Senin, 10 Februari 2014

Sinopsis I Need Romance 3 episode 1 part 2





Setelah kepergian Jung Ho, Joo Yeon duduk sendirian di restoran itu dan memakan es krim pesanannya.
"Tidak ada alasan untuk merasa sedih ataupun terluka. Sebuah hubungan berakhir itu hal wajar. Tentu saja aku awalnya tidak seperti ini"
Itulah narasi Joo Yeon saat ia teringat akan kenangannya berpisah dengan semua mantan pacarnya. 
Flashback saat pria pertama memutuskannya, Joo Yeon menangis sedih bertanya kenapa pria itu begitu tega memutuskannya. Pria itu dengan santainya mengatakan bahwa ia ingin putus karena hal yang paling disukainya di dunia ini adalah musik rock bukan wanita.
"Ketika hubungan pertamaku berakhir, kukira langit akan runtuh. Begitupun dengan yang kedua"

Saat pria kedua memutuskannya, Joo Yeon menangis mengatakan bahwa ia bersedia menunggu pria itu kembali dari studinya di luar negeri tetapi pria itu dengan romantisnya mengatakan bahwa ia tidak mau mengikat Joo Yeon hanya karena ia mencintai Joo Yeon.
"Aku pasti akan menunggumu, sunbae" kata Joo Yeon
"Aku masih harus wamil setelah selesai kuliah di luar negeri" kata si sunbae
Joo Yeon tetap ngotot bahwa ia tidak mempermasalahkan hal itu, ia pasti akan terus menunggunya. Pria itu langsung memeluknya dan menyuruh Joo Yeon untuk mencari pria lain yang lebih baik, berkencan dan menikah.
"Aku tidak mau kau melihat punggungku" kata si sunbae
Si sunbae lalu menyuruh Joo Yeon untuk masuk ke rumahnya dan walaupun sedih, Joo Yeon menuruti si sunbae dan berlari masuk ke rumahnya.
Namun beberapa saat kemudian, Joo Yeon berlari keluar rumahnya untuk berteriak pada si sunbae bahwa dia tidak mau mencari pria lain dan tidak mau menikah dan ia akan terus menunggu si sunbae kembali.
"Aku tidak bisa menemukan orang lain yang sepertimu. Tidak mungkin akan ada pria lain yang sebaik dirimu sunbae. Tidak apa-apa kan jika aku menunggumu sunbaenim?" Teriak Joo Yeon sambil menangis
"Kau tidak perlu merasa terbebani! Aku ingin menunggumu karena aku sendiri yang mengingiiin... kannyaa..." Teriakan Joo Yeon menjadi semakin melemah saat ia menyadari bahwa si sunbae itu ternyata sudah pergi.
Joo Yeon langsung celingukan mencari keberadaan si sunbae, tapi sayangnya si sunbae sudah tidak terlihat dimanapun. 
Joo Yeon lalu berlari untuk mencari keberadaan si sunbae. Dan saat ia menemukan si sunbae, Joo Yeon langsung terdiam di tempatnya, memandang sedih pada si sunbae yang sedang makan jajanan pinggir jalan dengan sangat lahap tanpa terlihat sedih sama sekali.
Joo Yeon bernarasi "Aku melihat punggung yang tidak ingin dilihatkannya padaku. Ketika aku hancur dalam kesedihanku, dia malah mengisi perutnya dengan odeng. Sebulan kemudian barulah aku tahu bahwa ia telah berbohong tentang studinya ke luar negeri. Dan setelah perpisahan itu, aku menyadari bahwa dasar utama dalam sebuah hubungan yaitu cinta dan perpisahan hanyalah permainan perasaan"
Saat Joo Yeon sedang berjalan-jalan, ia melihat sebuah acara TV dimana di acara itu Oh Se Ryeong sedang diwawancara tentang semua cincin pasangan yang merupakan hadiah dari semua mantan pacarnya.
Se Ryeong mengatakan bahwa walaupun semua pria pergi tetapi cincin pemberian mereka masih tertinggal dan sekarang ia telah menjual semua cincin-cincin itu dengan harga tinggi, Se Ryeong bahkan berterima kasih pada semua mantannya yang telah memberinya cincin dan berjanji bahwa ia akan menggunakan uang yang ia dapat dari menjual cincin itu dengan baik.
"Oh Se Ryeong. Dia orang yang dulunya kuanggap teman. Jika aku menyerah akan cinta seperti ini, aku takut suatu saat nanti aku menjadi wanita sepertinya. Aku tidak mau menjadi seperti Oh Se Ryeong"
Perpisahannya yang kelima, adalah saat Se Ryeong keluar dari mobil pacarnya dengan marah karena ternyata pacarnya hendak mengajaknya masuk ke sebuah motel. Se Ryeong bertanya dengan kesal pada pacarnya apakah dia tidak punya tempat lain untuk dituju selain motel.
"Kalau kau mau makan pizza sekalian saja kita makan didalam (motel)" bujuk pacarnya Joo Yeon
Joo Yeon langsung tersenyum sinis mendengarnya "Kita putus saja"
Pria itu langsung berusaha untuk membujuk dan merayu Joo Yeon. Tetapi Joo Yeon langsung berteriak marah pada pria itu karena yang dipikirkan pria itu ternyata hanya tidur bersamanya.
Teriakan Joo Yeon membuat orang-orang yang berlalu lalang keluar masuk motel memperhatikan mereka sampai membuat pria itu tidak nyaman dilihat orang seperti itu.
"Sebaiknya kita masuk dan bicara didalam saja" bujuk pria itu sambil berusaha memeluk Joo Yeon
Joo Yeon langsung menampik tangan pria itu "Apa kau tidak dengar, aku bilang kita putus saja"
"Baiklah, baiklah" ujar pria itu sambil berusaha memeluk Joo Yeon lagi
"Sudah kubilang aku tidak mau" teriak Joo Yeon
"Baiklah, aku akan putus denganmu. Tapi karena kita sudah disini... sebaiknya kita lakukan sekali saja. Ayo kita tidur bersama sekali saja. Aku akan melakukan yang terbaik" pintah pria itu
Saat itu, Joo Yeon tiba-tiba teringat pada Se Ryeong yang telah menjual cincin pasangannya. 
"Bagaimana kau akan bersikap baik padaku?" tanya Joo Yeon
"Aku akan memberimu segalanya" rayu pria itu
Akhirnya walaupun Joo Yeon tidak ingin menjadi seperti Se Ryeong, ia menyadari bahwa sekarang ia telah menjadi seperti Se Ryeong dengan memenuhi keinginan terakhir pria itu sebelum mereka benar-benar berpisah dengan masuk ke dalam motel.
Sejak saat hubungan cintanya yang kelima berakhir, Se Ryeong tidak pernah lagi menjalani hubungan cintanya yang lain dengan gairah. Sejak saat itu, setiap kali ia putus cinta, Se Ryeong tidak pernah menangis.
Kembali ke masa kini di restoran, setelah memakan es krimnya, Joo Yeon pergi dengan keluar restoran dengan angkuh saat tiba-tiba saja  seorang kasir menghentikannya dan memberitahunya bahwa pria yang bersamanya tadi pergi tanpa membayar bonnya.
"APA?" teriak Joo Yeon
Joo Yeon langsung berjalan ke kasir dengan kesal. Saat ia mengeluarkan kartu kreditnya, ia langsung marah-marah pada si kasir karena dia melihat pria itu pergi tapi dia tidak menghentikan pria yang seharusnya membayar bonnya. 
Si kasir meminta maaf dan walaupun kesal pada akhirnya Joo Yeon harus tetap menyerahkan kartu kreditnya. Joo Yeon menjadi semakin kesal saat ia melihat harga makanannya ternyata sangat mahal. Saat itu Joo Yeon menyadari sesuatu bahwa saat suatu hubungan putus, maka ia yang harus pergi terlebih dahulu. 
Joo Yeon berjalan keluar restoran saat hujan salju pertama turun "Aku tidak mengerti. Ada hal-hal yang ingin kutanyakan. Tapi tidak kutanyakan. Hanya ada satu alasan untuk semua perpisahan. Gairah cinta sudah berakhir"
Woo Young keluar dari kantor dan saat ia melihat salju pertama turun, ia langsung selca dengan latar hujan salju lalu menguploadnya ke twitter. Di twitter itulah, Woo Young melihat sesuatu yang mengejutkannya, ia melihat foto update-an seorang rekan kerja lain yang sedang minum-minum dengan Jung Ho, rekan kerja itu mengatakan bahwa Jung Ho baru saja putus.
Woo Young langsung menghubungi Hee Jae dan Min Jung untuk mengabarinya berita heboh ini. Hee Jae yang saat itu sedang bermesraan dengan pacarnya di motel langsung kaget karena ternyata acara makan malam itu bukan lamaran tapi perpisahan. Min Jung dan Hee Jae jadi bingung lalu bagaimana dengan kalungnya, siapa yang memakai kalung itu.
Hee Jae yang terlalu berkonsentrasi pada berita heboh itu, hampir saja melupakan kegiatannya dengan sang pacar sampai membuat sang pacar langsung mengambil ponsel Hee Jae dan membujuknya untuk melupakan pekerjaannya saat mereka sedang bersama, apalagi mereka hanya sanggup membayar motel sebulan sekali. Hee Jae akhirnya menuruti sang pacar dan kembali melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda.
Sementara Min Jung di rumahnya sedang asyik berchatting ria di internet dengan seorang pria. Pria itu mengatakan bahwa ia ingin bertemu secara langsung dengan Min Jung dan Min Jung lansung mengajaknya untuk bertemu di sebuah kamar hotel. 
Min Jung mengatakan pada pria itu bahwa berkencan itu menyebalkan dan pernikahan itu jauh lebih buruk, ia lebih suka sendirian dan tidak diganggu. Terlebih lagi dia tidak mau bersilangan takdir dengan seseorang.
Saat Joo Yeon hendak menyeberang jalan, Joo Wan meneleponnya dan memberitahunya bahwa salju pertama tahun ini telah turun lalu bertanya pada Joo Yeon apakah Joo Yeon tidak mau bertemu dengannya sekarang.
"Di hari seperti ini bukankah seharusnya kau bersama seseorang yang kau cintai?"
"Aku sudah tahu apa artinya 'muak'" kata Joo Wan
"Kalau kau tahu tidak seharusnya kau meneleponku"
"Kau sudah berubah, Shing Shing. Aku telah memikirkannya baik-baik tentang kenapa Shing Shing berubah menjadi wanita seperti ini. Tadi siang kau mengatakan bahwa kau memiliki seseorang yang kau cintai. Tapi itu semua cuma kebohongan. Jika kau memiliki seseorang yang kau cintai dan jika kau dicintai oleh seseorang maka kau akan menjadi seseorang yang menghargai semua kenangan. Karena itulah jika sekarang kau punya pacar maka sebaiknya kau putus dengannya. Karena itu bukan cinta yang sebenarnya"
Saat mendengarnya, Joo Yeon langsung berhenti di tengah jalan dan menangis tetapi dia tidak mengatakan apapun. Joo Wan mengatakan bahwa walaupun Joo Yeon tidak mau bertemu dengannya, mereka akan tetap bertemu nanti karena Joo Wan selalu memenuhi janjinya. Joo Wan melihat catatan alamat Joo Yeon yang ia tempel di kaca.
"Aku kan sudah pernah bilang kalau aku akan datang mencarimu. Sampai jumpa Shing Shing"
Setelah memutuskan hubungan teleponnya, Joo Yeon terdiam di tengah-tengah jalan raya memandang langit bersalju dan merenungkan perkataan Joo Wan barusan.
Joo Yeon lalu mendatangi rumah Tae Yoon dan saat Tae Yoon membuka pintu, Joo Yeon langsung masuk tanpa permisi. Joo Yeon mengatakan bahwa ia tidak memiliki tempat lain untuk dituju. 
"Walaupun begitu, apa kau harus datang kesini di jam segini? Bagaimana jika aku sedang bersama wanita?" protes Tae Yoon
"Aku tahu kau tidak punya kekasih" ujar Joo Yeon sambil dengan santainya mengambil sebuah botol wine dari lemari kaca dan 2 gelas kosong dari laci dapur seolah rumah itu seperti rumahnya sendiri.
Tae Yoon langsung terkejut dengan botol wine yang dikeluarkannya karena wine itu harganya sangat mahal. Saat Tae Yoon hendak memasukkan botol itu kembali ke lemari kaca, Joo Yeon langsung memberitahunya bahwa ia baru saja dicampakkan.
"Bahkan setelah dia menciumku, dia memutuskanku. Bagaimana menurutmu?" tanya Joo Yeon pada Tae Yoon
Tae Yoon lalu menyerahkan botol wine-nye kembali ke Joo Yeon "Inilah pendapatku, ayo minum"
Mereka lalu duduk bersama di sofa sambil minum wine dan nonton stasiun TV home shopping. Mereka berbincang dan mengomentari produk yang dijual di home shopping itu. Joo Yeon berterima kasih pada Tae Yoon yang telah membantunya melupakan kejadian dia dicampakkan oleh seorang pria.
Keesokan harinya, Hee Jae berlari menghampiri Min Jung dan Woo Young dengan terburu-buru untuk memberitahu mereka bahwa Joo Yeon sudah datang. Min Jung penasaran bagaimana mood-nya Joo Yeon saat ini tetapi sebelum Hee Jae sempat menjawab, Joo Yeon datang dan menyapa mereka dengan riang.
"Selamat pagi, apa kalian tahu apa yang sedang kubawa? Undangan pesta perayaan ulang tahun ke-2 merek yang diluncurkan Michael Jang" teriak Joo Yeon sambil mengeluarkan beberapa undangan pesta pada rekan-rekan kerjanya
Min JUng, Hee Jae, dan Woo Young langsung berkumpul dengan penuh semangat untuk melihat undangan pesta  yang akan diadakan malam ini tersebut. 
Rekan-rekan kerjanya Joo Yeon semakin senang karena di undangan itu disebutkan bahwa Allen Joo akan menjadi DJ-nya. Dan saat mendengar nama itu, Joo Yeon hanya memandang mereka dengan tatapan bingung.
"Siapa dia?" tanya Joo Yeon
Rekan-rekan kerjanya langsung melongo karena Joo Yeon tidak tahu tentang Allen Joo sang composer musik yang jenius bahkan lagunya pernah masuk ke sepuluh besar chart Billboards. Joo Yeon mencoba mengingatnya tetapi dia tetap tidak tahu siapa itu Allen Joo.
Malam harinya, Joo Yeon dan rekan-rekan kerjanya berdansa di pesta. Daan saat itulah, Joo Wan yang sedang ber-DJ melihat Joo Yeon. Joo Wan terus memperhatikannya dan saat ia mulai curiga bahwa wanita itu Joo Yeon, ia langsung pergi mencari Joo Yeon. 
Joo Wan menemukan Joo Yeon sedang minum-minum di bar bersama teman-temannya, ia langsung tersenyum melihat Joo Yeon. 
Woo Young melihat bahwa Joo Wan sedang memandang ke arah mereka dan Min Jung langsung melempar tatapan menggoda pada Joo Wan sama sekali tidak menyadari siapa yang sebenarnya sedang dilihat oleh Joo Wan. Hee Jae-lah yang pertama kali menyadari bahwa Joo Wan sedang melihat Joo Yeon.
"Seleranya tinggi" kata Joo Yeon dengan bangganya sambil tersenyum menggoda pada Joo Wan.
Min Jung dan Hee Jae langsung mengingatkannya tentang putus cintanya yang baru saja terjadi tadi malam dan seharusnya saat ini Joo Yeon masih bersedih karena putus cinta.
"Ketika kau membeli sepatu baru, apa kau akan pergi dengan bertelanjang kaki? Kau pastinya pergi dengan mengenakan sepatu lamamu" ujar Joo Yeon.
Joo Wan lalu berjalan menghampiri Joo Yeon tetapi langkahnya terhenti oleh Se Ryeong yang menghentikannya dan membawakanya minuman. Saat melihat kehadiaran Se Reyong, senyum Joo Yeon seketika menghilang. Rekan-rekan kerja Joo Yeon mulai menggosipkan Se Ryeong yang katanya saat di sekolah dulu terkenal dengan sebutan 'cup ramen'.
Hee Jae tidak mengerti apa maksudnya maka Min Jung menjelaskan bahwa ada gosip yang mengatakan bahwa waktu sekolah dulu, Se Ryeong sering mengirim pesan pada para pria untuk mengundang mereka makan ramen di rumahnya. Tetapi tidak mungkin para pria itu hanya makan ramen di rumah Se Ryeong.
Saat Se Ryeong berpaling melihat Joo Yeon dan rekan-rekan kerjanya, Woo Young melihat bahwa Se Ryeong sedang memakai kalung yang sama yang ia lihat dibeli oleh Jung Ho. hah? jangan-jangan Se Ryeong selingkuhannya Jung Ho?!
Se Ryeong memberitahu Joo Wan bahwa Joo Yeon adalah teman sekelasnya saat SMA dan kuliah. Joo Yeon lalu berjalan menghampiri mereka untuk membenarkan perkataan Se Ryeong barusan.
"Kau benar tentang sekelas, tapi kita bukan teman. Bahkan sekalipun kau memberikan bibirmu ke semua orang, kau seharusnya bicara yang benar" ujar Joo Yeon sengit
"Benar, kita dulu pernah menjadi teman. Sekarang, kau hanya teman sekelas yang kukenal. Tapi kenapa wajahmu berubah menjadi sekeras itu? Kau terlihat tidak bersemangat" balas Se Ryeong tak kalah sengitnya
"Biasanya aku tidak seperti ini, tapi wajahku pasti mengeras setelah melihatmu. Ketika aku melihat orang yang terlihat tidak manusiawi, wajahku cenderung mengeras seperti ini. Karena... aku orang yang lugu dan naif"
"Apa kau tidak senang bertemu denganku?"
"Lalu apa kau senang bertemu denganku?"
"Kenapa juga harus tidak senang? Sudah lama kita tidak bertemu"
"Benar, kau pasti senang bertemu denganku, karena kau adalah orang gampangan"
Joo Yeon lalu berpaling pada Joo Wan dan bertanya apakah Joo Wan mengerti maksud orang gampangan.
"Tidak, tapi aku tahu bahwa kau adalah orang yang kasar dan mudah tersinggung" ujar Joo Wan pada Joo Yeon
Joo Wan berkata dalam hatinya bahwa Shing Shing tidak mungkin sudah berubah sebanyak ini. Joo Wan yakin bahwa wanita didepannya ini pasti hanyalah wanita yang mirip Shing Shing. Sementara Se Ryeong dan Joo Yeon masih melanjutkan pertarungan mulut mereka.
"Jadi, apa kau bahagia hidup sekeras ini?" tanya Se Ryeong
"Seharusnya akulah yang bertanya. Apa kau bahagia hidup seperti ini?" 
Joo Yeon lalu berpaling untuk memandang Joo Wan dan Se Ryeong memberitahu Joo wan bahwa sepertinya Joo Yeon sedang bertanya pada Joo Wan apakah Joo Wan bahagia berkencan dengan Se Ryeong. Dan sebagai jawabannya, Joo Wan langsung mencium kening Se Ryeong. Joo Yeon langsung tertawa sinis dan mendoakan semoga mereka bahagia, lalu pergi.
Setelah Joo Yeon pergi, Joo Wan bertanya pada Se Ryeong apakah dia pernah melakukan kesalahan pada wanita itu. Se Ryeong tidak menjelaskan apapun dan hanya berkata.
"Dia menjalani hidupnya dengan kesusahan, Shin Joo Yeon"
Joo Wan langsung kaget mendengar nama itu "Kau bilang siapa nama wanita itu?"
"Shin Joo Yeon"
Akhirnya Joo Wan menyadari bahwa wanita barusan adalah Shing Shing.
Joo Wan lalu menyusul Joo Yeon keluar tetapi Joo Yeon sudah pergi naik taksi, Joo Wan berusaha mengejar taksinya tapi terlambat. 
Sementara itu didalam taksi, Joo Yeon berusaha menahan air matanya.
"Wanita itu... adalah Shing Shing"



Tidak ada komentar :

Posting Komentar