Kamis, 06 Februari 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 4 Part 1


Nam Da Jung terkejut mendengar ajakan menikah dari PM Kwon Yool. Da Jung pun bertanya apa PM benar-benar anda akan menikah dengannya.

PM Kwon Yool : “Apa yang kau katakan? Bukankah kau yang menawarkan pernikahan kontrak? Aku bilang aku menerima tawaran itu.”

Da Jung yang masih terkejut tak mengerti kenapa tiba-tiba PM mengatakan itu. Ia pun jujur bahwa ketika ia mengajak PM Yool menikah itu sebenarnya karena ayahnya. PM Yool berkata kalau ia tahu alasan itu. Ia tahu kalau ayah Da Jung sedang sakit.
Da Jung tanya apa itu sebabnya PM Yool bersedia menikah dengannya, karena kasihan padanya. Kalau itu alasannya Yool tak perlu melakukan itu. Ia menyadari bahwa saat mengatakan itu ia tak sadar karena mabuk dan sekarang ia baik-baik saja. Sekarang ia hanya ingin berada di samping ayahnya.

Yool berkata kalau ia bersedia menikah dengan Da Jung bukan karena merasa kasihan, ia melakukan ini karena tanggung jawab politik. “Kau melakukan pernikahan ini untuk ayahmu, sementara aku melakukannya untuk diriku. Aku juga tak tahu kenapa, tapi sepertinya Man Se menyukaimu. Bagaimana? Bukankah alasan ini sudah cukup untuk kita menikah?”

Da Jung malah bingung karena ini begitu tiba-tiba baginya. PM mengingatkan kalau Da Jung tak punya banyak waktu untuk berpikir. Jadi ia harap Da Jung segera memutuskannya, “Kau ingin menikah atau tidak?” Da Jung terlihat bimbang. (Gimana ga keder coba, kalau langsung ditembak kayak gini)
PM Kwon Yool berada di ruang kerjanya mengingat pertemuannya dengan Presiden di semalam.

FlashBack
Presiden terkejut mengetahui kalau PM Yool berencana mengumumkan putus hubungannya dengan Nam Da Jung. Ketika aku mendengar pengumuman bahwa kau akan menikah saat perjamuan pelantikanmu. Aku menghubungimu agar bisa mengucapkan selamat.”

PM Yool : “Saya tidak tahu dari mana anda mendengar ini, tapi itu tidaklah benar. Kami.. akan segera berpisah.”

Presiden berkata kalau ia tak bermaksud mencampuri kehidupan pribadi Yool, “Tapi orang-orang sudah mulai membicarakan tentang kekalahan dalam pemilihan dan terlebih lagi kehidupan pribadi perdana menteri akan menyebabkan kekacauan.”

Presiden pun mengerti walau bagaimana pun Yool sudah membuat keputusan. Tak peduli apa yang ia katakan, sepertinya itu tak ada gunanya.

FlashBack End.

Sepertinya ucapan Presiden ini menjadi salah satu alasan ia bersedia menikah dengan Da Jung. Ya tadi itu, alasan politik.
Ada yang mengetuk pintu ruangan PM Yool, Sekretaris Seo Hye Joo dan Kang In Ho masuk ke ruangannya. Hye Joo melaporkan kalau ia akan mengumumkan pada media tentang rencana pernikahan PM dan ia juga sudah memberikan perintah agar wartawan dilarang berada disekitar rumah dinas Perdana Menteri.

Kang In Ho juga melaporkan bahwa ia sudah memberitahukan secara resmi pada setiap departemen (kalau di Indonesia sekarang namanya Kementrian kali ya) untuk tidak mengirimkan entah itu uang, bunga atau hadiah lain. (Yup kalau pejabat punya gawe jangan nerima amplop kondangan, ntar dikira dapat suap)

Yool dengan suara lirih berkata kalau bawahannya sudah bekerja keras. Hye Joo merasa dengan melaksanakan pernikahan bukanlah cara yang tepat untuk memecahkan masalah. Ia tak mengerti kenapa PM membuat keputusan ini.

PM mengingatkan kalau Hye Joo berkata begitu, itu artinya ia sudah membuat keputusan yang salah dengan skandal ini sejak awal. “Aku juga berpikir bahwa ini bukanlah pilihan yang tepat. Tapi bagaimanapun, satu satunya yang bisa kulakukan adalah mmebuat keputusan politik yang tepat. Bagiku, bagi wanita itu dan bagi semuanya.”

Hye Joo : “Sebuah keputusan politik yang tidak jujur. Saya pikir anda tidak akan melakukannya.”

PM tahu itu, ia merasa suatu saat nanti ia harus membayar apa yang menjadi pilihannya saat ini. Tapi untuk sekarang mereka tak punya jalan keluar. Ia tak bisa mengubah apa yang sudah terjadi.
Hye Joo dan In Hoo keluar dari ruangan perdana menteri. In Ho menyadari kalau ini berawal dari kesalahannya karena saat itu ia yang menyarankan Nam Da Jung mengatakan memiliki hubungan asmara dengan Yool. Ia menyesal telah melakukannya. Hye Joo berkata kalau In Ho benar-benar merasa bersalah sebaiknya In Ho melakukan pekerjaan dengan baik mulai sekarang hingga perdana menteri tak akan membuat keputusan politik seperti ini lagi.
Hye Joo akan pergi tapi In Ho menghentikan langkah dengan bertanya, apa Hye Joo baik-baik saja. Hye Joo berkata bukankah ini pernikahan kontrak, apa yang harus dikhawatirkan. Hye Joo balik bertanya kenapa, apa ada hal yang In Ho khawatirkan. Ia menebak apa ini karena Nam Da Jung. In Ho diam, Hye Joo pun bisa menebaknya kalau In Ho khawatir terhadap Da Jung.
Da Jung memberikan undangan pernikahan pada Bos-nya dan Hee Chul. Ia mengingatkan kalau pernikahan ini tertutup untuk umum, maka yang namanya kamera dan alat rekam lain semuanya dilarang. Boss Go dan Hee Chul mengerti itu, Bos Go berkata kalau mungkin ia sangat menginginkan berita eksklusif ini tapi ia tak akan pernah mmebawa kamera ke acara pernikahan Da Jung. Hee Chul membenarkan sambil main mata ke arah Boss-nya. Hahaha.

Hee Chul tanya apa Da Jung sudah membuat kontraknya. Da Jung terkejut mendengar itu, apa kedua rekannya ini tahu kalau pernikahannya itu pernikahan kontrak. Tapi tidak Hee Chul tidak tahu kok, Hee Chul menebak kalau Da Jung pasti belum membuat kontrak itu. “Apa kau tak tahu kalau jaman sekarang itu ada yang namanya perjanjian pra-nikah bagi orang-orang terkenal sebelum melangsungkan pernikahan? Aset-aset pribadi san hak masing-masih diputuskan diawal sebelum menikah.”

Boss Go : “Jaman sekarang kau tak bisa percaya pada siapapun, kau harus membuat kontrak perjanjian.” 
Da Jung berpikir dan mengingat saat malam ia berada di ruangan kerja Yool ketika ia mengusulkan untuk melaksanakan pernikahan kontrak. Yool yang tak setuju dengan yang namanya pernikahan kontrak menyudutkan Da Jung ke dinding, Dia hanya akan menikah dengan seseorang yang mau berbagi tempat tidur dengannya. Dan di tempat tidur itu bukankah Da Jung tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Da Jung pun teringat sesuatu, ia permisi harus segera pergi. Ia membodohi dirinya sendiri, kenapa hal ini sepenting ini tak terpikir olehnya. Ia membenarkan usul kedua rekan kerjanya, ia harus menulis kontrak pernikahan.
Da Jung menemui PM Yool, ia menyerahkan tulisan yang berisi kontrak pernikahan. Da Jung berkata karena ini pernikahan kontrak jadi harus ada perjanjian kontraknya. Jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi kita akan berusaha sebaik mungkin agar tidak salah paham. Ini sangat penting dalam menghormati kehidupan pribadi masing-masing.

Yool menyandarkan kepalanya ke kursi, jadi?

Da Jung akan membacakan kontrak yang sudah ia buat. Ia harap Yool menyimak baik-baik dan katakan saja jika ada yang ingin Yool tambahkan.
Isi dari Kontrak pernikahan antara Kwon Yool dan Nam Da Jung seperti tertulis dibawah ini :

Pertama, selain saat tampil di depan publik, melakukan kontak fisik jelas dilarang. (Yool mengangguk) 

Kedua, kita akan menghormati kehidupan pribadi masing-masing dengan memiliki kamar terpisah. (Yool mengangguk lagi)

Ketiga, ucapan kasar dan kekerasan tidak boleh dilakukan. (Yool mengangguk lagi)

Keempat, kami akan melakukan yang terbaik untuk berbakti pada orang tua dan anak-anak.

“Mudah kan?” ucap Da Jung.
Yool mengambil kertas berisi tulisan kontrak itu dan merobeknya. Da Jung terkejut Yool merobek kertas itu. Yool berkata kalau yang namanya kontrak bukan seperti itu isinya kalau Da Jung sangat ingin menulis sesuatu bukankah harus dilakukan dengan benar.
Keduanya duduk beriringan, Da Jung mulai mengetik kontrak yang diinginkan Yool.

Sangat penting menuliskan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak ini. Dengan kata lain, aku Kwon Yool sebagai pihak pertama. Nam Da Jung, pihak kedua. (kalau di sub viki, Da Jung yang pihak pertama, Yool yang pihak kedua)
Da Jung berhenti mengetik dan menoleh pada Yool. Yool tanya kenapa Da Jung tak mengetik. Da Jung heran kenapa dirinya yang harus menjadi pihak kedua. Yool berkata itu karena Da Jung yang memohon untuk dinikahi.
Da Jung menahan kesal hehe. Keduanya meminum minuman mereka secara bersamaan. Suka liat adegan yang barengan kayak gini hehe.

PM melanjutkan ucapannya yang diketik oleh Da Jung.
Masa kontrak akan habis sampai masa jabatan pihak pertama berakhir. Tapi itu tergantung pada situasi pihak pertama, maka kontrak dapat disesuaikan dengan kondisi tersebut. (Backsound-nya Mission imposible hahaha)

Da Jung protes, ah tidak ah, peraturan macam apa itu? Yool mendelik, apa Da Jung akan memotong ucapannya terus tanpa segera mengetik. Yool melanjutkan mengucapkan apa yang harus Da Jung ketik. 
Pasal 2 Kewajiban seorang istri

Pihak kedua diharuskan untuk tampil mesra jika di depan publik. Kecuali…
Yool berimajinasi mengenai pengecualiaan kontak fisik. Misalnya ketika keduanya tidak dalam acara resmi n berselisih gitu.

Yool : “Bukankah sudah kukatakan jangan mengeluarkan pasta gigi dari tengah, apa kau tahu bagaimana tidak nyamannya itu?”

Da Jung tak peduli dari mana ia mengeluarkannya, terserah dia donk.

Yool : “Kenapa kau tak mengganti tissu toilet? Apa kau malas? Apa kau tak mengerti? Sudah kukatakan bersihkan salurannya dari rambut rontokmu yang tertinggal. Dan itu, ada apa dengan pakaianmu? Jangan memakai pakaian seperti ini di rumah? Coba lihat... sudah berapa kali kukatakan jangan memakai pakaian seperti ini.”
Yool melihat baju yang Da Jung kenakan, ia mengangkat tangan Da Jung tinggi. Tepat saat itu Supir Shim lewat. Yool yang melihat ada Supir Shim disana langsung memutar tangan Da Jung seperti menari dan menariknya ke pelukannya. Dan disaat seperti inilah kontak fisik diantara mereka diperbolehkan hahaha. 
Bahkan jika kita tidak muncul di depan publik secara resmi, jika situasi mengharuskan maka kau harus mematuhi pihak pertama tidak peduli apapun. Hal ini juga berlaku di pasal kedua. Walaupun tentu saja kita akan menggunakan kamar terpisah, tapi dalam situasi yang sulit demi reputasi perdana menteri berbagi kamar akan dimungkinkan. Namun tentu saja akan ada batas-batasnya. Pihak kedua tidak boleh menyentuh pihak pertama, tidak peduli kondisi apapun.

Keduanya harus memperlihatkan kemesraan bahkan di depan dua pengawal Perdana Menteri hahaha. 
Bahkan ketika anak-anak ingin bermain, misalnya Man Se ingin main kuda-kudaan. Hahaha. Woo Ri lewat disana dan menyuruh Da Jung mengambilkannya air. Na Ra yang sudah kesal mengingatkan bukankah ia bilang kalau ia sudah lapar (minta disiapin makanan hahaha) Sementara Man Se masih pengen main kuda-kudaan.
“Bagaimana bisa ada kewajiban istri tapi tidak untuk suami?”

Kembali ke ruangan kerja Yool. Yool teringat sesuatu, ia pun setuju,

Pasal 3 untuk kewajiban suami.

Pihak pertama akan melakukan yang terbaik untuk bekerja sama dengan pihak kedua. Selesai.
Tik, Yool menekan enter untuk mencetak tulisan itu. Da Jung jelas saja protes kenapa bagian suami hanya itu saja. Da Jung yang protes merasa ini tidak adil, Ada banyak untuk kewajiban istri kenapa hanya ada satu untuk kewajiban suami, apa ini masuk akal. Da Jung menyilangkan tangan ke tubuhnya, ia takut bagaimana nanti jika Yool melakukan hal-hal yang aneh padanya.

Yool menoleh manatap tajam Da Jung, “Kecuali aku sudah gila. Tidak, bahkan jika aku sudah gila, itu tak akan terjadi. Atau… jangan-jangan kau berharap aku melakukan sesuatu padamu?” (hihi yakin nih...)

Da Jung menilai itu ucapan yang omong kosong. Yool pun menganggap kontrak itu tak ada masalah. Yool menyuruh Da Jung membubuhkan tanda tangan di kontrak itu atau bisa juga dengan cap jempol. Terserah yang mana saja.
Da Jung keluar dari ruang kerja perdana menteri. Ia mengeluh menatap kontrak yang ada di tangannya. Kontrak yang sudah ada cap jempol dirinya dan juga cap jempol PM Kwon Yool. Kontrak itu sangat tak menguntungkan baginya hahaha. Ia merasa tak memiliki firasat yang bagus dengan pernikahan ini.
Di rumah menteri Park Joon Ki. Na Yoon Hee, istrinya mondar-mandir cemas. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang kalau PM Kwon Yool benar-benar menikah dengan Nam Da Jung. Ia bertanya pada suaminya apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia takut Da Jung akan menghadiri pertemuan istri pejabat dan akan menepati posisi tertinggi di White Cafe. Jika kau tak memberitahuku bahwa mereka akan berpisah…

Park Joon Ki yang tengah membaca buku bertanya kenapa istrinya bertengkar dengan Da Jung ketika akan membuat kimchi kemarin. Yoon Hee heran bagaimana suaminya tahu kalau ia bertemu dengan Da Jung. 

Joon Ki : “Aku dengar kau menghubungi istri para menteri untuk membuat kimchi, apa istri menteri lain itu pelayanmu? Berapa lama lagi aku harus bertahan dengan sikap burukmu?”

Yoon Hee membela diri bagaimana bisa ia membuat 1000 kubis menjadi kimchi tanpa bantuan istri pejabat lain. Yoon Hee ingin menanyakan perihal pernikahan perdana menteri lagi tapi suaminya malas membahas itu. Joon Ki keluar dari kamar. Yoon Hee yang masih khawatir tambah khawatir apa suaminya ini akan kembali tidur di ruang kerja. Yeobo, aku salah. Ucapnya memelas hahaha pisah ranjang dah.
Park Joon Ki tertawa remeh, “Kwon Yool, kau berani menikah lagi? Baik. Kalau begitu aku akan mengirimkan kado pernikahan lebih awal.”
Da Jung dan Yuri berada di toko perhiasan melihat koleksi cincin di toko itu. Pelayan mengatakan kalau cincin yang tengah dilihat Da Jung adalah produk baru mereka. Yuri iseng memotret dirinya dan juga Da Jung yang memperhatikan cincin.

Pelayan itu melihat kalau wajah Da Jung terlihat tak asing baginya. Yuri tanya apa pelayan itu mengenali Da Jung, dia itu calon istrinya perdana menteri. Ia berbangga diri kalau dirinya bersahabat dengan Da Jung.
Da Jung melihat label harga di cincin itu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui berapa harga cincin itu, 20 juta won hahaha. Pelayan mengatakan kalau tokonya akan memberikan harga khusus untuk pelanggan selebritis. Karena Yuri si artis yang mengantar maka Da Jung pun bisa mendapatkan diskon.

Da Jung yang begitu kaget karena tuh cincin mahal banget mengatakan kalau ia sudah cukup melihat cincin itu. Ia tak bisa memakai sesuatu yang semahal itu. Da Jung segera keluar dari toko perhiasan.
PM Kwon Yool berada di ruang kerjanya, ia beberapa kali menarik nafas sambil membaca kontrak yang ia buat bersama Da Jung. “Bagaimana bisa aku jadi seperti ini? Aku belum pernah melakukan sesuatu yang menyedihkan seperti ini.” Yool memasukan kontrak itu ke map dan menyimpannya di laci meja kerjanya. 
PM keluar dari ruangannya. Ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya, ia menoleh ke samping kanannya, tapi tak ada siapa-siapa.
In Ho datang dari arah kirinya tergesa-gesa. Ia memberi tahu PM Yool kalau mereka dalam masalah, Revisi mengenai anggarana tambahan ditolak oleh Departemen keuangan. Yool tanya apa maksud perkataan In Ho.

In Ho menjelaskan kalau Menteri keuangan Park Joon Ki memebri tahu partai lawan untuk menolaknya. Yool pun memerintahkan In Jo untuk memanggil Menteri Park datang ke kantornya sekarang. Menteri Park 
Menteri Park Joon Ki sudah berada di ruangan PM Kwon Yool. PM akan mengatakan alasannya memanggil Menteri Park hari ini. Tapi Park Joon Ki sudah tahu, itu pasti mengenai revisi anggaran tambahan. Karena sudah tahu PM Yool pun merasa tak perlu lagi menjelaskannya. Ia memerintahkan kementrian sosial untuk meningkatkan dana dan melaporkan itu padanya tapi tak ada yang berubah. Menteri Park menilai kalau ada sesuatu yang PM Yool tak tahu karena yang namanya anggraan sudah disetujui oleh pejabat tinggi kementrian. Tak ada alasan dana tersebut diberikan pada Departemen Sosial. Tak ada dana lebih dalam anggaran dari departeman lain.
“Apa kau yakin?” Tanya PM Yool. “Bagaimana jika aku bisa menemukannya?”

Menteri Park tertawa remeh, “Bukankah peran perdana menteri hanya untuk penyesuaian dan memberikan saran? Apakah saran itu diterima atau tidak, keputusan akhir tetap ada di tangan Menteri Keuangan, yaitu aku.”

PM mengerti betul apa yang dimaksud oleh Menteri Park. “Tapi dengan kondisi yang seperti ini, aku tidak akan melaporkannya pada anggota kabinet lainnya.”

Menteri Park : “Apa kau bilang?”
PM Yool duduk di kursinya, ia kembali memerintahkan Menteri Park untuk merevisi anggaran yang ia perintahkan dan segera laporkan itu padanya. Itu bukan permintaan, tapi itu perintah. Menteri Park kembali tertawa, ia pun mengerti. Tapi sebelum keluar dari ruangan perdana menteri, Menteri Park berkata kalau ia lupa mengucapkan selamat pada PM Yool. “Saya dengar anda akan menikah. Tapi bagi seseorang yang akan menikah, anda tak kelihatan bahagia. Ketika anda akan menikah dengan Na Young, anda terlihat sangat bahagia.” Yool terdiam.
PM berada di ruangannya sendirian. Ia membuka kotak perhiasan berisi cincin pernikahannya. Ia mengenang saat-saat bahagianya yang akan menikah dengan Na Young, dulu. Ada seseorang yang mengetuk pintu, Yool menyimpan kembali cincin itu ke laci mejanya.

Seo Hye Joo masuk ke ruangannya memberi tahu kalau Nam Da Jung sebentar lagi datang. Yool terdiam sejenak untuk menarik nafas.
PM bersama putra-putrinya, Hye Joo, In Ho dan dua pengawalnya menunggu kedatangan Da Jung dan ayah Da Jung. Yool memberi tahu anak-anaknya kalau wanita yang akan ia nikahi akan datang dengan ayahnya. Ia harap putra-putrinya bisa bersikap sopan. Woo Ri tanya apa ia harus memanggil ahjumma itu dengan sebutan ibu. Yool terdiam sejenak, ia kemudian berkata kalau anak-anaknya tak perlu melakukan itu.
Yang ditunggu pun datang. Da Jung datang bersama ayahnya. Ayah takjub begitu melihat rumah dinas dan kantor Perdana Menteri. PM Yool minta maaf pada ayah Da Jung karena sudah membuat ayah Da Jung datang ke tempatnya. Ia memperkenalkan namanya dan memberi hormat pada yang lebih tua.

Ayah Da Jung merasa tak enak mendapatkan penghormatan dari perdana menteri, “sama sekali tak apa apa. Tentu saja aku harus mengunjungi anda.” Ayah melihat Yool benar-benar terlihat beda tidak seperti di TV, menurutnya Yool benar-benar tampan. Hahaha.

Yool pun memperkenalkan beberapa pegawai yang sudah ia anggap seperti keluarganya (Seo Hye Joo dan kang In Ho) Yool juga memperkenalkan putra-putrinya pada ayah. Yool meminta anak-anaknya memperkenalkan diri.
Satu persatu anak-anak memperkanalkan diri, mulai dari Woo Ri, Na Ra dan Man Se. Ayah memuji kalau anak-anak itu sudah diberi nama dengan sangat baik. Panjang Umur Republik Korea.

Ayah tiba-tiba bertanya pada Da Jung, kapan Da Jung melahirkan tiga orang anak. Haiyaaa apa dementia-nya kambuh.
Kang In Ho terkejut mendengar dari Supir Shim kalau ayah Da Jung menderita dementia. Supir Shim berkata kalau ia menjemput Da Jung dan ayahnya dari rumah sakit. “Sangat menyedihkan. Melihat bagaimana ayahnya tidak sehat, pasti itu berat baginya.” In Ho terdiam mengetahui kebenaran tentang penyakit ayah Da Jung.
Hye Joo menghampiri In Ho yang masih melamun, ia menanyakan apa In Ho membawa laporan anggaran dari Departemen Sosial karena perdana menteri meminta laporan itu setelah pertemuan dengan orang tua Da Jung. In Ho terbata-bata menjawab kalau ia membawanya.

In Ho kemudian menanyakan perihal ayah Da Jung pada Hye Joo, “Ayah reporter Nam, apa anda tahu kalau beliau sedang sakit?” Hye Joo menjawab kalau ia tahu itu tentang penyakit parah ayah Da Jung, ia balik bertanya kenapa In Ho menanyakan itu.

“Apa sakitnya sudah parah?” tanya In Ho semakin terkejut.
Di ruang pertemuan, PM Kwon Yool memberi tahu Ayah Da Jung kalau orang tuanya sudah meninggal, adik perempuan dan adik iparnya tinggal di Amerika. Tapi karena situasi, akan sulit bagi mereka untuk menghadiri pernikahan.
Ayah : “Aku akan mengatakan ini karena aku menganggapmu sebagai menantuku. Awalnya aku sangat marah pada anda, perdana menteri Kwon.”

Da Jung menyela, apa yang ayahnya katakan. Yool tak mempermasalahkan, silakan saja ayah Da Jung katakan apa saja tak perlu sungkan.

Ayah : “coba anda pikirkan, Orang tua mana yang ingin anak gadisnya menikah dengan pria yang sudah punya tiga orang anak?” (ya ingatannya udah balik lagi nih)

Da Jung jadi tak enak hati ayahnya bicara seperti itu. Ayah menyuruh Da Jung diam.
Ayah berkata jujur, “Aku mungkin tidak kaya atau cerdas. Tapi aku membesarkan putriku dengan penuh kasih sayang.” Mata ayah berkaca-kaca, “Putriku tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. Putriku, jika anda membuat putriku menangis, saya akan menghajar anda.” Ucapnya sambil mengacungkan kepalan ke arah Yool.

Da Jung : “Ayah, kenapa kau berkata seperti itu?”

Ayah mengusap air matanya.
Yool tak marah atau tersinggung, ia dengan tulus minta maaf dan juga berterima kasih. “Telah memberikan putri anda yang berharga pada seorang pria seperti saya, terima kasih. Saya bukanlah pria yang suka berbasa-basi. Dan untuk membuatnya bahagia, saya tidak bisa berjanji. Tetapi, selama dia menjadi istri saya, saya berjanji pada anda bahwa dia tidak akan menangis karena saya.”

Ayah senang dengan kejujuran dan ketegasan Yool. Yool melihat kalau mereka sudah terlalu lama ngobrol, ia mengajak ayah Da Jung makan bersama. Da Jung terharu mendengar ucapan jujur PM Yool.
Da Jung masih di rumah PM, dia bersama Man Se. Man Se sudah mendengar perihal Da Jung yang akan menikah dengan ayahnya. “Apa kau pikir aku akan memanggilmu ibu?” Sahut Man Se jutek. “Sampai kau membuat 1 juta katak dan 5 juta dakji (mainan kertas) untukku, aku akan tetap memanggilmu ahjumma.” (hahaha)

Da Jung tersenyum dan mengusap lembut kepala Man Se, “Man Se-ah mulai sekarang tolong jaga aku ya?”
Woo Ri dan Na Ra menghampiri keduanya. Woo Ri benar-benar tak habis pikir, ia tak tahu kenapa Da Jung melakukan ini pada Man Se, tapi jangan harap Da Jung bisa merayunya ataupun merayu Na Ra, Jangan pernah berpikir menjadi pengganti ibunya.

Na Ra : “Dan jangan pernah berharap kami akan memperlakukanmu sebagai seorang ibu. Dengan kata lain, kau harus bersiap-siap.”

Da Jung terkejut mendengar ucapan seperti itu dari anak-anak.
Tiba-tiba PM Kwon Yool datang, “Apa yang kalian lakukan disini, bukahkah kalian seharusnya mengantar kakek kalian pulang?”

“Baik ayah,” jawab Woo Ri dan Na Ra sopan. Sebelum pergi kedua anak ini membungkuk sopan pada Da Jung.

Da Jung terkejut melihat sikap anak-anak ini yang langsung saja berubah di depan PM Yool. Man Se juga bingung dengan sikap kedua kakaknya. Hahaha. Ketiga anak-anak ini pun berlalu dari sana.
Yool langsung menyombongkan diri, “Aku mengenal anak-anakku. Aku tak tahu tentang yang lainnya, tapi aku sangat bangga telah membesarkan anak-anakku menjadi anak yang memiliki sopan santun.”

Da Jung terdiam bengong. Yool tanya kenapa, ia meminta Da Jung tak perlu khawatir karena anak-anak tak akan menyiksa Da Jung, hahaha. Yool berlalu dari sana.

Da Jung merasa tidak begitu, “Apa ada yang salah dengan keluarga ini?” hahaha
Di kantor Perdana Menteri, Yool terkejut mendapatkan laporan dari Kang In Ho mengenai Pusat Pelabuhan Internasional Geum Cho Man, bukankah itu proyek pemerintah.

In Ho memberikan laporannya, “(Kementrian itu) telah melakukan defisit anggaran dan pencemaran lingkungannya sudah sampai pada tahap yang berbahaya. Dan lagi anggaran mereka telah meningkat.”

Yool terkejut, “Benarkah?” ia membaca laporan yang In Ho berikan padanya. “Jika kita mengubah anggaran ini kita mungkin bisa memenuhi anggaran di Departemen sosial.”

In Ho : “Tapi, pemasok untuk pusat pelabuhan itu adalah Myung Shim Grup. Perusahaan dari mertuanya Menteri Park Joon Ki.”

Yool menyuruh In Ho untuk menyiapkan pertemuan dengan semua ahli. Ia meminta In Ho hati-hati, jangan sampai berita pertemuan ini bocor.
In Ho teringat sesuatu, ia memberi tahu kalau ayah reporter Nam menghubungi Yool. Yool akan menghubungi ayah Da Jung nanti. In Ho berkata ia tak tahu kalau ayah Da Jung sedang sakit.

Yool menyahut itulah kenapa ia merasa tak enak, “Jika beliau sehat, pernikahan ini… apa kau pikir beliau akan dengan mudah menerimanya? Aku sudah pernah menikah. Dan aku punya anak. Jika dia menikahi seseorang yang lajang dan mapan sepertimu, dia akan lebih bahagia. Bukankah begitu?”

In Ho terdiam menunduk.
Seo Hye Joo menemani Da Jung mencoba gaun pengantin. Ia menilai gaun pengantin yang dipilih dan dipakai Da Jung kurang cocok karena terlalu ketat. “Apa hanya gaun ini yang terbaik yang kau pilih?”

Da Jung memperhatikan gaun yang ia kenakan, “Apa ini jelek? Aku pikir ini tidak apa-apa.”

Hye Joo menilai ini tidak penting bagi Da Jung baik atau tidak karena yang paling penting adalah mana yang cocok dengan Perdana menteri. Ia bertanya pada pelayan apa ada gaun yang lain.
Di dalam ruang kerjanya Yool tampak menahan geram menggenggam ponselnya. Da Jung masuk ke ruangannya. Yool langsung menunjukan foto yang di unggah ke Twitter, “Katakan kalau ini bukan kau. Wanita ini melihat cincin buatan perancang ternama seharga 20 juta won. Ini bukan kau kan?”

Da Jung memperhatikan foto itu, “Benar. Itu aku. Tapi aku hanya melihat-lihat saja. Aku tidak bermaksud membeli cincin semahal itu.”
PM Yool yang marah melempar ponselnya ke meja. “Apa kau pikir ini main-main? Ada 15ribu artikel tentang kau. 15rb. Sekretaris Seo sedang berusaha agar artikel itu dihapus. Apa yang kau lakukan?” Bentak PM.

Da Jung membela diri kalau ia hanya melihat-lihat cincin itu kemudian pergi. “Apa aku bahkan tidak diperbolehkan melihat-lihat?”

Yool : “Walaupun ini hanya pernikahan kontrak, kau juga menginginkan apa yang dilakukan pasangan lain, kan?”

Da Jung berkata bukan begitu maksudnya. “Tunggu, apa aku tak bisa melakukannya? Aku juga kan wanita.” balas Da Jung. “Dengan semakin dekatnya hari pernikahan, aku ingin memilih cincin dan gaun pengantin. Apa aku tak boleh melakukannya?”
PM Yool : “Jadi, maksudmu kau ingin menjadi Cinderella?”

Da Jung : “Cinderella? Apa anda baru saja mengatakan aku ingin menjadi seperti cinderella?”

PM Yool : “Bukankah begitu? Kalau tidak, kenapa bisa ada foto seperti itu?”

Da Jung bertanya apa menurut Yool ia terlihat seperti Cinderella. “Pangeran kuda putihku selalu marah-marah dan masyarakat tak sabaran melihat kesalahanku. Cinderella macam apa ini? Maksudku, Cinderella seperti apa yang selalu dibenci?”

Yool mengingatkan bukankah Da Jung yang memaksanya untuk menikah, apa Da Jung tak ingat. Da Jung berkata kalau ia juga sama terpaksanya seperti Yool. Yool tak menyangka dengan sikap Da Jung, kalau saja ia tahu Da Jung semenyedihkan ini ia tak akan pernah setuju menikah dengan Da Jung.

Da Jung yang juga kesal bilang itu bagus, tak usah ada pernikahan, batalkan saja. Apa ada yang tidak bisa dilakukan oleh politisi sukses seperti Yool, pasti dengan mudah bisa membatalkan sesuatu.

Yool tambah kesal, apa Da Jung sudah selesai bicara. “Apa yang kau maksud ingin membatalkan pernikahan ini?” Bentak Yool.

“Batalkan. Batalkan saja.” tantang Da Jung dengan suara tak kalah tinggi.
Kalau saja tak ada yang mengetuk pintu, pasti adu mulut diantara keduanya terus berlanjut. In Ho masuk ke ruangan perdana menteri, ia memberi tahu kalau Profesor Kim sudah datang. Yool menyuruh In Ho mempersilakan Prof Kim masuk. In Ho mengerti.

Yool menyuruh Da Jung jangan kemana-mana karena ada sesuatu yang akan ia sampaikan. “Ini perintah. Mengerti?” Da Jung tak takut, “Tak usah khawatir. Apa anda pikir aku takut dengan perintahmu?” Da Jung keluar dari ruangan perdana menteri. Yool menarik nafas panjang menahan jengkel. Hahaha.
Na Ra melihat Da Jung keluar dari ruang kerja ayahnya, “Beraninya kau datang kesini.” cibir Na Ra. “Akan aku tunjukkan dengan siapa kau berurusan.”
Da Jung ke kamar mandi, ia menatap tajam ke arah kaca. “Ini perintah, mengerti?” Ucapnya meniru apa yang Yool ucapkan padanya. Da Jung menggerutu, “Perintah apanya, bahkah kalau kau tak mengatakannya aku tak akan pergi. Aku akan menyelesaikan masalah ini sekarang.”
Da Jung membasuh tangannya dan ketika ia mengambil sabun, sesuatu yang aneh terjadi. Kedua telapak tangannya jadi nempel.
“Omo, apa yang terjadi?” Da Jung tak bisa membuka telapak tangannya yang nempel. Ia panik, “apa ini?” Ia berusaha kuat menarik tangannya tapi gagal. Itu bukan sabun melainkan lem. Hahaha.
Di kamar, Na Ra tertawa puas, “Rasakan itu. Lem super kuat.”
PM Yool bersama Prof Kim dan In Ho mengamati sampel air dari sebuah danau. Prof Kim berkata kalau air itu sangat keruh hingga Yool tak bisa melihat tangan sendiri. In Ho pun mencium aroma tak sedap dari air itu. Prof Kim menilai kalau pembusukan di air baru saja dimulai, ini sudah meyentuh level tertinggi dari BOD dan COD-nya. (BOD = Biological Oxygen Demand. COD = Chemical Oxygen demand)

Yool ingin melihat itu langsung. Ia menyuruh In Ho untuk menyiapkan helikopter. Ia akan pergi ke perairan itu sekarang.
Da Jung merendam tangannya yang nempel akibat lem dengan air. Ia benar-benar tak percaya ini terjadi padanya. Kalau ia menemukan orang yang melakukan ini, ia akan menghajarnya.
Na Ra menghampiri Da Jung, “Ommo, apa ini? Apa yang kau lakukan? Aku tak yakin ini bisa lepas.”

Da Jung terkejut, apa kau yang….

Na Ra tertawa, “Bukankah sudah kukatakan untuk bersiap-siap.” Na Ra berlalu dari sana membuat Da Jung kesal, “ah dasar anak ini…..”
Ahjumma menuangkan air panas ke wadah dimana Da Jung sedang merendam tangan. Da Jung menjerit dan menarik tangannya yang kepanasan. Da Jung tanya apa ahjumma pikir dengan cara ini maka lem-nya bisa lepas. Ahjumma bilang kalau itu akan lepas nanti. Da Jung berusaha menarik tangannya, ini sudah lebih dari 30 menit apa tak seharusnya ia ke rumah sakit saja.
Ahjumma menarik tangan Da Jung dan lepaslah lem itu. Da Jung girang bukan main, “Ah akhirnya lepas juga.” Ahjumma itu heran dengan kehebohan Da Jung. Ia menggerutu, “Bagaimana bisa perdana menteri berhubungan dengan wanita seperti ini.” (Hahaha)
PM Yool masuk ke rumah, Da Jung yang tiduran santai di kursi bertanya sampai kapan ia harus menunggu. Yool menyahut kalau Da Jung ini ga sabaran banget. Ia akan ke kamar mandi dulu untuk cuci tangan. Maklum tangannya tadi kotor karena ngubek-ngubek air kotor.
“Ah sangat menjengkelkan. Selalu seenaknya sendiri.” gerutu Da Jung. “Apa kamar mandi?” Da Jung kaget mengetahui kemana Yool akan mencuci tangan. Da Jung bergegas menyusul ke kamar mandi.
Yool memencet sabun lem itu di telapak tangannya. Tepat saat itu Da Jung masuk ke kamar mandi, “Perdana menteri… jangan!” Da Jung meletakan tangannya di telapak tangan Yool. Alhasil nempel deh hahaha.
Yool terkejut kenapa begini, kenapa nempel. Ia menyingkirkan tangan Da Jung, tapi tak bisa. Ia berusaha menariknya, tapi Da Jung berteriak kesakitan…
Keduanya pun merendam telapak tangan di air secara bersamaan. In Ho terkejut mengetahui PM terjebak dalam lem super kuat bersama Da Jung. Ia heran bagaimana ini bisa terjadi.
Yool mendelik marah ke arah Da Jung, “Siapa yang melakukan ini? Woo Ri? Nara? Atau Man Se?” Da Jung tertawa tak memberi tahu, “Tidak tahu. Aku juga tak yakin.” Yool yang marah akan menghukum ketiga anaknya.
“Nam Da Jung.. ini semua salahmu!” bentak Yool sambil mengangkat tangan membuat In Ho yang ga salah apa-apa kecipratan air. hahaha

Da Jung tak terima disalahkan. Yool terus ngomel, kenapa Da Jung mengikutinya ke kamar mandi. Da Jung tak kalah ngomel, ia juga menyesal kenapa ia menyusul Yool ke kamar mandi kalau akhirnya jadi seperti ini. 

Yool bertanya ke In Ho apa tak bisa lem nempel ini diselesaikan. Da Jung bilang kalau ini tak akan berhasil jika dibiarkan saja. Ia kembali mencelupkan telapak tangan ke air. Sebenarnya mereka bisa membeli sesuatu untuk melepaskan itu tapi mencelupkan ke air lebih baik dari pada bolak-balik ke supermarket, ini akan lepas dalam 30 menit lagi.
Yool meminta In Ho menunggu tiga puluh menit lagi sebelum naik helikopter. In Ho berkata kalau menunggu maka PM Yool harus membatalkan pertemuan dengan Duta Besar Amerika Serikat malam ini. Yool benar-benar kesal.

Ponsel In Ho bunyi, ia menerima telepon dari seseorang. In Ho kemudian menyampaikan pada Yool kalau helikopternya sudah siap. “Jika anda tidak ingin membatalkan pertemuan nanti malam anda harus segera berangkat.”
Yool pun tak punya pilihan lain. Ia berdiri dan segera berangkat naik helikopter. Da Jung yang tangannya masih menempel pada tangan Yool, berteriak karena tangannya tertarik dan ia pun mengikuti Yool yang akan pergi blusukan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar