Mereka berempat mengisi liburan dengan berkemah (Udah kayak anak pramuka aja nih hihi)
Yoon dan Jung Rok ditugaskan mendirikan tenda, sementara Do Jin dan Tae San duduk manis. Yoon menyarankan pada Jung Rok lebih baik memasang bagian bawahnya dulu. Tapi menurut Jung Rok ditopang dari atas dulu supaya seimbang. Yoon bersikeras dari bawah dulu, karena ia paham betul bagaimana mendirikan tenda karena ketika SD dulu ia menjadi anggota pramuka dan nilai kepramukaannya tinggi. Jung Rok menyombongkan diri kalau ia juga pernah menjadi anggota Korps Astronot.
Jung
Rok melihat kedua rekannya yang lain hanya duduk santai. Bukankah
membangun rumah itu keahlian Do Jin dan Tae San. Tae San beralasan kalau
tadi ia menyetir sendiri dalam perjalanan ke ini lagi pula ia dulu
anggota ICY (International Youth Conference) jadi tugasnya itu melakukan
pertolongan pertama dan memberi tindakan medis.
Do Jin : “Ketika kalian sibuk menari
di klub malam aku sudah menyelesaikan satu desain. Ketika Yoon membaca
di perpustakaan aku sudah selesai membangunnya. Jadi kalian berdua saja
yang mengurus tendanya.”
Ok...
dan tenda pun sudah berdiri. Yoon berbangga diri karena berhasil
mendirikan tenda tapi ada yang lupa dipasang patok besinya hehe. Yoon
pun menyimpan patok besi itu dan menyingkirkannya agar tak terlihat.
Yoon
berseru kalau ia lapar dan mengajak ketiga temannya makan. Ketiganya
membuka bekal masing-masing dan apa yang mereka bawa. Semuanya membawa
minuman alkohol haha... tak ada yang membawa makanan. Keempatnya kesal
bukan main.
Jung
Rok punya ide, ‘Dimana ada wanita disana ada makanan’ ia membawa
sebotol minuman untuk ditukar dengan makanan di tenda wanita. Jung Rok
ingin menukar minumannya dengan beberapa ramen. Tapi sayang, beberapa
wanita ini sudah menukar makanan mereka dengan minuman dari rombongan
pria yang sedang bermain basket.
Dan benar saja di tenda anak muda yang
tengah bermain basket itu ada banyak makanan. Yoon ngomel bukannya ia
sudah bilang kalau segala sesuatu itu harus dipersiapkan sejak awal. Ia
menilai ketiga temannya ini kurang memiliki kebijaksanaan.
Do Jin punya ide, ia akan mendapatkan ramen itu untuk ketiga temannya. Jung Rok menebak apa Do Jin akan mencuri makanan mereka.
Do Jin : “Orang-orang di planet ini
tahu dulu julukanku adalah basket. Ah... aku terpaksa bermain dengan
para amatiran. Memalukan sekali.”
Do Jin akan menantang anak muda itu bermain basket dengan taruhan minuman dan makanan.
Pertandingan
basket 3 lawan 3. Do Jin, Yoon dan Tae San sudah di tempatnya melakukan
pemanasan. (wakaka pemanasannya aneh Tae San kayak mau tinju, Yoon
lumayan bener melatih cara shooting, Do Jin melatih gerakan dribbling
dan shooting)
Sementara ketiga lawan mereka hanya diam menonton.
Permainan
di mulai. Ketiga ahjussi ini bermain cukup percaya diri, dribling yang
baik dan kerja sama tim yang bagus dalam mengoper bola. Ketiganya saling
mengoper berputar-putar di area permainan sendiri. Tapi ketika tiba di
area lawan Do Jin kehilangan bola.
Lawan
berhasil merebutnya dengan mudah dan langsung melancarkan serangan
balik yang cepat dan shoot, masuk. Do Jin dkk cuma bisa menatap bengong.
(kebanyakan gaya sih haha)
Ketiga ahjussi berusaha membalikan
keadaan tapi mereka berulang kali kehilangan bola. Bukannya mengoper
kerekan sendiri malah memberikan bola ke lawan dan poin bertambah untuk
lawan.
Tae
San mengoper bola pada Do Jin dan dengan gayanya Do Jin berhasil
memasukan bola. Ketiganya bersorak terlalu lama tak menyadari kalau
lawan sudah berhasil memasukkan bola juga haha.
Skor mereka tertinggal sangat
jauh 2-22 tapi mereka masih semangat. Tapi apa daya kondisi fisik mereka
tak mampu mengimbangi kondisi fisik lawan yang lebih muda dari mereka.
Ketiganya kepayahan. Satu persatu taruhan mereka dibabat habis lawan dan
skor pun telak 4-30.
Mereka
duduk sambil mengatur nafas yang terengah-engah karena kelelahan. Di
depan mereka kardus tempat menyimpan minuman sudah ludes sebagai bahan
taruhan.
Sementara anak muda lawan mereka tengah berpesta makan bersama para wanita. Ke empatnya hanya bisa menatap lemas nan lelah.
Tae
San tanya sebenarnya kapan terakhir kali Do Jin bermain basket. Dengan
nafas yang masih terengah-engah Do Jin menjawab kalau pertandingan
terakhirnya terjadi pada tahun 1994. Jung Rok kesal bukankah itu 18
tahun yang lalu. Wahahahaha..
Kesialan mereka tak sampai disitu, tiba-tiba tenda yang didirikan Yoon roboh. Lengkaplah penderitaan mereka. Wakakaka.
Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 11
Jung
Rok bertemu dengan Eun Hee di sebuah restouran. Ia masih tak percaya
kalau wanita yang kini ada di hadapannya adalah first love-nya yang
sudah lama menghilang. Jung Rok dengan wajah terheran-herannya berkata
kalau Eun Hee masih tetap cantik.
Eun Hee : “Bukankah semua cinta pertama di dunia ini sangat cantik?”
Jung Rok melihat kalau Eun Hee
tak berubah sedikitpun. Eun Hee menolak anggapan Jung Rok, ia sekarang
jadi lebih lembut karena sudah berumur. Eun Hee tanya apa semuanya
baik-baik saja, ia mendengar kalau mereka berempat masih bersama-sama
setiap hari.
Jung Rok : “Kata siapa kami tak punya teman lain? Aku tak akan menemui mereka kalau kau tak menyukainya.”
Eun Hee tertawa ia juga ingin
melihat mereka semua. Jung Rok berinisiatif akan menelepon mereka tapi
Eun Hee melarang ia harus mengejar pesawat malam ini. Jung Rok ingin
tahu kenapa Eun Hee ada di Korea. Eun Hee mengatakan kalau ada beberapa
masalah yang harus ia tangani dan juga ia datang kesini untuk meminta
bantuan Jung Rok. Jelas saja Jung Rok mau membantu.
Eun Hee mengatakan kalau ia
memiliki seorang putra dan sekarang berada di Korea. Jung Rok sedikit
terkejut mendengarnya. Eun Hee kembali mengatakan kalau dilihat dari
transaksi kartu kreditnya sekarang putranya berada di Seoul setelah
berkeliling seluruh negeri dan kemungkinan dia akan mencari mereka
berempat. Jung Rok heran kenapa putra Eun Hee mencari mereka. Eun Hee
masih belum yakin tapi putranya membawa foto mereka berempat ketika
pergi dan juga alamat kafe Jung Rok. “Kalau dia mencarimu mau-kah kau
menghubungiku?”
Jung Rok jelas bersedia, “Jangan membicarakan yang lainnya tapi hubungan kita sangat mendalam kan?”
Eun Hee tertawa, ia juga meminta Jung
Rok jangan mengatakan pada siapapun kalau Jung Rok bertemu dengannya.
“Karena aku kesini benar-benar hanya untuk menemuimu!”
Jung Rok tak menyangka Eun Hee
hanya ingin menemuinya, ia berjanji akan merahasiakan pertemuan ini. Ia
bertanya jam berapa penerbangan Eun Hee. Apa Eun Hee mau diantar ke
bandara. Eun Hee hanya tersenyum.
Jung
Rok melamun memikirkan pertemuannya dengan Eun Hee. Ia menyadari kalau
selama ini ia-lah orang yang disukai Eun Hee. Ia senang bukan main dan
ingin memamerkan semuanya pada ketiga temannya tapi ia harus menahan
diri tak mengatakan apapun.
Do
Jin duduk di pinggir jendela menatap minuman Yi Soo. Tatapannya pun
beralih ke pemandangan di luar kafe dan disana ia melihat Yi Soo berdiri
memandangnya. Do Jin tak menyangka kalau Yi Soo akan kembali lagi
karena ia mengira Yi Soo sudah pergi.
Do Jin mengambil pena dan menuliskan sesuatu di selembar tisu.
‘Janji pertama hari ini adalah Seo Yi Soo’
Keduanya
tersenyum, Yi Soo perlahan mendekat ke arah jendela. Ia memejamkan
matanya mencium jendela tepat dimana tulisan Do Jin tadi ditempelkan di
jendela atau mungkin ini ciuman untuk Do Jin hehe.
Do
Jin tak berfikir dua kali lagi, ia langsung bergegas keluar menemui Yi
Soo. Keduanya bertatapan lama. Do Jin berfikir kalau Yi Soo sudah pergi.
Yi Soo membenarkan tapi ia memutuskan untuk kembali.
Do Jin menilai Yi Soo wanita
yang aneh, ‘tak ada yang perlu dikatakan diantara kita’ apa harus Yi Soo
kembali hanya untuk mendengarkannya mengatakan itu. Yi Soo mendesah
kesal apa Do Jin tak bisa berhenti mengatakan itu karena ia sudah merasa
kesal. “Apa gunanya menyukaimu kalau hanya membuatku menderita seperti
ini?”
“Apa kau... menyukaiku?” Tanya Do Jin.
“Apa
kau tak tahu? Baru saja di jendela, aku.... sebelumnya kau-lah yang
begitu agresif mengejarku. Ya benar, aku menyukai Kim Do Jin. Aku
menyukaimu. Aku takut kau akan berfikir kalau aku akan berubah-ubah
pikiran menyukai seorang pria setelah pria lain. Jadi aku tak berani
menunjukannya. Pengakuanku ini juga bukan supaya kau menerimaku, jadi
kalau kau mau menolak.....”
Belum sempat Yi Soo melanjutkan kata-katanya yang panjang lebar Do Jin membungkamnya dengan sebuah ciuman cepat (ah hihi..)
Yi Soo terdiam menatap Do Jin, ia kehilangan kata-katanya.
“Pengakuan
ini cukup berkesan,” sahut Do Jin. Kemudian kembali mendekatkan
wajahnya ke wajah Yi Soo dan menciumnya lebih dalam penuh perasaan.
(long kiss)
Do
Jin mengantar Yi Soo pulang. Di depan rumah Yi Soo tak segera masuk, ia
masih tersenyum malu-malu. Do Jin ingin tahu sejak kapan Yi Soo
menyukainya. Yi Soo tertawa. Do Jin kembali bertanya apa yang Yi Soo
sukai darinya. Yi Soo menjawab karena Do Jin seperti bunga. Do Jin
meminta Yi Soo tak perlu menjawab yang terlalu objektif selain yang
sudah diketahui seluruh negeri.
Yi Soo : “‘Aku sudah memutuskan untuk
memulai cinta bertepuk sebelah tangan denganmu’ aku sedikit gugup
setelah mendengarnya. Ketika kulihat fotoku terselip di dompetmu, aku
terharu. ‘Tak bisakah kau menyukaiku sedkit saja?’ aku sudah mulai
bimbang setelah mendengar itu. Di depan restouran ketika kau mengatakan
bahwa kau akan melepaskanku, pertama kalinya aku merasa ketakutan. Kalau
orang ini tak lagi menyukaiku apa yang harus aku lakukan?”
Do Jin : “Sejak pertama aku melihatmu
sampai kemarin, aku terus berfikir apa yang harus kulakukan kalau wanita
ini tak menyukaiku?”
Do
Jin menarik Yi Soo kepelukannya, memeluknya erat. “Sekarang kita sudah
berciuman dan berpelukan apa lagi yang akan kita lakukan pada pertemuan
selanjutnya?” Tanya Do Jin. Hehe
“Berpegangan tangan, kita belum pernah melakukannya.” Kata Yi Soo. Do Jin memeluknya semakin erat.
“Guru...!”
tiba-tiba Meari datang dan terkejut melihat pemandangan yang baru saja
dilihatnya. Yi Soo dan Do Jin juga terkejut melihat Meari datang.
Meari : “Apa ini? Dua hari ini Guru menangis meraung-raung. Apa pada akhirnya kalian berdua jadian? Kalian berdua?”
Do
Jin heran dan bertanya apa Yi Soo menangis. Meari kesal dan tak mau
mengatakannya pada Do Jin. Yi Soo sadar seharusnya ia memberi tahu Meari
lebih awal. Ia berharap Meari akan mendukung hubungannya dengan Do Jin.
Meari tersenyum, “Tentu saja aku akan mendukung kalian. Tapi kenapa aku merasa ingin menangis?” Meari pamit akan pulang saja.
Yi
Soo meminta Meari masuk dulu ke rumah. Tapi Do Jin menawarkan akan
mengantar Meari pulang dan lebih baik Yi Soo masuk saja. Yi Soo setuju,
ia mempercayakan Meari pada Do Jin. Yi Soo bilang kalau ia nanti akan
menelepon Meari. Meari tak peduli.
Do Jin membukakan pintu mobil untuk Meari. Ia mengingatkan Yi Soo agar meneleponnya juga.
Di
dalam mobil menuju rumahnya Meari diam saja. Do Jin ingin tahu apa
Meari sudah memanfaatkan informasi password rumahnya. Meari tak peduli
ia mengatakan kalau ia lupa. Do Jin menyahut bukankah Meari pernah
mampir sekali. Meari gelagapan dan bertanya kenapa Do Jin terus
mengajaknya bicara ia sedang tak ingin bicara dengan Do Jin. Do Jin
menyela lalu kenapa Meari menjawab pertanyannya, bahkan Meari masuk ke
mobilnya. Meari sewot meminta Do Jin lebih baik menurunkannya saja.
Do Jin sadar betul suasana hati Meari
sedang tak bagus, ia juga tahu kalau pendapat Meari tentang hubungannya
dengan wanita sangat buruk. Tapi kali ini perasaannya pada Guru Meari
memang nyata. Meari tahu itu ia bisa melihatnya.
Do Jin menawarkan apa Meari mau
mampir ke rumahnya, berpura-pura kebetulan agar bisa bertemu dengan
Yoon. Meari malah bertanya untuk apa, karena Yoon bilang padanya dia tak
akan pernah mau melihatnya lagi.
Do Jin menyarankah hal lain,
cara yang menurutnya sangat efektif. Tapi Meari bertanya apa tak ada
yang lebih mudah. “Apa kakak tak bisa menikahi guru akhir pekan ini?
Dengan begitu Kak Yoon pasti akan muncul. Atau... apa kakak punya anak
yang kakak rahasiakan keberadannya dan merayakan ulang tahunnya yang
pertama.”
Mereka
berdua sampai di rumah Meari. Cuaca sedang tak bagus hujan turun
walaupun tak begitu deras tapi cukup membuat si Betty kebasahan.
Meari akan turun dari mobil tapi
ia dikejutkan dengan adegan yang ia lihat. Kakaknya, Tae San tengah
berpelukan dengan Se Ra di depan rumah, “Ada apa dengan semua orang?
Kenapa mereka melakukan semua ini padaku?”
Do Jin membenarkan apa yang
mereka berdua lakukan di depan rumah. Memangnya hanya mereka yang jatuh
cinta. Meari mendelik marah kearah Do Jin. Do Jin langsung terdiam dan
menyahut kalau Hong Pro sudah mau pergi.
Tae
San mengatakan kalau ini kejutan yang luar biasa sukses, Se Ra bahkan
mengantarnya pulang ke rumah. Se Ra pamit mengucapkan selamat malam
sambil mengecup pipi Tae San. Tapi Tae San tak menyukai perpisahan
seperti malam ini. Se Ra beranggapan kalau saling merindukan satu sama
lain itu bagus karena dengan begitu akan lebih menarik dan akan jauh
lebih baik daripada harus bangun dengan orang yang sama setiap pagi. Ia
ingin menjadi wanita Tae San bukan keluarga Tae San. Tae San meminta Se
Ra tinggal 5 menit lagi, ia memeluk Se Ra erat-erat. Se Ra merasa kalau 5
menit itu akan berubah menjadi 25 menit.
Meari
makin kesal melihatnya. Do Jin berkata kalau ia sedang mengembangkan
hobi baru akhir-akhir ini. Bagaimana kalau kita menabrak mobil Hong Pro.
haha.
“Kakak kau lah yang paling buruk,” ucap Meari pada Do Jin.
Do Jin : “Karena sekarang kau sudah menyebutkan itu, bisakah kau tak menemui gurumu untuk sementara waktu?”
Meari : Kenapa?
Do
Jin : “Baseball dan mengajar sudah cukup membuatnya sibuk kalau dia
harus mengurusimu juga aku takut kalau aku akan tersisih. Mulai besok
aku akan mengencani wanita itu.”
“Ah keterlaluan sekali, menyebalkan!” bentak Meari.
Keesokan
harinya Do Jin menemui Yi Soo di kafe dekat sekolah. Yi Soo merasa tak
nyaman karena banyak siswanya yang melihat ia bersama seorang pria. Yi
Soo tanya kenapa Do Jin datang ke tempat kerjanya. Do Jin bilang kalau
kedatangannya untuk makan siang dengan Yi Soo dan juga sekalian untuk
mengumumkan kalau sekarang Yi Soo sudah punya pacar. Apa ia harus pergi
ke kentor (ruang guru) untuk mengatakannya. Yi Soo ngomel-ngomel apa Do
Jin sudah gila datang ke tempat kerjanya.
Do Jin melihat siswa-siswa yang
berlalu lalang, ia bertanya apa Yi Soo pernah mempertimabangkan untuk
pindah mengajar ke sekolah lain. Misalnya ke sekolah khusus putri karena
Yi Soo cukup terkenal diantara siswa laki-laki disini.
Beberapa
siswa memperhatikan Yi Soo yang tengah berdua dengan seorang pria.
Salah satu siswa berteriak, “Apa itu pacarnya guru? Guru benar-benar
handal. Dewi Etika berkencan. Pacarnya sangat tampan!”
Yi Soo berusaha menutupi
wajahnya karena malu, semua siswa mengerumuni melihat dari jendela.
Piss.... Do Jin memberi salam pada semua siswa disana.
Yi
Soo mengajak Do Jin pindah tempat. Ia berbalik memarahi siswa-siswanya,
“Kalian semua. Siapa yang mengizinkan kalian keluar pada jam makan
siang? Bukankah kalian harus kembali ke sekolah?”
“Guru pacarmu sangat tampan!” seru salah satu dari mereka.
“Kau anak laki-laki yang sangat jujur,” sahut Do Jin.
“Kami percayakan guru kami padamu!” seru mereka lagi.
“Ikut denganku!” Yi Soo membentak Do Jin.
Keduanya
pindah kafe. Yi Soo terkejut mendengar apa yang dikatakan Do Jin. Ia
meneguk minuman sodanya tanpa menggunakan sedotan karena saking
kesalnya. Do Jin bergumam apa Yi Soo tak bisa sedikit lebih anggun
karena sekarang ini kencan mereka yang pertama.
Yi Soo bilang tidak, karena ia
baru saja mengakhiri cinta bertepuk sebelah tangannya. Ia berfikir
akhirnya ia memiliki asmara merah jambu. Tapi kenapa Do Jin melakukan
ini padanya. Apa Do Jin ingin ia mengawali cinta bertepuk sebelah
tangannya lagi. Do Jin mengatakan kalau cinta bertepuk sebelah tangan Yi
Soo tak pernah ditunjukkan untuknya hanya untuk Tae San.
Yi
Soo kesal apa mungkin sekarang Do Jin sedang cemburu. Do Jin tanya
kenapa, Memangnya pria tua yang biasa-biasa saja tak boleh memiliki hati
seluas samudra. Yi Soo heran kenapa sekarang Do Jin mengatakan hal
seperti ini, seharusnya Do Jin mengatakannya sebelum ia mengungkapkan
perasaannya.
Do Jin menyebutkan permintannya. Petunjuk Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
1. Pikirkan aku sepanjang hari tanpa makan atau tidur.
2. Kalau aku tak menjawab teleponmu atau tak membalas SMS-mu terlukalah dan merasa gelisah.
3. Menunggulah disekitar kantor atau rumahku sambil berharap kau akan melihatku.
4. Ketika kau melihatku, tetaplah berada di kejauhan dan lihat aku dengan penuh perhatian dengan tatapan mesra.
5. Ketika aku bicara dengan wanita lain cemburulah dan rasakan seolah-olah kau ingin menabrakan mobilmu ke arahnya.
6. Kau harus mengumpulkan foto kelulusanku dari SD sampai SMA. Selipkan di dompetmu.
7. Beri aku kejutan dengan datang ke rumahku sampai aku merasa terharu.
Do Jin ingin Yi Soo merasakan
apa yang ia rasakan dulu ketika cintanya bertepuk sebelah tangan pada Yi
Soo dan untuk sementara petunjuknya itu dulu. Yi Soo tak habis pikir
bagaimana kalau ia tak bisa melakukannya. Do Jin menganggap kalau Yi Soo
menolak melakukan itu berarti Yi Soo setuju bepergian dengannya. Yi Soo
kesal karena sekarang ia masih ada kelas. Ia kemudian menyadari sesuatu
dan bertanya apa pembicraan Do Jin dengan Meari kemarin berjalan
lancar. Do Jin memberi tahu kalau ia sudah mengatakannya sangat jelas
pada Meari, “Jangan berkeliaran di sekitar wanitaku. Mulai sekarang
waktu wanita itu akan menjadi milikku,” Yi Soo membentak kesal.
Di
Mango Six Meari menerima telepon dari ibunya. Ia heran bukankah
kakaknya yang tak menjawab telepon kenapa bertanya padanya. Ia
mengatakan kalau kakaknya tak sibuk tapi mencoba menghindari ibunya.
Siapa suruh ibunya mengungkit-ungkit masalah pernikahan. Menurutnya
pacar kakaknya lah yang tak mau diajak menikah. Meari mengatakan kalau
ia sedang berkerja dan cukup sibuk, ia memutus teleponnya.
Ada
pelanggan datang Meari tersenyum menyambutnya tapi ketika tahu yang
datang itu Yoon senyumnya pun menghilang. Yoon memesan Mango Banana dan
Mango Coconut masing-masing satu. Ia memesan tanpa memandang Meari.
Meari menatapnya penuh harap Yoon juga menatapnya. Tapi Yoon mengalihkan
pandangannya ke arah lain.
Meari
berbalaik ke belakang untuk membuatkan pesanan dan tepat saat itu Yoon
pun melirik ke arah Meari. Ketika Meari berbalik setelah membuatkan
pesanan, Yoon pun kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain. Meari
jelas kecewa Yoon sama sekali tak memandangnya. Ia memberikan pesanan
Yoon. Yoon menerimanya dan terjadi tarik-tarikan minuman.
Meari
ingin kenapa Yoon membeli dua gelas, apa yang satunya untuk Pengacara
Kang. Yoon tak menjawab ia segera mengambil minumannya dan meninggalkan
Mango Six untuk segera ke kantornya.
Di
pintu keluar kafe Yoon berpapasan dengan staf-nya. Staf-nya mengatakan
kalau ada klien yang menunggu di kantor. Yoon memberikan minuman yang ia
beli tadi kepada staf-nya. Staf-nya heran tapi diterima juga, ia
bertanya kenapa membeli dua gelas.
Yoon : “Satu gelas terlalu singkat, tiga gelas sedikit kejam. Karena itulah aku membeli dua gelas.”
Siapakah
klien itu, Colin. Yoon terkejut melihat pemuda ini datang ke kantornya.
Karena yang ia tahu Colin ini teman Meari. Colin menyapa dengan sopan
dan berkata kalau keduanya sudah pernah bertemu sebelumnya, apa Yoon
mengingatnya. Yoon menjawab ya.
Yoon bertanya apa keperluan
Colin datang ke kantornya. Colin mengatakan kalau ia memerlukan masukan
tentang beberapa masalahnya tapi ia tak mengenal seorang pun pengacara.
Yoon menyahut kalau tempat ini bukan untuk konsultasi masalah cinta.
Colin mengatakan kalau masalah ini mempunyai konsekuensi yang jauh lebih
luas daripada masalah cinta.
Yoon malas menanggapi atau
mungkin kesal karena cemburu, ia menyarankan agar mencari pengacara lain
saja. Ia mengatakan kalau rata-rata tarifnya 50rb won perjam dan juga
ia tak bisa memberi rekomendasi pengacara yang tepat dan ia tak
menyediakan jasa konsultasi.
Colin
tak mengindahkan ucapan Yoon, ia memberi tahu kalau ia memiliki seorang
ayah. Lebih tepatnya ia memiliki dua ayah. Dan barulah Yoon mulai
terhenyak kaget sekaligus penasaran.
Yoon : “Lalu?”
Colin
: “Ayah kandungku tak tahu keberadaanku. Aku juga baru tahu beberapa
waktu yang lalu. Tentu saja kami tak terdaftar dalam keluarga yang sama.
Tapi kalau aku mengetuk pintu rumahnya, mengatakan padanya kalau aku
putranya dan meminta melakukan tes DNA apakah aku ikut berhak atas semua
kekayaannya? Atau aku harus menunggu sampai dia meninggal?”
Yoon
di bar Jung Rok. Jung Rok melihat temannya ini sepertinya sedang
memikirkan sesuatu. Yoon tanya apa Jung Rok masih ingat pemuda yang
mencari Meari di kafe. Jung Rok tentu saja ingat ia sudah bertemu dengan
pemuda itu beberapa kali.
Yoon penasaran apa Meari dan
pemuda itu terlihat dekat. Jung Rok heran cemburu seperti apa lagi ini
jangan bilang kalau Meari sekarang diam-diam berkencan dengan anak itu,
apa karena itu hatimu sakit. Yoon kesal kenapa Jung Rok menyulutkan
kembang api kepadanya.
“Apa kau merasakan panasnya, teman?”
“Diam...” Yoon makin kesal.
Do
Jin dan Tae San datang. Tae San tanya kenapa, apa membuat keributan
lagi. Jung Rok berkata kalau ia memang selalu membuat keributan makanya
ia selalu mendengar kata-kata seperti ‘diam’ atau ‘omong kosong’
Tae San melihat fasilitas bar
dan bertanya apa Jung Rok tak ada rencana memasang layar karena sekarang
sedang musim Baseball. Jung Rok menilai kalau layanan layar seperti itu
merupakan layanan pelanggan sendiri. Kalau Tae San mau pasang saja
sendiri.
Do Jin melihat-lihat menu dan bertanya apa Blue Cat berencana merekrutnya.
Tae San : “Sebagai apa? Bola?” (Hahaha)
“Pitcher.” kata Do Jin.
“Kau jadi pitcher?” Yoon tak percaya Do Jin akan bisa melakukannya. “Satu-satunya yang bisa kau lempar hanyalah gelas minuman.”
Tae San ingin tahu alasan Do Jin
tiba-tiba ingin menjadi pitcher. Jung Rok mengatakan alasan Do Jin
ingin ikut menjadi bagian Blue Cat tentu saja agar dia bisa melihat
wajah wasit. Do Jin meminta Jung Rok diam, ia menyuruh Jung Rok
mengambilkan Black Russian untuknya. Jung Rok segera akan melayani
pelanggannya.
Ada
seorang pria paruh baya berkunjung ke bar Jung Rok. Si pria ini
langsung mengenali Jung Rok. Jung Rok heran siapa pria ini, ia
benar-benar tak ingat. Do Jin pun bertanya pelan pada Yoon siapa pria
itu.
Tae
San melihat pria itu, ia jelas terkejut dan langsung menyembunyikan
wajahnya. Ya Tae San mengenali pria itu. Ia menyuruh Do Jin dan Yoon
agar menyembunyikan wajah supaya tak terlihat oleh pria itu. Do Jin dan
Yoon bingung. Jung Rok berpura-pura mengenal pria itu dengan tatapan
bingung dan berkata kalau pria itu banyak berubah sampai ia tak
mengenalinya.
Pria
itu juga mengenali Do Jin dan Yoon. Ia tak menyangka kalau mereka semua
masih terlihat bersama. Do Jin bertanya apa Yoon mengenal pria itu.
Yoon dengan tampang bingung menjawab tidak tapi sepertinya Tae San
kenal. Tae San memberi kode yang tak dimengerti oleh Do Jin dan Yoon.
Tae
San pura-pura bangun dari tidur. Pria paruh baya ini jelas mengenal Tae
San, begitu juga sebaliknya. Tae San menjabat tangan dan berkata kalau
sudah lama sekali tak bertemu.
“Kalian semua benar-benar tak
berubah, aku sudah semakin tua kan? Bahkan putriku sudah kuliah.” Sahut
Pria itu. Ketiga teman Tae San masih bingung siapa pria ini.
Tae San berkata kalau mereka
berempat sedang sibuk dan masih ada janji di tempat lain. Ia mengajak
teman-temannya segera pergi. Jung Rok bingung memangnya mau kemana. Do
Jin dan Yoon juga bengong ada janji dengan siapa. Dan apa boleh buat
untuk mengingatkan temannya Tae San kembali menjabat tangan pria ini dan
menyebut namanya, “Jeong Suk. Na Jeong Suk.”
Kini ketiga teman Tae San langsung bisa mengenalinya bahkan terkejut tak menyangka. Apa yang membuat mereka begitu terkejut.
Gadis ini...
“Ahjussi bagaimana kalian bisa tahu ayahku?”
Hahahaha..... ini bapaknya si cewek yang mereka temui di bar di Episode 3
Na Jeong Suk tak menyangka bisa
bertemu dengan mereka berempat. Ia bertanya apa mereka sudah menikah, ia
mengajak mereka semua minum bersamanya. Ia akan memesan minumn tapi
Jung Rok buru-buru merebut daftar menunya dan berkata kalau bar ini
sangat mahal dan makanannya menjijikan pergi saja ke tempat lain. Jangan
disini karena semua yang ada disini sangat jelek.
Na Jeong Suk melihat sekeliling, ia
menilai kalau tempat ini cukup bagus. “Oh ya kalian belum pernah melihat
putriku kan?” (hahah sudah kok Om)
Tae
San memberi kode agar teman-temannya segera kabur dari sana dan mereka
berempat pun lari ngibrit bahkan sebelum Na Jeong Suk memperlihatkan
foto putrinya.
Se
Ra merapikan pakaian yang ia jemur sementara Yi Soo melipat pakaian
dalamnya. Yi Soo mendapat SMS dari Do Jin yang isinya tentang 7 petunjuk
cinta bertepuk sebelah tangan. Yi Soo tersenyum membacanya.
Yi Soo melihat koleksi pakaian dalamnya yang menurutnya terkesan biasa, ada yang motif kucing juga tuh hihi...
Se Ra melihat tampang Yi Soo
yang aneh, ia menebak kalau Yi Soo dan Do Jin pasti sedang berkencan. Ia
menilai kalau pakaian dalam Yi Soo aneh. “Apa kau tak pernah memikirkan
kapan, dimana dan tipe pria yang akan kau temui?” Se Ra menunjukan
salah satu pakaian dalam Yi Soo.
“Apa kucing tak bagus?” tanya Yi
Soo. Se Ra mengangguk. Tapi menurut Yi Soo mungkin saja ada laki-laki
yang menyukai motif pakaian dalam seperti yang ia miliki.
Se Ra menjawab tentu saja, tapi
Kim Do Jin bukan salah satunya. Ia meminta Yi Soo ganti baju. Ia akan
mengajak Yi Soo ke suatu tempat.
Kemana keduanya pergi, Se Ra mengajak Yi Soo ke toko pakaian dalam. Hihi...
Tentu
saja Yi Soo tetap memilih pakaian dalam yang biasanya. Se Ra mencibir
pilihan Yi Soo, apa Do Jin menyukai yang seperti itu. Ia menunjukkan
model pakaian dalam yang disukai Tae San.
“Memangnya laki-laki menyukai yang seperti itu?” tanya Yi Soo.
“Tak
ada alasan untuk tak menyukainya. Yang dianggap seksi oleh pria bukan
ketika kau tanpa pakaian sama sekali. Tapi ketika kau melepasnya.” Jelas
Se Ra.
“Hei orang lain bisa mendengar kita,” ucap Yi Soo.
“Ini untuk kau dengar, tahu!” sahut Se Ra. Haha..
Se
Ra menilai kalau beralih dari pakaian dalam yang bergambar kucing
menjadi macan memang sedikit berlebihan. Ia meminta Yi Soo memilih salah
satu dari yang ia pilihkan. Se Ra mengambilkan satu dan mengatakan
kalau yang ini memiliki kesan mengundang. Yi Soo tak paham. Se Ra
menyanyikan sebuah lagu sambil bergoyang.
Kalau
Yi Soo menginginkan yang lebih seksi ada. Se Ra pun kembali menyanyi
dan bergoyang sesuai dengan tema pakaian dalam yang ia pilih. Yi Soo
tertawa dan ia mangambil satu pakaian dalam dan menyanyikan lagu
berdasarkan pakaian dalam yang ia pilih.
(kalau boleh jujur suara Se Ra ketika menyanyi lebih bagus daripada Yi Soo hehe)
Setelah
belanja pakaian dalam keduanya pulang dan di jalanan mereka menyanyi
dan menari-nari. Tingkah keduanya kayak masih seperti anak muda.
Yoon
memasukan baju ke lemari dan ia pun melihat kotak tempat ia menyimpan
tas pemberian Meari. Yoon membuka kotaknya dan teringat ketika Meari
baru kembali dari Amerika. Ketika bertemu dengannya Meari langsung
memeluk dan mengatakan rindu padanya. Juga ketika Meari tiba-tiba
menciumnya, ketika Meari menangis mengungkapkan perasaan ketika ulang
tahunnya. Dan kejadian kemarin ketika Meari nekat menyebrang jalan hanya
untuk menemuinya. Hati yoon bimbang.
Yoon menerima SMS dari Meari, ‘Sudah malam terakhir di bulan Juni’
Yoon akan membalas SMS ke Meari, ‘Ini adalah satu-satunya cara kita bisa berbicara..’
Tapi Yoon mengurungkan niatnya
dan menghapus kembali tulisan yang sudah ia ketik. Ia pun menelepon
Meari meminta bertemu. Dari suara yang didengar jelas Meari senang bukan
main.
Keduanya
bertemu di sebuah kafe. Meari jelas senang bisa janjian dengan Yoon. Ia
penasaran apa yang ingin Yoon bicarakan. Ia datang ke tempat ini
secepat yang ia bisa.
Yoon menyampaikan sepertinya ia
belum memperlakukan Meari layaknya seseorang yang berumur 24 tahun. Ia
mendengar di Amerika Meari mempelajari bisnis. Ia bertanya apa Meari
lulus. Meari menjawab kalau ia berhenti ditengah jalan. Ia ingin
membuat tas dan juga merindukan Yoon. Ia ingin belajar desain tapi itu
memakan waktu yang sangat lama. Ia heran kenapa Yoon bertanya padanya
tentang semua ini.
Yoon : “Karena hal seperti itulah yang
seharusnya kubicarakan dengan seseorang yang berumur 24 tahun. Im Meari
kau tak memiliki mimpi sama sekali? Saat ini selain mengejarku, kau tak
melakukan hal lain kan?”
Meari terdiam, ia sadar kemana arah pembicaraan Yoon.
Yoon
: “Kau bilang kau ingin membuat tas, bagaimana kau mencapainya kalau
kau tak berusaha sama sekali? Orang-orang yang seumuran denganmu dengan
mimpi yang sama. Semuanya sibuk mengikuti tes bahasa inggris, menghadiri
pameran, mencoba masuk ke perusahaan besar, menyibukan diri. Tapi apa
yang kau lakukan sekarang?”
“‘Jangan menelponku’ ‘jangan
menyukaiku’ aku berfikir aku akan mendengar kata-kata seperti itu.
Bahkan kalau kakak mengatakan kata-kata seperti itu, aku tetap ingin
melihat kakak sekali lagi. Siapa bilang aku tak punya mimpi? Aku juga
punya. Tapi bagiku, Kakak lebih penting daripada itu. Aku menunggu kakak
lebih lama daripada yang lain. Menjadi seorang desainer adalah mimpiku.
Kakak adalah takdirku, tapi takdir itu terus bersembunyi dariku.” tanpa
terasa air mata Meari menetes deras.
Yoon berkata kalau cinta memang
penting, tapi apakah hanya itu yang menjadi tujuan hidup Meari. Kalau
sudah ditakdirkan Meari tak bisa bersembunyi dari cinta. Jadi jangan
buang-buang waktu lagi untuknya. Fokus saja pada diri Meari sendiri.
Yoon pamit meninggalkan Meari sendirian dengan tangis yang kian menjadi.
Hari
hujan, Tae San menemukan adiknya tertidur di depan rumah. Ia hanya bisa
menarik nafas panjang melihat tingkah adiknya. “Andai saja aku bisa
memukulmu aku pasti sudah melakuannya. Aku bahkan tak bisa menggundulimu
karena itu akan membuatmu menjadi jelek. Benar-benar membuatku gila.”
Di
Hwa Dam, Do Jin dan Tae San membicarakan proyek mereka. Mereka
memutuskan untuk memeriksa lokasinya minggu depan. Do Jin mengucapkan
selamat melakukan perjalanan peninjauan pada Tae San. Ia bergumam kenapa
akhir-akhir ini ia kurang enak badan. “Kepalaku sakit perutku juga
sakit.”
Tae
San tahu kalau Do Jin cuma mencari alasan saja. Bukankah waktu itu Do
Jin sudah cuti sakit. Do Jin kesal ia mengatakan kalau Tae San sudah
berkencan selama 2 tahun sedangkan dirinya baru 2 hari. Akhir minggu ini
sangat penting untuknya. Tae San mengatakan kalau wanita bisa menunggu
Do Jin sebanyak 3 kali. Tapi klien tak mau menunggu walaupun itu 3 menit
saja. Tae San akan pergi ke lokasi sekarang ia meminta Do Jin mampir ke
rumah Se Ra.
Do Jin melihat jam tangannya dan merasa heran kenapa tak ada kabar dari wanita itu (Yi Soo)
Yi
Soo menyusuri jalanan dengan senyum sumringah. Ia berpapasan dengan
sepasang kekasih dan si wanita itu menata rambutnya dengan disanggul. Yi
Soo pun mengikuti gaya rambut si wanita.
Ia juga berpapasan dengan sepasang kekasih lain dan kali ini si wanita mengepang dua rambutnya. Yi Soo pun mengikuti gayanya.
Yi Soo tersenyum malu-malu tapi akhirnya ia memutuskan untuk tetap pada gayanya. Membuat rambutnya tergerai.
Do
Jin mendapat laporan dari Manajer Choi tentang rancangan proyek mereka.
Manajer Choi berjanji kalau ia akan menyelesaikan dan menyerahkannya
minggu depan. Do Jin menyuruh Manajer Choi kembali bekerja.
Do Jin mendapat SMS dari Yi Soo, ‘Agar aku bisa melihatmu dari kejauhan. Aku harus berdiri berapa jauh?’
Do
Jin berbalik dan melihat Yi Soo ada di depan kantor Hwa Dam. Keduanya
saling melempar senyum. Do Jin menelepon Yi Soo dan menyuruh Yi Soo
mundur dua langkah ke arah jam 7. Yi Soo melakukan arahan Do Jin.
Yi Soo tanya apa sekarang ia
terlihat seperti wanita aneh. Do Jin menjawab kalau Yi Soo lebih
terlihat seperti seorang wanita yang telah terpikat olehnya. Yi Soo
tertawa.
Do Jin : “Apa yang kau pikirkan tentangku sekarang ketika melihatku dari kejauhan?”
Yi Soo : “Dari kejauhan sedikit... tampan,”
Do
Jin : “Tentu saja. Karena ini gaya khasku. Kemarilah, aku akan
kelihatan lebih tampan dari dekat. Dan akan sulit untuk bernafas kalau
kau melihat terlalu dekat.”
Yi
Soo langsung masuk ke ruangan Do Jin. Disana Do Jin sedang menerima
laporan dari staf wanitanya. Do Jin sibuk menanggapi laporan tapi
disela-sela itu ia bertanya apa mencari Tae San. Yi Soo kaget tak
mengerti maksud Do Jin.
Do
Jin kembali mengatakan pada stafnya tentang desain dan kembali
disela-sela obrolannya dengan staf ia bertanya, “Apa yang kau lakukan?
Aku menunggumu.”
Yi Soo bingung, untuk apa.
Cemburu ucap Do Jin tak bersuara hanya menampilkan mimik wajahnya.
Ternyata Do Jin ingin Yi Soo cemburu ketika ia dekat-dekat dengan
wanita. Staf Do Jin terkekeh dengan tingkah Presdirnya.
Staf
Do Jin menyapa Yi Soo dan mengatakan kalau semua Staf sudah mendengar
banyak cerita tentang Yi Soo karena Presdir-nya sendiri yang sudah
menyebarkan berita kalau dia tengah berpacaran. Staf Do Jin sadar kalau
dia sudah keceplosan bicara, ia bilang kalau ia tak pernah memberi tahu
siapapun.
Do Jin : “Kenapa tidak? Aku-lah
yang menyebarkannya. Sekarang karena beritanya sudah menyebar, aku bisa
pulang lebih awal. Kalian semua memiliki hubungan dengan rekan kantor
bahkan ada dokumentasi saat kalian bermain-main di tangga.”
Staf Do Jin malu dan permisi keluar hahaha... berarti Staf-nya banyak yang cinlok di kantor ya hahaha.
Do
Jin berjalan ke arah Yi Soo. Yi Soo spontan mundur mengira Do Jin akan
berbuat macam-macam padanya, “Apa kau gila? Keterlaluan. Ini di kantor.”
Tapi ternyata Do Jin cuma mau mengambil tas yang ada di kursi.
Yi Soo tanya Do Jin belum mau
pulang kerja kan. Do Jin balik bertanya apa yang harus mereka lakukan
apa Yi Soo mau bermain cupang di tangga. Yi Soo menutup wajahnya karena
malu dan langsung ngibrit keluar duluan.
Tae
San dan Se Ra belanja bahan makanan di swalayan. Tae San memilih-milih
wortel ia ingin tahu labih bagus wortel yang ujungnya lancip atau bulat.
Tapi menurut Se Ra yang bagus itu yang sudah dicuci.
Tae San tanya apa Se Ra tak
bosan terus-menerus makan di luar. Se Ra ternyata orang yang malas untuk
yang namanya mencuci, memasak, bersih-besih, katanya semua itu
melelahkan.
Se
Ra berjalan lebih dulu, tapi arah jalan Se Ra terhalang oleh beberapa
anak kecil dan troly belanjaan milik ibu-ibu. Dilihat dari reaksi tubuh
Se Ra sepertinya ia kesal. Sebel sama anak kecil. Tae San terus
memperhatikannya.
Sesampai
di rumah Se Ra dan Tae San menyiapkan makanan, keduanya memasak
bersama. Se Ra ingin tahu jam berapa Do Jin dan Yi Soo sampai. Tae San
mengatakan sebentar lagi. Ia menyuruh Se Ra menambahkan minyak lalu
dipanaskan. Se Ra mengerti dan segera mengerjakannya.
Tae San ingin mengatakan sesuatu
tapi ia tak tahu memulainya dari mana. Ia mengatakan kalau ibunya ingin
bertemu dengan Se Ra, ia pun bertanya kapan Se Ra memiliki waktu luang.
Se Ra jelas terkejut mendengarnya. Ia menolak bertemu ibu Tae San.
Tae San merasa pembicaraan ini sangat penting ia pun mematikan kompor dan meminta Se Ra untuk duduk.
Tae
San menanyakan apa Se Ra tak pernah berfikir untuk menikah dengannya.
Se Ra balik bertanya kenapa Tae San tiba-tiba bicara tentang pernikahan.
Tae San mengatakan bukankah Se Ra tahu kalau dirinya itu putra sulung.
Ia kembali bertanya apa Se Ra benar-benat tak pernah berfikir untuk
menikah dengannya.
Se Ra mengatakan kalau ia
menyukai Tae San tapi pernikahan terlalu biasa untuknya. Tae San menyela
kalau usia mereka malah sudah pantas untuk menikah yang kedua kalinya.
Se Ra menyahut kalau itu untuk orang-orang pada umumnya tapi ia tak mau.
“Kalau aku menikah bagaimana dengan karir olahragaku?”
Tae San tak masalah Se Ra bisa
melanjutkan karir olahraga setelah menikah. “Kenapa kau bertingkah
seolah-olah dunia akan kiamat kalau kau menikah?”
Se Ra berkata kalau karir
golfnya akan berakhir begitu ia punya anak. “Kenapa kau mengatakan dunia
akan kiamat? Apa kau pikir aku masih 25 tahun?”
Tae San kesal ini sungguh keterlaluan, saat ini ia benar-benar tak tahu harus mengatakan apa, “Kau benar-benar membuatku gila.”
Tae San kecewa dan meminta Se Ra
memberi tahu Do Jin dan Yi Soo kalau pesta hari ini batal. Ia
meninggikan suaranya kenapa Se Ra begitu membenci pernikahan. Suara Se
Ra tak kalah tinggi, ia mengatakan kalau ia memang membenci pernikahan
baginya membuat keputusan juga sulit. Tae San menawarkan kalau ia akan
membantu Se Ra kelak.
Se Ra : “Memangnya kau yang
melahirkan? Kau anak sulung kan? Sekarang kau bicara pernikahan,
bukankah itu sama saja dengan meminta cucu?”
Tae San : “Benarkah itu satu-satunya alasanmu?”
Se Ra : “Apa maksudmu?”
Tae
San : “Apa bukan karena kau masih ingin bermain-main? Bagiku ini
kedengarannya seperti alasan yang dibuat-buat. Aku tanya padamu, apa kau
masih belum puas berpesta pora?”
Se Ra mengingatkan bukankah
ketika mereka berdua memulai pacaran ia sudah mengatakan pada Tae San
jangan penah bertanya tentang pernikahan. Tae San paham jadi maksud Se
Ra sejak awal pacaran dengannya itu hanya sekedar untuk bersenang-senang
kemudian putus. Se Ra membenarkan dan pastinya ada lebih dari satu
alasan ketika ia membuat keputusan. “Baiklah kalau begitu kita cukupkan
sampai disini. Kita putus!” ucap Se Ra kesal.
“Baik. Lagi pula kalau aku ingin
menikah aku tak akan memilihmu!” Tae San melepas celemek yang ia kenakan
dan membantingnya kemudian meninggalkan Se Ra sendirian di rumah dengan
penuh amarah.
Se Ra menangis marah, ia
menerima telepon dari temannya yang mengajak minum bersama. Se Ra tentu
saja mau ia ingin melampiaskan kekesalannya dengan minum
sebanyak-banyaknya.
Do
Jin dan Yi Soo berada di dalam mobil. Sesekali Do Jin melirik ke arah
Yi Soo yang dari tadi hanya tersenyum diam. Ia menilai kalau Yi Soo
lebih sabar dari perkiraannnya, menyukainya seperti ini bagaimana
mungkin Yi Soo bisa menahannya begitu lama.
Yi Soo mengangkat bahu dan
mengatakan kalau cintanya pada Do Jin tak pernah berada pada pilihan
antara hidup dan mati. Do Jin ikut-ikutan mengangkat bahu, bagaimana
mungkin?
Yi Soo ingin tahu sekarang
mereka berdua mau kemana. Do Jin menjawab ke rumah. Yi Soo bertanya ke
rumah siapa. Do Jin balik bertanya memangnya ada rumah lain yang ingin
Yi Soo tuju, apa Yi Soo mau pergi ke rumah Tae San. Yi Soo mendelik
kesal. Do Jin kembali bertanya kalau begitu apa Yi Soo mau bepergian
dengannya.
Do Jin memberi tahu kalau hari ini
pesta peresmian bar rumah Se Ra. Sebagai teman serumah kenapa Yi Soo tak
tahu, kalau Yi Soo tak mau menghadirinya lebih baik bepergian saja
dengannya. Yi Soo jelas tak mau bepergian.
Yi
Soo minta ijin bolehkah ia menyalakan musik. Ia akan menyalakan radio
mobil tapi Do Jin melarang. Do Jin yang akan menyalakannya. “Betty-ku
belum mengizinkanmu menyentuh tubuhnya!”
“Kau menyukai Betty atau aku?” Tanya Yi Soo kesal.
Do Jin tak tahu bagaimana menjawabnya, ia serba salah dan mengalihkan ke pembicaraan lain.
“Kau menyukai Betty atau aku?” Yi Soo tambah kesal.
“Aku akan menjawabnya setelah kita keluar dari mobil.”
“Kenapa?”
“Betty akan mendengarnya,” sahut Do Jin pelan.
Hahaha...
Keduanya
sampai di rumah, tapi suasana rumah sepi tak ada orang. Yi Soo mengira
Do Jin berbohong. Tapi Do Jin mengatakan kalau ia tak bohong dan
menunjukan di dapur ada bahan makanan yang berserakan. Do Jin menebak
sepertinya terjadi sesuatu sampai mereka berhenti memasak. Ia menebak Se
Ra dan Tae San pasti bertengkar. Yi Soo tak percaya tapi Do Jin
meyakinkan kalau mereka memang pasangan yang seperti itu.
Untuk
memastikannya Yi Soo berniat menelepon Se Ra. Belum sempat Yi Soo
menelepon Tae San mengirim SMS pada Do Jin memberitahukan kalau makan
malam bersamanya batal. Do Jin pun mengajak Yi Soo menyelesaikan bahan
makanan yang belum dimasak. Yi Soo masih tak yakin kalau Se Ra dan Tae
San bertengkar.
Do Jin melepas jaket dan menaruhnya di
kursi tapi Yi Soo menyuruh Do Jin menaruh jaket di kamarnya saja kalau
ditaruh di dapur takut bau. Do Jin mengerti dan segera menaruh jaketnya
di kamar Yi Soo.
Yi Soo akan memakai celemeknya tapi ia menyadari satu hal dan ia kaget setengah mati. Ia bergegas ke kamarnya.
Dengan
wajah penasaran Do Jin melihat 5 pasang pakaian dalam Yi Soo yang
terjejer di tempat tidur. hahaha... ia mengamatinya satu demi satu.
Yi
Soo tentu saja panik dan segera menutupi ke 5 pasang pakaian dalamnya
dengan selimut, “Kenapa kau memandangai pakaian dalam orang lain?”
“Kau membentangkannya, apa bukan karena ingin kupilihkan?”
Yi
Soo mendorong Do Jin agar cepat keluar. Do Jin mengatakan kalau itu
ukurannya tidak pas ia melihat kalau ukurannya terlalu besar. Yi Soo
menjelaskan kalau ukurannya memang segitu bagaimana bisa tidak pas. Yi
Soo terus mendorong Do Jin supaya keluar dari kamarnya.
Do Jin memberi tahu kalau ia
tidak terlalu suka yang belakangnya bersilangan atau yang bentuk
selempangan, itu sangat mengganggu. Yi Soo makin panik dan menaboki Do
Jin menyuruh cepat keluar.
“Tapi kenapa kau membeli lima?”
“Aku hanya kebetulan saja membelinya,” kata Yi Soo menjawab seadanya supaya Do Jin cepat keluar dari kamarnya.
Yi
Soo menyuruh Do Jin lebih baik membersihkan meja saja dan juga kalau
nanti Do Jin mencampuri kehidupan pribadinya lebih baik Do Jin
berhati-hati. Yi Soo juga memperingatkan ia minta Do Jin menghentikan
perilaku Do Jin yang seperti itu.
Do
Jin mengunci tubuh Yi Soo di meja dapur sambil memandangnya tajam, “Aku
paling suka yang nomor 3 dari bra yang baru saja kita lihat,”
“Dari kiri atau kanan?” tanya Yi Soo.
“Semuanya ada lima,” sahut Do Jin (yang ditengah dong haha)
Yi Soo malu tapi ia mencoba mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan kalau ia lapar. Hahaha
Keduanya
pun makan bersama. Sepertinya Do Jin tak menyukai wortel, ia
menyingkirkannya. Do Jin menyahut kalau ini pertama kalinya mereka makan
bersama. Yi Soo membenarkan sambil memperhatikan dan berkata sepertinya
Do Jin pilih-pilih makanan kenapa wortelnya tak dimakan.
“Apa karena aku belum dewasa?” Sahut
Do Jin. Yi Soo tertawa dan beralih memandang pena recorder yang ada di
saku baju Do Jin. Yi Soo merasa sepertinya semua masa lalu Do Jin
tersimpan disana kata Yi Soo sambil memandang pena recorder. Do Jin
meralatnya ia mengatakan kalau lebih tepatnya tersimpan di komputer, ia
selalu memindahkannya setiap hari.
Yi Soo memberi tahu kalau ia sudah
mendengar tentang ‘Rahasia Kehidupan Pribadi Kim Do Jin’ yang ada di
laptop itu benar-benar dunia yang tak ia mengerti. Do Jin menyahut
bukankah sangat jorok dan menarik. Yi Soo kembali tertawa dan berfikir
kalau ia mengencani pria ini pasti akan sangat jorok dan menarik.
Yi Soo : “Tak peduli apakah aku tahu
atau aku tak tahu. Apakah di depanku atau di belakangku terima kasih
karena sudah menyukaiku.”
Do
Jin menggunakan kesempatan ngobrol ini untuk menanyakan kenapa Yi Soo
menyukai Tae San. Yi Soo tak mau membahasnya ia mengalihkannya dengan
mengatakan ia penasaran bagaimana kabar Eun Jae. Ia melihat kalau Eun
Jae terlihat muda dan bertanya berapa usianya.
Do Jin berkata kalau
perkembangannya sangat cepat, menggunakan masa lalunya untuk
memperjuangkan kasih sayangnya tapi Yi Soo berpura-pura cuek. Ia merasa
Yi Soo benar-benar melakukan tiga hal sekaligus. Yi Soo menanyakan
memangnya memiliki banyak wanita layak untuk dipamerkan. Do Jin menjawab
ya dan menurutnya itu bukan sesuatu yang memalukan. Kalau tak begitu
apa yang harus ia lakukan, bukankah Yi Soo juga mengejarnya.
Yi Soo meninggikan suaranya
kembali bertanya berapa usia Eun Jae. Do Jin menjawab kalau dia lebih
muda dari Yi Soo, seorang mahasiswa pascasarjana. Yi Soo tanya lagi
siapa nama belakangnya (nama keluarga), “Eun Jae siapa?”
“Sexy Eun Jae,” sahut Do Jin hehe.
Yi Soo kesal mendengarnya. Do
Jin bertanya kenapa Yi Soo ingin tahu soal itu. Yi Soo mengatakan kalau
wanita sangat wajar jika penasaran dengan hal-hal semacam itu. Do Jin
mmberi tahu nama belakang Eun Jae itu Kim. Jadi namanya Kim Eun Jae. Yi
Soo menilai nama itu terdengar sangat umum.
Do Jin mengusulkan apa mungkin
sebaiknya ia memberikan daftar nama mantan pacarnya pada Yi Soo. Yi Soo
tambah kesal meminta Do Jin melupkan saja apa yang ia tanyakan dan
sekarang lebih baik Do Jin pergi. Do Jin tanya kemana apa bepergian. Yi
Soo mengeraskan suara meminta Do Jin pulang, bukankah keduanya sudah
selesai makan. Ia makin kesal karna Do Jin pilih-pilih makanan.
Yi Soo membuka pintu agar Do Jin cepat pergi. “Pulanglah! Hati-hati di jalan dan sampai bertemu dimusim mendatang.”
Do Jin heran kenapa Yi Soo tiba-tiba marah. Ia menadapt SMS, ‘119 gawat darurat’
Tae San melamun di kamarnya ia memandang ponsel dan rancangannya. Ia bergumam bahwa ia akan bertahan sampi akhir.
Tiba-tiba Meari masuk ke
kamarnya bertolak pinggang marah. Kenapa kakaknya selalu menghindari
telepon ibunya smpai-sampai ibu memintanya untuk menangkap kakaknya dan
memastikan kakaknya akan menelepon ibunya. Meari menghubungkan
teleponnya ke ibunya. Tapi Tae San malah mematikannya.
Tae San meminta Meari mengatakan
pada ibu kalau ia sedang dalam perjalanan bisnis di belahan dunia lain.
Chili, Peru, Brazil atau tempat yang seperti itu.
Meari
kesal kenapa. Tae San memohon Meari melakukan apa yang dikatakannya, ia
tahu kalau ibu menginginkannya segera menikah. Meari menawarkan kalau
kakaknya bertingkah seperti ini lebih baik ia saja yang duluan menikah.
Tae San jelas tak mau, “Apa kau
pikir aku menghabiskan biaya sekolahmu di luar negeri hanya agar kau
menjadi ahjumma di usia 24 tahun?”
Meari juga kesal ia mengingatkan
kakaknya jangan biarkan ibu meneleponnya lagi. Kalau ibu meneleponnya
lagi ia mengancam akan membuka rahasia Se Ra. Tae San mendapat SMS yang
sama seperti yang diterima Do Jin, ‘119 gawat darurat’
Keempatnya
berkumpul di rumah Do Jin. Yoon menyampaikan kalau Min Suk ingin datang
ke kantornya dengan membawa stempel. Tae San bertanya apa Min Suk masih
ingin mengakhiri kontrak sewa gedung. Yoon berkata bukan tentang sewa
gedung tapi ingin mengakhiri pernikahan. Ia baru saja menerima
pemberitahuan itu dari Min Suk.
Yoon merasa kali ini tampak
sangat aneh jika dibandingkan dengan 2-3 kali permintaan cerai yang Min
Suk ajukan setiap tahunnya, ada perbedaan yang sangat mencolok. Jung Rok
menyahut kalau berita pengajuan cerai istrinya bukan hal yang baru, ia
menilai teman-temannya ini terlalu melebih-lebihkan.
Ketiganya
jelas kesal Jung Rok bersikap santai. Tae San berkata bukankah Yoon
bilang ada perbedaan yang sangat mencolok apa Jung Rok bener-benar tak
berencana menghabiskan hidup dengan Min Suk.
Jung Rok : “Lalu dengan siapa lagi?”
Tae San : “Bukan begitu, aku bertanya apakah kau mencintai Min Suk?”
Jung Rok menjawab tentu saja, ia
berkata kalau ia hanya minum teh dengan wanita lain. Ia tak tidur
dengan mereka atau membelikan mereka rumah. Do Jin membenarkan apa yang
dikatakan Jung Rok. Yoon menyela benar apanya, lalu kemana Jung Rok
ketika berbohong pada mereka waktu itu. Jung Rok berkata kalau ia hanya
menyelesaikan beberapa masalah. Tae San tanya masalah apa, ia menebak
apa masalah Baek Hae Joo. Jung Rok tertawa mengatakan kalau itu sudah
lama berlalu. Yoon menebak apa masalah Presdir Kang.
Jung Rok meyakinkan kalau bukan
tentang masalah itu. Ini hanya masalah wanita, bukan tentang kencan atau
perselingkuhan juga bukan berhubungan dengan wanita simpanan. Ia tak
bisa memberi tahu lebih lanjut mengenai ini. Tae San bergumam kesal
masalah Se Ra saja susah membuatnya pusing. Ia ingin tahu apa yang akan
Jung Rok lakukan selanjutnya. Jung Rok berfikir tentang apa yang akan ia
rencanakan untuk menghambat Min Suk mengajukan gugatan cerai.
Yi
Soo menunggu kabar dari Do Jin. Ia mengira-ngira apa telah terjadi
sesuatu, paling tidak seharusnya ia bertanya. Yi Soo menebak Do Jin tak
akan menemui Kim Eun Jae itu kan.
Yi
Soo pun berusaha mencari tahu siapa itu Eun Jae lewat Facebook hehehe.
Tapi banyak yang namanya Kim Eun Jae. Kalau saja namanya jarang dimiliki
pasti akan mudah menemukannya. Ia pun kesal dengan yang dilakukannya
dan melanjutkan pekarjannya. Membuat soal ujian.
Ada yang menelepon Yi Soo.
“Apakah anda wali dari Kim Dong Hyub.” Yi Soo kesal ulah apa lagi yang
dilakukan anak itu. Si penelpon mengatakan kalau ia dari rumah sakit.
Yi
Soo bergegas ke rumah sakit dan mendapati Dong Hyub terbaring penuh
luka. Yi Soo panik dan bertanya kenapa Dong Hyub bisa babak belur
seperti ini, apa kecelakaan mobil? Bagaimana bisa? Mana yang terluka?
Dong Hyub meminta gurunya lebih
baik bertanya pada dokter saja. Yi Soo kembali bertanya apa yang
terjadi, berkelahi dengan siapa lagi?
Perawat
datang dan bertanya apa Yi Soo wali dari Kim Dong Hyub. Yi Soo
membenarkan ia bertanya apa yang terjadi dengan Dong Hyub apa lukanya
parah. Perawat mengatakan kalau ia sudah menyelesaikan perawatannya,
tapi Yi Soo harus memutuskan siapa yang akan membayar tagihannya karena
orang itu tak mau membayarnya.
Ada
seorang wanita masuk dan marah-marah pada Dong Hyub, “Hei bukankah kau
hanya mengantarkan saja kenapa kau membuat dirimu sendiri mengalami
kecelakaan? Bagaimana dengan motornya? Kau benar-benar pengacau. Ini
terjadi karena kelalaianmu sendiri. Jadi kau urus saja sendiri. Aku tak
akan membayar tagihan pengobatannya dan biaya perbaikan motor akan
kuambil dari gajimu. Mengerti?”
Dong Hyub : “Kenapa anda setega itu?”
“Memangnya aku yang mendorong
dan menyebabkanmu mengalami kecelakaan? Apa aku yang mendorongmu? Jangan
pernah menghubungiku lagi.” Ucap wanita itu kasar. Kini Yi Soo pun
paham apa yang terjadi dan wanita ini adalah bos Dong Hyub tempat Dong
Hyub kerja paruh waktu.
Yi
Soo ingin bicara sebentar dengan wanita itu. Ia mengatakan kalau ia
paham wanita itu pasti seorang Bos yang menjalankan bisnis di Korea.
“Kelihatnnya anak ini bekerja sebagai juru antar di toko Anda.”
“Lalu kenapa?” tanya wanita itu judes.
Yi Soo : “Apa anda tahu kalau
hukum melarang mempekerjakan anak dibawah umur? Siswaku usianya dibawah
18 tahun, apa anda tahu? Menjadwalkannya bekerja di malam hari sudahkah
anda meminta persetujuannya? Gajinya harus ditambah 50%. Apakah anda
sudah membayarnya? Diluar sekolah dia tak boleh bekerja lebih dari 7
jam. Apakah itu sudah anda penuhi? Apakah sepeda motor anda
diasuransikan?”
“Kau ini siapa?” tanya wanita itu meninggikan suaranya. “Siapa kau berlagak tahu segalanya.”
“Dia waliku,” jelas Dong Hyub.
Yi Soo mengatakan kalau ia wali
kelas Dong Hyub, “Sudahkah anda mendengar apa yang kukatakan tadi? Jika
anda tak mendapat persetujuan dari karyawan anda dendanya akan sangat
tinggi.”
“Jadi kau seorang guru,” ucap wanita itu memelankan suaranya. “Yang harus kulakukan hanya membyar tagihan pengobatannya kan?”
Yi Soo : “Anda tentu saja harus
membayar tagihan pengobatannya. Tapi bagaimanapun, aku akan tetap
melaporkan kasus ini ke polisi.”
Yi
Soo meminta Dong Hyub memberitahunya bagaimana menghubungi orang tua
Dong Hyub. Bos Dong Hyub jelas tak mau membawa masalah ini ke polisi, ia
menyela obrolan Yi Soo dengan Dong Hyub. Yi Soo berkata bukankah wanita
ini melihat kalau ia sedang bicara dengan muridnya. Si wanita langsung
mengerti dan segera pergi.
Dong Hyub senang dengan apa yang
dilakukan gurunya, karena itu ia menyukai gurunya. Yi Soo memarahi Dong
Hyub meminta berhenti bicara omong kosong, bukankah Dong Hyub bilang
akan mengikuti kursus, karena itulah ia tak pernah menyuruh Dong Hyub
mengikuti kelas malam. Ia meminta Dong Hyub memberikan nomor telepon
orang tua Dong Hyub.
Dengan suara pelan Dong Hyub
berkata kalau ia tak pernah memberi tahu kalau ia sudah tak memiliki
orang tua. Ibunya meninggalkan rumah ketika ia masih SMS. Sedangkan
Ayahnya pasti sedang mabuk-mabukan entah dimana.
Dong Hyub tertawa miris meminta
gurunya menjadi walinya hari ini. Yi Soo ingin ada timbal balik, sebagai
balasannya apa yang akan Dong Hyub lakukan untuknya.
Dong Hyub : “Bagaimana mungkin seorang guru meminta sesuatu kepada muridnya?”
Yi Soo berharap murid dari
kelasnya bisa memperoleh nilai yang bagus. Kalau tak bisa setidaknya
mereka memiliki sifat yang baik, ia berharap semua orang bisa bahagia,
memiliki mimpi. Ia juga berharap semua orang percaya bahwa dengan usaha
mereka bisa meraih apa saja. Ia berharap mereka tak akan menyalahkan
kelemahan mereka atas kegagalan mereka dengan sibuk bermain main dan
menjadikan masa muda mereka sia-sia dengan melakukan kenakalan remaja.
“Diantara semua itu, mana yang akan kau lakukan untukku?”
Dong Hyub bilang kalau ia akan
memikirkannya. Yi Soo berkata kalau Dong Hyub sudah berjanji. Dong hyub
tak ingin membahasnya ia ingin memikirkannya lebih dalam ia beralasan
mau tidur karena lelah dan segera memiringkan tubuhnya.
Di
kantor Yoon di gedung yang sama dengan kafe Mango Six. Jung Rok
bertanya apa maksud temannya, kalau bukan ketiga temannya yang membantu
membujuk istrinya lalu siapa lagi. Seperti sebelumnya, ia hanya perlu
menulis surat perjanjian kalau ia berjanji hal itu tak akan terjadi
lagi, bukankah itu cukup.
Ketiga temannya diam, Jung Rok
tak habis pikir kenapa ketiganya jadi seperti ini. Apakah ia harus
benar-benar bercerai. Kalau ia bercerai ketiga temannya mungkin akan
ditendang dari gedung kantor yang ditempati dan kalian juga akan
mengalami kerugian.
Min Suk datang dan mendengar yang keempatnya bicarakan.
Tae San meminta Jung Rok
berfikir apa sebelumnya mereka menolong Jung Rok hanya gara-gara gedung
kantor. Sebenarnya semua akan beres kalau mereka pindah dari gedung
kantor itu, mereka hanya perlu membayar tambahan 2jt won untuk biaya
sewa lalu bisa hidup damai selamanya. “Tapi setiap waktu dengan mengubah
kehidupan seorang wanita akan mempengaruhi nasib sahabat kami karena
itulah sebelumnya kami selalu berada dipihakmu. Sekarang sudah saatnya
kau berubah!”
Jung Rok berkata bagaimana mungkin ia berubah, Apa yang harus diubah, karena inilah dirinya bukankah ketiga temannya ini tahu.”
Yoon jelas tak menyangka kalau
ternyata ia sendiri yang akan mengurus proses perceraian Jung Rok,
“Walaupun kadang-kadang kami menjadi alibimu untuk keuntungan kami
sendiri, tapi apa hanya untuk itukah kami melakukannya? Kami dengan
tulus berharap kalau kau dan istrimu akan bahagia bersama-sama.”
Jung
Rok kecewa apa ketiga temannya ini sungguh-sungguh apa menurut temannya
ia tak murah hati. Apa ketiganya benar-benar ingin melihatnya bercerai.
Ketiga temannya diam. Jung Rok melihat Do Jin yang dari tadi diam saja.
Do Jin : “Apa kau ingin aku
bicara jujur? Kalau bukan karena mereka berdua (Tae San dan Yoon) aku
sudah memutuskan persahabatan kita sejak dulu. Kau sudah melampaui
batas pertolongan kami.”
Jung Rok merasa Do Jin sangat
tega mengaluarkan kata-kata yang menyakitkan itu. Tae San bertanya
selama sepuluh tahun pernikahan Jung Rok dengan Min Suk berapa hari Jung
Rok tak membuat Min Suk sedih, karena mereka bertiga teman Jung Rok
maka mereka memahaminya tapi sekarang walaupun Jung Rok temannya mereka
tak bisa membenarkan lagi.
Yoon
menyampaikan kalau Hwa Dam dan Myung Yu sudah memutuskan untuk pindah
dari gedung milik Min Suk. Jung Rok kaget dan menilai ketiga temannya
sungguh keterlaluan. Yoon meminta ketiga temannya segera pergi karena
sebentar lagi Min Suk akan datang.
Jung Rok meyakinkan Yoon kalau
ia masih mencintai Park Min Suk dan perasannya tak pernah berubah.
Walaupun mulai hari ini ia akan kehilangan Yoon juga, tapi ia memohon
Yoon menolong untuk yang terakhir kalinya sebagai teman. Jung Rok
memohon Yoon membatu membujuk istrinya. Ia tak bisa hidup tanpa Min Suk.
Siapa lagi yang mau menerima pria brengsek seperti dirinya, ia tak bisa
kehilangan istrinya.
Yoon tak bisa berbuat banyak, kedua teman yang lain juga hanya bisa diam dan Park Min Suk mendengar semua pembicaraan mereka.
Jung
Rok duduk melamun di kafenya memikirkan semua yang akan terjadi kalau
benar istrinya akan mengajukan gugatan cerai terhadapnya. Tepat saat itu
ketiga temannya datang.
Jung Rok berdiri menatap pasrah
ketiga temannya, tatapannya sendu tapi lama kelamaan ada tawa
tersungging di bibirnya. Ia berteriak senang memeluk ketiga sahabatnya
bergantian.
Jung
Rok memberikan tepuk tangan untuk ketiganya dan berkata kalau akting
ketiga temannya sangat menakjubkan (Lha jadi tadi cuma akting doank ya
hahaha...) Yoon kesal apa sebenarnya yang mereka lakukan apa hanya
karena Jung Rok. Do Jin merasa kalau Jung Rok selalu membuat masalah.
Tae
San menyahut lebih mudah mengendalikan dunia daripada mengendalikan
Jung Rok. Jung Rok tak peduli karena menurutnya Park Min Suk benar-benar
sudah termakan rencananya. Ia menilai kalau tadi yang diucapkan Do Jin
terdengar sangat tulus. Do Jin berkata kalau tadi ia memang benar-benar
tulus. “Ketika kita berbohong 99% itu kebenaran yang palsu hanya pesan
yang disampaikan saja.”
Jung
Rok mendapat SMS dari istrinya, ia tercengang ketika membaca SMS itu.
Ia pun menunjukkan pesan itu pada ketiga temannya. Ketiganya membaca dan
jelas sangat panik.
‘Aku menikmati tontonannya, akting kalian benar-benar menyentuh. Kuberi kalian satu setengah bintang.’
Tae San bergumam kalau Min Suk
dan Jung Rok tak bisa hidup bersama. ketiganya jelas tambah kesal atas
apa yang mereka lakukan tadi. Ketiganya langsung lari terburu-buru untuk
menemui Min Suk. Jung Rok cuma bisa terdiam bengong, “Kenapa? Guys,
kalian mau kemana?”
Ketiganya
membawa bingkisan yang akan mereka tujukan untuk Min Suk. Mereka saling
mendorong siapa yang harus mengetuk pintu dan tentu saja Yoon yang
selalu jadi tumbal hehe. Yoon gelisah kenapa selalu dirinya. Do Jin
meminta lakukan saja karena Min Suk paling mempercayai Yoon.
Dengan
penuh percaya diri Yoon akan mengetuk tapi ketukannya sangat pelan,
kedua temannya menyuruh Yoon mengetuk lebih keras. Yoon mengerti ia pun
mengetuk pintu lebih keras tapi itu membuat dirinya dan kedua temannya
kaget.
“Kenapa kau mengetuknya keras-keras?”
“Bukankah kalian bilang dia tak bisa mendengarku?”
Hahaha...
Yi
Soo selesai mandi, ia duduk di depan meja rias menatap tulisan yang
berisi tentang 7 petunjuk cinta bertepuk sebelah tangan. Yi Soo
menggaris bawahi yang nomor 7 ‘Datang ke rumahku tanpa memberi tahu
lebih dulu hingga aku merasa tersentuh’
Yi
Soo berdandan cantik, ia melihat penampilannya di kaca. Yi Soo
mengambil sepatu merah pemberian Do Jin. Ia teringat ketika Do Jin
memberikan sepatu itu Do Jin ingin Yi Soo memakainya ketika bertemu
dengan Do Jin selanjutnya, ketika cuaca cerah berdandanlah yang cantik.
Yi Soo pun memakainya. Ia melihat lagi penampilan sempurnanya di kaca.
Mereka
berempat ke rumah Do Jin lagi. Keempatnya tampak lemas. Yoon bertanya
pada Jung Rok apa tak ada kabar dari Min Suk. Jung Rok tak menjawab ia
memiringkan tubuhnya dan mendapat timpukan sandal dari ketiga temannya.
Tae San tak tahu lagi harus bagaimana.
Do Jin bertanya apa yang Tae San ributkan dengan Hong Pro, apa tak
bosan terus-terusan bertengkar lebih baik menikah saja. Tae San
menejlaskan kalau ia bertengkar gara-gara masalah pernikahan. Tahun
depan usia ayahnya sudah 70 tahun. “Belum pernah sekalipun
mengkhawatirkan orang tuaku, semasa SMS atau ketika mencari kerja.
Sekarang aku sudah setua ini tapi aku masih belum berbakti.”
Jung
Rok membenarkan kalau Tae San memang kurang berbakti. Ketiga temannya
berteriak meminta Jung Rok diam dan kembali Jung Rok mendapat timpukan
sandal dari teman-temannya.
Ada
yang menekan bel rumah, Do Jin membuka pintu dan melihat Yi Soo berdiri
tersenyum malu-malu. Do Jin jelas terkejut tak menyangka Yi Soo akan
datang. Ia jelas senang tapi di rumahnya ia sedang berkumpul dengan
teman-temannya.
Ketiga teman Do Jin menyambut
kedatangan Yi Soo. Yi Soo minta maaf sudah mengganggu karena
kedatangannya ingin menemui Do Jin. Ia tak menyangka kalau ketiganya ada
disini. Ketiganya tak masalah dan menyuruh Yi Soo masuk.
Tapi ada seorang lagi yang datang, Siapa itu?
Colin.
Yoon
dan Jung Rok yang pernah bertemu dengan Colin merasa aneh kenapa Colin
datang ke rumah Do Jin. Do Jin bingung dan bertanya siapa.
Colin
memperkenalkan dirinya, “Aku datang kesini untuk menemui kalian
berempat. Senang bertemu dengan kalian, aku putra Kim Eun Hee.”
Ok mereka berempat jelas terkejut tak menyangka putra cinta pertama mereka datang menemui mereka.
Yi Soo menatap tak mengerti.
Bersambung ke episode 12
Tidak ada komentar :
Posting Komentar