Senin, 17 Februari 2014

Drama Korea UNEMPLOYED ROMANCE EPISODE 3 part 1



Sekilas, Seung-hee menemui Unni yang menawari kerja kemarin tapi karena Seung-hee meminta bayaran sebelum kerja dimulai, pemilik acara festival menolak ke ikut-sertaan Seung-hee apalagi dengan reputasi Seung-hee menulis yang tak terlalu bagus.
Unni yang ditemuinya akan melakukan sebuah acara TV tapi orang yang semestinya menjadi tamu tak datang, tepat saat itu ada Seung-hee. Dia pun disuruh menggantikan karena memiliki tema yang sama dengan acara Unni itu. SEORANG PENGANGGURAN KARENA PERUSAHAAN YANG BANGKRUT.

Variety show mulai berlangsung, MC bertanya pada author Choi Do-hoon untuk menanggapi masalah yang mereka bahas kali ini.

Author Choi : “Jika dia bekerja tapi tak mendapatkan bayaran, itu termasuk salahnya juga.”
Seung-hee melirik sebal, “apa yang....”
Author Choi melanjutkan, “Jika kau mengambil pekerjaan dan kau tak diperlakukan dengan benar, itu berarti dia tak pernah yakin untuk mencari kerja ke tempat lain. Itu semua terjadi karena dia tak kompeten. Satu-satunya yang ia butuh adalah instropeksi diri. Itu menurut saya.”

Seung-hee melengos kesal, Author Choi memperlihatkan bukunya. Dia menegaskan kalau seseorang sudah meningkatkan talentanya maka pengangguran adalah milik orang lain. Author Choi mengakhiri pendapatnya, lalu sebagai hadiah ia memberikan buku karyanya. “Ini seharga 12.000.” Iklan dulu kekeke.
MC kembali bertanya, “Lalu apa yang harus dilakukan untuk seseorang yang kehilangan pekerjaannya tiba-tiba? Officer Hwang Seo-jin.”
Officer Hwang memberikan saran kalau untuk seorang pengangguran di tempat mereka menyediakan kursus untuk meningkatkan pengangguran seperti skill dalam komputer, kecantikan, barista,



Seung-hee sekarang tak tahan lagi terus mendengar ocehan para author, dia keluar dari skat penutupnya sambil berteriak kesal.
Seung-hee mendorong Officer Hwang dan berteriak padanya, “Apa lagi yang harus ku pelajari setelah kulih selama empat tahun. Itu membuat terasa seperti aku tak pernah bekerja setelah empat tahun kuliah?”
Seung-hee sekarang ke Author choi, dia memukulkan bukunya ke kepala Author Choi, “Buku apa ini? Buang saja bukumu ini!” Seung-hee berteriak-teriak seperti orang gila dengan di pegangi oleh MC dan Wan-ha. “hentikan ini!!!”.___________________________________ Tapi sabar, ini hanya khayalan penulis kita, piiiewww.

Officer Hwang memberikan kesimpulan, kalau dia harus meningkatkan ketrampilannya. Sekarang MC meminta pendapat Wan-ha, “apa yang harus dilakukan pengangguran untuk mendapatkan gaji yang tak dibayarkan?”
“Masalahnya pada perusahaan yang bangkut menyebabkan tak adanya kemampuan untuk membayar gaji. Maka harus dilakukan sebuah proses pelelangan aset perusahaan. Tapi masalahnya, ini memerlukan waktu yang lama. Di sebuah bisnis kecil, seorang Presiden Perusahaan seperti rekan kerja. Ini mungkin akan sulit baginya untuk melakukan pemerkaraan hukum padanya.”  Wan-ha melirik Seung-hee, seolah dia tau bagaimana kesulitan yang Seung-hee alami saat ini.




Seung-hee Sendiri merengut, membenarkan perkataan Wan-ha. Dia teringat masa dimana dia masih bekerja dengan Presiden Kim dan presiden Kim menyiapkan makan untuk mereka bertiga. Seung-hee semakin sedih.
“Aku tahu apa yang dia rasakan. Kau harus benar benar tabah” ucap Wan-haa bijaksana. Seung-hee tersentuh dengan ucapan Wan-haa, hingga dia menangis. Menangis keras, dia menunduk hingga wajahnya yang tertutup skat nampak oleh kamera.


Unni dirumah ikut menonton acara tersebut jadi terkejut, “itu Seung-hee?”
Ibu Chang-soo dan semuanya juga melihat itu.


Seung-hee masih terus menangis, entah dia tak sadar wajahnya nampak di kamera atau bagaimana dia masih dalam posisi membungkuk.
Kru acara itu langsung disuruh mengalihkan kamera dari Seung-hee, kamera beralih pada para author. Author Choi langsung mengambil kesempatan itu untuk menunjukkan bukunya. Hahaha. LOL.
Sedang Unni pusing melihat acaranya gagal, “Aaah, aku pasti akan kehilangan pekerjaan karenanya.”
~~~


Seung-hee keluar dari acara itu, dia sedang menelfon dengan seseorang. Dia membantah habis-habisan kalau dia habis dari acara TV tadi. Seung-hee mengakhiri panggilannya, baru setelah itu dia berfikir apa dia tadi keliatan. Hahaha. Jadi dari tadi dia gak sadar kalau wajahnya nongol.
Tak ketinggalan Ibu Chang-soo juga menghubungi Seung-hee, dia tanya apa Seung-hee dari stasiun TV atau semacamnya. Seung-hee membantah, untuk apa aku ketempat seperti itu. Ibu Chang-soo meng-iya-kan saja tapi dia bertanya kapan Seung-hee pulang, “Aku akan membawakanmu selai buah, ayo bertemu di bangku depan apartemen.”..... ”Tuuuut”
Ibu Chang-soo langsung mematikan telfonnya, sedang Seung-hee yang menolak menjadi kelabakan. Ia pun segera pulang.

Unni menjelaskan pada Wan-ha kalau selain Seung-hee kehilangan pekerjaan tapi mobilnya di bawa oleh presidennya. Wan-ha berfikir kalau mobilnya dibawa berarti andai mereka menemukan mobilnya, presiden yang kabur juga juga akan ditemukan.
Unni bertanya kenapa Wanha sangat tertarik pada Seung-hee, Wan-ha beralasan kalau dia merasa iba pada Seung-hee. Unni juga seperti itu, dia merasa kalau Seung-hee memiliki aura buruk walau dia memiliki bakat tapi nasibnya kurang baik. Wan-ha hanya tersenyum mendengarnya.
~~~


Seung-hee keluar dari taksinya sambil menunduk dan menutup wajahnya, udah serasa artis. Kekeke.
 “Ibu Joo-young” sapa Ibu Chang-soo bersama dua temannya. Seung-hee hanya terdiam.
“Lihat, dia memakai baju yang sama dengan yang di program TV.”
“Itu benar. Dia seseorang yang ada di TV tadi.”
Ibu Chang-soo sekarang memberondong Seung-hee dengan berbagai pertanyaan, bukannya Seung-hee bukanlah seorang ibu? Kau juga belum menikah? Kau hanya kehilangan pekerjaan? Kenapa kau mengaku sudah berumah-tangga?
Seung-hee diam, bagaimana dia harus menjelaskan pada tiga serangkai itu.


Wan-ha ternyata juga datang mengikuti Seung-hee dan menyapa mereka. Seung-hee terkejut melihat kedatangan Wan-ha. Ibu Chang-soo bertanya apakah Wan-ha adalah ‘ayah’ Joo-young. Wan-ha tak menjawab pertanyaan Ibu Chang-soo malah menyuruh Seung-hee untuk minta maaf kalau buat salah, Joo-young ‘eomma’.
Seung-hee masih diam, Ibu Chang-soo kembali bertanya apakah Wan-ha adalah ayah Joo-young. Wan-ha tersenyum lalu membungkuk dan meminta maaf atas nama ‘istri’nya, “apa ada masalah?”
Ibu Chang-soo langsung kagok, dia minta maaf dan mengatakan tak ada apapun. Wan-ha semakin meyakinkan dengan menggenggam tangan Seung-hee. Ibu Chang-soo ingat dia membawakan selai, diapun memberikannya lalu permisi untuk pergi. Tiga serangkai kembali bergosip, “Dia terlalu tampan untuk menjadi seorang yang mengalami kebangkrutan.”
Seung-hee berterimakasih atas bantuan Wan-ha. Wan-ha menatap Seung-hee hangat, lalu mengajak Seung-hee untuk bicara. Ya alloh, dia penuh karisma. Aku naksir Wan-ha.
~~~


“Ini semua salahku. Aku tidak kompeten, jadi aku berbohong pada mereka dan dan hang-out dengan mereka.” Seung-hee merengut. Dia dan Wan-ha sekarang tengah berada di taman, Wan-ha mengatakan kalau Seung-hee telah melakukan yang terbaik dalam hidupnya, lalu apa yang salah denganmu?
Jangan terlalu baik padaku seperti ini, Hatiku hanya berga 10 won sekarang.” Seung-hee menatap Wan-ha, apakah hatinya telah jatuh pada Wan-ha?
Wan-ha berkata kalau sebelum dia bertanya pada Seung-hee apakah mereka pernah bertemu. “Aku ingat sekarang. Seung-hee kau tak ingat kita bertemu di Sillim-dong sebelumnya? Kau bekerja part-time di apotek. Seung-hee berfikir,


Dia ingat ketika dia berada di apotek dia hanya menjual minuman energi karena dia tak bisa membaca resep, Seung-hee mengatakan itu pada seseorang. Tepat saat berbalik, Seung-hee terkejut karena Jong-dae berdiri dibelakangnya sambil tersenyum cerah.
Seung-hee terkejut, “apa kau teman Jong-dae?”
Wan-ha membenarkan, meskipun kami tak terlalu dekat. Wajah Seung-hee langsung berubah marah, kau harusnya mengatakannya lebih awal. Wan-ha heran, itu sebuah masalah?
Seung-hee marah, “Benar! kau tak terlihat membuat lelucon denganku, kalau kau mengatakan kau teman Jong-dae sekarang. Lupakan! Aku pergi.”

Wan-ha bingung dan memanggil Seung-hee tapi Seung-hee terus berlalu.
Benar. Ini hanya simpati. Simpati. Bantuan dari seseorang yang mengingat kejadian paling memalukan dalam hidupku.”
~~~

Seung-hee pulang dengan naik bus, dia menelfon Kyung-hee untuk bertemu. Kyung-hee tadinya menolak tapi akhirnya mau juga. Seung-hee kembali terdiam, menerawang ke luar bus.
FLASHBACK [3 TAHUN YANG LALU]


“Ada acara apa? Kenapa kau berdandan. Kau juga memakai hak tinggi?” Tanya Jong-dae pada Seung-hee. Seung-hee ragu, dia sepertinya tak enak hati. “Ayo... kita putus.”
Jong-dae terkejut sekaligus kesal bagaimana Seung-hee bisa mengatakan putus dengan begitu mudah. Seung-hee berkata kalau dia melakukan itu juga sudah berfikir panjang. Jong-dae setuju, asal mereka putus setelah dua minggu lagi. setelah ujian pelayanan sipil selesai. Seung-hee kesal bagaimana Jong-dae hanya memikirkan perasaannya sendiri, Jong-dae balik kesal kenapa Seung-hee tak mau padahal itu hanya dua minggu. “Setelah itu kita bisa putus.”
Seung-hee : “Seorang pria yang konsisten. Cinta pertamaku adalah seorang yang egois. KIM JONG DAE
FLASHBACK END
~~~

Kyung-hee menemui Seung-hee yang tengah termenung sendiri di bangku taman. Kyung-hee mengatakan kalau dia melihat Seung-hee di TV. Seung-hee masih sedikit agak gak percaya, kau melihatku juga. Seung-hee cemberut, unni aku marah. Kyung-hee menyuruh untuk jangan dipikirkan karena itu pasti akan hilang dalam sekejap.
Seung-hee curhat, kalau sebenarnya ada sesuatu yang lebih memalukan dari pada itu. Kyung-hee tanya, apa ada yang lebih memalukan dari pada didepan seluruh negeri. Seung-hee merengut lagi, dengan perlahan dia mengatakan kalau dia menyukai seseorang dan orang itu sangat baik padanya.


“Dia baik padaku jadi ku kira dia menyukaiku, tapi ternyata dia adalah teman Jong-dae.” Curhat Seung-hee. Kyung-hee ikut kesal mendengar kata Jong-dae, kalau dia teman Jong-dae berarti dia juga gelandangan. Seung-hee tak sependapat karena Wan-ha tak seperti Jong-dae. Kyung-hee yakin kalau Jong-dae menjadi orang sukses setelah ujiannya berarti Jong-dae hanya menjadi perusak hidup Seung-hee. Seung-hee tak yakin, aku mengeceknya dan sepertinya dia tak lulus.
Kyung-hee terkejut, “kau masih menyukainya? Benar, kalau bukan karenanya kau sudah menjadi penulis menggantikan Seon-joo. Ini seperti takdir dalam kehidupan. Seperti kau dan Jong-dae.”
Seung-hee menghela nafas.
FLASHBACK

Seung-hee sedang bertemu dengan seorang produser, Produser itu memuji hasil kerja Seung-hee. Bahkan dia sampai bingung mau memilih Seung-hee ataukah Seon-joo. Produser itu yakin kalau projek drama omnibus mereka selesai, dia yakin kalau Seung-hee akan mendapatkan tawaran menulis. Seung-hee senang, Produser itu menyuruh Seung-hee untuk membawa barang-barang yang sekiranya dibutuhkan di kantornya nanti.
“Hei, Im Seung-hee!!” terdengar sebuah suara yang membuat Seung-hee terkejut. Itu Jong-dae yang melihat mereka penuh dengan api kecemburuan, “Apa yang kau lakukan dengan si Br*ngsek ini disini?”
Produser bertanya siapa Jong-dae ini.



Jong-dae termakan amarahnya, dia pun memegang krah baju Produser dan menariknya berdiri. Tapi ternyata setelah berdiri tubuh Produser lebih tinggi dibandingkan Jong-dae, nyali Jong-dae agak ciut. Produser merasa diperlakukan tak baik membuatnya memegang tangan Jong-dae dan memelintirnya. Lalu menekuk Jong-dae hingga Jong-dae meringis kesakitan.
“Produser tolong lepaskan sekarang!” Seung-hee memohon pada Produser. Produser segera melepas Jong-dae namun malangnya dengan ketidak kerennya si Jong-dae malah jatuh berjongkok. Dan Sekarang dia juga menyadari kalau orang yang ada didepan Seung-hee adalah produser Seung-hee.
Seung-hee bertanya apakah Jong-dae tak apa, tapi karena sudah termakan malunya. Jong-dae tak menggubris dan berlalu pergi meninggalkan Seung-hee. Seung-hee sangat meminta maaf pada Produser dan mengejar Jong-dae.








Mata Jong-dae sudah memerah, perasaan patah hati, malu, kesal, marah. Mungkin seperi rujak yang udah nyampur atau bagaikan permen nano-nano, rasanya udah gak karuan. Entahlah. Seung-hee terus mengejar Jong-dae tapi Jong-dae masih terus berjalan menaiki eskalator. Seung-hee berjalan tergesa dengan hak tingginya. Malang, hak tinggi yang dipakai Seung-hee tergelincir. Seung-hee oleng dan jatuh berguling di eskalator.....Sekilas Seung-hee mengingat bagaimana perjalanan cintanya dengan Jong-dae dimasa lalu.


Seung-hee telah di gips, Kyung-hee tengah mengupas apel untuk Seon-joo dan menyodorkannya. Namun mendengar komentar seseorang di TV yang tengah mengomentari kecelakaan yang dialami Seung-hee, Kyung-hee jadi kesal dan meremas apelnya sampai berhamburan.
Kyung-hee menawarkan untuk mengupas lagi tapi Seon-joo menolak karena dia harus pergi kekantor untuk menyiapkan segalanya. Seung-hee ingin duduk tapi Seon-joo menyuruh untuk jangan bangun. “Aku akan melakukan yang terbaik untukmu juga, jadi kau jangan khawatir.”
Seung-hee mengatakan kalau ponselnya rusak jadi dia tak bisa menelfon Jong-dae, “tolong kau sampaikan itu padanya.”
Kyung-hee jelas kesal, bagaimana Seung-hee terus memikirkannya. Sedang Seon-joo meng-iya-kan permintaan Seung-hee.

Sebulan kemudian, Seung-hee sudah berkemas untuk kembali ke rumahnya. Namun sebagai seorang pasien dia tak tampak senang. Kyung-hee memberikan ponsel baru untuk Seung-hee, aku telah membelikan nomor baru jadi mulailah untuk hidup yang baru. Seung-hee terdiam menatap ponsel itu,
Seung-hee : “Jong-dae tak pernah datang. Aku telah membuangnya beberapa bulan ini, tapi hatiku tak bisa dengan mudahnya disembuhkan  setelah putus selama 10 tahun.
FLASHBACK  END

Seung-hee duduk terdiam sendiri di bangku taman, kembali mengingat bagaimana kenangan indahnya bersama dengan Jong-dae. Bukanlah hal yang mudah untuk melupakan seseorang yang sudah melekat dihatinya.
~~~


Seon-joo menatap Wan-ha yang sedang menjelaskan, tapi apa ini..? Seon-joo tak benar-benar mendengarkan penjelasan Wan-ha malah dia melihat bibir Wan-ha yang terus berbicara. Seon-joo seolah terpesona melihat Wan-ha hingga dia terkejut saat Wan-ha menatapnya setelas selesai menjelaskan. Seon-joo kagok, “benarkah?”
Seon-joo pura-pura melanjutkan membuat cerita lalu menatap jam, Wan-ha juga sudah selesai dan menyuruh Seon-joo menelfonnya lagi kalau ada yang perlu dibicarakan.
“Ini sudah terlambat.. apa kau mau minum?” tanya Seon-joo. Hening. Karena perhatian Wan-ha sekarang adalah pada meja Seung-hee.


Wan-ha tanya dimana Seung-hee, Seon-joo memberitahu kalau Seung-hee sedang ke Daejeon menemui kakaknya. Wan-ha tanya apa Seon-joo tau nomor plat mobil Seung-hee, Seon-joo menunjuk meja Seung-hee karena memang Seung-hee biasa menaruh karcis parkirnya di meja. Seung-hee penasaran kenapa Wan-ha menanyakan plat nomor Seung-hee. Wan-ha bingung menjelaskan,, sampai dengan terdengar bel apartement Seon-joo.
Dua orang menanyakan keberadaan Seung-hee, Seon-joo membenarkan kalau ini apartemen Seung-hee tapi Seung-hee sedang pergi. Seon-joo tanya ada masalah apa. Polisi memberitahu kalau Seung-hee terlibat pada kasus pencurian. Seon-joo terkejut mendengarnya, sedang Wan-ha sepertinya dia sudah sadar akan apa yang terjadi karena di raut wajahnya datar.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar