Senin, 17 Februari 2014

SINOPSIS UNEMPLOYED ROMANCE episode 3 part2



Polisi telah membawa Seung-hee, produser Lee dan juga rekan perempuan yang satunya ke kantor polisi. Pak polisi memperingatkan mereka untuk jangan asal mengambil barang dari perusahaan yang tak membayar mereka gaji. Karena barang yang ada di perusahaan adalah milik peminjaman. Seung-hee membela diri karena bahkan saat ia menjual barang-barang itu, tak ada setengah pun dari gajinya.
Polisi tetap tak memperbolehkan itu, bahkan ketika mereka mengambil sampo dari kamar mandi saja sudah termasuk kejahatan pencurian. Produser Lee tanya apakah dia bisa keluar dengan mengembalikan semua yang ia bawa. Pak Polisi tanya, benarkah kalian akan mengembalikannya?
Produser Lee dan Rekan cewek itu yakin, Ya!

Produser Lee melirik pada Seung-hee yang masih diam, Seung-hee menunduk dan mengatakan kalau dia tak bisa mengembalikan barang-barang uang dibawanya. Rekan wanitanya tanya apa Seung-hee menjual semua barang itu. Seung-hee mengangguk, pak polisi mengerti dan menyuruh Seung-hee untuk lebih sabar.
Presiden Lee bingung siapa yang telah melaporkan masalah ini pada polisi, Tak mungkin presiden Lee pulang dan melaporkan masalah ini. Pak Polisi menjelaskan kalau yang melapor adalah si pemilik bangunan itu sendiri. Sedang President Kim hanya meminjam. “Jadi jangan asal mengambil barang tanpa tahu siapa pemilik sebenarnya.”
Produser Lee, Seung-hee dan rekan wanita  hanya bisa tertunduk.
~~~

Seung-hee pergi ke toko rekan kerjanya kerja part time, dia memberikan Seung-hee makanan karena ia yakin pasti Seung-hee belum makan dari tadi. Seung-hee tau akan keadaan rekannya yang sama-sama gak punya uang, aku janji akan menggantinya. Tapi rekannya menolak, toh itu makanan sudah dua jam kadaluwarsa jadi dia memisahkannya. “Tapi kau jangan takut, itu ku tarus di kulkas jadi tak bahaya.” hahahaha
Seung-hee tadinya ragu untuk memakannya tapi kayaknya gak enak buat nolak. Rekannya mengatakan kalau gajinya sedikit, ia juga kerja di restauran dan program TV. Seung-hee tenya bagaimana pekerjaan menulis rekannya kalau begitu. Rekannya merengut, ya memang itulah masalahnya.

“Tapi kau sedikitnya memiliki 4 asuransi, jadi kau pasti mendapat tunjangan pengangguran.” Rekannya merasa Seung-hee lebih beruntung. Seung-hee baru sadar kalau dia bisa mendapatkan tunjangan itu karena dia baru pertama kalinya. Rekannya sedih, kita dalam situasi yang berbeda. Seung-hee mencoba menghibur, aku akan datang ke restauran kalau aku sudah mendapatkan tunjangannya. Seung-hee berniat pergi, rekannya mengatakan dia akan memberikan Seung-hee makanan.
~~~



Seung-hee pulang dengan menenteng kantong kresek berisi makanan kadaluwarsa dari rekannya. Seung-hee melihat seorang pria tengah berdiri didepan gedung apartemen, itu Wan-ha. “ Apa yang kau lakukan disini?”
Wan-ha segera mendekati Seung-hee lalu menarik tangannya dan mengajak pergi. Seung-hee heran dengan apa yang akan Wan-ha lakukan.
“Aku menemukannya.”
“Apa?” Seung-hee bingung.
“Mobilmu. Aku menemukan dimana keberadaannya.” Wan-ha memberitahu, Seung-hee terkejut sekaligus senang. “Benarkah?”

Seung-hee dan Wan-ha sudah di parkiran, Wan-ha memberitahu kalau mobil Seung-hee ada di tempat penyewaan mobil di provinsi Gangwon. Seung-hee tanya apa dia bisa mendapatkannya kembali. Maka dari itu, Wan-ha mengajak untuk bergegas. Dia menyuruh Seung-hee untuk jangan hanya diam saja ketika di tuduh mencuri. Seung-hee tak menyangka kalau Wan-ha juga tahu, Wan-ha menjelaskan kalau saat polisi datang dia juga ada di apartemen Seung-hee jadi dia tahu. “Jadi kalau ada sesuatu seperti ini datang, kau seharusnya membuat laporan untuk presiden.”
Seung-hee menunduk sekaligus malu.
~~~

“Kami tidak mempunyainya. Aku tak tau kalau kami telah menjualnya ataukah kami tak memilikinya dari awal, tapi kami tak pernah melihat mobil seperti itu.” Elak si pemilik penyewaan mobil. Wan-ha tak mungkin tertipu begitu saja karena dia memang sudah mengecek sebelum mencarinya kesana. Wan-ha mengancam akan melaporkan pemilik itu kalau mereka telah menjual barang curian. Jelas si pemilik penyewaan langsung takut, Wan-ha meminta jawaban yang sebenarnya.
“Apa kau tau pria ini?” Tanya Wan-ha sambil menunjukkan foto Presiden Kim.
“Aku tak tau kalau ini pencurian.”
“Apa kau tau dimana?”
“Mana aku tahu. Tapi bisa di pastikan kalau seseorang yang kehilangan segalanya karena casino tak akan mudah untuk meninggalkannya. Dia pasti ada di sauna atau mungkin berkeliaran di sekitar lingkungan itu.” Tebak si pemilik penyewaan.

Dengan berbekal analisa si pemilik penyewaan, Seung-hee dan Wan-ha mencoba mencari kedaerah sekitar tempat casino. Namun kerja mereka belum membuahkan hasil. Mereka mencoba bertanya ke sebuah tempat casino, tapi tak ada yang mengenalnya.
Padahal tepat saat itu pula Presiden juga ada diluar tampat casino itu sambil menatap satu coin mainnya. Namun bagaimana pun, dia mencoba mengurungkan hasratnya untuk bermain casino.

Wan-ha membawa mobilnya ke pengisian bahan bakar, Seung-hee melihat kresek yang dibawanya, sepertinya ini sudah buruk. Seung-hee izin untuk membuang makanan itu, daan tepat saat itu pula presiden Kim keluar dari WC. Jelas keduanya sama-sama terkejut, Presiden Kim segera berlari meninggalkan Seung-hee. Seung-hee tak ingin kalah mengejar, Wan-ha yang melihat mereka berniat mengejar tapi mobilnya tak bisa ditinggal. Akhirnya terjadilah kejar-kejaran dua orang itu, Seung-hee dan Presiden Kim.
Seung-hee sudah kelelahan menyuruh Presiden Kim untuk berhenti. Presiden menyuruh Seung-hee untuk tak mengatakan kata-kata tak sopan apapun itu alasanya.

Seung-hee mencoba mengejar lagi tapi tak bisa, Presiden menertawakan Seung-hee. Seung-hee punya akal dan mengambil makanan kadaluwarsanya dan melemparkan pada Presiden. Presiden malah tak marah, dia menganggap Seung-hee sudah gila karena telah membuang makanan.
Seung-hee tak peduli lalu melemparkan satu bungkus susu kotak, dan tepat mengenai kepala presiden hingga ia pingsan. Seung-hee langsung bersorak senang.

President Kim makan makanan yang tadi dilemparkan oleh Seung-hee padanya. Dia berjanji akan membayar Seung-hee kembali,Seung-hee menanggapi dengan ketus, apakah kau akan membayarku dari hasil judi?
Seung-hee menyuruh untuk kembali memulai usaha dari awal lagi tapi Presiden Kim sendiri tak yakin karena yang bisa merubah nasibnya saat ini hanyalah judi. Seung-hee kesal bagaimana dia bisa begitu, Presiden Kim mengeluh karena dalam usahanya saat ini, dia bahkan hanya mendapatkan keuntungan 10 won. Seung-hee kesal, dia berteriak. “apa kau ingin mendapatkan pukulan dari wanita yang lebih muda darimu?”
Seung-hee pun memukuli presiden Kim dan menyita sepatu Presiden Kim.

Seung-hee sudah bersama dengan Wan-ha dan tak ketinggalan juga Presiden Kim yang ada bersama mereka, Presiden Kim mengeluh karena ingin kencing. Dia ijin untuk keluar tapi Seung-hee tak percaya dengan apa yang dikatakan Presiden Kim. Presiden Kim terus memelas, Wan-ha yang berhati lembut pun luluh dan menyuruhnya untuk keluar.
Seung-hee masih ragu, hingga dia menyuruh Presiden Kim untuk melepas sepatunya sebelum keluar.

Seung-hee tak ingin mengambil resiko terus melihat Presiden Kim tapi Wan-ha merasa yang dilakukan Seung-hee tak seharusnya dan menyuruh untuk jangan melihat. Ternyata hal itu malah di gunakan oleh presiden Kim untuk kabur, Wan-ha segera mencoba mengejar.
Sedang Seung-hee berteriak kesal, “PRESIDEN KIM!!!”

Wan-ha tak enak hati melihat Seung-hee duduk terpekur, meminta maaf karena dia telah membuat Presiden Kim kabur. Seung-hee tak masalah, dia yakin kalau Presiden Kim tak akan lama kabur tanpa alas kaki, jadi Seung-hee akan menunggu. Seung-hee menyuruh Wan-ha untuk pulang saja, Wan-ha menolak dan mengajak untuk menunggu bersama.
Seung-hee tanya kenapa Wan-ha begitu baik padanya, dan tentang Jong-dae apakah Seung-hee terlihat begitu menyedihkan. Wan-ha tak merasa begitu, karena saat dia melihat Seung-hee dia tak pernah menghubung-hubungkannya dengan Jong-dae. Lagipula, dia juga pertama melihat Seung-hee bukanlah sebagai pacar Jong-dae tapi sebagai seorang apoteker.

FLASHBACK

Setelah Wan-ha melihat Seung-hee dan terpesona akannya, Wan-ha sering datang ke apotek hanya sekedar untuk membeli plester. Seung-hee bahkan sampai hafal.
Wan-ha itu terlihat sangat gugup dan juga di tas’nya telah tersimpan sebuah bunga, Wan-ha memasuki apotek tapi Seung-hee tak ada disana, ini membuat Wan-ha sedikit berkeliling. Seung-hee keluar, dengan senyum ramah Seung-hee bertanya apakah Wan-ha akan membelikan ‘itu’ untuk pacarnya? Atau... adikmu?
Wan-ha bingung, sampai dia terkejut karena dia sedang memegangi pembalut di rak.
FLASHBACK END

Seung-hee baru mengingatnya, dia bertanya apakah Wan-ha baik padanya karena telah mengenal sebelumnya.
“hanya ada satu alasan kenapa seseorang membantu orang lain. Sebuah ketertarikan...pada orang tersebuat. Aku tertarik padamu Seung-hee.”

Wan-ha pun berdiri sedang Seung-hee masih dia terpaku, Wan-ha mengulurkan tangannya pada Seung-hee. Seung-hee ragu meski akhirnya menerima uluran tangan itu. Mereka berdua saling menatap satu sama lain.
Seung-hee : “Hidup selalu mengalir tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah itu sesuatu yang baik ataupun buruk. Itulah kenapa hidup sangatlah berharga.”
~~~


Seung-hee sudah kembali kerumahnya dan menatap lembaran foto dirinya dan Jong-dae dimasa lalu. Seung-hee tersenyum tipis melihat foto-foto itu, namun akhirnya dia menutup kotak fotonya dan membuangnya ke tong sampah.


Seung-hee sedang menelfon dengan Wan-ha, Seung-hee sedang menuju ke tempat tunjangan pengangguran. Seung-hee duduk manis menunggu giliranya. No sudah sampai di no 73, Seung-hee melihat kartunya dan segera menuju ke tempat pengambilan.
Petugas memeriksa nama Seung-hee, dia terlihat terkejut melihat nama itu dan segera menatap Seung-hee, dia Jong-dae. Seung-hee juga melihat Jong-dae. Mereka sama-sama dalam keterkejutan mereka.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar