Prolog
Kim Do Jin :
“Yang disebut usia 40-an adalah usia dimana sewaktu-waktu kau bisa
berpisah dengan temanmu tapi kedatangan kami kesini hanya untuk satu
alasan.”
Choi Yoon : “Almarhum adalah eksekutif kaya dari perusahaan farmasi.
Im Tae San : “Jandanya adalah seorang model.” (Tae San melirik kearah istri si almarhum)
Lee
Jung Rok : “Teman-temannya semuanya juga model (Jung Rok memandang
teman-teman istri si almarhum mulai dari kaki sampai kepala)
Keempatnya
melirik ke arah wanita-wanita yang hadir di upacara penghormatan
tersebut. Lee Jung Rok bahkan melepas cincinnya dan ia selipkan di saku
celananya.
“Inilah alasan kami bergegas kesini. Terlepas keengganan kami membantu biaya pemakaman.”
Keempatnya maju untuk memberikan
penghormatan pada si almarhum tapi tiba-tiba ada ibu-ibu yang nyelonong
sambil membawa anak kecil dan berkata kalau sang almarhum adalah ayah
dari si anak.
Semua tamu terkejut tak
menyangka kalau si almarhum sudah memiliki seorang putra. Istri almarhum
marah karena wanita itu dan anaknya berani menampakan diri dan
terjadilah kehebohan. Si anak kecil menangis menjerit sekeras-kerasnya.
Keempat
pria ini hanya menatap bengong, diam saja tak melakukan apapun. Jung
Rok segera menuliskan nama mereka berempat di buku tamu. Ditengah-tengah
kekacauan Choi Yoon menaruh bunga dan berdoa untuk si almarhum. Im Tae
San terjepit diantara kekacauan.
Kim Do Jin diam menatap anak
kecil yang menangis. Di samping anak kecil ada wanita cantik yang juga
menangis. Ia mengulurkan sapu tangan, si wanita akan menerima tapi Do
Jin tak memberikan sapu tangan untuk si wanita melainkan untuk anak
kecil.
Ya
itulah mereka, keempatnya bukan lagi anak muda. Tapi pesona keempatnya
tak kalah dengan anak-anak muda. Hahaha. “Yang disebut usia 40-an tahun
adalah usia dimana kau harus dengan tenang menjaga mertabatmu dalam
situasi apapun.”
Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 1
Kim
Do Jin sampai di kantornya. Belum sempat masuk ruangan ia sudah
mendapatkan laporan dari anak buahnya kalau gedung yang mereka bangun
ada kebocoran dan pemilik gedung akan menggugatnya. Do Jin berkata kalau
itu tidak mungkin.
Dari tempat pembangunan Im Tae
San menghubungi Do Jin. Keduanya baradu argumen bahwa seorang arsitek
harus memiliki prinsip dan harus bertanggung jawab. Tae San mengatakan
kalau mereka juga membutuhkan sesuatu yang dapat menghasilkan uang dan
Presdir Song tak peduli kalau mereka akan menggunakan bahan lokal atau
impor. Ia berkata kalau saat ini bisnis mereka sedang meningkat pesat
apa Do Jin mau menyia-nyiakan begitu saja. Ocehannya tak ditanggapi tak
ada jawaban dari Do Jin.
Seo
Yi Soo mengunjungi kios perlengkapan olah raga. Ia ingin membeli sarung
tangan baseball. Ia menginginkan sarung tangan yang terbuat dari kulit
domba, nyaman, awet, dan terlihat memikat ketika ia memakainya sehingga
orang lain ingin memegang tangannya. Dan di sarung tangan itu akan ia
tulisi dengan angka.
Yi Soo berjalan sambil tersenyum
sumringah menatap sarung tangan baseball yang baru saja dibelinya. Oh
tidak hujan, ia pun mencari tempat untuk berteduh. Ia berteduh di depan
Kafe Mango Six.
Di
dalam kafe Kim Do Jin sibuk dengan rancangannya, ia memandang keluar
hujan yang cukup deras. Pandangan matanya kemudian beralih pada wanita
yang berdiri berteduh dari siraman air hujan. Ia terus memandangnya.
Seo Yi Soo berbalik badan dan melihat seorang pria (Kim Do Jin) yang tengah menatapnya. Keduanya pun bertatapan lama.
Sampai akhirnya ada seorang
wanita yang menutup mata Kim Do Jin (ini yang jadi Seo Ra Kyung di The
Musical) Do Jin melepas tangan si wanita dan berusaha melihat lagi
wanita yang berada di luar kafe tapi dia sudah tak ada disana. Do Jin
celingukan.
Ternyata
Seo Yi Soo masuk ke dalam kafe. Ia menerima telepon dari Tae San. Tae
san penasaran dengan seseorang dan ia ingin pergi kencan dengan wanita
itu. Yi Soo senang mendengarnya tapi ternyata yang dimaksud bukan
dirinya, ia tampak kecewa.
Sebelum pergi Kim Do Jin melihat lagi keberadaan Yi Soo.
Pelayan kafe memberi tahu Jung Rok
kalau ada wanita yang ingin melakukan wawancara. Melihat kalau si wanita
itu cantik, sikap playboy Jung Rok muncul ia menyimpan cincin kawinnya
di celemek.
Yi
Soo menemui teman yang ternyata disukai Tae San di tempat latihat golf.
Hong Sera teman Yi Soo ini menanyakan siapa Tae San, apa pekerjaannya,
dia kaya atau tidak. Yi Soo berkata kalau Tae San itu seorang perencana
di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang arsitek.
Ponsel Sera berdering ia menebak
itu Tae San yang meneleponnya karena ia yakin Yi Soo yang memberikan
nomor teleponnya. Tapi Sera tak menjawabnya ia menilai kalau Tae San itu
orang yang tak sabaran. Yi Soo berkata kalau Tae San itu pria yang
baik. Tapi menurut Sera baik atau tidak ia bisa mengetahuinya setelah
bermain golf dan jalan-jalan belanja bersamanya
Tapi kalau untuk Yi Soo ia bisa
menilai baik tidak seseorang hanya memerlukan waktu 20 detik. Sera tanya
siapa pria itu. Yi Soo tak menjawabnya ia tak akan mengatakannya.
Yi Soo bergumam, “Tiba-tiba aku berharap secara tiba-tiba dalam hidupku juga terjadi sesuat. Misalnya...... cinta.”
Seo Yi Soo berjalan dibawah guguran kelopak bunga (She is so beautiful dengan baju rajutan merahnya)
Kim
Do Jin bertemu dengan rekan bisnisnya di sebuah kafe. Ia menerangkan
rancangan yang dibuatnya. Selesai bertemu dengan rekan bisnisnya Do Jin
pun merapikan barang bawaannya. Ia menatap buku rancangannya yang disana
ada gambar sketsa Yi Soo ketika berdiri di depan kafe tempo hari.
Ternyata waktu itu Do Jin memperhatikan sambil membuat Sketsa Yi Soo.
Seo Yi Soo melewati kafe dimana Do Jin berada.
Yi
Soo berhenti di depan penjual buku sepertinya ia ingin membeli buku
bersampul sepasang kekasih. Sambil berjalan Kim Do Jin sibuk memeriksa
kameranya. Tepat saat ia lewat Yi Soo nungging sedikit haha dan benang
wol rajutan bajunya pun nyangkut di tas Do Jin. Yi Soo minta maaf, Do
Jin hanya melambaikan tangan. Keduanya tak menyadari ada benang baju
rajutan yang terurai.
Do Jin menyimpan kameranya di
tas. Ia terkejut ada benang merah panjang yang nyangkut di tasnya. Ia
menoleh ke belakang dan dilihatnya orang-orang berjalan kesulitan
melewati benang panjang yang menghalangi jalan mereka. Ia pun menariknya
perlahan dan mendekat ke sumber dimana benang itu berasal. Dan
terlihatlah rok dalam milik Yi Soo hahaha. Yi Soo masih belum
menyadarinya.
“Kenapa
kau tak mengurus ini dulu?” Tiba-tiba Kim Do Jin sudah ada di sebelah
Yi Soo memperlihatkan gulungan benang merah dan itu membuat Yi Soo
bingung. Tatapan mata Do Jin langsung mengarah ke bagian belakang bawah
tubuh Yi Soo. Yi Soo pun menoleh.
Betapa
terkejutnya Yi Soo melihat pakaian yang ia kenakan kini benangnya
terurai berantakan. Ia jelas malu karena banyak orang yang melihatnya,
ia pun berusaha menutupinya. Tapi sia-sia. Ketika ia menyembunyikan dari
Do Jin ia malah menunjukannya pada orang lain hahaha.
Do Jin menanyakan Yi Soo tinggal
dimana, apa punya mobil. Rumah Yi Soo ternyata agak jauh dan ia tak
membawa mobilnya. Do Jin tak ada cara lain ia pun menarik Yi Soo untuk
berdiri di depannya. Ia meminta Yi Soo untuk terus berjalan sementara
dirinya membantu menutupi bagian baju yang terurai. Orang-orang yang
berlalu lalang melihat keduanya.
Yi Soo yang masih tampak bingung dan
malu menanyakan bagaimana bisa Do Jin mendapatkan benang pakaiannya. Do
Jin mengatakan kalau benangnya tersangkut di tas miliknya itu terjadi
karena pinggul Yi Soo tiba-tiba nungging dan ia tak bisa menghindarinya.
Keduanya
berhenti di depan penjual aksesoris. Do Jin menanyakan berapa harganya.
Penjual menunjukan aksesoris yang diminta sambil tersenyum-senyum. Tapi
bukan itu yang dimaksud Do Jin. Ia ingin membeli kain taplaknya hahaha.
Yi Soo memandang tak mengerti.
Do Jin langsung memasangkan kain
itu di badan Yi Soo seperti rok. Ia merapikannya bahkan menambahkan
aksesoris agar lebih terlihat modis. Yi Soo berterima kasih atas bantuan
Do Jin dan berkata kalau ini bukan kesalahannya tapi kesalahan
keduanya. Do Jin berlalu dari hadapan Yi Soo setelah membayar harga
kainnya.
Yi
Soo menceritakan kejadian yang baru ia alami kepada Sera yang tinggal
serumah dengannya. Sera berkata kalau ia yang mengalami itu ia pasti
sudah mati karena malu. Keduanya mengenakan make up sepertinya Sera akan
pergi, sementara Yi Soo mengenakan krim malamnya.
Terdengar
suara bel rumah. Yi Soo membukanya dengan krim malam masih menempel di
wajahnya. Ia terkejut karena yang datang itu Im Tae San. Tae San juga
terkejut melihat wajah Yi Soo. Tae San memuji pantas saja Yi Soo semakin
cantik ternyata selalu memakai krim kecantikan. Yi Soo buru-buru
mengusap krimnya ia benar-benar malu bertingkah seperti itu di depan Tae
San.
Sera
sudah siap ternyata ia akan pergi kencan dengan Tae San. Tae San tak
kesulitan mencari rumah mereka karena ia sudah beberapa kali mengantar
Yi Soo pulang. Yi Soo bingung ada apa dengan Sera dan Tae San. Tae San
berkata kalau berkat Yi Soo ia akan pergi kencan dengan Sera untuk yang
pertama kalinya. Jelas ini membuat Yi Soo patah hati, ia tak menyangka
kalau keduanya sudah saling berkomunikasi.
Yi
Soo melamun di kamarnya, ia memandang sarung tangan baseball yang
bertuliskan angka 836 (nomor punggung seragam Baseball Im tae san) Ia
pun menyimpannya dan menaruhnya di bawah ranjang kemudian bergegas pergi
tidur.
Menjelang hari natal. Jalanan dan semua tempat ramai dengan pernak pernik natal dan orang yang berlalu lalang.
Hari
terakhir sekolah menjelang liburan. Guru Seo Yi Soo mengungkapkan
sebuah pendapat dari seorang pemain baseball. ‘Yang membuat pitcher
hebat bukanlah lengan melainkan benda diantara telingamu yang disebut
otak’
“Ini hanya liburan seminggu, jangan habiskan hanya dengan belajar. Meskipun jika kau belajar itu tak akan meningkatkan nilaimu!”
Wakakaka semua siswanya tepuk tangan setuju.
“Tapi
aku ingin kalian menggunakan otak itu untuk merenungkan ini. Aku pergi
kemana? Bagaimana sebaiknya menghabiskan masa mudaku? Apakah masa mudaku
akan menarik atau membosankan?
Akhirnya jangan berfikir kalian
bisa pergi ke tempat terlarang untuk anak dibawah umur. Jangan sampai
ketahuan olehku kalian mengadakan pesta pribadi secara diam-diam.
Khususnya untuk mereka yang sering berkunjung ke kantor polisi. Jangan
terlibat dengan masalah.” Yi Soo mendelik kearah Kim Dong Hyub cs.
“Dia benar-benar cantik saat
melotot!” Seru Kim Dong Hyub. Kemudian disusul tawa teman-teman
se-genk-nya. (kurang ajar nih murid)
Yi Soo mendelik dan berkata kalau kelas dibubarkan. Ia mengucapkan selamat liburan dan selamat natal untuk para siswanya.
Yi
Soo ke toko kue ia membeli kue natal. Ia mendapatkan sms dari Im Meari
adik Im Tae San yang juga salah satu muridnya yang sudah lulus, “Guru
kau tahu apa yang kuinginkan untuk natal. Tolong katakan pada Kak Yoon
kalau aku belakangan ini semakin cantik. Katakan padanya kalau aku
secantik bidadari. Aku mengandalkanmu.”
Yi
Soo berkunjung ke kantor pengacara Choi Yoon. Pengacara tampan ini
mengenakan topi sinterklas dan berkata kalau semua ini kebijakan
perusahaan. Yoon mengucapkan selamat natal untuk Yi Soo.
Yi Soo mengantar kiriman dari
Meari untuk Yoon. Ia tak bisa menolak permintaan Meari. Yi Soo melihat
Yoon masih mengenakan cincin kawin dan itu berarti Yoon masih belum
melupakan mendiang istrinya. Yi Soo berkata kalau Meari sangat khawatir
karena Yoon tak menjawab telepon, tak membalas email dan tak membalas
sms.
Yoon
belum sempat mengatakan apapun tiba-tiba sekertarisnya masuk dan
mengatakan ada tamu. Tamu itu langsung nyelonong masuk. Wanita itu Park
Min Suk, istri Lee Jung Rok. Di malam natal ini ia ingin mengajukan
cerai.
Di
sebuah tempat pesta malam natal. Kim Do Jin dan Im Tae San ada disana.
Tae San merengut melihat Sera terus tersenyum di depan banyak laki-laki
dengan pakaian yang sedikit terbuka. Do Jin menawarkan minuman pada Tae
San. Tapi Tae San berlalu mengacuhkan Do Jin dan menghampiri Sera.
Tiba-tiba ada seorang wanita datang ke tempat Do Jin dan tersenyum
menatapnya.
Im
Tae San langsung duduk di sebelah Sera dan memakaikan jasnya untuk
menutupi pundak Sera yang terbuka. Tapi Sera tak suka ia ingin pundaknya
tetap terbuka. Tae San memakaikannya kembali dan itu membuat Sera
mendelik. Sera akan membukanya lagi tapi Tae San langsung menahan. Tae
San mengajak bicara Sera berdua.
Wanita
yang di depan Do Jin menebak Do Jin seorang arsitek karena ia melihat
Do Jin bersama dengan Tae San. Si wanita ingin tahu nama Do Jin. Tapi Do
Jin tak suka dengan penyelidikan yang dilakukan si wanita. Si wanita
makin berani dengan menanyakan apa Do Jin memliki pacar. Do Jin menjawab
kalau ia selalu melihatnya 165 hari dalam setahun.
“Bagaimana dengan sisa harinya apa kau tak melihatnya?” tanya si wanita.
“Aku melihatnya. Bukan pacarku, tapi wanita lain.” seru Do Jin.
“Apa sekarang aku sedang duduk di hadapan seorang playboy?”
“Bagaimanapun juga aku bukan pria baik.”
Si wanita langsung terkesan.
Tapi Do Jin mengacuhkannya dan berpesan kalau wanita itu bertemu dengan
Tae San katakan padanya kalau ia pulang lebih dulu.
Sera
kesal dengan sikap Tae San tadi. Ia tahu kalau Tae San tak suka. Tae
San berkata kalau laki-laki disana terus memandang dada Sera. Sera
membela diri itu sengaja ia lakukan makanya ia mengenakan pakaian yang
seperti itu, “Gaun ini menunjukan kepercayaan diriku terhadap tubuhku.
Walapun aku kedinginan setengah mati aku tak akan menutupi tubuhku.”
Tae San sangat yakin kalau
pria-pria itu pasti sudah ratusan kali menyentuh bagian tubuh Sera
daripada kepala mereka sendiri. Sera berkata kalau semua pria seperti
itu dan menilai Tae San sangat kuno.
Tae San : “Wanita yang datang ke
sini dengan kekasihnya tapi dia dikelilingi pria-pria dan tertawa
bersama, apa menurutmu aku tak akan mempermasalahkan itu? apa menurutmu
seperti itu?”
Sera : “Kau seperti
itu pada awalnya. Mencuri-curi pandang kaki dan dadaku. Karena itu kau
tertarik padaku. Dan begitulah bagaimana kita mengawali kencan. Apa kau
tak ingat?”
Tae San : “Ya kau benar. Tapi
kupikir itu karena aku, kau tak keberatan. Ternyata aku salah kau tak
seperti yang kubayangkan. Aku adalah kekasihmu. Tapi kau lebih
menunjukkan perhatian pada pakaianmu daripada aku. Aku rasa kita tak
cocok satu sama lain. Kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Jadi kita
akhiri saja sampai disini. Ini keputusan yang tepat berbahagialah!”
Tae San meninggalkan Sera sendirian. Sedangkan Sera hanya bisa diam terpaku.
Tae San menghubungi Jung Rok dan
bertanya kawannya ini ada dimana. Jung Rok menjawab tak tahu, ia tak
tahu apakah ia berada di surga atau di neraka.
Jung
Rok mematikan ponselnya dan ia berada di depan istrinya yang bertolak
pinggang. Jung Rok langsung mencoba bersikap manis dan berpura-pura
terkeseima dengan penampilan istrinya.
Park Min Suk : “Selamat natal, sayang. Aku adalah santa wanita yang memukau anak muda.”
Jung Rok : “Santa wanita yang mempesona ini bukan hadiah untuk anak muda yang nakal kan?”
Min
Suk : “Bukan untuk anak muda yang nakal tapi hadiah untuk pria yang
nakal. Karena pria nakal itu seksi. Lee Jung Rok pria-ku yang seksi apa
kau sudah siap menerima hadiahmu?”
Min
Suk memberikan Jung Rok hadiah kotak kecil. Jung Rok senang menerimanya
tapi pada saat ia membukanya oh oh itu cincin kawin miliknya yang ia
selipkan di celemek dan ia lupa memakainya kembali.
Min Suk : “Terlihat tak asing kan. Aku menemukannya disaku celemekmu.”
Jung Rok membela diri kalau ia
lupa. Ia menyelipkan cincin di celemek karena cincin itu mengganggunya
ketika sedang mencuci piring.
Min Suk tahu kalau Jung Rok
mempekerjakan pegawai wanita baru dan menilai kalau wanita itu cantik.
Jung Rok kembali membela diri apa karena ingin merayu wanita itu ia
melepas cincinnya. Min Suk tahu itu akan terjadi maka dari itu sebelum
terjadi ia sudah memecat wanita itu.
Jung Rok kaget setengah mati tapi ia
berusha bersikap seolah tak peduli. Ia pun segera memakai cincinnya
kembali. Min Suk berkata kalau pesta malam natalnya sudah selesai. Ia
kembali ke kamar dan menutup pintu, Jung Rok mengejarnya dan berusaha
mengetuk pintu agar ia diperbolehkan masuk kamar.
Jung Rok pun mulai merayu, “Noonim.” Ucapnya mesra kemudian ia melepas jaketnya, “Park Min Suk-ssi aku sudah siap.” Hahahaha....
Malam
natal Seo Yi Soo menyibukan diri bersih-bersih kamar. Ia
nungging-nungging nelihat bentuk tubuhnya hahaha. Ia menemukan maskara
milik Sera dan memakainya.
Kim Do Jin sibuk dengan
rancangannya. Kemudian ia pun keluar untuk membeli sesuatu. Ia mengambil
uang seperlunya dari dompet dan memakai jaketnya.
Kim Do Jin sendirian di jalanan malam. Di tengah jalan ia dicegat dua orang anak muda (hah itu muridnya Yi Soo, Kim Dong Hyub)
Dong Hyub dan temannya berusaha
memalak Do Jin. Keduanya meminta rokok tapi Do Jin dengan santai bilang
kalau ia tak merokok. Do Jin akan pergi tapi laju jalannya dihalangi
Dong Hyub.
Yi
Soo masih asyik dengan make up maskaranya. Wuih matanya sampai item
gitu hihi.. Ponselnya berdering ia malas mengangkatnya. Itu dari kantor
polisi.
Ternyata ke empat murid Yi Soo ini ada di kantor polisi bersama dengan Do Jin dan juga Choi Yoon.
Polisi menanyakan apa benar kalau Do
Jin yang memulai perkelahian. Teman Dong Hyub membenarkan. Dong Hyub
juga menguatkan alasannya kalau ia dan temannya dipukuli.
Yoon berbisik ke arah Do Jin dan
bertanya apa Do Jin benar melakukannya. Do Jin mendelik dan berkata
kalau anak kecil itu bicara omong kosng. Yoon tak tahu harus bagaimana
ia pengacara malah terlibat kasus pemukulan dan ini memalukan untuknya.
Ia meminta Do Jin lebih baik diam.
Do Jin menjelaskan kronologis
kejadiannya, “Ketika aku sedang berjalan dua anak muda menghalangi
jalanku. Mereka meminta rokok jadi aku...”
Flash back
“Maaf aku tak merokok, selamat natal.” sahut Do Jin.
Dong Hyub dan temannya menghalangi jalan Do Jin, “Kalau begitu bisa berikan kami uang untuk membeli rokok?”
Do
Jin tertawa dan mengumpat, “Dari sekolah mana kalian? Bagaimana mungkin
anak sekolah merokok? Merokok bisa menyebabkan kanker paru-paru dan
penyakit lainnya.”
Tiba-tiba Yoon datang dan bertanya apa yang terjadi. “Kalian anak SMA kemari!”
Flash Back End
“Itu
yang terjadi.” kata Do Jin memberikan penjelasan kepada polisi. Dong
Hyub dan kawan-kawannya tertawa. Do Jin menunjukkan buktinya. Ternyata
ia merekam pembicaraan ketika ia diperas. Alat perekamnya mirip pena.
Polisi mendengarkan dan mendelik kesal ke arah empat anak muda ini.
Polisi bertanya kenapa Do Jin
merekamnya. Do Jin menjawab kalau ia merekam semua kehidupan
kesehariannya. Alasannya ia akan mengatakannya di persidangan nanti,
“Tak ada perdamaian dengan anak-anak muda ini.”
Dong Hyub cs cemas bukan main.
Polisi membolehkan Do Jin dan Yoon pergi dan sebentar lagi guru anak
muda ini akan segera datang. Do Jin berpesan agar polisi menyampaikan
pesan pada guru itu kalau ia tak akan pernah mau berdamai. Ia berharap
ke empat anak muda ini membusuk di penjara. Yoon menyenggol meminta Do
Jin diam dan segera pergi.
Yi Soo lari-lari ke kantor polisi (kenapa menghubungi guru kok bukan orang tuanya ya)
Do
Jin dan Yoon akan meninggalkan kantor polisi. Yoon menyarankan
seharusnya Do Jin melepaskan mereka karena mereka hanya anak-anak
dibawah umur. Do Jin meralat ucapan Yoon kalau usia 17 tahun bukan lagi
anak dibawah umur. Do Jin terus ngoceh, Yoon melihat Yi Soo lari-lari
menuju kantor polisi, ia sembunyi.
Do Jin tanya ada apa. Yoon
berkata kalau ia barusan melihat ada seseorang yang dikenalnya dia
seorang guru SMA. Yoon bertanya-tanya apa mungkin Yi Soo wali kelas
anak-anak itu. Do Jin akan masuk melabrak tapi Yoon melarang, “Kita
memang diperlakukan tidak adil, tapi ini juga bukan sesuatu yang bisa
kita banggakan. Kita sudah 40 tahun.” (maksudnya inget umur gitu haha)
Polisi
dan murid-murid Yi Soo melongo melihat penampilan Yi Soo dengan
dandanan menor dan juga memohon-mohon melepaskan muridnya. Yi Soo
mendelik kearah muridnya agar minta maaf dan menundukan kepala. Yi Soo
meminta nomor telepon korbannya tapi polisi tak bisa memberi tahu. Ia
memohon tapi tetap tak bisa. Ia melihat di meja ada kartu nama ia
menebak pasti itu kartu nama korbanya. Ia akan merebut tapi kalah cepat
dengan tangan si polisi.
Polisi mengatakan kalau korban
tak mau berdamai. Dong Hyub meminta gurunya tak perlu melakukan itu
karena ia mengingat dimana alamat korbannya ketika menulis tadi. Ia
paham betul karena kejadian ini bukan pertama kali untuknya. Dong Hyub
tertawa seolah tak merasa bersalah.
Yi Soo mohon pamit dan dengan sikap
galaknya ia meminta para siswa agar ikut dengannya. “Dua pria berumur
40-an tahun. 4 murid SMA. Kalian bahkan tak melihat usia dan jumlah
lawan kalian. Kalian akan mati hari ini. Ikut aku.” bentaknya. (Pak
polisinya sampai takut gitu denger suaranya Yi Soo)
Yi Soo membawa keempat muridnya ke lapangan dengan membawa dua keranjang bola baseball.
“Apa guru akan memukul kami?” tanya salah satu dari mereka.
“Guru, bukankah hukuman fisik itu dilarang.” Sahut mereka.
“Kalau begitu laporkan saja aku
ke polisi.” Ucap Yi Soo. Ia menjelaskan kalau di keranjang ada seribu
bola lempar semuanya kemudian ambil lagi semuanya. Setidaknya untuk dua
minggu mereka tak akan bisa mengangkat lengan. Mereka juga tak akan
terlibat perkelahian. “Aku ingin menghancurleburkan kalian. Tapi aku
bisa apa? Karena itu melanggar hukum. Kalian tak mematuhi hukum tapi
aku mematuhinya, aku yang rugi disini, mengerti?”
Dong Hyub diam tertunduk sementara
yang lain terus protes dan bergurau. Dong Hyub mengingatkan temannya.
“Hey apa kau tak lihat betapa marahnya dia?”
Teman Dong Hyub langsung terdiam
dan mulai membawa keranjang bolanya. Akan melampar dan memungut. Dong
Hyub masih berdiri di depan gurunya dan minta maaf. Yi Soo minta Dong
Hyub jangan minta maaf karena ia tak akan percaya.
Terdengar
suara muridnya yang melempar. Yi Soo mengangkat wajahnya dan dengan
sikap tenang dan tangkas ia menangkap bola yang meluncur cepat ke
arahnya. Itu membuat ke empat muridnya terbengong-bengong. Dan ke
empatnya pun mulai melaksanakan hukuman mereka.
Jung
Rok ke kefe dan pelayan disana bertanya bagaimana bisa cincin itu jatuh
ke tangan Min Sook. Jung Rok menduga kalau ada seseorang yang
melaporkannya. Ia sangat marah dengan si pelapor itu. Pelayan melihat Do
Jin dan Yoon datang. Keduanya berusaha menutupi wajah mereka yang
lebam. Jung Rok heran apa yang terjadi dengan keduanya.
Yoon minta Jung Rok tak usah
mengkhawatirkannya, urusi saja urusan Jung Rok. Ia mengatakan kalau Min
Suk ingin menceraikan Jung Rok di hari natal. Jung Rok berkata kalau Min
Suk juga mengatakan hal yang sama di hari ulang tahun pernikahan
mereka. Kemudian ia bertanya kenapa wajah Do Jin dan Yoon seperti itu.
keduanya diam.
Ketiganya
duduk bersama. Jung Rok tak percaya kalau temannya ini terlibat
keributan dengan anak kecil. Tae San datang dan bergabung dengan
ketiganya. Jung Rok heran bukankah Tae San sedang berkencan dengan Sera
kenapa datang ke tempatnya. Tae San belum menjawab malah melihat wajah
penuh luka Do Jin dan Yoon, kenapa wajah mereka.
Jung Rok berseru kalau mereka
berdua dihajar beberapa anak kecil. Do Jin dan Yoon berkelit mengatakan
itu tak benar. Tae San dan Jung Rok mengolok-olok keduanya. Do Jin yang
sudah kesal tak mau ditambah kekesalan lagi, ia pergi ke tolilet.
Tae
San melihat ada pena perekam milik Do Jin. Ia pun penasaran, Yoon
melarangnya. Tapi ia juga penasaran. Ketiganya mendengarkan apa yang
sebenarnya terjadi.
Flash Back lagi
“Maaf aku tak merokok. Selamat natal.”
“Kalau begitu bisa berikan kami uang untuk membeli rokok?”
“Dari penampilanku saja sudah jelas kalau aku tak membawa dompetku.” seru Do Jin sambil merogoh saku celananya.
Tapi
anak muda ini tak percaya dan ingin memeriksanya. Do Jin sepertinya
mulai ketakutan. Ia membolehkan, ia merentangkan tangannya dengan jemari
menggenggam menyembunyikan uang yang dibawanya. Tapi sial ia tak
menggenggam dengan benar ujung uangnya terlihat.
Do
Jin pun ingin melakukan kesepakan dengan tukang palak ini. Ia akan
membelikan keduanya rokok tapi ia harus membeli keju dulu. Kedua anak
muda ini tertawa tak mau tertipu. Do Jin mundur panik. Tepat saat itu
Yoon datang.
Do Jin bernafas lega, “Pengacara Choi.” serunya dan berkata pada kedua pemuda ini kalau dia itu seorang pengacara.
“Anak-anak nakal beraninya kalian memeras uang, kemari kalian.” Kata Yoon.
Ketika
Yoon ingin memarahi keduanya tiba-tiba dua orang teman Dong Hyub datang
membuat yoon dan Do Jin panik. Sekarang mereka ada empat orang Yoon
langsung lemas dan berbicara setengan berbisik pada Do Jin, “Seharusnya
sejak awal kau memberi mereka uang.”
“Mereka sudah mau pergi kenapa kau malah meneriaki mereka?” Do Jin berbisik sewot.
Flash Back End
Kejadian
itu membuat Tae San dan Jung Rok tertawa terbahak-bahak. Yoon juga tak
kuasa menahan tawanya. Do Jin kembali dari toilet, ia keget pena
rekamannya dimainkan oleh teman-temannya.
Tae San : “Itu kejadian yang sangat merendahkan. Apa kau berlutut dihadapan mereka?”
Jung
Rok tertawa terpingkal-pingkal sampai perutnya sakit. Tae San mencoba
menghindar dari kejaran Do Jin. “Cepat berterima kasih pada Yoon, tanpa
dia kau akan menjadi roti panggang.” Hahaha.
“Kami berempat bertemu saat kami
berusia 18 tahun. Kami sudah menghabiskan waktu 22 tahun bersama. Bagi
orang lain, kami tampak seperti orang berusia 40 tahun biasa tapi begitu
kami berempat berkumpul kami kembali berumur 18 tahun.”
Saatnya tahun baru 2012 (haha telat sekarang udah bulan Juni)
“Tahun baru telah datang kami akan berusia 41 tahun. Tapi karena kami bersama-sama kami masih bertingkah seperti remaja.”
Do
Jin, Yoon dan Jung Rok duduk santai tak semangat. Do Jin berkata ke
Jung Rok, bukankah Jung Rok akan menginap di rumahnya tapi kenapa tak
membawa pakaian dalam untuk ganti.
Jung Rok : “Aku sudah ganti.”
Do Jin : “Punya siapa?”
Jung Rok : “Punyamu!” (wakakaka)
Do Jin : “Aish... copot.”
Do Jin : “Punya siapa?”
Jung Rok : “Punyamu!” (wakakaka)
Do Jin : “Aish... copot.”
Jung Rok meminta Do Jin jangan membuat
keributan karena sekarang hari pertama tahun baru, ia mengancam akan
meminta istrinya untuk menaikkan harga sewa kantor mengingat inflasi
sekarang tinggi.
Tae
San keluar dari kamar Do Jin dan memakai celana milik Do Jin. Do Jin
marah-marah itu terlalu ketat untuk Tae San dan itu celana limited
edition. Ke empatnya kemudian saling mengolok-olok dan bercanda.
“Sejujurnya
kami mungkin saja bertingkah seperti remaja saat kami bersama. Tapi
saat kami sedang tak bersama kami bersikap seperti pria dewasa.”
Di
kantornya, Kim Do Jin mendapat kunjungan dari Ny Song. Ia menjelaskan
kosep desain hotel. Tapi Ny Song tak bersemangat ia bosan mendengar
penjelasan dari Do Jin. Ia mencari dimana Tae San. Tae San datang tapi
ketika ia melihat ada Ny Song ia berniat kabur. Do Jin melihat dan
memanggilnya. Tae San tak bisa kabur dari Ny Song.
Tae
San langsung menarik jaket agar bentuk tubuhnya tak terlihat oleh Ny
Song. Ia memuji Ny Song semakin terlihat muda. Ny Song tak mau tahu
pokoknya proyek hotelnya ia menginginkan Tae San yang menanganinya ia
tak mau rapat dengan Do Jin.
“Apa kau tak kepanasan?” tanya
Do Jin memancing agar Tae San melepas jaket. Tae San berkata kalau ia
tak kepanasan dan hari ini sangat dingin. Ny Song keluar sebentar untuk
menerima telepon. Melihat dirinya dijadikan umpan untuk Ny Song, Tae San
manarik baju Do Jin, “Apa kau memintaku datang karena ini?”
Do Jin melepas tangan Tae San
dan berkata kalau Ny Song tak percaya apa yang ia katakan lalu menurut
Tae San ia harus bagaimana, “Ini proyek besar. Apa kau tak tertarik
mendesain sebuah hotel?”
Ny
Song kembali setelah menerima telepon dan mengatakan kalau ketua Kang
yang ia perkenalkan terakhir kali sangat puas dengan villa desain Tae
San dan dia ingin Tae San mengerjakan proyek milik ketua Kang di Pulau
Jeju.
Wah makanan besar. Tae San jelas
tak mau menyia-nyiakan begitu saja. Ia langsung membuka jaketnya dan
berkata kalau hari ini panas sekali. Ia menunjukkan otot lengannya.
Hahaha.
Di lapangan baseball. Saatnya
tim Blue Cat menunjukan permainannya. Kim Do Jin mengatakan proyek besar
yang didapat Tae San barusan kepada Yoon.
Disana
juga ada Yi Soo yang akan menjadi wasit pertandingan. Sebelum memulai
pertandingan ia mengirim sms ke korban kenakalan murid-muridnya. Ia
ingin ada perdamaian tak perlu ke pengadilan (kita tahu kalau korban
yang dimaksud adalah Do Jin)
“Apa kabar, aku menghubungimu untuk membicarakan masalah penyelesaian secara damai. Aku benar-benar ingin bertemu denganmu.”
Ponsel Do Jin menerima sms, “Aku
tak ingin bertemu denganmu.” seru Do Jin membuat Yoon bertanya dari
siapa. Do Jin menjawab kalau itu sms dari seorang wanita yang ingin
bertemu dengannya. Ia tak membalas smsnya.
“Kau tak bisa setia pada satu orang.” sahut Yoon.
Do Jin meminta Yoon tak perlu mengkhawatirkannya. Ia memang tak pernah setia pada satu orang.
Tae
San menyuruh Do Jin ganti pakaian dengan seragam pemain. Ia kekurangan
pemian. Tae San minta Do Jin jangan menolak atau mengeluarkan kata-kata
tak enak. Kalau Do Jin mengatakan hal yang tak mnyenangkan ia pastikan
hubungan bisnis diantara perusahaan dengan Ny Song akan putus. Do Jin
pun mau ikut bertanding.
Yoon jadi pelempar dan lemparannya strike tak bisa dipukul lawan. Yi Soo yang menjadi wasit sangat semangat.
Kim
Do Jin yang menangkap bola tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
Beberapa kali bola yang dipukul tak bisa ditangkapnya.
Ketika
memukul pun tak ada satu pukulan yang berhasil dilakukannya. Do Jin
kesal dengan wasitnya. Tae San menengahi meminta Do Jin ke pinggir
lapangan.
Dan Tae San melakukan pukulan home run....
Permainan pun usai. Do Jin mempertanyakan kenapa wasitnya wanita. Do Jin melirik ke arah wasit yang wajahnya masih tertutup.
Ketika
Yi Soo membuka penutup wajah, membuka topi dan membiarkan rambutnya
terurai. Do Jin menatapnya terpana. (Wanita itu yang ia lihat di depan
kafe yang sempat ia buat sketsa gambarnya dan juga wanita yang sama
ketika pakaian rajutannya terurai)
“Bagaimana?” tanya Tae San.
“Apa?”
“Apa dia cantik?” Tanya Tae San lagi.
“Aku tak tahu. Aku hanya melihat pemandangan dari belakang. P*nt*tnya cantik.” Wakakaka...
“Aish... dasar otak kotor!” hahaha
“30 detik..” kata Do Jin sangat yakin.
“Apa?” Tae San tak mengerti.
“Waktu yang dia butuhkan untuk menanyakan nomor ponselku.” Do Jin kepedean
“Apa?”
“Apa dia cantik?” Tanya Tae San lagi.
“Aku tak tahu. Aku hanya melihat pemandangan dari belakang. P*nt*tnya cantik.” Wakakaka...
“Aish... dasar otak kotor!” hahaha
“30 detik..” kata Do Jin sangat yakin.
“Apa?” Tae San tak mengerti.
“Waktu yang dia butuhkan untuk menanyakan nomor ponselku.” Do Jin kepedean
Yi
Soo melihat ponselnya barangkali ada sms balasan tapi tak ada. Ia
menghampiri Tae San. Tae San berterima kasih Yi Soo pasti sangat lelah
karena pertandingan tadi. Yi Soo bilang tidak karena pertandingan tadi
sangat menyenagkan. Do Jin mendehem minta dikenalkan. Tae San
memperkenalkan Do Jin. Yi Soo membungkukkan badan dan pamit mohon diri
karena ada urusan.
Do Jin jelas bete karena
pesonanya sama sekali tak dilirik Yi Soo hahaha. Tae San menyindir 30
detik apa. Do Jin masih perlu tambahan 30 detik lagi wakakaka Tae San
tertawa terbahak-bahak.
Do
Jin menyusul Yi Soo. Ia mengatakan bukankah tadi ketika dikenalkan Tae
Sana ia sudah meninggalkan kesan yang mendalam tapi kenapa Yi Soo
mengabaikannya. Yi Soo tak peduli dan berkata kalau Do Jin juga bisa
melakukan hal sama (mengacuhkan gitu maksudnya) Do Jin jelas tak terima
ia diacuhkan begitu saja, “Biasanya para wanita akan bertanya padaku
‘apa kau tak ingat aku?’”
Yi Soo mengamati wajah Do Jin, “Aku minta maaf. Tapi mungkin... Apa kau orang tua dari muridku?” (wakakakakak)
Do
Jin melepas topi dan menata rambutnya persis ketika ia membantu Yi Soo
dengan masalah rok terurai. “Apa kau bisa ingat sekarang?”
Yi Soo : “Ah... apa kau tetanggaku?” (Huwahahahaha)
“Apa kau benar-benar tak ingat?” Do Jin mulai kesal.
Yi Soo : “Aku minta maaf. Kalimat rayuan tahun 88-mu itu, aku tak punya waktu menanggapinya.”
Yi Soo segera pergi dari sana. Do Jin berteriak, “Coba kau ingat-ingat. Apa yang kulakukan pada p*nt*tmu musim semi lalu.”
Yi Soo berjalan ngibrit menutupi
p*nt*tnya. Apa ia lupa siapa Do Jin. Tidak, ia ingat betul kejadian
rok-nya terurai. “Ini sangat memalukan. Kenapa harus bertemu dengannya
disini? Apa dia mengatakannya pada Tae San? Bagaimana ini?”
Yi Soo mendatangi sebuah aparteman tapi pemiliknya tak ada di tempat.
Kim
Do Jin dan Choi Yoon berada di mobil yang sama. Do Jin tampak
tersenyum-senyum. Yoon memperhatikan dan bertanya apa yang tengah
dipikirkan sobatnya ini.
Do Jin : “Tahun lalu aku bertemu dua wanita yang membuat jantungku berdegup.”
Flash Back
Di bawah guyuran hujan Do Jin kembali
ke kafe Mango Six. Jung Rok yang tengah berbincang dengan calon pegawai
baru bertanya pada Do Jin apa ketinggalan sesuatu. Do Jin melihat
sekeliling dan menjawab kalau ia kehilangan sesuatu tapi sekarang sudah
hilang. Jung Rok tanya apa itu, apa sesuatu yang penting. Do Jin mencari
keberadaan Yi Soo.
Dan
kejadian kedua adalah dimana rok Yi Soo yang terurai. Ketika Yi Soo
mengucapkan terima kasih Do Jin berlalu. Tapi Do Jin berhenti dan
berbalik ke arah Yi Soo tapi sayang Yi Soo sudah keburu naik taksi.
Flash Back End
“Kedua wanita itu beruntung.” sahut Yoon (bukan dua wanita ini mah satu)
Do
Jin berkata kalau hari ini ia bertemu dengan salah satu wanita itu
secara kebetulan. Tapi tiba-tiba ia menyadari satu hal ternyata mereka
adalah satu orang yang sama.
Panjang
umur, wanita yang dimaksud langsung nelepon Do Jin. Tapi Do Jin belum
tahu kalau guru anak-anak nakal itu wanita yang sama. Belum sempat Yi
Soo mengatakan maksudnya menelepon, Do Jin memotong ucapan Yi Soo dengan
mengatakan kalau ia tahu apa yang akan dikatakan Yi Soo. Yi Soo memohon
untuk dipertimbangkan lagi dan mengatakan kalau murid-muridnya bukan
anak-anak jahat dan jalan mereka masih panjang.
Do Jin : “Saat kau mengatakan
bahwa jalan hidup yang mesti mereka lalui panjang apa maksudmu jalan
hidupku separuhnya dari mereka? Kau ingin aku melupakannya kan?
Bermimpilah. Aku masih dalam masa muda keemasanku.”
Mendengar apa yang dibicarakan Do Jin,
Yoon menebak apa dia wali kelas anak-anak itu. Do Jin membenarkan. Yoon
menghentikan mobilnya dan bertanya apa Do Jin masih belum menyelesaikan
urusan mereka.
Yoon
: “Aku mengenal guru itu dan Tae San juga mengenalnya. Selain itu dia
juga tinggal dengan Sera. Bukankah kau sudah bertemu dengannya hari ini.
Wanita yang jadi wasit tadi.”
Oh oh Do Jin akhirnya tahu, “Dia wanita itu!”
Yoon : “Sebaiknya kau segera pergi menyelesaikan ini, keluar dari mobil sekarang.”
“Aku sudah mau keluar.” ucap Do
Jin kesal. Ia keluar dari mobil Yoon dan sebelum menutup pintu ia malah
marah-marah, “Kenapa tidak dari sebelumnya kau mengatakan padaku kalau
wanita itu adalah dia. Seharusnya kau katakan sebelum bagian masa muda
keemasan tadi. Masih ada banyak kesempatan.” (wakakaka)
Yoon
menelepon Yi Soo dan mengatakan kalau korban dari murid-murid Yi Soo
itu Kim Do Jin, pria yang bertemu di lapangan baseball tadi. Yi Soo
benar-benar shock, itu berarti laki-laki yang sama ketika rok-nya
terurai. Dan ternyata dia juga teman Yoon dan Tae San. Yoon memberi tahu
kalau namanya itu Kim Do Jin.
Yi Soo bengong tak percaya. Ia
ingat ia juga melihat laki-laki paruh baya ketika berada di kantor
polisi, apa dia itu (Yoon). Yoon langsung gelagapan dan menyangkal kalau
itu bukan dia (padahal Yi Soo belum ngomong kalau itu Yoon hihi) Yoon
bersedia membantu masalah Yi Soo dan juga Tae San pasti mau membantu.
Tapi Yi Soo menolak ia yang akan mengurus masalahnya sendiri.
Do
Jin ternyata sampai dimana Yi Soo berada tapi Yi Soo tak menyadarinya.
Do Jin langsung pasang aksi merapikan rambutnya, bergaya se cool
mungkin.
Yi Soo selesai menelepon, ia
tampak lemas. “Oh tidak aku harus bagaimana?” Yi Soo berjalan melewati
Do Jin begitu saja. Yi Soo menangis kesal plus bingung. Ia tak tahu
harus bagaimana kenapa harus bertemu laki-laki itu lagi, “Ottoke
ottoke?” Yi Soo gelojotan hahaha.
Do Jin mengikuti Yi Soo. Ia berjalan beriringan di seberang jalan. (ya ampun masa ga nyadar juga nih Yi Soo)
Yi Soo bingung harus berbuat apa. Ia
akan menelepon, Do Jin memperhatikan ponselnya siap menerima telepon
tapi Yi Soo ogah-ogahan. Do Jin pasang muka kecewa. Yi Soo berjalan
gelojotan di jalan, bingung apa yang harus diperbuatnya. Do Jin hanya
tersenyum melihat tingkah lucu Yi Soo.
Yi
Soo sampai di sebuah mini market. Do Jin masih mengikutinya dan berdiri
tepat di sampingnya (lagi-lagi Yi Soo ga memperhatikan) Do Jin akan
mendekat tapi ia terkejut dengan cara tertawa Yi Soo yang tiba-tiba.
“Bagaimana
mungkin dia mengatakan kalau dia masih dalam masa muda keemasannya?
Bagaimana ini? Kelihatannya dia sudah gila?” Yi Soo kembali menangis
bingung. “Apa lebih baik menelan peluru saja untuk menyelesikan masalah
ini.”
Yi Soo mengambil ponselnya, ia mengirim sms. “Bisakah kita bertemu sekali saja? Tolonglah.”
Do Jin membalas smsnya, “Apa kau akan bisa mengenaliku jika kita bertemu?”
Yi Soo heran membaca smsnya, ia berbicara dengan teleponnya, “Kau ini ingin bertemu atau tidak?”
Yi Soo mengirim sms lagi, “Aku akan mengenalimu, pasti. Selama kau setuju untuk bertemu denganku aku bahkan akan menggigit mawar. Katakan saja tempatnya,”
“Baiklah ayo kita bertemu. Datanglah dengan mawar di mulutmu. Datanglah ke kantorku.” Do Jin membalas sms Yi Soo.
Yi Soo tak habis pikir ternyata ia di benar-benar harus mengginggit mawar padahal tadi ia hanya bercanda, “Ah pria ini sinting.”
Do Jin melotot dirinya disebut gila hahaha.
Do Jin melotot dirinya disebut gila hahaha.
Keesokan
harinya. Yi Soo datang ke kantor Do Jin. Tapi Do Jin memang super
sibuk. Yi Soo minta maaf atas kejadian di lapangan baseball. Do Jin tak
menerima permintaan maaf karena menurutnya Yi Soo tak tulus
melakukannya.
“Apa kau sungguh tak ingat denganku?” Tanya Do Jin.
“Aku sangat payah dalam mengingat orang.” sahut Yi Soo tak mau membahas masalah roknya yang terurai.
Do
Jin mengingatkan bukankah semalam Yi Soo berjanji akan membawa mawar di
mulut, “Mungkin kau berfikr aku tak benar-benar serius. Tapi aku
benar-benar serius. Anggap saja pertemuan ini tak pernah terjadi karena
janji adalah janji,”
Yi Soo sudah menyiapkan bunga
mawarnya. Tapi Yi Soo ingin jangan menggigit bunga ia akan menggantinya
dengan meletakkan mawar itu di telinganya. Do Jin jelas kaget tapi ia
mempersilakannya. Ia minta Yi Soo segera memakainya dan menunggu dirinya
karena ia tengah mengerjakan beberapa hal.
Yi Soo duduk disana dengan bunga mawar berada di telinganya. Do Jin melirik dan tersenyum.
Do
Jin membayangkan keduanya berada di sebuah tanah lapang yang hijau dan
indah. Do Jin kembali melirik Yi Soo yang duduk tegang tak sabar.
Yi
Soo melihat ke arah belakangnya di sana ada meja kerja Im Tae San.
Lengkap dengan foto Tae San bersama Sera. Di meja Tae San juga
tergeletak sarung tangan milik Tae San. Yi Soo menggenggam sarung tangan
itu seolah ia menggenggam tangan Tae San sambil tersenyum.
Do Jin melihatnya. Dari sikap
yang ditunjukan Yi Soo ia mengambil kesimpulan kalau Yi Soo ternyata
menyukai Tae San. Dan suasana kantor pun kembali seperti semula tidak di
taman yang luas.
Do
Jin tak suka melihatnya (haha cemburu) ia berdiri dan mengagetkan Yi
Soo yang dari tadi melamun menggenggam sarung tangan milik Tae Aan. Do
Jin berkata kalau hari ini ia sibuk dan bicaranya lain kali saja. Tapi
Yi Soo minta waktu 5 menit saja.
Yi Soo : “Aku secara resmi minta
maaf atas sikapku kemarin di lapangan baseball. Aku sudah mendapatkan
hukuman untuk itu. tolong maafkan aku. Dan mengenai murid-muridku aku
ingin meminta penyelesaian damai mereka masih anak-anak yang butuh
dilindungi.”
Do Jin : “Mereka tak selemah itu untuk memerlukan perlindungan.”
Yi Soo : “Tapi mereka masih cukup muda untuk menerima perlindungan.”
Do
Jin : “Aku minta maaf tapi aku tak peduli dengan masa depan anak-anak
itu. Aku tak berniat untuk melakukan penyelesaiaan secara damai.”
Do Jin keluar dari kantornya. Yi Soo bingung dan mengikutinya.
Sampai di depan kantor, Do Jin bebalik ke arah Yi Soo. Ia ingin menanyakan satu hal.
“Apa kau menyukai Tae San?” Tanya Do Jin.
Yi
Soo jelas terkejut dengan pertanyaan yang diarahkan padanya, ia tak
menyangka kalau Do Jin mananyakan ini padanya. Ia bingung.
Do Jin : “Hanya kau. Cinta bertepuk sebelah tangan dan dengan kekasih temanmu.”
Bersambung ke Episode 2
Tidak ada komentar :
Posting Komentar