Jumat, 14 Februari 2014

Drama Korea QUEEN OF DRAMA episode 2 part 1




Seung-hee bergegas menuju kekantor, dia langsung bertanya pada rekan kerja perempuannya, apa yang terjadi, apa kau tak melakukan shooting? Bagaimana dengan produser?
Rekan perempuan itu terlihat pasrah karena memang perusahaan sudah mau bangkrut, dan gajinya pun ada yang belum dibayar. Seung-hee bertanya apa rencana temannya itu, dia mengatakan kalau dia akan mengumpulkan barang dan  meminta izin untuk membawa laptop president. Seung-hee ikut celingukan mencari barang yang bisa dibawanya, ada dispenser. Tapi segera diperingatkan rekannya kalau dispensernya terhubung dengan air ledeng jadi tak akan bisa dibawa.

Joo-young, si anak unni menegur Seung-hee. Seung-hee meminta maaf dan janji akan mengantarkan joo-young segera. Namun dengan pengertiannya joo-young menyuruh untuk jangan memikirkannya dulu, pikirkan diri bibi dulu. Seung-hee tersenyum kecut, makasih.
Seung-hee, joo-young dan rekan satunya duduk terpekur memikirkan nasib mereka masing-masing.
“Apa yang harus kita lakukan? Kita benar-benar hancur” keluh rekan Seung-hee.
“apa maksudmu dengan hancur? Kita memulainya dari awal dengan waktu yang sudah tak bisa dihitung. Kalau ini terselesaikan, kita akan berjalan lagi.” Seung-hee mencoba memberi semangat. Rekan Seung-hee ragu akan hal itu,

Seung-hee mencoba menghubungi presiden Kim namun sayang telfonnya tak aktiv, Seung-hee kesal dan mengiriminya pesan.
“Presiden, ini terlihat seperti kau bersembunyi karena membawa kabur uang. Tapi uang tak akan datang kalau kau terus bersembunyi. Aku tak tau kau dimana, tapi cepat kembali dan selesaikan ini.Atau aku akan melaporkanmu kepolisi”
Melihat pesan Seung-hee, rekannya terkejut. Apakau kau benar akan melaporkannya?
Seung-hee putus asa, karena kalau dia malapor berarti presiden tak akan bisa membayar semuanya. Seung-hee bertanya apakah rekannya jadi membawa laptop president. Teman Seung-hee bingung juga tapi dia akan menunggu sedikit lebih lama seperti apa kata Seung-hee. Seung-hee perlahan bertanya, apakah bisa laptop itu untukku?
Seketika teman Seung-hee melirik dengan kesal.
Seung-hee mencoba mengalihan dan bertanya pada Joo-young, seberapa dekat ibumu kesini sekarang?
~~~

Si sumber masalah, Presiden Kim berjalan lontang-lantung gak jelas. Beberapa kali dia mencoba menghentikan mobil dijalan tapi tak ada yang perduli.
Presiden Kim duduk disebuah toko dengan lelah, dia mendengar seorang pekerja yang mengatakan kalau dia akan segera mengirim kiriman ke Seoul.
Presiden mendekati orang itu yang berjalan menuju mobil bak’nya, Presiden Kim meminta untuk ikut menumpang. Pekerja itu membolehkan asal Presiden Kim untuk duduk dibelakang tapi jangan sampai ketahuan karena mereka bisa saja kena tilang polisi. Presiden mengerti,

Presiden Kim senang bisa mendapat tumpakan, dia bahkan menyiapkan tempat untuk tidur dengan bantal karung semen. Namun ternyata, Presiden Kim tak akan sendiri dalam perjalanan itu, dia akan bersama ayam. Presiden Kim langsung terkejut, sopir pengantar minta maaf karena memang dia akan mengirim ayam. Presiden Kim tanya bukannya tadi dia tak mengatakan itu, sopir malah sebel. Kalau memang tak mau kau bisa turun.
Ayam pun datang, Presiden Kim duduk dengan terdesak karena sana-sini isinya kotak ayam. Nelangsa lah.

Mobil mulai melaju, presiden Kim menatap ayam-ayam itu dengan takut.
Tak sengaja karena mobil mengerem, kunci kandang ayamnya terbuka. Ayam mulai berjalan keluar, berjubel. Bertebangan. Presiden ngeri melihat ayam-ayam itu. Dengan gerakan slow motion, presiden mencoba menangkap dan memasukkannya lagi kekandang.
~~~

Seung-hee mengantar Joo-young ke Unninya, Kyung-hee. Dengan senang, Joo-young membawa mainan yang dibelikan oleh Seung-hee. Sebelum dia masuk ke mobil, ia memberi semangat pada Seung-hee, bibi semangat!
Kyung-hee merasa Seung-hee tak perlu membelikan Joo-young mainan. Kyung-hee kemudian menyuruh Seung-hee untuk berhenti menjadi penulis. Seung-hee jelas gak mau melepas pekerjaan yang sudah diimpikannya itu, eonni!!
“jika ini tak berjalan baik ketika kau sudah berusaha, ini bukan takdirmu.”
Seung-hee kesal kenapa eonninya harus mengatakan hal itu. Kyung-hee mengajak Seung-hee untuk jadi intruktor saja, menjadi guru. Seung-hee menolak keras ajakan itu, Kyung-hee sama kesalnya dan menyuruh Seung-hee untuk pulang saja.
“Eonni, apa kau sedang menendang saudaramu yang kesusahan?” Seung-hee frustasi.
“aku tak menendangmu, hanya saja aku memikirkanmu!” Kyung-hee marah dan pergi meninggalkan Seung-hee.

Meskipun kesal, Seung-hee mendekati mobil Kyung-hee dan mengetok kacanya untuk menyerahkan uang, ini untuk membeli bensin. Kyung-hee tersenyum kecil tapi kemudian dia bertanya apakah Seung-hee mendapat gaji banyak. Seung-hee menyuruh eonninya untuk jangan memikirkan itu. Kyung-hee pun pergi.
Seung-hee berjalan untuk pulang, ponselnya berdering. Seung-hee mengecek, dengan tangan bergetar Seung-hee mengangkat panggilan itu. “Presiden!!” bentak Seung-hee.
~~~

Presiden makan mie dengan lahapnya, sedangkan Seung-hee menatap dengan heran. “apa yang terjadi padamu?”
Seung-hee tambah heran melihat baju Presiden Kim penuh dengan bulu ayam. “Apa yang sebenarnya terjadi? Kemarin ada dua orang aneh datang kerumahku”
Presiden Kim merasa kalau orang itu hanya membuat keributan, itu bukanlah masalah besar. Seung-hee balik tanya bagaimana masalah itu bukan masalah besar, hanya melihat mereka saja kakiku sudah bergetar. Seung-hee bertanya dengan hati-hati, “apa orang itu penagih hutang?”

Presiden menyuruh untuk anggap mereka itu adalah sistem bank pribadi. Seung-hee merasa kalau sekarang bukan waktunya untuk bercanda. Presiden mengatakan kalau dia sedang dalam membuat rencana dan desain drama, dalam hal ini dia tak menyangka dalam pembuatan sebuah drama membutuhkan biaya besar. Seung-hee heran, bagaimana dia bisa mendesain sebuah drama dengan fashion acak-acakan.
“kalau seorang aktor membuat diri mereka masuk kedalam peran, aku bisa dikatakan memasukkan diriku seorang produser yang masuk kedalam projeknya. Tunggulah, aku akan membuat projek yang mengagumkan.” Jelas Presiden dengan sok bijak. Seung-hee tak berfikiran sama, karena jika mereka melakukan itu maka  bisa saja mereka kehilangan projek yang dilakukan sekarang. “jadi, apakah kau akan mencari uang dari sekarang?”
Presiden menatap Seung-hee penuh harap, “Penulis Im, ada yang ingin aku katakan.... bisakah aku meminjam mobilmu?”

“Terimakasih penulis Im” Presiden Kim tersenyum senang karena sekarang sudah ada di mobil Seung-hee. Seung-hee hanya menatap khawatir, kapan kau akan mengembalikan mobilku.Presiden mengatakan kalau dia akan mengembalikan kalau sudah bertemu dengan produser. “itu memakan waktu berapa lama?” Seung-hee masih gak tenang.
“Aku harus mengambil mobilku dulu di bengkel. Jadi... tiga hari” Presiden Kim beralasan, dan melirik reaksi Seung-hee. Seung-hee berfikir kemudian langsung memegang mobilnya. Presiden Kim memohon, lagian tak ada diindustri ini yang menghargai Seung-hee. Seung-hee agak luluh, jadi kau sudah memiliki rencana?
Presiden Kim mengatakan kalau dia hanya harus menemui Presiden dari Piramid Production.

“Kau harus mengembalikannya secepat mungkin, ini mobil yang sangat berguna. Aku baru memakainya beberapa kali setelah dibeli. Jadi, ini seperti mobil baru bagiku” Seung-hee menatap mobilnya. Presiden Kim mengerti dan melepas pegangan Seung-hee pada mobilnya.
“Berapapun produser yang menolakmu, kau tetaplah penulis. Ok. Penulis Im?” Presiden Kim pergi meninggalkan Seung-hee. Seung-hee menatap mobilnya dengan agak tidak ikhlas.
~~~

Seung-hee pulang dengan lelah, Seon-joo yang sedang menulis ceritanya mengatakan pada Seung-hee kalau pemilik apartemen datang. Apa kau belum membayar sewanya?
Seung-hee meminta maaf.
“aku tahu kau pasti sibuk. Tapi apa kau tak sempat hanya ke bank internet. Bayarlah besok” Seon-joo tetap mengetik, dia benar-benar gak peduli dengan kondisi orang disekitarnya.

Seung-hee ke WC, dia membuka amplop uangnya dengan penuh kekhawatiran. Dia bingung bagaimana harus memenuhi bayarannya.
“Presiden, bawalah uang. Aku mohon. Aku mohon.”
~~~

“Jangan takut penulis Im, dengan mobil yang kau pinjamkan padaku. aku akan pergi ke casino dan mendapatkan 100, 1000 kali. Aku mempunyai firasat baik kali ini.” Presiden Kim semangat. Ckckck.
Dia hanya menuju ke neraka sekarang, dan perlahan lorong yang dilewati presiden Kim berubah menyeramkan.
~~~

Satu Minggu Kemudian
Ibu-ibu bergosip seperti biasa, sekarang Seung-hee lah yang digosipkan.
“Ini sangat aneh ketika dia mengatakan kalau anaknya ada di pinggiran kota karena eczema. Harusnya dia membesarkan anaknya sendiri, kenapa harus ditinggal bersama mertuanya? Aku yakin bisnis suaminya sedang bangkrut.” Ibu Chang-soo menyebar gosip. Sedang ibu yang lain risau karena pasti akan sering datang penagih utang ke komplek mereka.
Seung-hee muncul, ibu-ibu langsung menatap mereka. Sedang ibu Chang-soo meremehkan Seung-hee dengan mengatakan kalau Seung-hee pasti berasal dari kelas rendah.

Seung-hee sendiri sedang galau, dia mengirim pesan ke Presiden Kim. “Bos, kau bilang akan mengembalikannya setelah tiga hari, tapi ini sudah satu minggu. Kalau kau tak mendapat uang, paling tidak angkat telfonnya. Stasiun Tv sudah menghubungi, apa yang terjadi padamu?”
Seung-hee berjalan melewati gerombolan ibu-ibu, Ibu Chang-soo menyapa tapi dengan perlakuan yang tak terlalu bersahabat seperti sebelumnya.
~~~

Seung-hee menghela nafas, tagihannya sudah -10.000.000.
~~~

“Kita tak bisa menghubungi presiden, jadi apa yang harus kita lakukan untuk rapat?” Produser Lee berbicara pada Seung-hee dan rekan perempuan. Sedang Seung-hee menyendehkan tubuhnya ketembok sambil terus memainkan kalungnya. Produser Lee menatap aneh, rekan Perempuan Seung-hee berbisik. Dia menyuruh Produser Lee untuk mengerti, karena mobil Seung-hee dipinjamkan pada Presiden.

Mereka pun naik lift, tapi tiba-tiba suasana jadi aneh. MEREKA JADI ZOMBI.
 “Wajah curang karena takut akan uang. Tatapan kosong karena takut akan uang. Langkah lemah karena takut akan uang. Hidup tapi seperti tak hidup sekarang.. hidup kita tanpa uang tak ubahnya seperti hidup zombi.”
Mereka bertiga menari dan bernyanyi layaknya zombi, dan ada bintang tamunya juga. Boyband entah siapa, rookie kali yah jadi gak kenal.

Namun ini hanyalah khayalan mereka bertiga. “Seung-hee” panggil seorang perempuan. Seung-hee berbalik sekaligus menyadarkannya dari khayalan tadi.
Unni itu menyapa Seung-hee dan bertanya apa yang dilakukan Seung-hee sekarang, Seung-hee mengatakan kalau dia sedang menggarap ‘Love and Demise’. Eonni itu langsung bertanya, tiruan itu?
Seung-hee diam. Eonni itu tanya apakah Seung-hee tetap mendapat bayaran dari Presiden Kim, kalau tidak aku ada pekerjaan lain. Seung-hee melirik ke rekan perempuanya, dia gak enak kali ninggalin dia. Seung-hee mengatakan kalau dia bisa mengerjakannya dengan rahasia. Eonni itu mengatakan kalau ada program regional tapi akan tayang secara nasional. Seung-hee girang, dia kemudian pamit dan menyuruh eonni itu menghubunginya jika ada keperluan. Eonni itu meng-iya-kan.
Setelah kepergian Seung-hee, si eonni bergumam heran. “bukannya ‘Love and Demise’ sudah diubah dari produksi?”
~~~

Mereka bertiga menyapa orang diruangan, tapi salah satu diantara mereka bertanya dengan heran, kenapa kalian ada disini?
Mereka mengatakan kalau rapat untuk show mereka. Sedang orang tadi bilang bukannya mereka sudah menghentikannya. Jelas mereka bertiga heran, orang tadi memberitahu kalau Presiden Kim sendiri yang menghentikannya. “jadi, kugantikan programnya pada orang ini”
Seung-hee, produser Kim dan rekan perempuannya langsung terkejut. Kaget gila, sedang Seung-hee lebih kaget lagi karena yang menghentikan itu Presiden Kim sendiri.

~~~

Segeralah mereka kembali kekantor, mata Seung-hee berubah merah menatap barang-barang di kantornya. Dia melihat setiap barang yang bisa dijual.
Terjadilah perang, perebutan barang yang bisa dijual.

Seung-hee menatap barang yang didapatnya di halaman gedung apartemen. Dia kelelahan sepertinya setelah melakukan perang tadi.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar