San
ngomel kenapa Do Jin membuat kerjaan yang tak perlu. Bawahan mereka
memberi kode pada Tae San agar biarkan saja Do Jin melakukan apapun.
Hahaha.
Ketika
Do Jin berbalik menatap, semuanya mencoba bersikap santai dan
memperhatikan apa yang dibuat Do Jin dan menyahut sangat keren, kata
mereka hahaha....
Do Jin menjelaskan apa yang di
gambarnya. Ia mengatakan kalau yang sedang dibuat itu terlalu
membosankan jadi ia akan merubahnya. Tae San menyela apanya yang
membosankan.
Salah satu anak buah Do Jin
bertanya apa mereka harus membuat sketsa-nya lagi. Do Jin menjawab ya
dan memerintahkan mereka untuk mengulangi semuanya, bukankah anak
buahnya sudah sering melakukannya.
Manajer Choi mengatakan kalau
klien sudah puas dengan rancangan sketsa yang sudah ada. Do Jin
mengatakan kalau rancangan yang terbaru ini akan membuat si klien lebih
puas lagi. Ia tak peduli pokoknya idenya itu harus dibuat dan
rancangannya harus dirubah hahaha.
Pegawai wanita Do Jin memberi tahu
kalau ada tamu yang ingin bertemu dengannya. Tae San meminta Do Jin
segera menemui tamu itu ia yang akan menyelasaikan urusan rancangannya.
Ia tahu tamu ini pasti seorang wanita bukan klien. Karena dia sudah
datang kesini pasti ada satu diantara dua hal, ‘Oppa bertanggung
jawablah’ atau ‘Bertanggung jawablah, Oppa’
Hu....
seru Manajer Choi. Tae San dan Do Jin mendelik padanya. Manajer Choi
pun jadi serba salah. Do Jin menyuruhnya kerja lembur dan segera menemui
tamunya.
Tahu
kalau ia tadi berbuat salah, seperti biasa manajer Choi langsung
mengucapkan pujian untuk Do Jin. “Aku mengagumimu Presdir.” katanya
sambil memberikan jempol untuk Do Jin hahaha
Siapa tamu itu, Eun Jae.
Do
Jin menawarkan minuman pada Eun Jae. Eun Jae merasa kalau ia sekarang
benar-benar telah menjadi tamu biasa. Do Jin berkata bukankah mereka
sudah membicarakannya. Eun Jae tahu maka dari itu ia datang.
Eun Jae mengembalikan sepatu
yang waktu itu Do Jin berikan padanya, sepatu yang semula Do Jin berikan
untuk Yi Soo. Eun Jae akan mengganggap sepatu itu sebagai miliknya
kalau Do Jin memang membelikan itu untuknya. Berkencan ataupun putus itu
sama saja baginya.
Eun Jae bertanya bagaimana
dengan cinta bertepuk sebalah tangan Do Jin. Do Jin menjawab kabar kisah
cinta bertepuk sebelah tangannya itu tak begitu baik.
Eun Jae : “Dia bahkan menolak sepatu semahal ini, apa kau tak apa-apa? Walaupun dia hanya cinta bertepuk sebelah tanganmu.
Do Jin : “Kalau itu aturan darinya makan aku akan mengikutinya.”
Eun Jae merasa kalau Do Jin
benar-benar sedang jatuh cinta. Padahal tadinya ia berfikir kalau ia
putus dengan Do Jin itu karena Do Jin sudah bosan dengannya.
Do Jin sadar ia bukan pria yang
baik tapi ia memiliki sopan santun untuk tak berbohong. Eun Jae tertawa
lebar dan berkata kalau tawanya ini mewakili semua wanita yang patah
hati karena Do Jin. “Dibandingkan dengan pria yang tak punya sopan
santun, pria yang tak mencintaiku itu lebih buruk.”
Eun Jae berharap cinta bertepuk
sebelah tangan Do Jin akan banyak menyakiti hati Do Jin. “Katakan
padanya, aku memberinya semangat. Selamat tinggal.”
Do
Jin makan siang dengan Yoon. Ia melamun memikirkan ucapan Eun Jae
padanya yang berharap cinta bertepuk sebelah tangannya akan banyak
menyakiti hatinya.
Yoon memperhatikan dan
membuyarkan lamunanya. Yoon mengingatkan kalau nanti perusahaan asuransi
menelepon Do Jin ia minta Do Jin bisa bekerja sama yang baik dengan
mereka. Ia sudah mengantar pengacara Kang ke rumah sakit, perlu
pemeriksaan lebih lanjut sebelaum memutuskan apakah pengacara Kang perlu
dirawat atau tidak.
Do
Jin bertanya apa Yoon sudah minta maaf atas namanya pada pengacara
Kang. Yoon tak mau melakukannya kenapa ia yang harus minta maaf, Do Jin
harus melakukannya sendiri. Do Jin berfikir ini karena Yoon lebih merasa
menyesal daripada dirinya. Ia juga ingin tahu ada hubungan apa antara
Yoon dengan pengacara Kang.
Do Jin : “Apakah Meari yang mata dan hidungnya cantik tahu tentang hal ini?”
Yoon kesal menaham geram dan meminta Do Jin menghabiskan makanan. Do Jin senyam-senyum.
Tae
San datang meminta Do Jin meletakan sendok sekarang juga, Do Jin segera
melakukannya. Tae San marah, apa Do Jin merobek kontraknya dan juga Hwa
Dam mendapatkan peringatan. Do Jin bersikap santai meminta Tae San
duduk dulu.
Tae
San duduk dan kembali bertanya kenapa Do Jin mengacaukan kontrak yang
bagus. 200 juta itu sama dengan gaji bulanan semua karyawan. Do Jin
belum menaggapi ocehan Tae San, ia minta Tae San makan dulu ia yang akan
mentraktirnya.
Tae San tak menyangka apa Do Jin
masih bisa makan sekarang. Do Jin sudah membuang 200 juta begitu saja.
Sudah berulang kali ia katakan kalau kita tak berseni dengan gratis. Ia
tahu Do Jin melakukannya demi seni, tapi ia melakukannya demi uang.
Do Jin mengatakan kalau masalah
ini bukan karena seni tapi karena Manajer Choi dianiaya. Dia terkena
gelas yang dilempar si brengsek itu. Tae San dan Yoon kaget, apa perban
yang menempel dikepalanya beberapa hari yang ini apa karena itu, tanya
Tae San. Do Jin membenarkan. Ia juga mengatakan ‘oh’ setelah menyadari
kehilangan 200 juta. Untung saja ini bukan 2 milyar. Karena baik 200
juta atau 2 milyar ia akan tetap melakukannya.
Tae San : “Apa menurutmu yang kau
lakukan itu masuk akal? Park Gyung Do, si anak anjing itu, akan
kupatahkan tulang tulangnya @#%&*())&^%$#@!%^&*())”
Tae San mengeluarkan sumpah serapah yang sudah disensor dari sananya. Hahaha...
Tae
San bertanya pada Yoon apa mereka benar-benar tak bisa mendapatkan
apapun bahkan sedikitpun. Do Jin menyahut tak ada yang bisa didapatkan,
ia sudah bertanya pada Yoon. Tae San mendelik kesal dan kembali bertanya
Yoon apa benar-benar tak ada. Yoon membenarkan, Do Jin tak akan
memperoleh apa-apa, tapi Tae San bisa.
Yoon menatap Do Jin dan berkata
kalau si brengsek ini bisanya hanya sok keren saja. Do Jin tanya apa
maksud Yoon bukankah Yoon bilang padanya kalau tak bisa mendapatkan
apapun.
Yoon
: “Berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan kalian bisa
mendapatkan sejumlah itu. Walaupun kita harus mencari tahu siapa yang
bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak. Dalam jangka panjang 200juta
itu tak mungkin tapi kita bisa memperoleh senilai dengan pekerjaan yang
telah diselesaikan.”
Yoon minta Tae San menyerahkan
dokumen yang ia perlukan dan jangan sampai si brengsek Do Jin ini
membuat masalah lagi kalau perlu ikat saja dia disuatu tempat haha. Do
Jin mencak-mencak kenapa Yoon tak mengatakan hal itu padanya. Yoon
berkata ini itu karena sepertinya Do Jin tak ada niat untu menyesal.
Yoon pamit Tae San berteriak memuji Yoon, “Pengacara Choi kami, jaga dirimu baik-baik. Akan kudoakan disetiap langkahmu!”
“Aku akan menghajarmu saat di rumah!” sahut Do Jin kesal.
Tae San meminta Do Jin diam.
“Memangnya kau sudah berbuat apa? Meskipun kita menang, aku akan
membuatmu membayarnya. 200juta itu akan dipotong dari gaji bulananmu
selama 2 tahun. Tunggu dan lihat saja.”
Do Jin mencoba bersikap manis, “Hei kau ini, coba ini ‘aa...’” Do Jin menyuapkan daging ke Tae San.
“Apa kau mau mati?”
“Bukankah kita ini teman!” kata Do Jin penuh senyum manja.
Jung Rok melihat istrinya masih di rumah dan bertanya apa istrinya tak ke galery.
“Apa Baek Hae Joo yang menjual pemurni air?” Tanya Min Suk tiba-tiba membuat Jung Rok terkejut.
Jung Rok heran bagaimaan
istrinya tahu. Min Suk berkata seharusnya Jung Rok berbohong ia tak tahu
harus bagaimana kalau Jung Rok mengakui semuanya. Jung Rok menilai
istirinya sudah salah paham. Ia tak ada hubungan apa-apa denga Hae Joo.
Min Suk : “Kalau tak ada apa-apa
kenapa kau membeli 20 pemurni air? Apakah kau tahu siapa yang paling
sulit kutaklukan didunia ini? Lee Jung Rok, kaulah orangnya. Di dunia
ini orang yang paling sulit kutaklukan adalah suamiku.”
Jung
Rok berusaha menjelaskan ia mengaku kalau ia memang membelinya tapi
kalau ia memang memiliki hubungan seperti yang dimaksd istrinya ia tak
akan membeli pemurni air itu. Ia akan membelikan wanita itu tas, berlian
bahkan mungkin apartemen. Tapi ia membeli pemurni air. Apa istrinya
tahu kenapa? Karena baginya dia bukan seorang wanita.
Min Suk : “Kalau dia bukan wanita lalu apa?”
Jung
Rok : “Seorang teman kuliah yang bercerai dengan anak yang harus
diasuhnya dan sedang tak beruntung. Itu bukankah sesuatu yang layak
untuk kau khawatirkan. Aku sudah selesai melakukannya dan doa tak akan
menghubungiku lagi. Kalau masih ada yang ingin kau ketahui tanyakan
saja. Akan kujawab semuanya.”
Min Suk diam, ia melirik ke
jemari suaminya disana cincin Jung Rok terpakai dengan baik, “Apa kau
membeli cincin yang lain lagi?” (haha padahal kemarin kan dimasukin ke
mulutnya ya sama ketiga temannya)
Jung Rok : “Membeli? Aku menemukannya.”
Min Suk : “Menemukannya? Dimana? Bagaimana bisa?”
Jung Rok berdiri dan menyentuh lembut pipi istrinya, “Terlepas dari apapun yang kau bayangkan, jawabanya lebih dari itu.”
Min Suk berteriak dan menepis
tangan suaminya, ia menjauh dan mengancam kalau suaminya mendekat ia
akan benar-benar bercarai dan lari masuk kamar.
“Noona....” panggil Jung Rok merayu hahaha.
Meari
melihat Pengacara Kang datang ke Mango Six. Ia menatapnya sebal.
Pengacara Kang memesan Mango Kiwi dan Mango Coconut. Meari heran karena
memesan Mango Coconut yang merupakan minuman favorit Yoon. Pengacara
Kang bilang itu untuk sunbae Choi.
Terjadi
keributan kecil. Pengacara Kang ingin membawa langsng apa gitu saya ga
tahu tapi Meari yang ingin membawanya nanti karena ia ingin menyapa
Yoon. Tapi Pengacara Kang menolak, keduanya tarik-tarikan dan plok
Pengacara Kang menabok tangan Meari.
Meari
tak terima ia mendatangi tempat duduk Pengacara Kang dan marah-marah.
Tepat saat itu Yoon datang. Meari mengadu kalau dirinya barusan dipukul
oleh Pengacara Kang. Pengacara Kang bersikap manis di depan Yoon dan
berkata kalau tadi ada benturan sedikit ia minta maaf pada Meari sambil
mengulurkan tangan.
Meari : “Ahjumma, sudah jelas kau memukulku dan itu cukup keras!”
Yoon meminta Meari berhati-hati
kalau bicara. Meari meninggikan suaranya bersikeras kalau Ahjumma ini
tadi memukulnya dengan sengaja. Yoon minta Meari memelankan suara karena
semua pengunjung Mango Six memperhatikan. Meari terdiam, Yoon
menyarankan lebih baik Meari melanjutkan pekerjaan saja. Ia harus
mendiskusikan pekerjaaan dengan Pengacara Kang.
Pengacara
Kang bilang kalau tadi itu hanya masalah kecil tak perlu
dipermasalahkan. Yoon minta maaf atas nama Meari dan berharap Pengacara
Kang bisa mengerti. Keduanya duduk membahas pekerjaan mereka. Meari
menatap sedih Yoon tak membelanya.
Meari ijin akan pulang lebih
awal pada Manajer. Manajer bertanya apa pelanggan itu benar-benar
memukul Meari. Meari tak menjawab ia hanya bilang kalau ia perlu pulang
lebih awal. Ponselnya hilang dan ia harus mencarinya.
Meari
keluar dari gedung klub yang semalam ia datangi bersama Yi Soo. Ia
menghubungi gurunya dan minta maaf. Ia menjelaskan kalau semalam ia
terkunci di toilet, ia juga kehilangan ponselnya dan beruntung ia baru
saja mendapatkan ponselnya kembali. Meari cemas ia ingin tahu apa yang
terjadi setelah itu karena yang ia tahu gurunya ini tak membawa uang
sama sekali.
Yi Soo dengan kesal berkata
kalau semalam ia berpetualang, bahkan petualangan yang tak berani
ditempuh Sinbad sekalipun dan semuanya ini karena Meari. Ia menutup
teleponnya marah dan berkata kalau ia harus masuk kelas.
Yi
Soo teringat kejadian semalam di hotel. Ia dipepet di pintu oleh Do Jin
yang membuatnya panas dingin hehe. Yi Soo menyentuh wajahnya apa masih
malu sekaligus panas dingin hehehe.
Ketika
akan melanjutkan jalannya menuju kelas ia dikejutkan oleh Kim Dong Hyub
yang berdiri di hadapannya. Ia bertanya apa ada yang ingin Dong Hyub
bicarakan dengannya. Tapi Dong Hyub berkata kalau Yi Soo lah yang
berhenti di depannya. Yi Soo terdiam bingung, kemudian minta maaf dan
bertanya Dong Hyub mau kemana karena sebentar kagi kelas hampir dimulai.
Dong Hyub : “Kalau begitu Guru
harus buru-buru, kelas bisa berlangsung tanpa murid tapi tak bisa
berlangsung tanpa guru.” (haha salah ga ada guru pembelajaran masih bisa
berlangsung. Lain hal nya dengan ga ada murid, siapa yang akan
belajar?)
Dong Hyub berlalu dari hadapan
Yi Soo. Yi Soo berteriak Dong Hyub mau kemana, apa mau bolos. Dong Hyub
berkata kalau ia sakit dan akan ke klinik. Ia mengatakan kalau ia masuk
angin.
Apa Yi Soo percaya.
Dong
Hyub cs mengendap-endap ke pagar belakang sekolah. (Tuh kan mau bolos)
Keempatnya melompati pagar sekolah. Dengan mudah keempatnya melompati
pagar yang tak begitu tinggi.
Dan
eng ing eng, di balik pagar Yi Soo sudah berdiri disana membawa tongkot
pemukul baseball. Dong Hyub berbasa-basi kalau ia sering bertemu dengan
Gurunya yang satu ini.
Yi Soo : “Bukankah kau seharusnya ada di klinik? Memangnya ini klinik?”
Dong Hyub : “Aku ingin jalan memutar. Jalan yang biasa sangat membosankan.” haha
Yi Soo : “Diam. Kau mau kembali atau tidak?”
Teman-teman Dong Hyub mengajak
kembali tapi Dong Hyub menarik mereka agar kembali melewati jalan yang
mereka lalui tadi. Artinya kalau tadi melompati pagar pada saat kembali
juga harus melompati pagar lagi, “Kita punya harga diri kembali lewat
jalan yang tadi!”
Tae San mendengar kabar dari pegawainya kalau ada berita di internet yang harus diketahui Tae San.
Tae San segera melihatnya dan
disana diberitakan atas apa yang dikatakan Se Ra kepada reporter tadi,
bahwa Se Ra lebih mementingkan penampilan tubuh dari pada latihan golf
(wow beritanya cepet ya)
Tae San mencoba menghubungi Se Ra tapi ponselnya tak aktif. Ia khawatir dan bergegas mencarinya.
Do Jin mendatangi toko sepatu, ia melihat-lihat koleksi sepatu yang dijual disana dan tertarik dengan sepatu merah yang cantik.
Tae San kesana kemari mencari Se
Ra. Ia bahkan keluar masuk bar. Ia mengirimi Se Ra SMS. ‘Kenapa kau tak
mengangkat telepon? Kau dimana? Aku mengkhawatirkanmu. Paling tidak
katakan kau ada dimana. Mengerti?’
‘Tolong balas, apa kau sedang minum-minum? Dimana? Aku akan menjemputmu. Hubungi aku. Cepatlah.’
Tae San mendatangi bar tempat
biasa Se Ra minum dengan teman-temannya. Ia pun bertanya ke pemilik bar
apa Se Ra ada disana. Pemilik bar bilang tidak, ia malah bertanya apa
Tae San tak bisa menghubungi Se Ra. Ia mengira karena pemberitaan yang
buruk itu bisa jadi Se Ra akan datang untuk minum tapi kelihatannya
bukan disini tempatnya.
Tae San tanya apa ada tempat lain yang
biasa Se Ra datangi. Pemilik bar mengatakan beberapa tempat yang sering
didatangi Se Ra bersama anggota tim golf. Tae San mengerti dan segera
ke tempat yang dimaksud.
Tae San terus mencoba
menghubungi Se Ra, ia mulai lelah dan kesal. ia pun meninggalkan pesan.
“Hei Hong Se Ra kenapa kau tak mengangkat teleponmu? Kau sengaja
melakukannya ya? Sebenarnya apa yang kau lakukan sampai tak bisa
menjawab telepon? Kau sedang minum kan? Kau minum dengan saiapa? Si
brengsek mana lagi? sudah berapa kali kau seperti ini? Kenapa aku harus
berputar-putar seperti orang gila? Sebenarnya kau menganggapku apa?
Kalau begitu kita akhiri saja hari ini. Kalau aku bertemu si brengsek
itu bersamamu, akan kubunuh mereka semua hari ini. Mengerti?”
Tae San sepertinya tahu dimana keberadaan Se Ra. Ya dimana lagi kalau bukan di tempat latihan golf.
Benar
dugaan Tae San ternyata Se Ra ada disana. Se Ra melihat kedatangan Tae
San. Tae San menanyakan kenapa Se Ra sendirian. Se Ra mengatakan kalau
kondisinya sedang baik jadi ia sedikit latihan. Tae San bertanya lagi
kenapa Se Ra tak mengangkat telepon. Se Ra mencibir ia pikir ia sudah
putus dengan Tae San dan balik bertanya kenapa Tae San meneleponnya. (Se
Ra yang belum tahu isi pesan suara dan SMS Tae San)
Tae
San tak mau Se Ra mendengar pesan yang ditinggalkannya. Ia berusaha
mengalihkan agar Se Ra tak mengaktifkan ponsel. Ia beralasan ia tak mau
Se Ra melihat berita di internet itu. Se Ra tak paham berita apa, apa
ada yang menghinanya lagi. Tae San menepis ponsel Se Ra hingga terjatuh
dan memeluk Se Ra.
Se Ra makin heran karena tak
tahu apa yang terjadi. Tae San bilang kalau saat ini yang dibutuhkan Se
Ra hanya pelukan (dukungan) darinya tapi Se Ra tetap ingin melihat apa
yang mereka tulis tentang dirinya.
Se
Ra akan mengambil ponselnya tapi dengan cepat Tae San menginjaknya.
Tentu saja itu membuat Se Ra terbengong-bengong tak mengerti, apa salah
ponselnya sampai diinjak-injak seperti itu. Tae San bilang kalau
ponselnya sudah bersalah, cukup itu saja yang perlu Se Ra ketahui. Tae
San kembali memeluk Se Ra dan mengatakan kalau ia mencintai Se Ra dan Se
Ra harus percaya padanya.
Do
Jin membaca dokumen sambil bercukur. Yoon tanya apa perusahaan asuransi
sudah menghubungi Do Jin karena biaya perbaikan mobil pengacara Kang
sangat besar. Do Jin menjawab ya dan mengatakan kalau biayanya 2,7 juta
won.
Yoon menilai itu jumlah yang
besar untuk gairah seorang pria. Ia heran apa yang disukai Yi Soo dari
Do Jin. Do Jin bilang kalau Yi Soo belum mengatakan suka padanya dan ini
hanya perasaannya sendiri. Singkatnya, cinta bertepuk sebelah tangan.
Yoon : “Jadi apa karena itu kau menabrakan mobilmu?”
Do Jin : “Tak mungkin aku menabraknya kan?” (kalau tak ada alasan khusus hehe)
Yoon memberi tahu kalau yang
seperti itu namanya bukan cinta bertepuk sebelah tangan, itu sama saja
seperti menarik karet gelang. Seperti anak SD yang iseng menjepretkan
karet gelang ke anak perempuan yang dia sukai, apa bedanya?
Do Jin : “Orang lain aku tak tahu. Tapi rasanya kau bukan orang yang tepat untuk mengajariku.”
Yoon : “Memangnya aku kenapa?”
Do
Jin : “Lihat Meari. Betapa beraninya dia, tapi kau tak tegas apa kau
menerima atau menolaknya. Kau hanya membiarkannya saja. Dasar pengecut.”
Mulut Yoon terkunci ia tak bisa berkata apa-apa, skakmat deh.
Meari
dengan seragam karyawan Mango Six mendatangi kantor Yoon. Yoon sedang
sibuk dan berkata kalau ia tak punya waktu untuk bermain dengan Meari.
Meari mengatakan kalau kedatangannya bukan untuk bermain. Ia ingin
menuntut pengacara Kang secara resmi. Ia juga akan membayar jasa Yoon
dengan gajinya. Wanita itu benar-benar sudah memukulnya.
Yoon menilai itu hanya salah
paham. Meari bilang kalau pangacara Kang sudah berbohong, kenapa Yoon
tak mempercayainya. Yoon tanya apa Meari punya bukti, bukti kalau
pengacara Kang memukul Meari. Meari bilang kalau ia sendiri saksinya.
Meari menebak jangan-jangan
pengacara kang ini salah satu wanita yang pernah tidur dengan Yoon. Yoon
jelas emosi mendengarnya. Meari meninggikan suaranya, “Lalu kenapa
kakak selalu melindunginya?”
Yoon berkata karena memang secara logika itu tak masuk akal. Kenapa pengacara Kang harus memukul Meari.
Dan cup, Meari mencium pipi Yoon. Oh oh Dunia seakan berhenti saat itu juga. Yoon terdiam dan menatap Meari.
Meari : “Menurut kakak, kenapa
aku mencium kakak? Gadis muda sepertiku, cantik, putri dari keluarga
kaya, secara logika apa itu masuk akal?”
Meari
pamit. Tapi Yoon manarik tangan Meari, “Kau... sebenarnya... siapa yang
menyuruhmu melakukan ini? Apakah aku harus memarahimu dulu baru kau mau
mendengarkanku?” Yoon meninggikan suaranya.
Meari menepiskan tangan Yoon,
“Kakak, apa aku terlihat seperti anak usia 7 tahun di hadapanmu? Kenapa
kau memperlakukanku seperti anak kecil? Kalau kakak memang tak
menyukaiku, tolak saja aku secara terus terang layaknya wanita 24 tahun.
Aku tak pernah menjadi gadis 7 tahun untukmu.”
Colin mencari sebuah alamat, ia tersenyum senang karena menemukan tempat tujuannya. Kafe Mango Six Jung Rok.
Colin melihat Meari keluar dari
salah satu gedung disana, ia ingin menyapa Meari. Tapi Meari berjalan
marah menuju seseorang, siapa lagi kalau bukan Pengacara Kang.
Meari
melenggangkan tangan dan menabrakkan tangannya ke tangan pengacara
Kang. Pengacara Kang mengaduh, “Apa yang kau lakukan?” tanya pengacara
kang.
Meari berkata kalau itu hanya
sentuhan kecil. “Kalau sakit, I’m sorry.” Meari melenggang santai menuju
Mango Six. Colin yang melihatnya tersenyum-senyum.
Jung
Rok ke galeri istrinya. Disana Park Min Suk sedang berbincang dengan
salah satu seniman. Min Suk mengenalkan seniman itu pada suaminya. Jung
Rok memuji kalau karya dari seniman itu sangat langka. Ia pamit akan
menunggu istrinya di luar saja. Seniman itu memuji kalau suami Min Suk
benar-benar tampan.
Jung Rok duduk di ayunan dan
melihat Min Suk datang ke arahnya. Min Suk tanya untuk apa Jung Rok
datang ke galerinya. Jung Rok berkata kalau kedatangannya itu untuk
menjemput istrinya karena ia sangat merindukan istrinya.
Min Suk : “Kau baru saja membayar biaya keanggotaan klub fitnes hotel senilai 25 juta won.”
“Bagaimana kau tahu? Ah.. Im
Meari...” Jung Rok kesal Meari sudah menjadi CCTV baginya. Ia berkata
kalau Meari sudah salah, bukan 25 juta tapi ia mendapatkan diskon 10%
jadi semuanya 22 juta.
Min Suk meminta suaminya segera
menarik kembali uang itu. Jung Rok tanya kenapa ia harus menariknya ia
ingin berolahraga. Bukankah istrinya menyukai pria yang sehat. Min Suk
berkata kalau wanita-wanita lain juga menyukai pria yang sehat. Dan
suaminya yang sehat juga menyukai wanita. Ia jadi tersingkirkan.
Jung Rok menjelaskan kalau ia
mengambil uang itu sekarang kemungkinannya tak akan kembali 100% penuh.
Min Suk bilang apa suaminya pikir ini karena masalah uang, “Aku marah
karena diriku sendiri yang menjadi tua karenamu. Keanggotaan klub
olahraga itu untuk para playboy dan kau bisa menggunakannya sebagai
alasan untuk tak menjawab telepon. Tidak akan terlihat mencurigakan
kalau kau pulang dengan pakaian dalam baru dan akan terkesan bisa saja
ketika pulang dengan tubuh segar setelah mandi.”
Jung Rok : “Oh jadi aku bisa melakukan itu semua.”
Min
Suk emosi mendengarnya, ia akan memukul Jung Rok tapi tangan Jung Rok
menahan tangan istrinya dan tangan yang lain menggapi pinggang istrinya.
Min Suk minta Jung Rok melepaskannya, apa Jung Rok lupa sekarang mereka
berdua berada di galerinya, karyawan2nya akan melihat.
Jung Rok tak peduli, memeluk
istrinya seperti ini siapa yang akan berani bicara. Ia memuji pinggang
istrinya sangat langsing. Cup... Jung Rok mencium istrinya cepat. Tak
lupa ia juga mengancam coba saja istrinya menggunakan kekerasan lagi.
Kalau tidak ia akan mengecup istrinya lagi hehe.
Jung Rok mendapatkan SMS dari seorang wanita, ‘Kali ini aku bisa hidup karenamu, kau tahu itu kan?’
Min Suk ikut melongok untuk
melihatnya tapi buru-buru Jung Rok menyingkirkan ponselnya dan
terbata-bata mengatakan kalau SMS itu dari pria. “Direktur Kang itu
pria.”
Tangan
Min Suk meminta ponsel Jung Rok diberikan padanya. Ia ingin melihatnya
sendiri. Jung Rok meyakinkan kalau SMS itu dari seorang pria beratnya
hampir 100kg tingginya 185cm dan kakinya berbulu. Haha.
Min Suk tak percaya pokoknya ia
ingin melihatnya langsung. Jung Rok ngoceh-ngoceh kenapa Min Suk tak
percaya padanya, ia pun membanting ponsel dan menginjaknya kuat-kuat
hahaha.
“Keluarkan simcard-nya!”
perintah Min Suk. Min Suk akan melepas cincinnya, “Kata Dir Kang dia
bisa hidup karena kau. Tapi sepertinya kau akan kehilangan hidupmu
karena Dir Kang.”
Jung Rok menatap penuh permohonan, “Yobo, Honey, Noona, Min Suk Noona. Aku bersalah.”
Tae San ke tempat service hape. Ia minta semua data dan nomor kontak yang ada di ponsel Se Ra dipindahkan.
Ternyata
Jung Rok juga pergi ke tempat yang sama (lihat deh cara Jung Rok
menenteng ponselnya kayak nenteng sesuatu yang menjijikan haha) keduanya
terkejut.
Jung Rok senang bertemu Tae San.
Ia tanya apa di rumah Tae San ada kamar kosong, ijinkan ia tinggal
beberapa hari. Ia kesal karena ini semua gara-gara Meari.
Di
Mango Six Jung Rok bicara berdua dengan Meari. Jung Rok mengatakan
kalau Meari sudah mengabaikan hal yang penting. Meari tanya apa itu.
Jung Rok bilang kalau dirinya itu teman Yoon. Dengan kata lain ia tahu
kapan Yoon akan datang atau pergi. Bahkan ia bisa meminta Yoon datang
sekarang.
Meari : “Apa maksudmu, kau ingin aku menjadi mata-mata ganda?”
Jung Rok : “Ternyata kau itu mata-mata istriku.”
Meari mengatakan kalau Min Suk memberinya penjanjian yang bagus.
Ada noda di dahi Meari, Jung Rok
mengambilkan kertas tisu dan memberikannya pada Meari untuk
dibersihkan. “Jika kau tak perlu khawatir mangawasi aku bukankah kau
akan punya waktu untuk bercermin.”
Meari setuju ia menjadi
mata-mata ganda itu akan keren sekali tapi ia memiliki satu syarat,
“Untuk sementara ini jangan biarkan Kak Yoon datang kesini!”
Jung Rok ingin tahu alasannya bukankah
Meari ingin dia datang setiap hari. Meari bilang kalau ia memiliki
alasan tertentu. Jung Rok bilang seharusnya Meari mengatakannya dari
tadi karena Yoon sekarang sedang menuju kesini.
Yoon
baru saja masuk ke Mango Six. Yoon bersikap cuek dan berbasa-basi
meminta Jung Rok mengganti karyawan (ganti Meari) dia tak cantik. Meari
mendelik kesal. Jung Rok berkata lain, menurutnya Meari mulai bertambah
cantik.
Ada pengunjung yang datang ke
Mango Six, Meari ingin menyambutnya tapi ia terkejut kalau yang datang
itu Colin, pemuda yang dikenalnya di pesawat sekaligus yang menolongnya
di klub kemarin.
Colin
mengatakan kalau Meari berjanji akan mentraktirnya makan siang tapi
Meari tak pernah menghubunginya. Meari heran bagaimana bisa Colin tahu
tempatnya bekerja.
Jung Rok dan Yoon melirik siapa
pemuda yang sedang bicara dengan Meari ini. Yoon melihat penampilan
Colin dari kaki sampai kepala, ya pemuda yang sempurna, masih muda dan
tampan haha.
Meari heran apa ketika mabuk ia
mengatakan dimana tempatnya bekerja. Meari jelas lupa apa yang ia
katakan ketika mabuk, tapi karena Colin sudah datang ia akan
mentraktirnya karena ia masih ingat kalau Colin sudah menyelamatkannya.
Colin berbangga diri dan memuji diri sendiri kalau saat itu ia sangat
keren sekali. Wehehe.
Yoon bete mendengarnya, hahaha mukanya
setengah cemberut. Meari meminta Colin menunggunya sebentar. Meari
minta ijin pada bosnya ia akan pulang lebih awal ini permintaannya
sebagai tanda persahabatan mereka. Jung Rok ingin tahu siapa pemuda itu.
Meari mengatakan kalau pemuda itu yang menyelamatkannya di klub.
“Menyelamatkanmu? kenapa?” Tanya Jung Rok lagi makin penasaran.
“Karena aku cantik.” Jawab Meari, kemudian ia ke dalam untuk berganti pakaian.
Colin menatap tajam Jung Rok dan Yoon. Jung Rok yang meliriknya dan merasa heran kenapa pemuda itu terus menatapnya.
Yoon mencoba untuk melihatnya
juga. Jung Rok menilai kalau anak itu sombong. Apa menurut Yoon dia bisa
dipercaya. Bukankah dia itu lebih muda.
“Orang yang ditemui Meari di
klub seharusnya bisa dipercaya.” Ucap Yoon. Jung Rok menyela kalau Meari
bukan wanita biasa, “Dia itu seperti ‘Little Park Min Suk’ kau
seharusnya mengkhawatirkan anak muda itu.”
Yoon pamit akan menuju kantornya. Colin menatapnya penuh tanda tanya.
Yoon
duduk santai dengan kaki di atas meja memejamkan mata sambil memegang
pipi yang tadi dikecup Meari. Ia kembali merasakan kecupan lembut dari
Meari.
Colin
berada di sebuah restouran menunggu Meari. Ia menatap buku agenda yang
di dalamnya terdapat foto ibunya bersama ke empat sekawan. Dua dari
mereka sudah ia lihat. Meari datang dan Colin pun segera menyimpan
bukunya kembali.
Meari
sengaja memilihkan makanan Jepang khusus untuk Colin. Apa Colin
menyukai apa yang disajikan. Ia heran, Colin itu tinggal di Jepang tapi
kenapa namnya ‘Colin’.
Colin mangatakan kalau ia lahir
di Amerika, bukankah ia sudah mengatakannya ketika di klub (ah apa iya)
Meari juga menanyakan kenapa Colin menggunakan bahasa tak formal
dengannya. Colin bilang kalau usianya baru 20 tahun. Meari bilang kalau
ia itu lebih tua dari Colin.
Colin ingin menanyakan sesuatu.
Meari berkata kalau ia tak punya pacar tapi ia menyukai seseorang. Colin
kembali bertanya apa Meari benar-benar menganggap diri Meari itu
cantik, apa hubungan Meari dengan para ahjussi itu. Meari paham maksud
Colin Oppa-Oppa di kafe tadi. Iitu adalah teman kakaknya. Mereka itu
ikut melihat dirinya tumbuh besar. Baginya mereka masih saja orang yang
belum dewasa. Tapi bagi orang lain mereka dianggap sebagai ahjussi.
Colin terus bertanya siapa nama kakak
laki-laki Meari. Meari kesal Colin terus bertanya tentang kakaknya dan
para ahjussi itu. Asal colin tahu kalau ia itu lebih tua dari Colin.
Kenapa ingin tahu nama kakaknya Colin bahkan belum tahu namanya.
Yi
Soo bersih-bersih di kamarnya. Ketika ia membersihkan kolong tempat
tidur ia melihat kotak tempat ia menyimpan sarung tangan yang
bertuliskan angka 836. Yi Soo membukanya dan teringat hari dimana ia
membeli sarung tangan itu. Sarung tangan yang ingin ia berikan pada Tae
San tapi tak jadi ia lakukan karena Tae San keburu menyukai Se Ra.
Se
Ra melihat berita di internet yang memberitakan tentang apa yang ia
sampaikan pada reporter tadi siang. Ia kesal dan menyingkirkan
laptopnya. Yi Soo ada di sampingnya tengah melipat pakaian. Yi Soo minta
berita itu jangan terlalu diperhatikan.
Se Ra memberi tahu kalau Tae San
akan datang mengantarkan ponsel barunya apa Yi Soo tak apa-apa. Yi Soo
bilang tentu saja ia tak apa-apa (Yi Soo belum tahu kalau Se Ra sudah
tahu Yi Soo menyukai Tae San)
Yi
Soo ingin tahu tentang keluarga Tae San, apa mereka keluarga kaya. Se
Ra malah balik bertanya apa itu juga Yi Soo tak tahu. Apa Yi Soo pernah
melihatnya berkencan dengan pria miskin sebelumnya. Se Ra menduga kalau
Yi Soo belum mengetahuinya tapi Yi Soo tetap dekat dengan keluarga Tae
San. Bukankah Yi Soo itu gurunya Meari, apa Yi Soo tak memeriksa latar
belakang keluarga mereka.
Untuk mengalihkan pembicaraan Yi Soo
bertanya apa Se Ra lapar, ia mengajak Se Ra makan. Se Ra ingin pesan
makanan yang siap antar saja tapi Yi Soo menawarkan ia akan keluar
membelinya, ia juga ingin keluar sebentar untuk menghirup udara segar.
Yi Soo meminjam jaket Se Ra.
Do
Jin sampai di rumah Yi Soo. Ia membawa sepatu merah yang ia beli dari
toko tadi. (Ya ampun ni orang masa mau ngasih sepatu gitu ga ditaruh di
kotaknya malah ditenteng aja)
Do Jin akan mengetuk pintu tapi
terkejut karena tiba-tiba pintu terbuka. Yi Soo keluar terburu-buru
mengenakan jaket dan tak tahu kalau di depan pintu ada Do Jin. Ia
nyelonong gitu aja.
Tapi
Yi Soo tiba-tiba berhenti dan menyadari sesuatu. Ia berbalik dan
terkejut melihat Do Jin berdiri di depan pintu. Do Jin mengatakan kalau
ia akan mengetuk pintu tapi pintunya tiba-tiba terbuka.
Yi Soo melihat sepatu yang ditenteng
Do Jin. Do Jin berkata kalau ia memikirkan aturan tentang cinta bertepuk
sebelah tangan yang Yi Soo katakan. Yi Soo paham maksud Do Jin, jadi
apa Do Jin membelikan sepatu yang harganya kurang dari 100rb won.
Do Jin berkata tidak ia memberi tahu
kalau sepatu ini harganya lebih mahal dari sepatu yang sebelumnya. Maka
dari itu ia mambayarnya dengan cara mengangsur selama 14 bulan. Setiap
bulannya 100rb won. “Ini adalah standar sepatu yang aku inginkan dan
sesuai dengan aturan darimu.”
Yi Soo tak mau memakai sesuatu yang mewah.
“Kalau begitu jangan dianggap sebagai sepatu yang mewah pakailah disaat yang penting.” Kata Do Jin.
Do
Jin jongkok meletakkan sepatu itu agar dipakai Yi Soo nanti. “Pakailah
sepatu ini saat kita bertemu lagi nanti. Saat cuaca cerah dengan pakaian
yang cantik!” (saat Yi Soo menerima cinta Do Jin, maka saat itu Do Jin
akan mengagap Yi Soo menerimanya)
Yi Soo terdiam terpaku menatap ke arah sepatu. Do Jin melihat Tae San datang, Tae San memberi kode agar Do Jin diam.
Tae
San berjalan pelan tanpa suara ke arah Yi Soo dan tiba-tiba Tae San
memeluk Yi Soo dari belakang. Do Jin akan mencegah tapi terlambat. Yi
Soo jelas shock dan kaget bukan main ia hanya bisa terdiam.
“Apa yang sedang kau bicarakan dengan pria asing?” tanya Tae San mengira Yi Soo adalah Se Ra.
Tae San sadar kalau yang ia peluk itu
bukan Se Ra dan tepat saat itu Se Ra keluar rumah. Se Ra melihat Tae San
memeluk Yi Soo. Tae San segera melepas pelukan. Tae San tak menyangka
kalau yang ia peluk itu bukan Se Ra.
Yi
Soo mengatur nafas ia tampak shock tak menyangka yang barusan
memeluknya itu Tae San. Se Ra berkata kalau sebenarnya ia keluar ingin
menjemput Tae San tapi ia tak menyangka kalau Tae San sudah sampai di
rumahnya. Ia ingin ada seseorang yang menjelaskan apa yang terjadi
barusan.
Tae San berusaha menjalaskan kalau ini
hanya sebuah salah paham. Ia berfikir kalau Yi Soo itu Se Ra. Bukankah
ia yang membelikan jaket itu jadi ia berfikir kalau itu Se Ra. Ia ingin
memberi Se Ra kejutan. Tae San minta maaf pada Yi Soo karena sudah salah
paham.
Yi Soo masih terdiam, Do Jin segera
melepas jaket yang membuat kesalahpahaman itu. Ia menyerahkan jaket itu
pada pemiliknya. Bukankah Yi Soo akan pergi ke suatu tempat ia akan
mengantar Yi Soo. Do Jin menarik tangan Yi Soo mengajaknya pergi dari
sana.
Tae San kembali meyakinkan Se Ra kalau
tadi itu hanya salah paham. Ia tak tahu kalau Yi Soo memakai jaket Se
Ra. Se Ra tak menanggapi ia hanya mengatakan kalau kopinya sudah siap
dan mengajak Tae San masuk.
Dan tinggalah sepatu merah itu sendirian,
Do Jin dan Yi Soo berjalan bersama di bawah guguran kelopak bunga cherry.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Do Jin
yang melihat Yi Soo berjalan melamun. Ia tahu pasti Yi Soo terkejut
karena Se Ra keluar dan Tae San juga sudah membuat kesalahan jadi Yi Soo
jangan terlalu marah.
“Aku
tahu!” kata Yi Soo pelan. Ia tahu kalau tadi itu hanya salah paham.
Tapi itu sangat jelas baginya. “Bahkan sekarang, aku masih merasa kalau
Tae San ada di belakangku. Rasanya begitu nyata. Sekarang, aku masih
bisa merasakan pelukannya!”
“Kalau
masih terasa terlalu nyata, ayo lakukan ini saja!” Do Jin maju dan
tangannya meraih dagu Yi Soo. Wajahnya semakin mendekat dan mencium Yi
Soo.
Yi Soo jelas tak menyangka, matanya terbelalak. Saking shocknya ia terdiam tak melakukan apapun.
Yi
Soo menatap Do Jin dengan tatapan tanda tanya. Do Jin melepas jas dan
memakaikannya pada Yi Soo. Yi Soo menepisnya tapi Do Jin memaksa
memakaikannya.
Do
JIn menahan kedua bahu Yi Soo menatapnya tajam, “Bagaimana? Sekarang
kau bahkan memiliki lebih banyak lagi masalah yang nyata.”
Tae
San terkejut mendengar apa yang baru saja Se Ra katakan. Se Ra bertanya
apa Tae San benar-benar tak tahu atau hanya pura-pura tak tahu. Tae San
tak percaya, apa itu masuk akal.
Se Ra : “Ada fotomu dalam buku agenda
Yi Soo. Di bawah tempat tidurnya, dia menyembunyikan sarung tangan yang
tertulis angka 836. Apa kau pikir itu masuk akal?”
Se Ra menduga sepertinya Yi Soo ingin
memberikan sarung tangan itu pada Tae San tapi dia tak memiliki
kesempatan itu dan berubah pikiran. Kalau Tae San mau ia bisa
mengambilkannya. Tae San tak tahu harus bilang apa.
Se Ra bertanya-tanya apa Tae San
benar-benar tak tahu kalau Yi Soo menyukai Tae San. Tae San minta Se Ra
jangan berfikiran bodoh seperti itu. Se Ra berkata kalau ia hanya ingin
memastikan satu hal. Tae San tanya memastikan apa lagi.
Se Ra : “Pria 20 detik Yi Soo adalah
kau dan dia masih merasakan begitu. Apa yang ingin kuketahui? Aku ingin
tahu bagaimana perasaanmu. Kau tak bisa bilang kalau kau tak tertarik
padanya kan?”
Yi
Soo sampai di depan rumah. Ia berdiri menatap sepatu merah dari Do Jin
yang diberikan padanya. Ia masih mengenakan jas milik Do Jin.
Tae San akan pulang. Keduanya bertemu
pandang di luar rumah. Tae San tak tahu harus menyapa Yi Soo bagaimana.
Keduanya terlihat canggung.
Pikiran
Tae San berkecamuk, ia mengendarai mobilnya menuju bar Jung Rok. Di
dalam mobil ia memikirkan apa yang dikatakan Se Ra bahwa ia-lah pria 20
detik Yi Soo dan sampai sekarang Yi Soo masih merasakan seperti itu.
Sampai
di bar, Yoon dan Jung Rok menatap Do Jin dan Tae San penuh tanda tanya.
Do Jin dan Tae San terlihat murung. Keduanya minum bersamaan dan
menaruh gelas bersamaan membuat Yoon dan Jung Rok bertanya-tanya apa
yang terjadi.
“Ada masalah apa? Apa yang terjadi?” tanya Jung Rok penasaran.
“Ada apa? apa perusahaan kalian bangrkut?” Tanya Yoon.
Do Jin dan Tae San kembali meminum minuman mereka bersamaan.
Jung Rok : “Apa ada seseorang yang datang membawa anak? Dan dia menginginkan tes DNA?”
Yoon menyenggol Jung Rok tak mungkin seperti itu, “Apa kanker? Apa kalian pergi ke rumah sakit?”
Kini giliran Jung Rok yang menyenggol Yoon tak mungkin seperti itu. Do Jin dan Tae San kembali meminum minuman mereka bersamaan.
“Bukan itu.” kata Do Jin.
“Aku
melihat Yi Soo dari belakang dan salah mengira kalau dia itu Se Ra. Aku
memeluk Yi Soo dan Se Ra melihatnya.” Ucap Tae San menjelaskan.
“Apa
back hug yang disukai para wanita!” seru Jung Rok kegirangan. Tapi ini
Membuat kedua pria yang dirundung galau ini kesal. Yoon sepertinya
mengerti situasi kedua sahabatnya ia mengajak keduanya minum lagi.
Yi
Soo menenangkan pikirannya dengan berendam di kamar mandi. Ia berusaha
memikirkan apa yang terjadi tadi. Ia memejamkan matanya berusaha
mengingat semuanya.
Ia mengingat awal petemuannya
dengan Do Jin. Baju rajutan merah yang benangnya terurai karena
tersangkut di tas Do Jin. Kemudian Do Jin membantu mengatasinya. Do Jin
juga melilitkan jaketnya untuk menutupi rok mini milik Meari yang
dipakainya.
Do Jin yang menemuinya ketika ia akan
kencan buta dan ketika itu Do Jin menyatakan kalau ia siap mencintai Yi
Soo walalupun cintanya bertepuk sebelah tangan. Juga ketika ia berada di
kamar mandi hotel bersama Do Jin. Dan kejadian hari ini dimana Do Jin
menciumnya.
Ya adegan kamar mandi ini penuh dengan gelembung-gelembung cinta, Yi Soo membuka matanya perlahan dan menyentuh bibirnya.
Bersambung ke episode 7
Tidak ada komentar :
Posting Komentar