Malam menjelang, Seon-joo pulang dari kerjanya. Dia dikejutkan dengan barang-barang Seung-hee yang telah memenuhi apartemen mereka.Sedang Seung-hee sendiri tengah menangis meratapi nasibnya, ditipu orang yang ia percaya dan harapkan lalu belum lagi karir menulisnya yang tak begitu gemilang bahkan amburadul.
“Ketika aku masih muda, aku ingin menjadi seorang ratu drama yang bisa menyentuh perasaan dan membuat mereka tersenyum. Tapi sekarang umurku 32 tahun, Aku menyadari kalau aku tak mungkin menjadi penulis seperti Kim Soo-hyun, Lee Seon-mi atau Lee so-ah. Sangat menyakitkan. Bukankah itu benar. Ini tak seperti yang aku pikirkan.”
Seung-hee terus menangis meluapkan emosinya sendiri sampai dengan dering ponselnya menyadarkan dia. Itu dari Seon-joo yang tanpa basa-basi langsung bertanya barang apa yang dibawa Seung-hee ke apartement mereka. Seung-hee minta maaf dan beralasan kalau bos’nya akan membeli yang baru jadi dia pikir bisa membawa pulang untuk dia gunakan. Seon-joo tak begitu perduli, meskipun dia memperbolehkan namun dalam ucapannya dia seperti menyuruh Seung-hee untuk membuangnya saja. “tapi tidak bisakah kita menaruhnya di suatu tempat?”
Seung-hee meminta maaf dan ia akan memberikan
barang-barang itu untuk orang lain. Seon-joo meng-iya-kan lalu dia merasa kalau
suara Seung-hee terdengar aneh, apa kau sedang minum?
Seung-hee membenarkan. Seon-joo mengeluh, “Itu
pasti menyenangkan. Bisa mendapatkan kebebasan. Seorang penulis tak dikenal
bisa dengan mudah melakukannya. Aku bahkan belum mendapatkan makan malam.” Jleeeb
Perkataan Seon-joo tadi sukses membuat Seung-hee
kembali menangis, dia mencoba tegar dan menyuruh Seon-joo untuk segera makan
malam. Seon-joo tanya apakah perusahaan Seung-hee ada masalah. Seung-hee balik
tanya, kenapa?
“Aku pergi ke stasiun TV tadi dan mendengar kalau
salah satu perusahaan produksi ‘Love and Demise’ mengalami kebangkrutan. Kalau
ini bukan perusahaanmu maka bersyukurlah.”
Seon-joo mengakhir panggilannya, Seung-hee melanjutkan tangisannya yang tertunda bahkan ini lebih keras.
Seon-joo mengakhir panggilannya, Seung-hee melanjutkan tangisannya yang tertunda bahkan ini lebih keras.
“Rumor mengenai Presiden Kim telah menyebar kemana-mana. Dia telah
kabur saat pembuatan drama tentang seorang pengemis casino dan berakhir dengan
dia menjadi pengemis casino pula.”
Seung-hee semakin keras menangis, dia benar-benar
tak habis pikir bagaimana presiden Kim melakukan hal seperti ini padanya.
“PRESIDEN!!! PRESIDEN!!” Seung-hee berteriak, gak tega aku melihat nasih
Seung-hee.
~~~
Presiden Kim yang sekarang entah ada dimana, dia tertidur di emperan dengan menggunakan alas gardus dan juga selimut koran. Dia mendengar teriakan Seung-hee yang memanggilnya, Presiden Kim pun terbangun dengan ketakutan. Ditambah lagi saat ia menoleh sudah ada Seung-hee yang menunggu Presiden Kim. Presiden Kim terkejut, “Penulis Im”
Presiden Kim yang sekarang entah ada dimana, dia tertidur di emperan dengan menggunakan alas gardus dan juga selimut koran. Dia mendengar teriakan Seung-hee yang memanggilnya, Presiden Kim pun terbangun dengan ketakutan. Ditambah lagi saat ia menoleh sudah ada Seung-hee yang menunggu Presiden Kim. Presiden Kim terkejut, “Penulis Im”
“Penipu” Seung-hee menatap presiden Kim dengan
penuh kebencian kemudian menamparnya. Presiden Kim meringis kesakitan, ini
membuatnya kembali terbangun. Tadi hanyalah mimpi Presiden Kim.“Ya. Aku layak mendapatkan tamparan.” Kata
Presiden Kim penuh penyesalan, dan seperti sebuah doa tiba-tiba banyak
selebaran benar-benar beterbangan menampar-nampar wajah Presiden Kim.
~~~
Seung-hee menjual barang-barang yang kemarin didapatkanya dari kantor, dan transaksi ini tak luput dari perhatian ibu-ibu pembuat gosip yang biasa.
Seung-hee menjual barang-barang yang kemarin didapatkanya dari kantor, dan transaksi ini tak luput dari perhatian ibu-ibu pembuat gosip yang biasa.
“Sekarang dia menjual barang-barangnya. Apa yang
ku katakan pada kalian, dia meminjam dari rentenir. Untuk menjual barang-barang
itu, mungkinkah dia berfikir menjual organnya pula.” Ibu Chang-soo menyebar
gosip. Ibu satunya tanya apa sebenarnya pekerjaan ‘suami’ Seung-hee. Ibu
Chang-soo mengatakan akan segera mengetahuinya, dia kembali menatap Sung-hee
dengan penuh kecurigaan.
~~~
Seung-hee sekarang ketempat asuransinya untuk melakukan pembatalan. Petugas bertanya apa yang membuat Seung-hee ingin membatalkan asuransinya. Seung-hee beralasan kalau dia mengambilnya ya karena butuh uang, namun si petugas memperingatkan kalau asuransi hidup adalah produk universal jadi ini benar-benar garansi yang luar biasa. “Ini seperti barang sisa untuk pembatalannya.”
Seung-hee sekarang ketempat asuransinya untuk melakukan pembatalan. Petugas bertanya apa yang membuat Seung-hee ingin membatalkan asuransinya. Seung-hee beralasan kalau dia mengambilnya ya karena butuh uang, namun si petugas memperingatkan kalau asuransi hidup adalah produk universal jadi ini benar-benar garansi yang luar biasa. “Ini seperti barang sisa untuk pembatalannya.”
Seung-hee dalam hatinya membenarkan kalau itu
seperti barang sisa. “Aku membatalkannya
karena aku tak memiliki uang. Kenapa kau membuatku malu.”
Petugas masih menyuruh Seung-hee untuk
menimbang-nimbang keputusannya. Seung-hee akhirnya bertanya kalau memang dia
akan membatalkannya kira-kira berapa yang bisa ia peroleh. Seung-hee
harap-harap cemas ketika petugas mengeceknya.
Petugas : “tujuh.”
Seung-hee senang : “ Tujuh juta?”
Petugas : “Tujuh ratus” . Hahahahaha.
Seung-hee
hanya bisa terdiam.
“Aku
mendapatkan penerangan setelah mengalami penipuan, pengkhianatan dan
penyesalan.”Seung-hee menggantu tulisannya menjadi, ‘sekali
deposito, aku bisa melakukannya’.
Ponsel Seung-hee berbunyi, eonni yang kemarin menawari Seung-hee untuk kerja bersamanya menelfon. Unni itu memberitahukan kalau dia produser yang mengadakan festival regional ingin bertemu dengan para penulis. Seung-hee meng-iya-kan tapi ada sesuatu yang ingin dia katakan. “Tak masalah jika memang bayarannya tidak besar tapi bisakah bayaran itu dibayar diawal?”
Ponsel Seung-hee berbunyi, eonni yang kemarin menawari Seung-hee untuk kerja bersamanya menelfon. Unni itu memberitahukan kalau dia produser yang mengadakan festival regional ingin bertemu dengan para penulis. Seung-hee meng-iya-kan tapi ada sesuatu yang ingin dia katakan. “Tak masalah jika memang bayarannya tidak besar tapi bisakah bayaran itu dibayar diawal?”
Unni itu tak yakin karena di industri mereka tak
ada yang melakukan pembayaran seperti itu. Seung-hee memohon, Unni itu mengatakan
kalau dia akan bertanya dulu. Seung-hee tersenyum senang dan sangat
berterimakasih.
Seung-hee merebahkan tubuhnya tapi ponselnya
kembali berdering. Tanpa babibu, di seberang telefon Kyung-hee langsung
menyemprot Seung-hee karna telah membatalkan asuransinya. Seung-hee heran
bagaimana Kyung-hee bisa langsung tau, Kyung-hee tak menjawab dan mengatakan
kalau dia sudah ada di bawah apartemen Seung-hee. Seung-hee bergegas melongok
melalui jendelanya, benar saja Kyung-hee berdiri diluar dan menyuruh Seung-hee
untuk turun.
~~~
Kyung-hee membawa Seung-hee kesuatu tempat, sepertinya tempat kerja temannya. Kyung-hee menyuruh Seung-hee untuk menjadi instruktor saja, Seung-hee dari awal tak mau lagian dia bukan istruktor tapi dia penulis. Kyung-hee membentak Seung-hee, siapa bilang kau bukan penulis. “kau bisa bekerja sebagai instruktor dan di waktu senggang sebagai penulis. Kau bisa seperti dulu dan ikut kontes untuk tulisanmu. Kalau aku kaya, aku akan membantumu dan membiarkanmu menjadi penulis saja tapi itu hanyalah dalam mimpi.”
Kyung-hee membawa Seung-hee kesuatu tempat, sepertinya tempat kerja temannya. Kyung-hee menyuruh Seung-hee untuk menjadi instruktor saja, Seung-hee dari awal tak mau lagian dia bukan istruktor tapi dia penulis. Kyung-hee membentak Seung-hee, siapa bilang kau bukan penulis. “kau bisa bekerja sebagai instruktor dan di waktu senggang sebagai penulis. Kau bisa seperti dulu dan ikut kontes untuk tulisanmu. Kalau aku kaya, aku akan membantumu dan membiarkanmu menjadi penulis saja tapi itu hanyalah dalam mimpi.”
Seung-hee menyuruh Unninya untuk tak usah membantu
kalau memang dia tak bisa. Seung-hee hanya merasa kalau dia tak pernah berfikir
untuk menjadi instruktor. “Apa aku bisa?”
“Ya , kau bisa melakukannya.” kata teman Kyung-hee.
“Ya , kau bisa melakukannya.” kata teman Kyung-hee.
Seung-hee ragu apakah jam’nya dimulai malam hari.
Bapak itu meng-iya-kan, “Kau mengutamakan literatur korea? Guru manual, bisa
menjawab dan menerangkan dengan detail. Selama kau bisa membaca hangul, semua
orang bisa mengajar. Aku menjalankan akademi dengan menggunakan tingkat
kemampuan dan kelas yang kau ajar adalah salah satu kelas dengan tinggat
terendah, kelas D”
Seung-hee tanya apakah dia bisa bertemu dulu
dengan instruktor sebelumnya, tapi bapak itu beralasan kalau instruktornya tak
disana lagi karena ayahnya tiba-tiba sakit. Bapak itu mengatakan dengan senyum
liciknya, Seung-hee sendiri merasa ragu. Dia berbisik pada Kyung-hee, bukankah
ini terlihat buruk. Kyung-hee membenarkan tapi tetap saja ia menyuruh untuk
mencobanya.Bapak itu menyodorkan buku panduan untuk Seung-hee
disertai dengan senyum seringainya, Sedang Seung-hee hanya tersenyum kecut.
~~~
aku kemarin menyebut Wan-ha dengaa pengacara Hwang tapi setelah episode ini ternyata namanya adalah Song Wan-ha jadi aku akan memanggil Wan-ha saja. Dia tengah bersama kedua temannya, Park Gwang-pal dan juga Eom Hyo-sang. Wan-ha memberi selamat pada rekannya yang telah diterima kerja di sebuah perusahaan obat.Mereka juga ternyata sedang menunggu seseorang, siapa lagi kalau bukan Jong-dae.
aku kemarin menyebut Wan-ha dengaa pengacara Hwang tapi setelah episode ini ternyata namanya adalah Song Wan-ha jadi aku akan memanggil Wan-ha saja. Dia tengah bersama kedua temannya, Park Gwang-pal dan juga Eom Hyo-sang. Wan-ha memberi selamat pada rekannya yang telah diterima kerja di sebuah perusahaan obat.Mereka juga ternyata sedang menunggu seseorang, siapa lagi kalau bukan Jong-dae.
Tak selang berapa lama, Jong-dae datang.
Sepertinya ini sebuah reuni sahabat, mereka saling sapa satu sama lain,
Jong-dae menyapa Wan-ha yang ia dengar telah menjadi pengacara.Sekarang Wan-ha balik tanya pekerjaan Jong-dae
sekarang.
Jong-dae tampaknya tak terlalu senang membahas
pekerjaannya sekarang. Gwang-pal melihat Jong-dae diam, dia yang menjawab kalau Jong-dae menjadi seorang pelajar diluar
negeri dengan beasiswa yang didapat karena rekomendasi profesornya. Hyo-sang
tertarik, dimana itu?Gwang-pal mengatakan kalau Jong-dae ada di
syracuse. Hyo-sang takjub, “Itu sekolah terbaik untuk administrasi umum.”
Hyo-sang dengan alasan itu menyuruh Jong-dae
mentraktir mereka tapi Gwang-pal melarang dan menyuruh Hyo-sang membayar
sedangkan Jong-dae lain waktu.
Seorang wanita cantik dengan dress kuningnya berjalan memasuki cafe, Hyo-sang yang melihat kehadiran wanita itu bertanya pada teman-temannya, apakah mereka yang memanggil wanita itu untuk mengucapkan selamat padanya. Sedang Gwang-pal dengan PD mengatakan kalau wanita itu melihatnya.Wanita itu berjalan semakin mendekat dan berhenti di meja mereka berempat. “sayang”
Seorang wanita cantik dengan dress kuningnya berjalan memasuki cafe, Hyo-sang yang melihat kehadiran wanita itu bertanya pada teman-temannya, apakah mereka yang memanggil wanita itu untuk mengucapkan selamat padanya. Sedang Gwang-pal dengan PD mengatakan kalau wanita itu melihatnya.Wanita itu berjalan semakin mendekat dan berhenti di meja mereka berempat. “sayang”
Ditujukan untuk siapa itu? Aah, itu untuk
Jong-dae. Mereka pun saling sapa, dia bernama Oh Yeon-woo. Hyo-sang penasaran
apakah Yeon-woo dan Jong-dae pacaran. Yeon-woo tersenyum. “Itu lah apa yang aku
pikirkan, tapi untuk Jong-dae entahlah”
Yeon-woo mendapatkan panggilan, dia mengatakan
pada yang lain harus keluar untuk memindahkan mobil. Jong-dae menawarkan diri,
kalau ia saja yang memindahkan mobilnya tapi Yeon-woo mengajak untuk
memindahkan bersama.Jong-dae dan Yeon-woo pun pergi bersama dengan
Yeon-woo menggandeng tangan Jong-dae. “seharusnya aku mendengarkanmu saat kau
mengatakan untuk tak membawa mobil”
Hyo-sang bertanya-tanya apakah Jong-dae berkencan
ketika Jong-dae sendiri belajar diluar negeri. Gwang-pal yakin kalau Yeon-woo
terlihat mempunyai lebih, kayaknya maksud
Gwang-pal Yeon-woo punya selain Jong-dae.Ditengah kedua temannya yang membahas Jong-dae dan
Yeon-woo, sedangkan Wan-ha hanya terdiam.
FLASHBACK2001
Disini Song Wan-ha memasuki apotik, ada seorang gadis berambut panjang yang menyapanya. Dia Seung-hee, dengan rambut panjang dia terlihat sangat cantik. Seung-hee menyapa dan mengatakan kalau petugas apoteknya sedang keluar sebentar jadi dia tak bisa membaca resep obatnya.Wan-ha terpesona dengan Seung-hee, dia meminta obat untuk lengannya yang sakit. Seung-hee gigit jari kebingungan mencari obat yang diminta, sedang Wan-ha masih diam terpaku menatap Seung-hee.
Seung-hee dan Jong-dae sedang makan bersama.“Jong-dae tidur dengannya. Aku yakin itu,”
Disini Song Wan-ha memasuki apotik, ada seorang gadis berambut panjang yang menyapanya. Dia Seung-hee, dengan rambut panjang dia terlihat sangat cantik. Seung-hee menyapa dan mengatakan kalau petugas apoteknya sedang keluar sebentar jadi dia tak bisa membaca resep obatnya.Wan-ha terpesona dengan Seung-hee, dia meminta obat untuk lengannya yang sakit. Seung-hee gigit jari kebingungan mencari obat yang diminta, sedang Wan-ha masih diam terpaku menatap Seung-hee.
Seung-hee dan Jong-dae sedang makan bersama.“Jong-dae tidur dengannya. Aku yakin itu,”
Dan diluar Wan-ha bersama dengan Gwang-pal dan
Hyo-sang memperhatikan mereka. Wan-ha tanya siapa wanita yang bersama dengan
Jong-dae, Hyo-sang mengatakan kalau itu adalah pacar Jong-dae. Wan-ha terdiam,
dia patah hati dan terus melihat gerak-gerik Seung-hee dari kejauhan.
FLASHBACK END
Ditengah perbincangan kedua temannya, Wan-ha tersenyum-senyum mengingat kenangan itu. Dia berkata, tetap saja. Menurutku mantan pacar Jong-dae lebih baik.Gwang-pal bingung, siapa?. Kemudian dia menyadari sesuatu dan terkejut. “Dia?”
Ditengah perbincangan kedua temannya, Wan-ha tersenyum-senyum mengingat kenangan itu. Dia berkata, tetap saja. Menurutku mantan pacar Jong-dae lebih baik.Gwang-pal bingung, siapa?. Kemudian dia menyadari sesuatu dan terkejut. “Dia?”
~~~
Seung-hee mulai mengajar dikelasnya dan memperkenalkan diri, dia memberitahu kalau dia akan mulai mengajar dikelas mereka. Seung-hee tanya sudah sampai bab berapa yang mereka pelajari, tapi tak seorangpun yang menjawab. Mereka sibuk dengan game mereka, tidur, memasang anting.Seung-hee mencoba membaca sebuah puisi tapi suaranya terlihat seperti hanya sekedar membaca. Seung-hee mengatakan kalau dia akan menulisnya saja. Tapi saat dia akan menulis terdengar suara game, Seung-hee berbalik dengan kesal dan menyuruh untuk mematikan gamenya.
Tapi bukan anak yang ditegur yang marah melainkan pacarnya, dia kesal kenapa Seung-hee membentak pacarnya. Seung-hee tadinya kagok mau menjawab apa, tapi dia akhirnya kesal. Bagaimana seorang murid seperti itu pada guru. Anak itu tak perduli, dia berjalan mendekati Seung-hee dan menjambak rambutnya. Seung-hee tak terima, balas menjambak murid itu. Kyung-hee memarahi seung-hee karena telah berkelahi. Seung-hee mengatakan kalau dia memang tak cocok menjadi instruktor karena yang ada dalam pikirannya hanyalah menulis. Kyung-hee kesal, jadi apa yang akan kau lakukan?“Aku akan berangkat besok dan semua akan berjalan baik”
Seung-hee mulai mengajar dikelasnya dan memperkenalkan diri, dia memberitahu kalau dia akan mulai mengajar dikelas mereka. Seung-hee tanya sudah sampai bab berapa yang mereka pelajari, tapi tak seorangpun yang menjawab. Mereka sibuk dengan game mereka, tidur, memasang anting.Seung-hee mencoba membaca sebuah puisi tapi suaranya terlihat seperti hanya sekedar membaca. Seung-hee mengatakan kalau dia akan menulisnya saja. Tapi saat dia akan menulis terdengar suara game, Seung-hee berbalik dengan kesal dan menyuruh untuk mematikan gamenya.
Tapi bukan anak yang ditegur yang marah melainkan pacarnya, dia kesal kenapa Seung-hee membentak pacarnya. Seung-hee tadinya kagok mau menjawab apa, tapi dia akhirnya kesal. Bagaimana seorang murid seperti itu pada guru. Anak itu tak perduli, dia berjalan mendekati Seung-hee dan menjambak rambutnya. Seung-hee tak terima, balas menjambak murid itu. Kyung-hee memarahi seung-hee karena telah berkelahi. Seung-hee mengatakan kalau dia memang tak cocok menjadi instruktor karena yang ada dalam pikirannya hanyalah menulis. Kyung-hee kesal, jadi apa yang akan kau lakukan?“Aku akan berangkat besok dan semua akan berjalan baik”
~~~
Seung-hee menemui Unni yang menawari kerja padanya tapi ternyata dia ditolak, mereka tak bisa bekerja dengan Seung-hee. Seung-hee bertanya kenapa mereka melakukan itu, Unni itu mengatakan karena Seung-hee meminta bayaran terlebih dahulu. Seung-hee protes, bagaimana hanya karena bayaran diawal mereka tak mau bertemu denganku?
Seung-hee menemui Unni yang menawari kerja padanya tapi ternyata dia ditolak, mereka tak bisa bekerja dengan Seung-hee. Seung-hee bertanya kenapa mereka melakukan itu, Unni itu mengatakan karena Seung-hee meminta bayaran terlebih dahulu. Seung-hee protes, bagaimana hanya karena bayaran diawal mereka tak mau bertemu denganku?
“Selain itu tentang rumor. Rumor kau tak menulis
dengan baik dan kau menulis setelah mendapat uang” jelas Unni.Seorang karyawan tergesa-gesa mencari Unni, dia
memberitahu kalau orang yang direncanakan akan datang tak bisa datang karena
tiba-tiba terserang appendicitis. Unni kelabakan, dia kebingungan bagaimana dia
bisa menemukan pengangguran muda dengan cepat.Unni mondar mandir kebingungan sampai dia melihat
Seung-hee, “Maukah kau bekerja sedikit?”
“Melakukan apa?”
MC mulai membuka acaranya, “’anak Muda dan
pengangguran’, ‘anak muda dan tanpa pekerjaan’, kita sering mendengar kata-kata
itu. Ketika mereka mulai bekerja keras tapi mereka tak bisa masuk dalam
lingkungan. Hari ini, kami akan menghadirkan orang yang sedang mengalami
situasi seperti itu.......”
Seung-hee duduk dengan gelisah, dia masih ditutupi
oleh skat sehingga semua belum tahu itu adalah Seung-hee. Dia teringat Unni
yang memohon padanya karena Seung-hee sangat cocok dengan tema acara mereka
kali ini, tanpa perkerjaan karena perusahaan yang berhenti. “Aku berjanji akan
memberimu bayaran banyak.”
MC mengenalkan para autor mereka, “Choi Do-hoon, penulis buku pengembangan orang. Hwang Seo-jin dan pengacara tampan, Song Wan-ha.”
MC mengenalkan para autor mereka, “Choi Do-hoon, penulis buku pengembangan orang. Hwang Seo-jin dan pengacara tampan, Song Wan-ha.”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar