Jong-dae menemui ibunya, ibu memberi tahu kalau
teman ayah memiliki usaha impor daging dan mereka di jebak dengan menuduh
daging yang mereka gunakan adalah daging tidak asli. Sedang ayah sekarang
tengah menyelesaikan masalah itu, entah bagaimana.
Ibu menyuruh Jong-dae menemuinya untuk menyuruh
Jong-dae masuk wajib militer, karena akan lebih mudah untuk menyelamatkan
kuliah Jong-dae. Jong-dae menolak karena ia akan mengikuti ujian. Ibu bertanya
apakah semudah itu melakukan ujian, Jong-dae meyakinkan dengan berjanji akan
lulus setelah ujian pertama. “kalau aku tak lulus di ujian pertama. Kau bisa
mengirimku ke wajib militer.”
Ibu bertanya berapa bulan yang di butuhkan
Jong-dae. Jong-dae tak menjawab tapi memohon untuk memberinya kesempatan.
YAYASAN
KESEHATAN MASYARAKAT EPISODE 2
Jong-dae benar-benar berusaha untuk bisa lulus
dalam ujian. Dia belajar dengan begitu keras hingga membuat Gwang-pal heran,
Hyo-sang memberitahu Gwang-pal kalau Jong-dae akan masuk wajib militer jika tak
bia lulus dari ujian.Gwang-pal yang diberitahu malah menilai kalau Jong-dae tak
mungkin bisa lulus jadi tak usah berusaha dan putuslah dengan Seung-hee.
Seketikan Jong-dae langsung berbalik dan mendelik kesal.
Hari-hari terus berlalu, Jong-dae belajar sangat
rajin untuk persiapan ujian. Mungkin yang membuat dia semakin semangat karena
selalu memikirkan Seung-hee.
Waktu ujian pun tiba, Seung-hee mengantarkan
Jong-dae ujian. Dengan senyum cerahnya Seung-hee memberikan dukungan pada Jong-dae.
Jong-dae mnyuruh Seung-hee untuk tak khawatir. Dia akan lulus ujian dan tak
akan meninggalkan Seung-hee. Seung-hee memberi semangat dan mencium pipi
Jong-dae. “Semoga berhasil ujiannya! Fighting.”
DUA
BULAN KEMUDIAN HASIL UJIAN KELUAR
Jong-dae berjalan loyo menuju papan pengumuman
namun hanya berjongkok di depannya tanpa niat untuk melihat. Kelopak mata
Jong-dae menghitam karena terlalu lelah, dia sepertinya takut kalau-kalau tak
akan lulus dari ujian.
Pengumuman segera di tempel, semua orang berkerubung
kecuali Jong-dae. Seseorang menarik topi jaketnya, Itulah Seung-hee. Jong-dae
langsung memeluk Seung-hee dia sangat ketakutan kalau Seung-hee berpaling
darinya. Kalau sampai dia harus wajib militer, Jong-dae memohon agar Seung-hee
tetap menjengukanya.
Seung-hee mengajak Jong-dae untuk melihat
pengumuman tapi Jong-dae menolak.
Seung-hee pun melihatnya sendirian, sedang
Jong-dae sudah pesimis dan bertanya-tanya kalau dia mendaftar wajib militer
sekarang kapan ia bisa mendapatkan surat pemberitahuannya,
Seung-hee berbalik dengan wajah terkejut, “Aku..
menemukan namamu. Dan Nomormu juga.”
Jong-dae yang tadinya mendengarkan sambil lalu
terkejut dan segera menuju kepapan pengumuman dan benar saja namanya tertera
disana. Jong-dae dan Seung-hee berjingkrak kegirangan. Tanpa disadari oleh
mereka, seseorang memperhatikan dengan sedih. Dia adalah Wan-ha yang sepertinya
sudah menyukai Seung-hee.
Jong-dae, Seung-hee dan lainnya merayakan
kelulusan Jong-dae dengan minum-minum di bar. Hyo-sang tak menyangka kalau Jong-dae
akan lulus hanya dengan sekali tes, sedang menurut Gwang-pal itu adalah
keberuntungan. Jong-dae tak setuju karena menurut Jong-dae, dia bisa lulus
karena Seung-hee dan itu merupakan kekuatan cinta. Yang lain berasa mau muntah
kali dengernya, hehehe
Seung-hee mengatakan kalau dia sudah percaya sejak
awal kalau Jong-dae memang bisa lulus namun dengan sinisnya, Seon-joo
memberitahu kalau Seung-hee telah mengubah kata-katanya karena sebelumnya
Seung-hee tak percaya Jong-dae akan lulus. Seung-hee memberi kode kenapa
Seon-joo memberitahu itu. Dengat tergagap Seung-hee bertanya, “kapan aku
mengatakan itu?”
Jong-dae tak kesal, toh yang penting dia sudah
lulus.
Gwang-pal mencoba PDKT dengan Seon-joo, Seung-hee
tau itu segera memberi kode pada Jong-dae untuk pergi bersama. Setelah
kepergian Seung-hee, Seon-joo bertanya apa Gwang-pal juga belajar untuk ujian.
Gwang-pal bingung, kenapa?
Seon-joo merasa benci dengan orang-orang yang
belajar untuk ujian, dia juga sangat kasihan dengan Seung-hee yang hanya terus terusan
mendukung Jong-dae. “Jika aku jadi, aku sudah memutuskannya.”
Gwang-pal setuju. Tapi tiba tiba Hyo-sang datang
dan memberitahu kalau Gwang-pal juga sebenarnya belajar untuk ujian. Gwang-pal
menyuruh Hyo-sang diam tapi dia tetap ngoceh. “Permisi, kita semua belajar
untuk kejaksaan. Kau bisa menyebut kami hakim masa depan dan jaksa.”
Seung-hee dan Jong-dae kabur ke sebuah market
kecil dipinggir jalan. Jong-dae kembali mengucapkan terimakasih pada Seung-hee.
Seung-hee merasa kalau itu bukan karenanya, Jong-dae sudah belajar dan orang
tuanya telah membayar biaya sekolah. Kalau sampai orang tuanya mendengar
mungkin akan salah paham.
Jong-dae mengatakan kalau dia akan libur selama
satu minggu sampai seleksi ke dua. Dia tanya apa Seung-hee ingin ke suatu tempat.
Seung-hee bertanya kemana Jong-dae ingin pergi. Mata Jong-dae berkeliling
melihat dan menemukan sebuah motel tepat di dekat market. Seung-hee mengajak
untuk melakukan apapun yang orang lain lakukan. Jong-dae girang.
“Kau mau melakukan apapun?”
“Ya!” Seung-hee antusias.
Tenyata mereka memutuskan untuk pergi ke taman
rekreasi, hahaha. Tak jadi ke Motel tapi dalam pikiran Jong-dae sendiri, segala
sesuatu yang dilakukan oleh Seung-hee terlihat sangat menggoda bagi Jong-dae.
dari makan ice cream Jong-dae salah fokus memandangi bibir Jong-dae. ckckck
Hyo-sang dan Gwang-pal pergi ke apotek untuk
membeli minuman energi, dan disana ada apoteker yang seksi gila. Gwang-pal yang
playboy jelas saja gak mau rugi dong, dia menggoda gadis itu ini itu. Jong-dae
yang melihat kelakuan temannya mengatai mereka pecundang.
Gwang-pal dan Hyo-sang menemui Jong-dae, Hyo-sang
memuji kecantikan apoteker itu. Gwang-pal memberitahu kalau apotek tempat kerja
Seung-hee telah bangkrut karena tempatnya yang terpencil. Gwang-pal menyuruh
Jong-dae untuk cepat belajar dan katanya akan libur selama dua minggu.
Hyo-sang sebenarnya tak percaya bagaimana seorang
Jong-dae bisa lulus padahal Wan-ha yang pintar saja gagal. Jong-dae mengatas
namakan itu sebagai kekuatan cinta. Hehehe.
Hyo-sang dan Gwang-pal pun pergi dan kembali
mengantri di depan apotek itu yang penuh dengan pria yang mengantri untuk bisa
membeli obat pada wanita cantik itu. Kekeke
Seung-hee dan Jong-dae berada di sebuah toko CD,
Seung-hee heran kenapa mereka harus membeli CD lagipula masih ada bioskop.
Jong-dae memberi alasan kalau keluaran terbaru tak banyak yang bisa di tonton.
Seung-hee berkeliling bingung, apa yang harus dia beli.
Jong-dae mencari film yang ia suka sendiri dan
menemukan film dengan cover yang begitulah. Menampakkan kaki gitu. Jong-dae
tersenyum. Seung-hee mengatakan dengan senang karena telah menemukan film yang
ingin yang ia tonton. Sedang Jong-dae langsung cemberut.
Seung-hee antusias dengan film yang ia tonton
sedangkan Jong-dae hanya bisa diam tanpa kata. Bosen. Seung-hee memuji
film’nya, “Pemilik tempat itu benar-benar artistik.”
“Artistik,
pantatku. Siapa yang disuruhnya melihat film seni di ruang video?” keluh
Jong-dae dalam hati.
Jong-dae menceritakan bagaimana ia nonton dengan
Seung-hee, Gwang-pal tertawa keras mendengar cerita Jong-dae. Sedang Jong-dae
tadinya mengira kalau film yang dipilih Seung-hee adalah film porno tapi
ternyata bukan. Hahaha. Gwang-pal menyuruh untuk segera memutuskan Seung-hee
bagaimana dia bisa dibilang pacaran Bahkan tidur bersama saja belum.
Jong-dae mengatakan kalau mereka sudah ciuman.
Tapi Gwang-pal tak perduli, hingga Jong-dae kesal dan menyuruh untuk jangan menjelekkan
Seung-hee. Jong-dae akan belajar untuk sesi ujian ke dua dan akan benar-benar
mengencani Seung-hee.
~~~
Jong-dae menuju ke perpustakaan kampus, namun
disana tak ada seorang pun hanya dua orang sahabtnya saja yang tertidur pulas.
Jong-dae heran kenapa tak ada orang lain di perpustakaan. Gwang-pal mengatakan
kalau ada piala dunia. Gwang-pal lalu bertanya pada Hyo-sang apa dia sudah
selesai tidur, kalau sudah ayo kita pergi. Jong-dae heran, mau pergi kemana
kalian?
“menonton piala dunia” jawab Gwang-pal. Hyo-sang
menyuruh Jong-dae untuk belajar yang rajin saja karena diantara mereka hanya
Jong-daelah yang lulus. Gwang-pal menimpali dengan mengatakan kalau di masa
piala dunia biasanya tingkat kelulusan untuk murid pria akan menurun. Jong-dae
kesal karena seolah sedang disumpahi, dia pun menyuruh Gwang-pal dan Hyo-sang
pergi saja.
Jong-dae keluar dari perpustakaan dengan loyo,
namun setibanya diluar dia melihat Seung-hee yang tengah berdiri bosan. Mata
Jong-dae kembali berbinar, itu karena melihat Seung-hee yng berpakaian rok
pendek. Ckck. Sampai-sampai Jong-dae mimisan dibuatnya.
Seung-hee dan Jong-dae sedang berciuman dijalan,
apa?
Namun setelah kamera berputar dan memperlihatkan
mereka secara jelas, Seung-hee hanya sedang membersihkan darah mimisan yang ada
di hidung Jong-dae. “Ini pasti karena kau terlalu keras belajar”
Jong-dae yang tak teralu memperhatikan karena
sedari tadi hanya memperhatikan kaki Seung-hee, dengan reflek mengatakan kalau
dia mimisan karena Seung-hee.
“Apa?”
“Bukan apa apa”
Seung-hee berjalan bergandengan dengan Jong-dae,
Seung-hee menyuruh Jong-dae untuk jangan merasa terbebani dengan belajar.
Karena memang itu adalah pengalaman pertama Jong-dae jadi anggaplah sebagai
latihan.
“Pengalaman
pertama? Latihan? Melakukannya? Apa itu... Kenapa dia mengatakan kata-kata yang
tidak jelas” dalam hati Jong-dae bertanya tanya. Seung-hee
mengatakan kalau apapun hasilnya, Seung-hee akan tetap menyukai Jong-dae.
Jong-dae merasa terharu dan memeluk Seung-hee lalu menariknya pergi.
Jong-dae malah mengajak Seung-hee ke semak semak.
Jong-dae kembali memeluk Seung-hee dan mengatakan kalau dia menyukai Seung-hee.
Seung-hee membalas pelukan itu tetapi karena tubuh Jong-dae yang lebih berat
membuat Seung-hee kehilangan keseimbangan akan jatuh dan tepat saat itu pula
petugas melihat mereka. Petugas menyuruh untuk jangan ada yang di semak saat
sudah pukul 9 malam. Disisi lain ada sepasang kekasih juga yang sepertinya lagi
mojok.
Seung-hee jadi malu karena seseorang pasti akan
menganggap mereka tengah mesum hingga ia segera pergi meninggalkan Jong-dae.
Jong-dae bingung dan meminta maaf pada Seung-hee,
~~~
Hyo-sang
dan Gwang-pal menertawai Jong-dae, mereka mengira kalau Jong-dae dan Seung-hee
pasti sudah putus. Tapi Jong-dae menyangkalnya karena Seung-hee hanya malu,
tapi Hyo-sang menambahkan kalau Seung-hee saja tak mau mengangkat telfon
Jong-dae. Gwang-pal menyalahkan Jong-dae juga yang berani-beraninya melakukan
hal seperti itu di semak-semak, bukankah aku telah menyuruhmu untuk menggunakan
ruang video.
Hyo-sang mengatakan kalau dia jadi Seung-hee pasti
dia sudah tak tertarik lagi dengan Jong-dae yang porno. Kekeke.
Telfon Jong-dae berdering, itu dari Seon-joo yang
entah mengatakan apa hingga Jong-dae segera menuju kerumah Seon-joo.
Jong-dae pun sudah berada dirumah Seon-joo dan
Seung-hee, Jong-dae mengatakan kalau dia beru pertama kalinya masuk kedalam
rumah mereka. Jong-dae mengatakan kalau dia butuh untuk mengatakan sesuatu pada
Seung-hee, Seon-joo menyuruh untuk santai dan menunggu Seung-hee.
Keduanya benar benar canggung, Jong-dae mencoba
menyalakan TV tapi film yang tengah diputar menunjukkan pasangan yang tengah
berciuman mesra. Jong-dae jadi makin canggung dan segera mematikan Tvnya lagi.
Seon-joo mencoba memanasi Jong-dae dan melepas
jaketnya dan mengatakan kalau udaranya sangat panas. Jong-dae tak terpengaruh,
ia bertanya apa mereka bisa mengecek dimana Seung-hee karena sepertinya dia
telat. Seon-joo tertunduk, dia mengaku kalau dia berbohong karena sekarang
Seung-hee ada di Daejeon menemui kakanya. Jong-dae bingung, jadi maksudnya....
“Jong Dae, sejujurnya, aku menyukaimu. Aku
menyukaimu sebelum Seung Hee menyukaimu. Sudah berakhir antara kalian berdua. Tak
bisakah kau menyukaiku sekarang? Aku akan selalu bersamamu. Aku serius.” Ungkap
Seon-joo lalu kemudian mencium Jong-dae. Sedang Jong-dae hanya terdiam.
Terkejut. Namun ketika dia melihat foto Seon-joo dan Seung-hee kembali
membuatnya sadar dan melepaskan ciuman Seon-joo. Jong-dae lalu bergegas pergi,
namun sebelumnya ia mengatakan kalau Seung-hee adalah satu satunya untuknya.
~~~
Hyo-sang dan Gwang-pal tak percaya mendengar
cerita Jong-dae yang sekarang, bagaimana Seon-joo yang sombong bisa mencium
Jong-dae. Jong-dae meyakinkan dan merasa bersalah karenanya, dia bingung apa
yang nantinya akan ia lakukan dengan Seon-joo. Gwang-pal tanya apakah Jong-dae
melakukan itu dengan Seon-joo. Jelas enggak lah, karena Seung-hee dan Seon-joo
kan teman.
Gwang-pal merasa Jong-dae benar-benar bodoh lalu ia menyuruh untuk mengencani
keduanya. Jong-dae malah jadi merasa gila sendiri telah menceritakan itu pada
temannya. Jong-dae segera pergi, Hyo-sang tanya apa Jong-dae tak belajar.
Menurut Jong-dae kalau ujian ada dua kali kesempatan tapi kalau Seung-hee hanya
sekali, jadi dia akan pergi dan menemui Seung-hee. Hyo-sang bertanya-tanya
apakah Jong-dae melakukannya. Gwang-pal yakin, kalau tidak kenapa dia merasa
bersalah?
Sedang Jong-dae di perjalanan mendapatkan
panggilan dari ayahnya.
Jong-dae menemui ayah, dia di beritahu kalau
ayahnya telah menutup restauran iga beralih berjualan ayam goreng. Ayah takut
kalau semua akan berkhir dengan utang karena tak banyak pelanggan, oleh karena
itu ia menutup restaurant iga. Ayah juga
berusaha mengurangi gaji pelayan dengan bekerja sendiri, bahkan mengantar
pesanan. Jong-dae menatap tangan ayah yang terluka karena berlatih motor, ayah
menenangkan dan mengatakan kalau itu tak apa.
Ayah merasa kalau dia sudah harus pergi, ayah pun
pergi. Namun Jong-dae memanggilnya, “Ayah! Aku akan belajar keras hari ini. Aku
merasa mungkin aku bisa lulus seleksi kedua di percobaan pertamaku.”
Ayah juga yakin kalau Jong-dae pasti bisa. Selepas
kepergian ayahnya, Jong-dae sepertinya sangat terharu dengan kerja ayahnya.
Jong-dae meyakinkan dirinya untuk belajar lebih keras.
Jong-dae menepati kata kata dengan belajar begitu
keras. Jalan. Ke Wc. Di perpus. Dia mengisi hari harinya hanya dengan belajar
sampai dengan ujian.
Jong-dae dalam perjalanan, hari ini adalah hari
ke-empat yang juga berarti akhir dari ujian ronde 2.
Jong-dae berjalan dengan wajah ceria. Ponsel
Jong-dae berdering, itu telfon dari Seon-joo. Jong-dae mengangkat dengan agak
malas. Seon-joo memberi tahu kalau Seung-hee sedang sakit, Seung-hee meminta
tolong tapi Seon-joo sendiri sedang ada di luar kota. Jong-dae khawatir
seberapa sakit Seung-hee. Seon-joo tak tau tapi ketika sedang menelfon
Seung-hee mematikannya di tengah pembicaraan dan terdengar parah.
Jong-dae khawatir, dia mencoba menghubungi
Seung-hee tapi tak diangkat. Jong-dae ragu apakah ia harus ujian atau menemui
Seung-hee. Jong-dae menetapkan hatinya, ia pun berlari menuju kerumah
Seung-hee.
Jong-dae bergegas, dia tampak sangat khawatir
dengan keadaan Seung-
hee. Jong-dae mencoba mengetuk pintu rumahnya tapi tak ada respon. Jong-dae akhirnya membuka pintu, ternyata tak di kunci. Jong-dae melihat keruangan, Seung-hee sudah tergeletak di lantai. Wajahnya sudah sangat pucat, Jong-dae menolong. Seung-hee bertanya, kenapa Jong-dae kesana padahal Jong-dae ada ujian. Jong-dae kesal karena ujian bukan masalah besar sekarang. Jong-dae pun menggendong Seung-hee.
“Ayah, aku
minta maaf. Aku menyelamatkan menantumu sekarang. Aku punya satu kesempatan
lagi untuk seleksi keduanya. Aku yakin akan lulus di kesempatan selanjutnya”
~~~
Jong-dae tergeletak lesu dikamarnya, sudah jelas
karena dia telah melewatkan ujian ke duanya untuk menyelamatkan Seung-hee ,
hingga ia harus berakhir dengan ketidak lulusannya. Jong-dae frustasi,
Gwang-pal dan Hyo-sang mengajak pergi tapi dia tak mau dengan alasan kalau dia
harus menyimpan uang. Jong-dae kembali mencoba tidur.
Namun ada seseorang yang bertamu, Jong-dae
terganggu tapi mau bagaimana lagi. Jong-dae melihat siapa yang datang, itu
Seung-hee.
Mereka berdua telah duduk bersama, sama sama
canggung. Seung-hee mengucapkan terimakasih karena Jong-dae telah menolongnya.
Tapi Seung-hee juga merasa tak enak hati karena Seung-hee Jong-dae tak bisa melaksanakan
ujian. Seung-hee merasa kalau dia malu menemui Jong-dae. Jong-dae menyuruh tak
usah khawatir karena ia akan mengikuti ujian tahun depan. Seung-hee sembuh saja
dia sudah senang.
“Aku... benar-benar akan menemanimu sampai kau
ikut seleksi kedua tahun depan. Aku tidak akan mengeluh jika merindukanmu. Dan
aku akan selalu menghiburmu ketika kau ada masalah.” Janji Seung-hee.
“Terima kasih, Seung Hee. Dan... Aku mencintaimu.”
Ucap Jong-dae dan mencium Seung-hee. Mereka melampiaskan perasaan mereka satu
sama lain.
“Malam itu,
Seung Hee dan aku saling memahami. Aku gagal dalam ujian tapi cinta itu kini
kembali. Setelah sekian lama, ketidakberuntungan itu berubah menjadi
kebahagiaan. Ya, aku bisa ujian lagi di tahun depan”
~~~
Delapan
Tahun Kemudian
2008
Hyo-sang, Gwang-pal dan Jong-dae sedang menjalani
wajib militer mereka. Gwang-pal mengatakan kalau Seung-hee sekarang sudah
sukses menjadi penulis novel, dan apa yang Jong-dae lakukan. Jong-dae hanya
diam dengan raut wajah tak suka. Hyo-sang tanya apakah Seung-hee mempunyai
acara TV. Gwang-pal mengatakan kalau Seung-hee akan memiliki drama. Hyo-sang
langsung kagum, dia menyuruh Jong-dae agar Seung-hee membelikan mereka minum.
Gwang-pal memanas manasi Jong-dae, kalau semisal
Seung-hee jadi penulis drama pastilah akan di kelilingi oleh para pria. Dan
pastinya Jong-dae akan tersisih.
“Jadi sebelum dia mencampakkanmu, kami mau
ditraktir minum darinya.” Celetuk Hyo-sang. Jong-dae jadi kesal lalu pergi.
“Untuk si
jenius Kim Jong Dae yang lulus ujian kejaksaan di percobaan pertamanya delapan
tahun lalu, Begitu saja. Setelah itu, aku terus gagal di seleksi pertama,
bahkan seleksi kedua.”
Jong-dae
berjalan menuju ke toko makanan ringan ayahnya, dia melihat ayah ibunya sedang
bersiap siap untuk menutup toko.
“Sementara
itu, ayah beralih ke bisnis makanan ringan yang lebih kecil dari ayam goreng. Seperti
yang Gwang Pal bilang, apa tiga kesempatan dalam hidupku benar-benar sudah
habis sekarang?”
Jong-dae ternyata tak menemui orang tuanya, dia
hanya melihat dari kejauhan dan kembali pergi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar