Seung-hee
sedang mengetik cerita yang akan dibuatnya dengan ditemani oleh Sunbae itu yang
ternyata bernama Presiden Kim. Seung-hee membuat cerita berdasarkan apa yang
dikatakan oleh ibu penggosip kemarin.
Seung-hee
menyuruh Presiden Kim tak usah menjaganya dan pulang saja. Presiden Kim tak
menggubris malah tanya bukannya kemarin Seung-hee mengatakan kalau dia tak
memiliki ide. Seung-heetersenyum puas, karena kau telah menemukan gudang ide.
Presiden Kim memuji Seung-hee keren, tapi bagaimana Seung-hee bisa menulis
cerita seperti itu padahal dia belum menikah.
“haruskah
aku mengalaminya baru bisa menulis ini? Lalu apa penulis harus bisa terbang
sebelum menulis Superman?” Seung-hee jengkel. President Kim tak perduli dan
menyuruh Seung-hee segera menyelesaikan ceritanya lalu melaksanakan program
pilot bersama. Seung-hee membentak, President!!
President
Kim bertanya apa kau tak mau drama. Seung-hee berfikir dan diam.
~~~
Seung-hee
pulang ke apartementnya tengah malam dengan lesu. Dia berjalan namun
dibelakangnya ternyata ada seseorang berjas berjalan dibelakangnya. Karena
keadaan yang gelap tak bisa melihat wajah pria itu.
Seung-hee
meregangkan tubuhnya sebelum masuk ke lift, dia bertanya-tanya apa yang telah
dilakukannya hingga tak ada yang bisa ia makan. “aku tak bisa menulis untuk The
Pilot”
Pintu
lift hampir tertutup tapi ada tangan yang menghalanginya, Seung-hee terkejut.
Tapi setelah masuk, dari wajahnya sih gak serem. Seung-hee cuek, tapi setelah
dilihat. Pria tadi tak memencet tombol lantainya. Seung-hee jadi curiga, “dari
beberapa kriminal yang aku tulis di drama, laki-laki yang masuk ke lift
akan....”
Seung-hee
melirik ke pria tadi, dan dikejutkan dengan pria itu yang tiba-tiba mencium
Seung-hee. Seung-hee jelas kesal dengan perlakuan tak sopan itu, tapi pria itu
malah mengatakan untuk melakukannya satu kali saja. Seung-hee terus memukuli
pria itu tapi dia tetap memaksa Seung-hee dan memeluknya, Seung-hee terus
memukul-mukul tak jelas...
Tapi ini hanya imaginasi Seung-hee, karena tak ada apapun yang dilakukan si pria.
Seung-hee berfikir kalau dari penampilan pria itu bisa dibilang normal. Pria
tadi yang merasa diperhatikan Seung-hee, dia menoleh dan menyapa Seung-hee.
Namun Seung-hee masih memandang curiga dan segera keluar lift saat pintu
terbuka.
Seung-hee
segera ke apartemennya dan memasukkan kodenya, tapi saking tergesanya dia terus
saja salah. Seung-hee semakin cemas saat pria tadi berjalan mendekatinya,
Seung-hee ketakutan. Tanpa pikir panjang, Seung-hee berbalik dan memukul orang
yang ada di belakangnya.
Pria
itu bingung dipukuli sampai dia memegang tangan Seung-hee, Seung-hee semakin
takut. Dalam hatinya dia berfikir kalau dia pasti akan mati.
“Tolong
jangan salah paham. Aku kesini untuk bertemu dengan penulis Moon” Ucap pria
itu. Seung-hee membuka matanya, dia bertanya penulis Moon. Pria itu
membenarkan. “iya, penulis Moon Seon-joo”
Seung-hee
mengobati luka Pria tadi, dan akan aku langsung panggil Pengacara Hwang (Hwang
Wan-ha alias Seo Joon-young). Seung-hee meminta maaf atas kejadian tadi dan
bertanya haruskah mereka ke dokter. Pegacara Hwang menolak karena itu bukanlah
masalah besar. Seung-hee tak enak, dia mengatakan kalau untuk sekarang Seon-joo
sedang tak dirumah. Pengacara Hwang merasa itu bukan masalah, dia akan menunggu
dan menyuruh Seung-hee untuk melanjutkan pekerjaannya saja.
Seung-hee
berjalan ke dapur dan bertanya apakah Pengacara Hwang ingin kopi, tapi saat
Seung-hee melihat ke lemari, kopi yang dia punya hanyalah tinggal bungkusnya
saja. Berhubung sedang hoki, Pengacara Hwang menolak dan menyuruh untuk jangan
repot-repot. Seung-hee tersenyum lega. Kekekeke, alhamdulillah...
Ponsel
Seung-hee berdering, itu dari Seon-joo. Seung-hee segera mengangkatnya,
Seon-joo memberitahu kalau akan ada pengacara yang datang kerumahnya. Seung-hee
melirik pengacara Hwang. Seung-hee memberitahu kalau pengacaranya sudah datang.
Seon-joo
terkejut, lalu apa yang harus aku lakukan. Seung-hee tanya kapan Seon-joo
pulang.
“Sekitar
dua jam lagi” jawab Seon-joo. Sekarang giliran Seung-hee yang terkejut, apa
yang harus aku lakukan.. apa aku mengatakan padanya untuk pulang saja?
Seon-joo
melarangnya, “jangan..jangan. dia sangat penting. Oohh, pergilah dengannya dan
tarktirlah makan malam. Kau juga akan malam. Kartu kreditku ada di meja.
Traktirlah dia makanan yang enak, sesuatu yang mahal dan bagus.”
Seung-hee
awalnya menolak, tapi dia segera melihat dulu kartu kreditnya. Seung-hee
tersenyum, “mahal dan bagus?”
~~~
Seung-hee
makan dengan lahapnya sedangkan orang yang SEHARUSNYA di traktir malah hanya
melihat dengan heran. Seung-hee tak perduli, dia terus makan dan makan. Sampai
dia meyadari Pengacara Hwang tak menyentuh apapun. “Kau bisa makan daging sapi
segera setelah tekanan darahmu turun.” Ucap Seung-hee canggung.
Pengacara
Hwang memuji selera makan Seung-hee yang bagus, aku sepertinya butuh sup daging
sapi. Seung-hee menyuruh untuk makan, karena mereka datang ke tempat daging
jadi mereka harus makan daging. Hahaha
Pengacara
Hwang bertanya apakah Seung-hee juga seorang penulis, Dengan ragu Seung-hee
membenarkan. Pengacara Hwang menyuruh untuk memberitahu apa yang telah
Seung-hee tulis, Seung-hee menolak karena pasti Pengacara Hwang tak akan tahu.
Pengacara Hwang menyuruhnya tetap mengatakan, karena aku sering menonton TV.
Seung-hee
ragu.
“Trashy
Survival, Killing Husband, Divorce Show, Between Wife and Mistress, Real Chaser
Show, catch that sensuality,” ucap Seung-hee dengan ragu dan menunggu reaksi
Pengacara Hwang. Pengacara Hwang tersenyum kecut sekaligus gak enak, “Judulnya
sedikit profokativ ‘the Son of a B*tch’”
Seung-hee
tersenyum dan menjelaskan lafal yang benar, “bukan. Bukan anak dari p*lacur
tapi itu ‘that Sensuality’. Nafsu dan sesuatu yang seperti itu lah..” maksud gak, ya intinya pengucapan yang mirip
tapi artinya beda.
Pengacara
Hwang jadi canggung, Seung-hee dengan lesu mengatakan kalau dia menulis sesuatu
tentang perceraian sekarang dan hal-hal seperti itu. “kau mungkin tak pernah
melihatnya. Love and....”
“Love
and War. Ibuku menyukai tayangan itu.” Tebak pengacara Hwang dengan semangat.
Seung-hee
seketika lesu, “aku menulis, ‘Love and Demise’”
Pengacara
Hwang langsung terdiam, aah aku tau. Hehehehehe. Seung-hee tak sedih, dia
mengatakan kalau isinya hampir mirip.
“itu
program yang populer. Tebakanku banyak program yang akan menirunya” ucap
pengacara Hwang tak menyadari perkataannya akan melukai perasaan Seung-hee.
Seung-hee
tersenyum kecut, “Itu perkataan yang baik seperti..penghormatan”
Pengacara
Hwang meminta maaf, bukan maksudnya mengatakan hal seperti itu. Seung-hee tak
mempermasalahkan karena banyak orang yang salah paham juga. Seung-hee menyuruh
Pengacara Hwang untuk makan.
~~~
“bagaimana
kau mengenal penulis Moon?” tanya Seung-hee dalam perjalanan pulang. Pengacara
Hwang mengatakan kalau dia bertemu dengan Seon-joo karena dia menginginkan
nasihat untuk drama. “dia mencari pengacara di perusahaan tempatku kerja, dan
aku sukarelawan. Aku benar-benar suka drama penulis Moon.”
Seung-hee
mengerti. Dan mereka terdiam untuk beberapa saat.
Sampai
tiba-tiba Pengacara Hwang berdiri didepan Seung-hee, dia bertanya apakah mereka
pernah bertemu sebelumnya. Seung-hee terdiam, Pengacara Park kembali bertanya
apakah mereka pernah bertemu satu sama lain sebelumnya. Seketika itu juga,
tiba-tiba aura disekitar pengacara Hwang lebih cerah.
Dalam
hatinya Seung-hee sedikit menaruh curiga, Penjahat tak mungkin memiliki
penampilan seperti ini. Mereka saling berpandangan tanpa kata-kata. Dalam
hatinya terus menebak-nebak, “Jika
seperti ini, sepertinya di tertarik padaku. Aku akan memaafkannya”
Sebuah
suara menyadarkan mereka, itu Seon-joo yang meminta maaf akan keterlambatannya
dan pasti telah membuat Pengacara Hwang bosan. Pengacara Hwang tak merasa
seperti itu, dia melirik kearah Seung-hee dan mengatakan kalau dia makan enak
dan itu juga menyenangkan.
Seon-joo
mengajak pengacara Hwang untuk berbicara di coffe shop didekat sini untuk
bicara. Pengacara Hwang melihat gelas kopinya, dia telah minum tapi tak
berusaha menolak dan menerima ajakan Seon-joo.
Mereka
pun berjalan pergi meninggalkan Seung-hee tapi sebelum pergi Pengacara Hwang
berbalik dan memanggil Seung-hee. “sampai jumpa lagi lain waktu”
Seung-hee
tersenyum, tersenyum malu gitu lah. Eciiieeh...
~~~
Presiden
Kim kembali bermain jackpot, dia melakukannya siang malam sepertinya. Sampai
terkantuk-kantuk, tapi dia tetap berusaha untuk bermain.
~~~
Seung-hee
tengah menangis melihat drama yang ditontonnya, dengan nangis lebay’nya sambil
memeluk boneka. Ckckck. Sebuah panggilan masuk, dari rekan perempuan Seung-hee
di kantor. Dia memberitahu kalau dia menelfon karena ada sebuah kasus.
Tapi
Seung-hee menyuruh rekannya itu untuk menunggu sebentar karena Seung-hee
melihat sebuah amplop yang tergeletak di mejanya, tertulis ‘ini adalah sewa
bulan ini. Istirahat penuh dan kirimkan pada pemiliknya’
Seung-hee
melihatnya mengeluh, sewa? Aishhh. Seung-hee tanya apa yang membuat dia
menelfon.
“aku
mendapat panggilan dari stasiun TV, ide tim B di tolak jadi kita harus
menyiapkan untuk episode berikutnya. Jadi produser Lee menginginkan script’nya
besok.Dia terburu-buru, memutuskan kau yang menyiapkan materi. Dia ingin
scripnya tiga hari” terang rekan Seung-hee. Seung-hee jelas terkejut, apa dia
pikir aku mesin?
“tolong
serahkan hasilnya padaku. Mulailah sekarang, terimakasih” rekan Seung-hee malas
mendapat omelan Seung-hee dan memutuskan panggilan. Seung-hee merengek, aku
butuh ide.
Tiiing.....
tiba-tiba dia mengingat sesuatu. “ibu Chang-soo” ucapnya sambil tersenyum
senang.
~~~
Ibu
Chang-soo alias ibu penggosip berjalan-jalan pagi dengan Seung-hee. Dia
mengatakan kalau dia selesai bekerja setiap pagi setelah mengantarkan anaknya
ke sekolah. Dia kemudian tanya apa yang membuat Seung-hee memanggilnya
pagi-pagi.
Seung-hee
beralasan kalau dia ingin berlatih dengan ibu Chang-soo, mereka saling
basa-basi bicara ini itu. Seung-hee mencoba mencari info, “apa ada berita di
lingkungan tetangga?”
Ibu
Chang-soo merasa tak ada tapi kemudian dia teringat sesuatu kalau ada seorang
ibu mertua yang memakan hati menantunya.
Seung-hee
terkejut, Ibu Chang-soo tersenyum karena maksudnya bukan memakan hati secara
arti sebenarnya. Ibu Chang-soo mengajak duduk untuk berbicara.
“Ibu
mertua itu memiliki gangguan hati dan membutuhkan donor organ. Kemudian dia
mengecek hati menantunya dan mendapatkan donor darinya. Pada faktanya, mereka
menikah setelah pengenalan, dia hanya mengambil yang cocok dengannya” jelas ibu
Chang-soo. Seung-hee tak mengerti, Ibu Chang-soo kembali menjelaskan kalau
orang yang dinikahkan dengan anaknya si ibu mertua adalah hanya wanita yang
cocok dengan hatinya, jika setelah pengecekan tak cocok maka si ibu bakal
memisahkannyanya.
Ibu
Chang-soo benar-benar tak percaya kalau ada orang seperti itu.
“ibu
mertua seperti gumiho” ucap Seung-hee ngeri sendiri.
“hari
setelah pernikahan, mertua itu membuat kejadian agar bisa mendapat donor organ.
Lebih buruk lagi, suaminya juga menekan wanita itu.” Tutur Ibu Chang-soo
membuat Seung-hee kembali bergidik ngeri. Ibu Chang-soo ikutan geget, tapi di
akhir cerita wanita itu bercerai dengan suaminya. Seung-hee dan Ibu Chang-soo
merasa kalau wanita itu sedikit beruntung.
Seung-hee
mewek-mewek, dia tiba-tiba memeluk ibu Chang-soo dan membuatnya bertanya kenapa
Seung-hee tiba-tiba seperti itu. Seung-hee merasa kalau dia sangat berempati
dengan wanita itu dan sangat berterimakasih telah menceritakan kisah itu
padanya.
Ibu
Chang-soo menatap Seung-hee dan mengelus wajahnya, dia mengira kalau Seung-hee
pasti sering mendapat masalah dengan mertuanya.
Seung-hee
mengabaikan perkataan itu lalu langsung berubah wajah ceria dan mengajak ibu
Chang-soo makan tapi Ibu Chang-soo menolak karena mereka baru saja memulai
latihan. Seung-hee mengiming-imingi kalau ada tempat makan kepiting awetan yang
baru. Tadinya ibu Chang-soo menolak tapi akhirnya tergiur juga dia. Mereka pun
pergi bersama dengan riang gembira ceriaaaa.
~~~
Presiden
Kim keluar dari tempat jackpot saat pagi, dia sepertinya sudah kehabisan uang.
Namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya, sebuah selebaran di jalan. Dia
mengambilnya, itu iklan tentang seorang aktor di Las Vegas menang jackpot.
Jiwa
main judinya kembali menggebu, “Ayo pergi sekali dan menutupinya sekali itu
juga”.
~~~
Seung-hee
dan ibu Chang-soo telah kembali dengan membawa Kepiting awetan. Ibu Chang-soo
berterimakasih pada Seung-hee telah membelikannya. Seung-hee mencoba kembali
bertanya tentang kelanjutan kisah si wanita itu. Ibu Chang-soo tak yakin
setelah kejadian itu, tapi dia akan bertemu dengan wanita itu saat di kolam.
Seung-hee mengajak untuk bertemu lagi besok, tapi Ibu Chang-soo tak bisa karena
dia harus mengantar anaknya sekolah.
“oiya,,
aku punya ide. Anakmu kembali ketika akhir minggu kan? Dia bisa bermain dengan
anakku di taman bermain. Dan kita juga bisa kembali ngobrol. Aku akan
menceritakan tentang Ibu Mertua Gumiho itu.” Usul Ibu Chang-soo. Seung-hee
bingung, tapi juga tertarik. Benarkah?
“Kau
mengatakan kalau anakmu tujuh tahun kan? Sama dengan anakku. Mereka bisa
bermain bersama di taman. Ayo bersahabat dan bermain bersama.” Ajak Ibu Chang-soo.
Seung-hee hanya menyambut ajakan itu dengan senyum kecutnya.
~~~
Anak
Unni pulang, Unni mengatakan kalau dia tak boleh pergi ke pesta ulang tahun
temannya. Jelas dia terkejut, kenapa?
Unni
mengatakan kalau anaknya itu harus ke Seoul karena Seung-hee menyuruhnya untuk
datang. Anak Unni jelas menolak, manamungkin dia mau. Unni memaksa, dia
menyuruh untuk mendengarkan perkataan bibinya (Seung-hee). “dan, kau harus
berpakaian yang lucu. Karena kau harus pura-pura menjadi anak usia 7 tahun.”
“MWO??”
~~~
Seung-hee
membuka lebar lembar koran yang bertuliskan ‘Daftar Mereka Yang Lulus Ujian
Putaran Dua’. Namun dengan segera temannya malah menaruh mie diatas koran itu,
mereka sedang ada di tempat makan.
Pelayan
menggesekkan kartu kreditnya tapi tak bisa, rekan Seung-hee yang cewek menyuruh
untuk mengulangnya tapi tetap tak bisa karena sudah limit. Seung-hee pasrah,
dia pun terpaksa mengambil kartunya.
“Saat
Presiden kembali aku bertanya tentang pengembalian biaya kartu kredit. Yang
terbaik sekarang hanyalah dengan uang tunai, jadi kita hanya makan makanan
China setiap hari.” Tutur rekan wanita Seung-hee.
“Katakan
padanya untuk membayar tagihan kartu kredit tepat waktu. Apakah kartu kreditnya
langsung habis saat kita hanya makan beberapa mangkuk mie kacang hitam?”
Seung-hee sebal.
Rekan
pria satunya memberitahu kalau presiden memanggilnya dan meminta maaf untuk
penundaan pembayaran bulan ini. Teman wanita Seung-hee pasrah, lagi?
Seung-hee
kesal kenapa baru mengatakannya sekarang, dia menyesal telah membayar dengan
kartu kreditnya.
Teman
Seung-hee bertanya bagaimana pendapat Seung-hee dengan pembelian mobil yang
kemarin. Didekat sini ada tempat peminjaman milik pribadi. Apakah kau mau
kesana? oooh, dia mau ngajak Seung-hee
supaya jadiin mobil sebagai jaminan untuk mengambil pinjaman dan itu digunain
buat bayar gaji mereka.
Seung-hee
tanya kemana Presiden melakukan perjalanan bisnis. Teman Seung-hee hanya
mendengar dari telfon kalau Presiden Kim ada di provinsi Gangwon.
“Provinsi
Gangwon. Dimana itu?”
~~~
Ternyata
yang dibicarain lagi ditempat peminjaman uang, orang disana memberikan uang dan
Presiden Kim memberikan kunci mobilnya tapi dengan agak gak rela. Tapi mau
bagaimana lagi, diapun menyerahkannya. Orang yang meminjamkan uang mengatakan
kalau dia akan mengembalikan mobilnya kalau Presiden Kim bisa mengembalikan
uangnya dalam satu minggu.
~~~
Kopinya
habis, Seung-hee tanya pada temannya yang perempuan, apa bisa kau buat kopi.
Temannya mengatakan tak bisa karena mereka tak punya kopi, Seung-hee pasrah meminta
coffemix juga tak apa. Teman Seung-hee mengatakan kalau itu juga tak ada,
Seung-hee geget. Jadi apa yang kita punya?
“Kita
tak
punya apapun. Kita hanya akan menggunakan cangkir kertas. Kita tak
bisa mendapat pengiriman air. Jadi kita minum dari kran mulai besok.”
Jelas
rekan Seung-hee. Bener-bener nelangsa kalo aku. Rekan Seung-hee meminta
izin
untuk pulang dulu karena dia bosan harus makan mie kacang hitam setiap
hari.
Seung-hee terpaksa mengizinkan.
Sebelum
pergi, temannya bertanya apakah perusahaan mereka akan bangkrut. Seung-hee
percaya kalau itu tak akan terjadi bahkan program mereka ‘love and demise’ akan
menjadi program regular. Jadi bagaimana perusahaan mereka akan bangkrut.
“Perusahaan kecil memang seperti ini. Akan buruk pada awalnya.”
“Benarkah.
Jadi kenapa kau tetap mendukung perusahaan ini? jelas kau disini karena tak ada
satupun yang memanggilmu” teman Seung-hee memukul kepalanya, karena merasa
dirinya lambat. Seung-hee menghela nafas kesal dengan perkataan yang menusuk ke
relung hati terdalam sedalam samudra itu, jleeb. Seung-hee yang kesal menyuruh
rekannya pulang saja kalau tak ada yang perlu dikerjakan lagi.
~~~
Chang-soo
sedang bermain dengan keponakan Seung-hee, mereka bermain kartu tapi Chang-soo
selalu kalah. Chang-soo tanya kenapa dia selalu menang, dengan malas anak Unni
mengatakan kalau Chang-soo butuh uang untuk membeli kartu yang bagus. Chang-woo
mengejek anak Unni dengan mengatainya tinggal di pinggir kota jadi saat
pelajaran pasti hanya bermain kartu. Jelas ana Unni tersingung, “Kenapa kau
sangat tak sopan?” bentak anak Unni.
Chang-soo
semakin menjadi, dan menyuruh anak Unni jangan seperti itu. Meskipun tinggi
tapi umur mereka sama. Seung-hee yang melihat pertengkaran mereka memberi kode
untuk jangan marah, anak Unni hanya bisa duduk pasrah.
Ibu
Chang-woo memuji anak Seung-hee yang tampan, seperti ayahnya pastinya.
Seung-hee hanya tersenyum, dia kembali bertanya bagaimana kondisi keluarga
Mertua Gumiho itu.
“ooh
keluarga itu.. Ayah menantunya mengalami masalah ginjal. Dia lalu menyuruh
menantu laki-lakinya untuk mendonorkan ginjalnya.” Jelas ibu Chan-soo.
Seung-hee makin penasaran, lalu bagaimana? Bagaimana?~~~~~~~~ cerita mereka
berlanjut sepertinya, tapi gak ditampilin.
Ibu
Chang-soo memperhatikan bagaimana anak mereka bermain, anak Unni membuka
bungkus susu kotak. Ibu Chang-soo yang melihatnya jelas takjub, bagaimana anak
umur tujuh tahun bisa melakukannya dengan baik. Pasti neneknya telah mengajari
dengan baik, dia tak terlihat seperti anak umur tujuh tahun.
Seung-hee
langsung panik, kakinya sengaja menyenggol lengan anak Unni hingga susunya
tumpah. Seung-hee langsung mengelapnya, “meskipun begitu dia masih umur anak
tujuh tahun.” Ucap Seung-hee mencoba meyakinkan. Sedang Chang-soo tersenyum
cerah melihat penderitaan anak Unni. Seung-hee mengatakan maaf tanpa suara,
sedang anak Unni hanya menunduk kembali pasrah.
Mereka
berjalan pulang, dengan anak Unni yang berjalan lesu karena mukanya belepotan
coklat supaya lebih terlihat seperti anak usia tujuh tahun. Ibu Chang-soo
mengatakan kalau anak Seung-hee sangat tinggi dan pintar. Bagaimana kalau kita
bertemu lagi akhir minggu dan mereka bisa bermain bersama?
Seung-hee
kelabakan, anak Unni menatap dengan ekspresi tak mau. Seung-hee beralasan kalau
mertuanya sangat menyukai anaknya jadi dia tak bisa mengambilnya minggu besok.
Seung-hee merasa kalau mereka harus berpisah, tapi ibu Chang-soo menolak. Dia
telah datang tapi kenapa dia harus pergi dengan cepat.
Ibu
Chang-soo langsung berjalan masuk gedung apartemen Seung-hee, Seung-hee tak mau
tapi apa yang bisa ia lakukan.
Seung-hee
menyuruh untuk datang lain waktu tapi ibu Chang-soo memaksa, dia hanya ingin
minum segelas kopi. Seung-hee mengatakan kalau dia tak punya kopi, Ibu
Chang-woo tak masalah kalau hanya air putih. Seung-hee memohon untuk datang
lain waktu, tapi lift terbuka. Mereka sampai di lantai apartemen Seung-hee.
Namun
ternyata Seung-hee telah dihadang oleh dua orang dengan tampang menakutkan.
“apa
kau nyonya Im Seung-hee. Kau kenal President Kim?” tanya orang itu. Seung-hee
hanya bingung, ya. Sedang ibu Chang-soo ikut ngeri, dia segera izin pergi.
Orang
itu lalu memberikan kartu nama dan menyuruh untuk menghubunginya kalau bertemu
president Kim. Seung-hee hanya diam.
Naluri
gosip ibu Chang-soo langsung bekerja, dia segera menelfon ibu Soo-jin dan
mengira kalau suami Seung-hee pasti membuat masalah.
Seung-hee
menatap bingung kartu nama dari agen peminjaman itu, sebuah panggilan masuk
dari rekan perempuan Seung-hee yang memberikan info kalau ada masalah besar.
Seung-hee bertanya ada apa?
“aku
di tempat shooting. Semua staff pergi. Tim Kamera dan pencahayaan tak mendapat
gaji bulan ini. Apa yang harus kita lakukan? Perusahaan kita akan bangkrut.”
Seung-hee
terkejut. “MWOOO?”....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
[SINOPSIS] UNEMPLOYED ROMANCE EPISODE
1-2
PREVIEW
UNEMPLOYED ROMANCE EPISODE 2
Seon-joo
: “Apa perusahaanmu baik-baik saja? Aku dengar, salah satu dari team ‘Love And
Demise’ bangkrut?”
Seung-hee
pada Presiden Kim : “Aku tak tau kau dimana tapi cepatlah kembali dan
selesaikan ini.atau, aku melaporkanmu kepolisi.”
President
Kim ikut dalam perjalanan dengan mobil pengangkut ayam. “Terimakasih penulis
Kim”
Ibu
Chang-soo bergosip dengan ibu tetangga : “Bisnis suaminya bangkrut. Aku harus
melihatnya”
Seung-hee
menangis di pinggir jalan, terlihat begitu frustasi. “Bagaimana bisa kau
melakukan itu pada mobilku?”
President
Kim tidur di pinggir jalan dengan gardus seperti seorang gelandangan, tiba-tiba
dia terbangun mendengar teriakan Seung-hee. “President!!!”
Unni :
“Jika ini tak menghasilkan sesuatu ketika kau telah bekerja keras. Ini bukanlah
takdirmu.
Seung-hee
kesal, sepertinya dia masih ingin tetap menjadi penulis meskipun keadaanya
sudah tak mendukunya lagi. “Unni!!”
Seung-hee
: “berapa yang bisa kudapat?”
Petugas
: “tujuh...”
Seung-hee
senang sekali : “tujuh juta?”
Petugas
: “700” hahahahaha
Seung-hee
: “Aku mendapatkan sebuah kenyataan besar setelah pengkhianatan diikuti oleh penyesalan.
Meskipun ini jumlah yang kecil tapi aku senang mendapat bantuan ini (kayaknya tunjangan pengangguran)”
Unni :
“ Mereka merekrut seorang instruktor. jadi, ayo bertemu untuk pertama
kali.”
Seung-hee
dalam perjalanan dengan unni’nya dengan wajah cemberut, “Aku tak pernah
memikirkan sebelumnya, bisakah aku melakukannya?”
Seseorang,
“Ya, kau bisa melakukannya. Ini adalah kelas paling rendah, kelas D.”
Seung-hee
berkelahi dengan seseorang, Seung-hee : “kau mengganggu tanpa alasan. Jadi aku
memukulmu!”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar